relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan.
Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut:
RSD =
100 ×
X SD
Keterangan:
−
X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi
RSD = Relative Standard Deviation
3.5.10 Analisis Data Secara Statistik
Menurut Gandjar dan Rohman 2007, kadar timbal dan kadmium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis
secara statistik dengan metode standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SD = 1
- n
X -
Xi
2
∑
Keterangan: Xi = Kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel
n = Jumlah pengulangan Kadar timbal dan kadmium yang diperoleh dari hasil pengukuran
masing-masing keenam larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji Q. Untuk mengetahui data ditolak atau diterima dilakukan dengan uji Q
yang dapat dihitung dengan rumus: Q
hitung
= terendah
Nilai tertinggi
Nilai terdekat
yang Nilai
dicurigai yang
Nilai −
−
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gandjar dan Rohman 2007, hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q pada Tabel 3.1, apabila Q
hitung
Q
kritis
maka data tersebut ditolak.
Tabel 3.1 Nilai Q
kritis
pada Taraf Kepercayaan 95
Menurut Sudjana 2005, untuk menentukan kadar timbal dan kadmium di dalam sampel dengan interval kepercayaan 95,
α = 0,05, dk = n-1, dapat di gunakan rumus:
µ = X ± t
½ α,dk
x SD √n
Keterangan : µ = Interval kepercayaan X = Kadar rata-rata sampel
t = Harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = Tingkat kepercayaan
SD = Standar deviasi n = Jumlah pengulangan
Banyak Data Nilai Q
kritis
4 0,831
5 0,717
6 0,621
7 0,570
8 0,524
Universitas Sumatera Utara
3.5.11 Pengujian Beda Nilai Rata-rata
Menurut Sudjana 2005, sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan varians
σ tidak diketahui sehingga dilakukan uji F untuk mengetahui apakah varians
kedua populasi sama σ
1
= σ
2
atau berbeda σ
1
≠ σ
2
dengan menggunakan rumus:
F =
�
1 2
�
2 2
Keterangan : F = Beda nilai yang dihitung
S
1
= Standar deviasi sampel 1 S
2
= Standar deviasi sampel 2 Apabila dari hasilnya diperoleh F
o
tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
t
o
=
�
1−
�
2
�� �1�
1
+ 1�
2
Sp
= �
�
1−
1�
1 + 2
�
1−
1�
2 2
�
1
+ �
2
−2
Keterangan: X
1
= Kadar rata-rata sampel 1 X
2
= Kadar rata-rata sampel 2 Sp = Simpangan baku
n
1
= Jumlah pengulangan sampel 1 n
2
= Jumlah pengulangan sampel 2 S
1
= Standar deviasi sampel 1 S
2
= Standar deviasi sampel 2
Universitas Sumatera Utara
Dan jika F
o
melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
t
o
=
�
1−
�
2
�� ��
1 2
�
1
+ �
2 2
�
2
Keterangan: X
1
= Kadar rata-rata sampel 1 X
2
= Kadar rata-rata sampel 2 Sp = Simpangan baku
n
1
= Jumlah pengulangan sampel 1 n
2
= Jumlah pengulangan sampel 2 S
1
= Standar Deviasi sampel 1 S
2
= Standar Deviasi sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t
o
yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kualitatif