Prospek Pengembangan Unit Penangkapan Ikan dan Rumpon di Pangandaran

Pangandaran. Adanya kejadian seperti itu nelayan Pangandaran tidak hanya dirugikan oleh rusaknya jaring, tetapi nelayan itu dirugikan dengan gagalnya operasi penangkapan ikan yang berdampak pada hasil tangkapan yang menurun. Sesuai pengamatan di lapangan, permasalahan sosial ini terjadi akibat adanya ketidakharmonisan antara pihak PPI, Rukun Nelayan, dan nelayan sendiri. Berdasarkan informasi dari nelayan setempat, nelayan seringkali dirugikan dengan adanya rumpon tersebut. Upaya­upaya telah dilakukan oleh nelayan dengan cara melapor kepada Rukun Nelayan kemudian oleh Rukun Nelayan disampaikan kepada pihak PPI, akan tetapi dari pihak PPI tidak dapat memberikan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki nelayan akibat dari kekecewaan permasalahan itu beberapa nelayan yang tidak bertanggung jawab melakukan perusakan terhadap beberapa rumpon yang ada dengan cara menghilangkan tanda rumpon dan memotong beberapa bagian tali rumpon. Sehingga berdasarkan pengamatan dilapangan akibat dari perbuatan nelayan yang tidak bertanggung jawab, rumpon­rumpon itu keberadaannya sudah tidak diketahui. Oleh sebab itu, sebaiknya PPI dan Dinas Kelautan Perikanan serta Rukun Nelayan Pangandaran bekerja sama dengan cara memberikan pengarahan kepada nelayan tentang pentingnya alat bantu rumpon.

5.6 Prospek Pengembangan Unit Penangkapan Ikan dan Rumpon di Pangandaran

Prospek pengembangan unit penangkapan ikan dan rumpon di Pangandaran dilihat berdasarkan daerah penangkapan ikan dan fasilitas­fasilitas penunjang kegiatan perikanan tangkap yang menguntungkan sehingga nantinya diharapkan akan memacu berkembangnya kegiatan perikanan tangkap. 5.6.1 Daerah penangkapan ikan Daerah penangkapan ikan merupakan faktor penting dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan. Daerah perairan Pangandaran yang letaknya di selatan Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia merupakan daerah yang potensial akan sumberdaya ikan, dimana perairan Samudera Hindia merupakan daerah ruaya ikan­ikan pelagis besar. Hal ini sebetulnya sangat menguntungkan apabila disekitar perairan Pangandaran dikembangkan alat bantu rumpon. Berdasarkan data potensi lestari perikanan laut Kabupaten Ciamis tahun 2007, bahwa kabupaten Ciamis memiliki potensi lestari perikanan laut sebesar 15.468 tontahun sedangkan yang telah dimanfaatkan sebanyak 1.665,52 tontahun, sehingga baru 10,76 sumberdaya ikan yang telah dimanfaatkan. Sedangkan untuk daerah perairan Pangandaran pada tahun 2007 memiliki potensi lestari produksi perikanan laut sebanyak 7.492,27 ton sedangkan yang telah dimanfaatkan sebanyak 547,42 ton, sehingga baru 7,3 yang telah dimanfaatkan. Berdasarkan data tersebut, wilayah perairan Pangandaran belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat menjadi peluang dalam pengembangan perikanan tangkap yang nantinya diharapkan akan memperbaiki perekonomian setempat. Selama ini nelayan setempat masih memanfaatkan sekitar teluk untuk mencari daerah penangkapan ikan, hal ini tentunya karena pengaruh dari perahu nelayan yang hanya dapat menempuh jarak 5­10 mil ke arah selatan. Oleh sebab itu, sebaiknya pemerintah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan berkonsentrasi dalam pembangunan perkembangan perikanan tangkap dengan mengadakan program penambahan ukuran armada penangkapan, karena sampai sekarang ini berdasarkan data dari dinas setempat jumlah kapal yang ada dengan ukuran 5­10 GT hanya terdapat 4 unit. Selain itu juga pemerintah harus melakukan program perubahan alat tangkap ke arah pemanfaatan alat bantu rumpon. 5.6.2 Fasilitas­fasilitas yang menunjang perikanan tangkap di PPI Pangandaran Kelancaran kegiatan perikanan tangkap sangatlah tergantung pada fasilitas­ fasiltas penunjang yang tersedia, karena tanpa ditunjang dari fasilitas­fasilitas PPI kegiatan operasi penangkapan ikan akan terganggu. Pasca tsunami yang terjadi di Pangandaran dan sekitarnya, pemerintah melakukan rehabilitasi perikanan tangkap dengan memberikan bantuan berupa alat tangkap, perahu, rumpon, mesin motor tempel, dan sebagainya. Selain itu juga, pemerintah membangun sarana dan prasarana berupa gedung PPI, TPI, fasilitas air bersih, musholla, break water, dan lain sebagainya. Akan tetapi, fasilitas tersebut belum dapat dimanfaatkan oleh nelayan Pangandaran karena lokasi yang jauh dari tempat pendaratan ikan. Fasilitas tersebut merupakan sarana pendukung dalam kegiatan perikanan tangkap yang dapat dijadikan suatu modal besar untuk keberhasilan dalam pengembangan perikanan tangkap.

5.7 Rumusan Strategi Pengembangan Unit Penangkapan Ikan dan Rumpon di Pangandaran