Latar Belakang Tingkat pencemaran perairan Waduk Cirata, Jawa Barat: pengaruh sungai dan keramba jaring apung (KJA)

1 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Waduk Cirata merupakan salah satu dari tiga waduk kaskade yang ada di Provinsi Jawa Barat. Letaknya diantara Waduk Saguling bagian hulu dan Waduk Ir.H. Djuanda bagian hilir. Waduk Cirata dibangun di Daerah Aliran Sungai Citarum DAS dengan luas 6200 ha, kedalaman maksimum 106 m, dan terletak pada ketinggian 223 m di atas permukaan laut. Area genangan meliputi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, Bandung Barat, dan Purwakarta. Waduk Cirata dibangun pada tahun 1987 yang diawali dengan proses penggenangan selama satu tahun. Pembangunan Waduk Cirata bertujuan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik Jawa-Bali. Pemanfaatan Waduk Cirata semakin berkembang meliputi usaha budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung KJA, perikanan tangkap, wisata, dan transportasi. Pemanfaatan tersebut memberikan pengaruh pencemaran dan menurunnya kualitas air Waduk Cirata. Buruknya kualitas air dapat memberikan dampak negatif terhadap aktivitas yang ada di dalam waduk seperti kematian masal ikan budidaya KJA dan korosivitas pada peralatan turbin PLTA. Isu yang berkembang saat ini mengenai sumber pencemaran Waduk Cirata adalah dari limbah pakan KJA yang jumlahnya telah melebihi daya dukung yang telah ditetapkan, namun Waduk Cirata juga menerima masukan dari berbagai sungai. Terdapat sekitar 15 sungai yang bermuara di Waduk Cirata. Sungai tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi kualitas air dan pencemaran di Waduk Cirata. Kondisi ini diperparah dengan tercemarnya DAS Citarum yang memungkinkan untuk memberikan pengaruh terhadap kondisi kualitas air di Waduk Cirata. Menurut Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC 2011, Waduk Cirata telah mengalami kerusakan yang cukup parah karena secara tidak langsung menerima masukan berbagai macam limbah sepanjang DAS Citarum. Sumber pencemaran sepanjang DAS Citarum berasal dari buangan limbah domestik, kegiatan industri, dan limpasan run off dari lahan pertanian. Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran seperti meningkatnya 2 kandungan unsur hara, bahan organik, dan logam berat di perairan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian terhadap tingkat pencemaran perairan pada beberapa muara sungai serta zona pemanfaatan di Waduk Cirata, sehingga dapat diidentifikasi sumber pencemaran yang menyebabkan kondisi perairan Waduk Cirata semakin memburuk.

1.2. Perumusan Masalah