Produksi Hasil Tangkapan Analisis Perikanan Tangkap Pasca Tsunami di Pangandaran Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

5.3 Produksi Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan yang diproduksi oleh alat tangkap yang beroperasi di perairan Pangandaran dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi, hal tersebut dapat dilihat dari produksi hasil tangkapan tahun 2005­2007. Tabel 14 Volume produksi hasil tangkapan per alat tangkap di Pangandaran Tahun Volume Produksi Ton Trammel net Gillnet monofilament Gillnet multifilament Pancing rawai Jaring dogol 2005 13,04 196,14 65,66 74,62 172,86 2006 12,31 99,59 131,25 89,97 138,34 2007 13,97 279,91 67,00 91,29 95,25 Sumber : TPI Pangandaran, diolah kembali 2008 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 alat tangkap yang paling produktif adalah jaring gillnet monofilament dan jaring dogol hal ini disebabkan alat tangkap tersebut merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Pangandaran. Pada tahun 2006 produksi alat tangkap gillnet monofilament dan jaring dogol mengalami penurunan yang drastis, hal ini disebabkan oleh bencana tsunami yang terjadi pada pertengahan bulan Juli 2006 yang melanda Pangandaran dan sekitarnya. Akibat dari bencana itu nelayan Pangandaran tidak melaut selama 4 bulan karena alat tangkap yang biasa digunakan mengalami kehancuran dan hilang karena tsunami. Menurut Nurhaeti A 2002, diacu dalam Simbolon 2008, hasil tangkapan ikan bawal putih banyak didaratkan saat bulan September sampai bulan November atau disebut musim peralihan II dan pada bulan Desember sampai bulan Februari atau disebut musim barat. Sedangkan pada musim peralihan II itu nelayan tidak melaut, hal ini menjadi penyebab menurunnya hasil tangkapan gillnet monofilament karena jenis alat tangkap ini banyak menghasilkan ikan bawal putih. Hasil tangkapan alat tangkap gillnet multifilament mengalami peningkatan pada tahun 2006. Berdasarkan informasi dari TPI Pangandaran, produksi hasil tangkapan alat itu meningkat saat sebelum terjadi tsunami. Pasca tsunami pemerintah memberikan bantuan diantaranya alat tangkap jaring gillnet monofilament maka pada tahun 2007 produksi hasil tangkapan gillnet monofilament mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Alat tangkap tersebut merupakan alat tangkap yang paling produktif, hal ini dikarenakan sangat banyaknya alat tangkap tersebut yang beroperasi. Tabel 15 Pertumbuhan produksi hasil tangkapan di Pangandaran 2005­2007 Tahun Produksi Ton pertumbuhan 2005 522,31 ­ 2006 471,46 ­9,74 2007 547,42 13,88 Sumber : TPI Pangandaran diolah kembali 2008 Berdasarkan tabel pertumbuhan produksi hasil tangkapan dari tahun 2005 sampai 2007, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 mengalami penurunan produksi hasil tangkapan sebesar 9,74 hal ini disebabkan karena bencana tsunami pada bulan Juli 2006 dan tidak aktifnya nelayan untuk melakukan operasi penangkapan selama empat bulan pasca tsunami. Dengan adanya program bantuan dari pemerintah berupa alat tangkap, perahu, mesin motor tempel, rumpon, dan sebagainya, maka pada tahun 2007 produksi hasil tangkapan mengalami peningkatan sebesar 13,88 . Tabel 16 Produktivitas hasil tangkapan per alat tangkap di Pangandaran Tahun Produktivitas KgUnit Trammel net Gillnet monofilament Gillnet multifilament Pancing rawai Jaring dogol 2005 138,72 327,99 472,37 877,81 1.094,05 2006 236,73 258,68 1.458,33 1.799,40 1.426,19 2007 268,65 209,36 215,43 1.074,00 981,96 Alat tangkap pancing rawai dan jaring dogol merupakan alat tangkap yang mempunyai nilai produktivitas paling besar, hal ini dikarenakan jumlah alat tangkap tersebut tidak terlalu banyak sehingga mengurangi persaingan dalam hal penangkapan ikan. Pada tahun 2006 produktivitas alat tangkap gillnet multifilament mengalami peningkatan yang cukup drastis, hal ini dikarenakan pada tahun 2006 jumlah alat tangkap ini mengalami penurunan akibat bencana tsunami, sedangkan jumlah produksi hasil tangkapannya mengalami peningkatan pada waktu sebelum terjadi bencana tsunami. Produktivitas gillnet monofilament tidak mengalami perubahan secara drastis, hal ini dikarenakan sangat banyaknya jumlah alat tangkap tersebut yang dioperasikan sehingga mempengaruhi ketatnya persaingan dalam hal penangkapan ikan. Alat tangkap trammel net produktivitasnya tidak mengalami perubahan secara drastis, karena jumlah alat tangkap ini tidak terlalu banyak.

5.4 Rumpon Di Perairan Pangandaran