Latar Belakang Analisis Perikanan Tangkap Pasca Tsunami di Pangandaran Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan Pangandaran mempunyai potensi sumberdaya hayati laut yang cukup besar. Kondisi perairan yang berhubungan langsung dengan Samudera Hindia mempengaruhi karakteristik oseanik perairan tersebut. Potensi sumberdaya ikan laut yang terdapat di perairan Pangandaran seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya perikanan yang tetap tersedia, akan terus mendukung usaha perikanan tangkap di perairan Pangandaran dalam peningkatan produksi perikanan. Sebagian besar penduduk Pangandaran mempunyai mata pencaharian pada bidang perikanan, pertanian dan industri pariwisata. Sejak terjadinya bencana tsunami yang melanda perairan Pangandaran dan sekitarnya, semua sektor­sektor penting yang berhubungan dengan perekonomian mengalami kehancuran, hal ini berdampak pada kegiatan perikanan tangkap yang menurun drastis sehingga mengakibatkan menurunnya hasil tangkapan. Pemerintah memberikan bantuan diantaranya perahu, mesin motor motor tempel, alat tangkap, rumpon, dan GPS. Bantuan tersebut ditujukan untuk mengembalikan kembali kondisi perikanan tangkap pasca tsunami. Bantuan dari pemerintah tersebut mengakibatkan terjadinya penambahan unit penangkapan ikan. Rumponisasi yang dilakukan merupakan pemasangan beberapa unit rumpon di titik­titik perairan tertentu. Hal ini diharapkan akan mengembalikan kondisi perikanan tangkap pasca tsunami. Penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan telah lama dikenal oleh nelayan Indonesia, baik rumpon laut dangkal maupun rumpon laut dalam. Rumpon merupakan alat bantu penangkapan ikan yang digunakan untuk mengumpulkan ikan. Penerapan teknologi rumpon memberikan kepastian dalam hal daerah penangkapan ikan dan hal ini diharapkan akan memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi, khususnya yang berkaitan dengan produktivitas dan efisiensi penangkapan pasca tsunami. Kepadatan ikan di sekitar rumpon perlu diketahui baik secara vertikal maupun horizontal. Kepadatan ikan secara vertikal diperlukan untuk mengetahui kedalaman dimana ikan banyak ditemukan, sehingga alat tangkap dapat dioperasikan dengan tepat. Kepadatan ikan secara horizontal diperlukan untuk mengetahui lokasi dimana ikan banyak ditemukan, sehingga dapat mengurangi waktu dan bahan bakar dalam pengejaran kelompok ikan. Hal ini diharapkan akan meningkatkan jumlah hasil tangkapan. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang alat bantu rumpon yang dimiliki nelayan, menyebabkan rumpon­rumpon yang telah dipasang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh nelayan. Sebaliknya dengan adanya rumpon, nelayan merasa dirugikan dan menimbulkan permasalahan­permasalahan yang berakibat pada perusakan rumpon yang dilakukan oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan tidak sesuainya alat tangkap yang digunakan dengan alat tangkap yang efektif digunakan di sekitar rumpon dan tidak tepatnya letak posisi rumpon yang telah dipasang. Oleh karena itu, perlu dianalisis dari segi unit penangkapan ikan yang beroperasi dan rumpon yang telah dipasang.

1.2 Tujuan