Penyaradan dengan Traktor Efektifitas dan efisiensi kegiatan penyaradan di IUPHHK-HA (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah)

3. Penyaradan dengan gaya berat gravitasi 4. Penyaradan dengan traktor 5. Penyaradan dengan kabel 6. Penyaradan dengan balon 7. Penyaradan dengan helikopter

C. Penyaradan dengan Traktor

Nugroho 1995, menyatakan bahwa berdasarkan alat yang dipergunakan, penyaradan dapat dibedakan menjadi : 1. Sistem manual, yang terdiri dari kuda-kuda, dipikul, dan disarad dengan hewan. 2. Sistem mekanis, yang terdiri dari traktor dan kabel. Conway 1976 menyatakan bahwa berbagai cara penyaradan yang dipilih sangat tergantung pada beberapa faktor, antara lain kerapatan tegakan dan ketebalan tumbuhan bawah. Penyaradan kayu dengan traktor saat ini banyak dipakai dimana-mana, hal ini karena traktor memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem penyaradan yang lain. Kelebihan traktor dibandingkan alat sarad lainnya Sastrodimedjo, 1992 : 1. Dibandingkan dengan tenaga hewan dan manusia, traktor dapat bekerja dalam waktu yang lama dan terus menerus pada daerah yang curam 2. Tekanan kaki manusia dewasa adalah 1,6 lbcm 2 atau 0,73 kgcm 2 sedangkan traktor berban karet hanya 0,64 lbcm 2 atau 0,29 kgcm 2 . 3. Daerah-daerah yang lembek tanahnya atau berair, dapat digunakan traktor berban besi dengan rantai lebar, yang dikenal dengan istilah Low Ground Pressure Tractor. 4. Dibandingkan dengan sistem kabel, penyaradan dengan menggunakan traktor menimbulkan kerusakan tinggal lebih kecil 5. Sesuai dengan konstruksinya, titik berat traktor berban rantai lebih rendah dibandingkan dengan traktor berban karet. Conway 1976 menyatakan bahwa traktor berban karet sangat cocok untuk menyarad di hutan berkerapatan rendah, dengan ukuran kayu tidak terlalu besar dan bisa menyarad kayu tertentu dengan kecepatan dua kali traktor berban rantai. Hal ini memungkinkan operator mampu menyarad dengan jarak yang lebih jauh dan mampu pula mengumpulkan log lebih banyak. Traktor berban rantai mampu beroperasi dengan memuaskan pada areal dengan kelerengan sampai 40. Traktor ini selain digunakan untuk membuat jalan dan membuat TPn digunakan juga untuk membuat jalan sarad. Meskipun alat ini serbaguna dan mampu mengatasi medan dengan topografi berat tapi gerakannya relatif lamban. Traktor berban rantai tidak ekonomis bila digunakan di hutan yang mempunyai tegakan jarang atau dengan diameter tegakan yang relatif kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas penyaradan menurut Sastrodimedjo 1992 antara lain adalah kekuatan mesin, jumlah dan ukuran kayu yang tersedia, topografi, iklim dan keterampilan pelaksana.

D. Keterbukaan Areal Hutan