Rata-rata luas keterbukaan areal akibat penyaradan yang dilakukan perusahaan lebih besar dibandingkan yang dilakukan oleh mitra kerja.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasution 2009 di PT. Austral Byna namun pada RKT yang berbeda menunjukkan rata-rata luas keterbukaan
areal akibat penyaradan sebesar 46.083,01 m
2
. Apabila dibandingkan dengan luas keterbukaan areal yang dilakukan pada RKT 2009 dapat dilihat bahwa
perbedaannya tidak terlalu jauh. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada perubahan signifikan dalam teknik kegiatan penyaradan dibanding sebelumnya.
2. Efektifitas Pembuatan Rencana Penyaradan
Nilai efektifitas jalan sarad menunjukkan rasio realisasi dari jumlah pohon yang berhasil disarad dengan panjang jalan sarad yang dibuat sesuai dengan rasio
rencananya. Semakin besar persentase yang dicapai maka semakin tinggi juga efektifitas dan kesesuaiannya dengan rencana, namun bila nilainya lebih dari
100 menunjukkan rasio realisasi jumlah pohon yang disarad dengan realisasi panjang jalan sarad lebih besar dibanding rasio rencananya. Hasil dari perhitungan
efektifitas jalan sarad dari tiap petak yang kegiatan penyaradannya dikerjakan oleh perusahaan maupun mitra kerja tercantum pada Tabel 9.
Tabel 9 Efektifitas jalan sarad dari tiap petak
No Perusahaan
Mitra Kerja Petak
Efektifitas Jalan Sarad
Petak Efektifitas Jalan
Sarad
1 CU 46
123,37 DA 46
21,53 2
CU 47 153,07
DA 47 66,84
3 CU 48
45,37 DB 46
67,10 4
CV 46 11,34
DB 47 99,45
Rata-rata 83,29
63,73
Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa rata-rata efektifitas pembuatan jalan sarad yang dikerjakan oleh perusahaan lebih besar dibanding dengan yang
dikerjakan oleh mitra kerja. Hal itu terjadi karena pada petak yang dikerjakan perusahaan terdapat 2 petak yang memiliki nilai efektifitas lebih dari 100,
namun untuk ukuran petak terkecil nilai efektifitasnya terdapat pada petak yang
dikerjakan oleh perusahaan yaitu petak CV 46 sebesar 11,34. Sangat kecilnya nilai efektifitas ini dikarenakan pohon yang berhasil disarad pada petak CV 46
berbeda jauh dari yang direncanakan untuk disarad namun memiliki realisasi panjang jalan sarad tidak berbeda jauh dengan rencananya. Besarnya nilai
ekeftifitas pada petak CU 46 dan CU 47 karena semua pohon yang direncanakan berhasil disarad sampai ke TPn, namun realisasi pembuatan jalan sarad lebih
pendek dibandingkan rencananya. Evaluasi terhadap TPn dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian
pembuatan TPn berdasarkan rencana baik itu dari jumlah TPn maupun letak TPn di lapangan. Hasil dari evaluasi TPn dalam petak yang dikerjakan oleh perusahaan
disajikan dalam Tabel 10 dan Tabel 11 untuk petak yang dikerjakan oleh mitra kerja.
Tabel 10 Jumlah dan kesesuaian letak TPn dari rencana dengan realisasi pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan
No Petak Jumlah Tpn
Kesesuaian letak TPn Persentase kesesuaian
Rencana Realisasi
Sesuai Tidak
Jumlah Letak
CU 46 4
5 1
4 125
20 CU 47
5 6
2 4
120 33,33
CU 48 5
6 1
5 120
16,67 CV 46
4 6
1 5
150 16,67
Jumlah 18
23 5
18 127,78
21,74
Tabel 11 Jumlah dan kesesuaian letak TPn dari rencana dengan realisasi pada petak yang dikerjakan oleh mitra kerja
No Petak Jumlah Tpn
Kesesuaian letak TPn Persentase kesesuaian
Rencana Realisasi
Sesuai Tidak
Jumlah Letak
DA 46 2
2 1
1 100
50 DA 47
5 7
1 6
140 14,28
DB 46 5
4 2
2 80
50 DB 47
5 8
4 4
160 50
Jumlah 17
21 8
13 123,53
38,10
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa realisasi pembuatan TPn pada tiap petak yang dikerjakan oleh perusahaan lebih banyak dibanding rencananya.
