BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
8. Dasar hukum pengadaan barang dan jasa pemerintah diatur dalam Peraturan
Presiden Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Perpres Nomor 35 Tahun 2011 Jo. Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Jo. Perpres Nomor 172 Tahun 2014 Jo.
Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Dalam pengadaan barangjasa pemerintah, tindak pidana korupsi dapat terjadi
mulai dari tahap persiapan pengadaan sampai dengan tahap pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan jasa.
Bentuk-bentuk penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa yang dapat berakibat pada terjadinya tindak
pidana korupsi adalah antara lain tender fiktif, lelang secara tertutup, suap- menyuap antara rekanan penyedia barang dan jasa dengan pengelola
kegiatan pengadaan barang dan jasa, menggabungkan atau memecah paket pekerjaan, pemalsuan dokumen, serta mengurangi kualitas danatau kuantitas
barang dan jasa. 9.
Dalam menentukan pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana korupsi dalam pengadaan barangjasa, terlebih dahulu dikaji apakah perbuatan pelaku
masuk dalam kesalahan jabatan ataukah termasuk kesalahan pribadi. Kesalahan jabatan akan menjadi pertanggungjawaban jabatan sedangkan
kesalahan pribadi akan menjadi pertanggungjawaban pribadi. Parameter
Universitas Sumatera Utara
adanya pertanggung jawaban pribadi adalah melakukan perbuatan melawan hukum wederrechtelijk dan melakukan penyalahgunaan wewenang
detournament de pouvoir. Sedangkan parameter pertanggung jawaban pidana adalah asas tiada pidana tanpa kesalahan geen straf zonder schuld
yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu adanya kemampuan bertanggungjawab pada sipembuat, kesalahan berupa kesengajaan dolus atau kealpaan culpa,
serta tidak adanya alasan pemaaf. 10.
Dalam kasus korupsi pengadaan barang dan jasa di Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir T.A. 2012 Putusan PN Medan Nomor 64 Pid. Sus.
K 2013 PN. Mdn, terdakwa telah telah dapat dimintai pertanggungjawaban pidananya, oleh karena terdakwa telah memenuhi unsur-unsur
pertanggungjawaban pidana, yaitu adanya kemampuan bertanggungjawab, adanya suatu kesalahan yang berbentuk kesengajaan sebagai maksud, serta
tidak adanya alasan pemaaf. Bentuk pertanggungjawaban pidana yang dijatuhi terhadap pelaku adalah berupa pidana penjara selama 2 dua tahun
dan pidana denda sebesar Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah subsider 4 empat bulan kurungan.
B. Saran