12
3.2.1. Data primer
Data primer didapat dengan menggunakan metode survei lapangan dan pengambilan contoh. Pengambilan contoh dilakukan bersama tim dari BPWC
sebanyak 7 stasiun pengamatan. Data yang diambil meliputi parameter fisika, kimia, dan biologi air. Beberapa parameter kualitas fisika dan kimia diukur secara
langsung in situ dan parameter yang lain dianalisis di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Padjajaran, Bandung.
3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data parameter kualitas air fisika, kimia, dan biologi Waduk Cirata selama lima tahun terakhir mulai tahun
2007 periode 1 sampai tahun 2011 periode 4. Data tersebut merupakan hasil pemantauan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC setiap
tiga bulan. Pemantauan kualitas air dilakukan empat kali dalam setahun. Periode pertama mewakili bulan Januari-Februari, periode kedua mewakili bulan April-
Mei, periode ketiga mewakili bulan Juli-Agustus, dan periode keempat mewakili pada akhir tahun yaitu bulan Oktober-November.
3.3. Penentuan Stasiun
Penentuan stasiun secara horizontal sebanyak tujuh titik pengamatan dengan tiga kedalaman di perairan waduk. Distribusi horizontal diamati pada inlet muara
sungai, tengah waduk zona pemanfaatan KJA, dan outlet waduk sebelum turbin PLTA. Penentuan posisi dari lokasi pengambilan contoh dilakukan
dengan GPS Global Positioning System Receiver Garmin Vista C. Koordinat pengambilan contoh dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengamatan secara vertikal dilakukan pada tiga kedalaman, yaitu permukaan, kedalaman 5 meter, dan kedalaman dekat dasar. Hal ini dilakukan
agar contoh dapat mewakili berbagai lapisan pada setiap kedalaman. Lapisan permukaan menggambarkan kondisi kualitas air pada lapisan eufotik atau lapisan
yang masih mendapatkan banyak cahaya matahari. Secara fungsional, lapisan permukaan dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas seperti KJA, wisata, dan
13 transportasi. Lapisan kedalaman 5 meter menggambarkan kondisi kualitas air
pada lapisan batas kedalaman jaring KJA. Lapisan kedalaman dekat dasar diambil 2-3 meter di atas dasar menggambarkan kondisi kualitas air pada lapisan
yang sudah tidak lagi mendapatkan cahaya. Tabel 1. Nama dan koordinat stasiun pengamatan
Stasiun Nama lokasi
Lintang Selatan Bujur Timur
Kedalaman
1A Muara Citarum
107
o
17’46,5” 06
o
47’13,7” 30 m
1B Muara Cisokan
107
o
16’61,7” 06
o
46’01,6” 22 m
1C Muara Cibalagung
107
o
15’33,4” 06
o
44’42,6” 10 m
1D Muara Cikundul
107
o
14’73,7” 06
o
44’23,2” 3 m
2 Tengah Waduk Cirata
107
o
16’61,7” 06
o
43’70,2” 60 m
3 Batas zona Pemanfaatan
107
o
19’70,7” 06
o
42’40,4” 70 m
4 Outlet Waduk Cirata
107
o
20’72,7” 06
o
41’50,1” 65 m
3.4. Pengukuran kualitas air
Pengukuran parameter kualitas air fisika, kimia, dan biologi dilakukan secara in situ langsung di lapangan dan ex situ di laboratorium. Parameter-
parameter yang diukur secara in situ adalah DO, pH, CO
2
, TDS, DHL, dan suhu. Alat yang digunakan di lapangan terdiri atas Van Dorn water sampler,
thermometer, Secchi disc, conductivity meter, pH meter, botol Winkler, dan alat titrasi, sedangkan parameter yang lainnya diukur di laboratorium. Contoh air
yang digunakan untuk pengukuran ex situ sebelumnya dilakukan penangan. Alat dan instrumen yang digunakan di laboratorium antara lain alat gelas, turbidimeter,
BOD inkubator, single beam spectrophotometer, dan Atomic Absorption Spectrophotometer AAS Model Simadzu AA-6300. Pengukuran parameter
kualitas air fisika, kimia, dan biologi mengikuti standar pengukuran kualitas air Standar Method For Examination Water and Wastewater APHA 1989 dan SNI
tahun 1990 pada Tabel 2.
3.5. Analisis Data