Berbeda dengan yang dikerjakan oleh mitra kerja Tabel 11 yaitu hanya 2 petak
yang realisasi jumlah TPn lebih banyak, dengan 1 petak sesuai jumlahnya dan 1 petak lagi lebih sedikit jumlah TPn pada realisasinya. Kesesuaian letak TPn yang
terlihat dalam Tabel 10 dan Tabel 11 menunjukkan bahwa pembuatan TPn yang dilakukan oleh mitra kerja lebih banyak yang sesuai letaknya dibandingkan yang
dilakukan oleh perusahaan. Pembuatan TPn yang dilakukan oleh mitra kerja dari 21 yang dibuat hanya terdapat 8 TPn yang letaknya sesuai dengan rencana.
Perbedaan yang cukup jauh antara realisasi dengan rencana yang terjadi pada pembuatan TPn baik itu yang dilakukan oleh perusahaan maupun mitra kerja
dikarenakan regu sarad dalam pembuatan TPn tidak membawa peta perencanaan pemanenan. Tidak dibawanya peta perencanaan pemanenan juga mengakibatkan
perbedaaan rute atau trayek jalan sarad. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara rencana dengan realisasi jalan sarad dan TPn dapat dilihat pada peta realisasi
penyaradan dari tiap petak Lampiran 2 – Lampiran 11.
3.
Efisiensi Kegiatan Penyaradan
Penilaian efisiensi jalan sarad merupakan perbandingan antara volume kayu yang dapat dikeluarkan dari satu petak tebang dengan panjang jalan sarad dalam
satu petak tebang m
3
hm. Semakin besar nilai yang didapat menunjukkan semakin efisien jalan sarad yang dibuat oleh operator traktor. Semakin efisien
jalan sarad dibuat akan meminimalkan dampak kegiatan penyaradan terhadap keterbukaan areal dan tegakan tinggal. Nilai efisiensi jalan sarad dari petak yang
dikerjakan oleh perusahaan maupun mitra kerja disajikan dalam Tabel 12.
Tabel 12 Efisiensi jalan sarad dari tiap petak
No Perusahaan
Mitra Kerja Petak
Efisiensi Jalan Saradm
3
hm Petak
Efisiensi Jalan Saradm
3
hm
1 CU 46
44,31 DA 46
35,47 2
CU 47 77,58
DA 47 28,83
3 CU 48
31,26 DB 46
37,20 4
CV 46 6,37
DB 47 25,45
Rata-rata 39,88
31,74
Dilihat dari nilai rata-rata efisiensi jalan sarad yang tercantum dalam Tabel 12 maka pembuatan jalan sarad yang dilakukan oleh perusahaan lebih efisien
dibanding mitra kerja. Akan tetapi, tidak berarti semua petak yang dikerjakan oleh perusahaan lebih efisien karena untuk ukuran petak yang nilai efisiensinya paling
kecil terjadi pada petak yang dikerjakan oleh perusahaan yaitu petak CV 46 sebesar 6,37 m
3
hm. Nilai efisiensi jalan sarad yang beragam dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya yaitu faktor posisi antar pohon yang akan disarad. Jika dalam satu petak tebang posisi antar pohonnya berjauhan maka akan semakin banyak jalan
sarad yang dibuat sehingga nilai efisiensi akan menjadi rendah. Jika posisi pohonnya berdekatan, jalan sarad yang dibuat semakin sedikit karena regu sarad
akan menyarad kayu tanpa terlalu banyak membuat jalan sarad baru. Nilai efisiensi juga dipengaruhi oleh keterampilan operator traktor dan faktor alam
seperti pertemuan dengan lembah atau sungai.
C. Penerapan Kaidah RIL Reduced Impact Logging