Dua jenis rumpon yang dikenal di Indonesia adalah rumpon laut dangkal, yang biasanya dipasang pada kedalaman kurang dari 100 m dan rumpon jenis kedua adalah
rumpon  laut  dalam  yang  dipasang  pada  kedalaman  lebih  dari  600  m,  bahkan  bisa sampai sampai 1500 m. Rumpon jenis pertama dikenal dalam perikanan pelagis kecil,
sedangkan jenis kedua pada perikanan pelagis besar Monintja dan Zulkarnain, 1995.
Menurut  Keputusan  menteri  Pertanian  No.  51KPTSIK.2501997  rumpon dibedakan  menjadi  rumpon  perairan  dasar,  rumpon  perairan  dangkal  dan  rumpon
perairan  dalam.  Rumpon  perairan  dasar  dipasang  pada  dasar  perairan  laut  sampai dengan jarak 3 mil laut yang diukur dari garis pasang surut terendah dan diatas 3 mil
12 mil diukur dari garis pasang surut terendah pada waktu air surut. Rumpon perairan dangkal ditempatkan pada kedalaman sampai 200 m lebih. Rumpon perairan dalam
adalah  alat  bantu  penangkapan  yang  dipasang  pada  kedalaman  lebih  dari    200  m Sianipar, 2003.
2.3  Unit Penangkapan Ikan yang memanfaatkan rumpon
Menurut  Baskoro  dan  Imron  2006,  alat  tangkap  yang  efektif  untuk dioperasikan  di  sekitar  rumpon  adalah  pancing  ulur  hand  line,  huhate  pole  and
line dan mini purse seine. Secara garis besar pengoperasian alat tangkap hand line dan pole and line tidak berbeda sedangkan untuk purse seine sedikit berbeda.
1 Pancing ulur hand line
Jenis  pancing  ini  terdiri  atas  seutas  tali  dengan  satu  atau  serangkaian  mata pancing.
2 Huhate pole and line
Jenis pancing ini terdiri atas seutas tali pancing dan joran dengan mata pancing dengan atau tanpa kait. Alat dioperasikan dari atas perahu kapal.
Jenis skipjack pole and line dioperasikan dengan terlebih dahulu menebarkan umpan umpan hidup. Tujuan penangkapannya adalah ikan cakalang.
Tahaptahap pengoperasian alat tangkap hand line dan pole and line Imron dan Baskoro, 2006 :
a.  Persiapan : meliputi persiapan perbekalan dan persiapan umpan
b.  Pemancingan  :  pada  pemancingan  dengan  menggunakan  hand  line pemancingan  dilakukan  di  depan  rumpon  yakni  pada  lokasi  arus  datang
menuju  rumpon.  Ikanikan  cakalang  mempunyai  kecenderungan  untuk berenang di depan rumpon. Pada pemancingan dengan menggunakan pole and
line maka apabila kapal sudah berada di lokasi rumpon maka boyboy segera berusaha  untuk  menarik  kawanan  tunacakalang  untuk  bergerak  mendekati
perahu dengan melemparkan umpan. Pada saat ikan telah memberikan respon terhadap pelemparan umpan, maka pancing harus siap dan diulurkan sehingga
kail masuk antara 010 cm ke dalam permukaan laut. Pelemparan umpan terus dilakukan penyemprotan air melalui sprayer yang ada dilambung kapal.
3 Pukat cincin purse seine Alat  penangkap  ikan  terbuat  dari  jaring  berbentuk  4  persegi  panjang  dengan
banyak  cincin  di  bagian  bawahnya.  Jenis  purse  seine  yang  umum  dioperasikan  di Indonesia tidak memiliki kantong dan ditujukan untuk menangkap gerombolan ikan
permukaan ikanikan pelagis. Pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan seluruh jaring pada gerombolan ikan. Selanjutnya bagian bawah pukat cincin ditutup
dengan menarik tali kolor sehingga berbentuk  kantong.  Operasi penangkapan dapat dilakukan  oleh  satu  atau  dua  kapal.  Lampu  atau  rumpon  sering  digunakan  untuk
membantu mengumpulkan gerombolan ikan.
Pada  penangkapan  dengan  purse  seine,  setelah  kapal  tiba  di  sekitar  rumpon maka  alat  segera  diturunkan  untuk  melingkari  gerombolan  ikan.  Penurunan  alat
dilakukan  dengan  memperhatikan  arah  angin,  arus,  arah  gerombolan  ikan dan  arah datangnya sinar matahari. Pada penangkapan ikan dengan purse seine penangkapan
dapat dilakukan baik siang hari maupun malam hari. Penangkapan pada malam hari dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa lampu yang dipasang pada rakit di
sekitar rumpon.
2.4  Hasil Tangkapan di sekitar Rumpon