tahun 1992 dimana curah hujan hanya 120 hari yang terendah dalam kurun waktu 1992
– 2002 sedangkan yang tertinggi terjadi pada tahun 1995 dengan 247 hari hujan. Nilai curah hujan rata-rata dan hari hujan tahunan rata-ratanya disajikan
pada Tabel 2. Sesuai tipe iklimnya, areal IUPHHK PT. Austra Byna mempunyai curah
hujan yang tinggi dengan persebaran yang hampir merata sepanjang tahun, artinya tidak terjadi musim kemarau atau bulan kering yang panjang. Jumlah hari hujan
rata-rata bulanan tertinggi terjadi dalam bulan Desember dan terendah pada bulan Agustus. Mengingat seluruh areal IUPHHK PT. Austral Byna hanya terdiri dari
satu tipe iklim yaitu A, maka tidak dilakukan pemetaan iklim terpisah melainkan satu Peta Hidrologi.
Rata-rata suhu udara tertinggi dalam kurun waktu sepuluh tahun 1992 –
2002 terjadi pada bulan Mei yakni 26,8°C Tabel 2. Secara umum daerah ini termasuk lembab, sehingga tidak rawan terhadap kebakaran hutan.
Tabel 2 Keadaan iklim di areal IUPHHK PT. Austral Byna
Bulan Curah Hujan
mm Hari Hujan
hari Suhu
°C Kelembaban
Kec. Angin knot
Januari 294
19 26,1
85 0,23
Februari 254
18 26,1
84 0,24
Maret 285
19 26,1
85 0,3
April 325
19 26,1
84 0,26
Mei 283
19 26,8
85 0,2
Juni 141
13 26,5
84 0,2
Juli 170
14 26,9
85 0,2
Agustus 105
11 26,2
83 0,23
September 159
12 26,3
83 0,26
Oktober 251
17 26,7
83 0,26
November 327
20 26,3
85 0,24
Desember 321
22 26,3
85 0,24
Jumlah 2.195
203 -
- -
Rata-rata 183
17 26,3
84,25 0,24
Sumber: Stasiun Bandara Beringin, Muara Teweh 1992 – 2002
E. Keadaan Hutan
Hutan areal IUPHHK PT. Austral Byna termasuk ke dalam hutan tropika basah dataran rendah. Bentuk vegetasinya merupakan areal hutan bekas tebangan
dan non hutan dengan luasan seperti disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Luasan bentuk vegetasi di areal IUPHHK-HA PT. Austral Byna
No Bentuk Vegetasi
Luas ha
1 Hutan Bekas Tebangan
156.091 61,10
2 Non Hutan
94.390 36,93
3 Tertutup Awan
5.049 1,97
Jumlah 255.530
100 Sumber: Fungsi dan kondisi hutan PT. Austral Byna, http:www.australbyna.co.idindex.php?
option=com_contentview=articleid=51Itemid=13 [10 Januari 2011]
F. Sosial Ekonomi
Di sekitar areal IUPHHK-HA PT. Austral Byna terdapat beberapa desa, diantaranya Desa Hajak, Desa Sabuh, Desa Kandui dan Desa Montallat.
Kecamatan-kecamatan yang terletak di dalam dan di sekitar areal PT. Austral Byna adalah Kecamatan Montallat, Gunung Timang, Teweh Timur, Teweh
Tengah, Gunung Purui dan Lahei yang termasuk Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah.
Jumlah penduduk di kecamatan-kecamatan tersebut pada tahun 2006 adalah 112.091 jiwa terdiri dari 51,75 laki-laki 57.444 jiwa dan 48,75 perempuan
54.647 jiwa yang tergabung dalam 26.296 KK. Berdasarkan luas wilayah dibanding dengan jumlah penduduk yang ada kepadatan penduduk Barito Utara
tergolong jarang, yaitu sekitar 14 orangkm
2
. Pekerjaan utama sebagian besar penduduk di sekitar IUPHHK HA PT.
Austral Byna adalah sebagai petanipeladang dengan persentase 31,56 sebanyak 35.376 jiwa.
G. Pengusahaan Hutan
Sistem pemanenan hutan yang diterapkan PT. Austral Byna adalah sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI, akan tetapi mulai tahun 2007
PT. Austral Byna juga melaksanakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII Silvikultur Intensif SILIN. Oleh karena itu, sistem
yang diterapkan di PT. Austral Byna ini ada dua sistem yaitu TPTI dan TPTII. Sistem pemanenan yang dilakukan di PT. Austral Byna adalah sistem
pemanenan secara mekanis, artinya semua kegiatan dilaksanakan dengan
menggunakan bantuan mesin. Pada RKT 2009, sistem yang digunakan yaitu TPTI Tebang Pilih Tanam Indonesia.
Kegiatan penebangan pada RKT 2009 dilaksanakan oleh dua pihak yaitu PT. Austral Byna dan mitra kerja. Petak tebang yang dikerjakan oleh PT. Austral
Byna sebanyak 34 Petak dan 6 petak sisanya dikerjakan oleh mitra kerja. Penebangan dilaksanakan oleh regu tebang yang terdiri dari satu orang
chainsawman dan satu orang pembantu helper. Setelah penebangan selesai dan sebelum dilakukan kegiatan penyaradan petak tebang tersebut akan diperiksa oleh
mandor blok produksi untuk mengetahui apakah kayu yang ditebang telah sesuai dengan yang direncanakan.
Kegiatan penyaradan di PT. Austral Byna dilakukan dengan menggunakan traktor. Pelaksanaan penyaradan dimulai dengan terlebih dahulu helper masuk ke
dalam petak tebang untuk mencari letak kayu yang sudah ditebang baru kemudian operator traktor melakukan kegiatan penyaradan kayu. Kegiatan penyaradan ini
juga sangat tergantung cuaca, hal ini disebabkan kondisi lapangan yang cukup sulit dan juga untuk menghindari pemadatan tanah serta kerusakan tegakan.
Pengangkutan dilakukan setelah penyaradan dan pemuatan. Alat angkut yang digunakan perusahaan untuk kegiatan ini adalah logging truck. Kegiatan
pengangkutan dilakukan setelah semua kayu disarad ke TPn, pengangkutan juga sangat bergantung pada cuaca dan jalan angkutan.
Jenis-jenis kayu komersial di PT. Austral Byna antara lain Balau Shorea atrinervosa, Bangkirai Shorea leavifolia, Binuang Octomeles sp, Cengal
Neobalanocarpus heimii, Jabon Anthocepalus cadamba, Kapur Dryobalanops aromatica, Kapur Naga Callopyllum soullattri, Keruing Dipterocarpus
borneensis, Kulim Scodocarpus borneensis, Melapi Shorea atrinerfosa, Meranti Tembaga Shorea leprosula, Meranti Kuning Shorea hopeifolia,
Mersawa Anisoptera curtisii, dan Nyatoh Palaquium scholaris. Kayu hasil pemanenan dialokasikan untuk kebutuhan industri sendiri yaitu industri plywood
dan sawmill.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kegiatan Penyaradan di PT. Austral Byna