II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Temulawak
1. Botani Tanaman Temulawak
Temulawak Curcuma xanthorriza Roxb merupakan salah satu tanaman obat dari suku temu-temuan Zingiberaceae. Tanaman ini termasuk ke dalam
tanaman tahunan dan tumbuh secara liar di beberapa pulau Indonesia, antara lain Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Selain dikenal dengan nama temulawak, tanaman
ini memiliki beberapa nama daerah seperti koneng gede Sunda, temo lobak Madura Hyne, 1950 di dalam Sidik et al, 1995, tommo Bali, tommon
Sulawesi Selatan, dan di Ternate dengan nama karbanga Gunster, 1943 di dalam Sidik et al, 1995. Menurut Rukmana 1995 kedudukan tanaman
temulawak dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut. kingdom
divisi sub divisi
kelas ordo
family genus
spesies :
: :
: :
: :
: Plantae
Spermatophyta Angiospermae
Monocotyledonae Zingiberales
Zingiberaceae Curcuma
Curcuma xanthorriza ROXB Secara lebih lanjut Rukmana 1995 menjelaskan bahwa temulawak termasuk
tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Batang tanaman temulawak adalah batang semu yang merupakan metamorphosis atau penjelmaan dari daun tanaman
dengan tinggi mencapai 2 – 2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman anakan, dan tiap tanaman memiliki 2 – 9 helai daun. Daun
tanaman berbentuk panjang dan agak lebar. Lamina daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Lebar helaian daun temulawak adalah ±18 cm dengan
panjang daunnya 50-55 cm, tiap helaian daun melekat pada tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur
Perbungaan temulawak bersifat lateral. Tangkai bunga ramping dan berbulu dengan panjang 4 – 37 cm. Bunga berbentuk bulir, bulat memanjang yang
panjangnya dapat mencapai 23 cm. Bunga tanaman ini memiliki banyak daun pelindung yang panjangnya melebihi atau terkadang sebanding dengan panjang
mahkota bunga. Mahkota bunga berwarna putih sampai kuning dan bagian ujungnya berwarna merah dadu atau merah. Bunga temulawak memiliki benang
sari dan putik sehingga setelah terjadi fruitset maka akan terbentuk buah. Buah yang terbentuk merupakan buah yang berbulu dengan panjang 2 cm Anonim,
2002. Bunga temulawak dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bunga Tanaman Temulawak
Menurut Ramlan 1985 di dalam Sidik et al 1995, temulawak memiliki rimpang induk yang berbentuk membulat, kemudian dari rimpang induk ini
keluar rimpang kedua rimpang cabang yang berukuran lebih kecil, tumbuhnya ke arah samping dengan berbentuk bermacam-macam. Rukmana 1995
menambahkan, tiap tanaman memiliki rimpang cabang antara 3 – 4 buah. Warna kulit rimpang temulawak adalah kuning kotor. Warna daging rimpang adalah
kuning, dengan cita rasanya pahit, berbau tajam, serta keharumannya sedang. Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman ±16 cm. tiap rumpun tanaman
temulawak umumnya memiliki enam buah rimpang dan lima buah rimpang muda. Sebagai ilustrasi, Gambar rimpang temulawak dapat dilihat pada Gambar
2. Sistem perakaran tanaman temulawak termasuk akar serabut. Akar-akarnya melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar 25 cm dan letaknya
tidak beraturan Rukmana, 1995.
Gambar 2. Rimpang Temulawak
2. Kandungan Kimia Rimpang Temulawak