2. Penerapan Kaidah RIL dalam Kegiatan Penyaradan
Pengambilan data penilaian penerapan kaidah RIL dalam kegiatan penyaradan dilakukan dengan observasi langsung ke areal bekas penyaradan pada
petak yang sama dengan sebelumnya yaitu 4 petak yang dikerjakan sendiri dan 4 petak yang dikerjakan pihak lain. Pengambilan data lapangan hanya dilakukan
pada salah satu TPn dari masing-masing petak yang dipilih berdasarkan pertimbangan letaknya yang mudah diambil untuk pengambilan data. Parameter
yang diambil untuk mengetahui penerapan kaidah RIL dalam kegiatan penyaradan, antara lain :
a. Peta perencanaan pemanenan
b. Kelengkapan regu sarad
c. Konstruksi jalan sarad
d. Kegiatan pasca pemanenan
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Pemanfaatan Hutan
Pengelolaan IUPHHK PT. Austral Byna ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian berupa Forestry Agreement FA No. FAJ080IX73 tanggal 9
April 1969 dan SK HPH No. 635KptsUmX74 tanggal 2 Oktober 1974 dengan luas 370.000 ha yang merupakan hasil penggabungan dari 2 HPH yaitu PT.
Yuling Byna Corporation dan PT. Byna Harapan. HPH PT. Yuling Byna Corporation ditetapkan berdasarkan Forestry
Agreement FA No. FAIV007IX69 tanggal 9 April 1969 dan SK HPH No. 446KptsUm1169 tanggal 13 November 1969 dengan luas 150.000 ha.
Sedangkan PT. Byna Harapan ditetapkan berdasarkan Forestry Agreement FA No. FA110047071 dan SK HPH No. 407KptsUm971 tanggal 23 September
1971 dengan luas 70.000 ha, oleh karena itu dalam SK HPH No. 635KptsUm74 ditetapkan areal HPH. PT. Austral Byna seluas 370.000 ha, yang berlaku selama
jangka waktu pengusahaan hutan 20 tahun, yaitu dari 13 November 1969 s.d. 12 November 1989. Areal tersebut dilaporkan adanya tumpang tindih dengan areal
HPH PT. Indexim Utama Corporation seluas 70.000 ha, hingga kemudian pada tahun 1975 sesuai dengan Surat Direktorat Jenderal Kehutanan No. 3162DJI75
tanggal 20 November 1975 disetujui pemisahan areal HPH. PT. Indexim Utama Corporation, sehingga luas HPH. PT. Austral Byna menjadi 300.000 ha.
Sejak tahun 1979 IUPHHK PT. Austral Byna telah berubah status dari Penanaman Modal Asing PMA menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri
PMDN, sehingga status perusahaan berubah menjadi seluruhnya modal dalam negeri sesuai dengan Undang-Undang No. 6 tahun 11968 Jo. Undang-Undang
No. 12 tahun 1970 tentang penanaman Modal Dalam Negeri. Perusahaan PMDN ini telah disetujui oleh BKPM dengan surat No. 19V1979 tanggal 3 Desember
1979. Setelah jangka pengusahaan hutan selama 20 tahun pertama 13 November
1969 s.d. 12 November 1989. PT. Austral Byna memperoleh izin perpanjangan HPHsekarang IUPHHK pada Hutan Alam berdasarkan SK Menteri Kehutanan