Kesimpulan Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Korupsi dalam Proyek Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah ( Studi Putusan No. 64/ Pid.Sus. K/ 2013/ PN.Mdn)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 8. Dasar hukum pengadaan barang dan jasa pemerintah diatur dalam Peraturan Presiden Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Perpres Nomor 35 Tahun 2011 Jo. Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Jo. Perpres Nomor 172 Tahun 2014 Jo. Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Dalam pengadaan barangjasa pemerintah, tindak pidana korupsi dapat terjadi mulai dari tahap persiapan pengadaan sampai dengan tahap pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan jasa. Bentuk-bentuk penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa yang dapat berakibat pada terjadinya tindak pidana korupsi adalah antara lain tender fiktif, lelang secara tertutup, suap- menyuap antara rekanan penyedia barang dan jasa dengan pengelola kegiatan pengadaan barang dan jasa, menggabungkan atau memecah paket pekerjaan, pemalsuan dokumen, serta mengurangi kualitas danatau kuantitas barang dan jasa. 9. Dalam menentukan pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana korupsi dalam pengadaan barangjasa, terlebih dahulu dikaji apakah perbuatan pelaku masuk dalam kesalahan jabatan ataukah termasuk kesalahan pribadi. Kesalahan jabatan akan menjadi pertanggungjawaban jabatan sedangkan kesalahan pribadi akan menjadi pertanggungjawaban pribadi. Parameter Universitas Sumatera Utara adanya pertanggung jawaban pribadi adalah melakukan perbuatan melawan hukum wederrechtelijk dan melakukan penyalahgunaan wewenang detournament de pouvoir. Sedangkan parameter pertanggung jawaban pidana adalah asas tiada pidana tanpa kesalahan geen straf zonder schuld yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu adanya kemampuan bertanggungjawab pada sipembuat, kesalahan berupa kesengajaan dolus atau kealpaan culpa, serta tidak adanya alasan pemaaf. 10. Dalam kasus korupsi pengadaan barang dan jasa di Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir T.A. 2012 Putusan PN Medan Nomor 64 Pid. Sus. K 2013 PN. Mdn, terdakwa telah telah dapat dimintai pertanggungjawaban pidananya, oleh karena terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pertanggungjawaban pidana, yaitu adanya kemampuan bertanggungjawab, adanya suatu kesalahan yang berbentuk kesengajaan sebagai maksud, serta tidak adanya alasan pemaaf. Bentuk pertanggungjawaban pidana yang dijatuhi terhadap pelaku adalah berupa pidana penjara selama 2 dua tahun dan pidana denda sebesar Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah subsider 4 empat bulan kurungan.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

6 100 148

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Praktek Persekongkolan Tidak Sehat Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembeantasan Tindak Pidana Korupsi

4 90 101

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan MA No. 1384 K/PID/2005)

1 65 124

Analisis Tentang Tindak Pidana Korupsi Dalam Penyalahgunaan Wewenang Proyek Pengadaan Barang

1 40 2

Analisis Tentang Tindak Pidana Korupsi Dalam Penyalahgunaan Wewenang Proyek Pengadaan Barang Dan Jasa Di PTPPN II Medan, Studi Kasus Putusan No. 411/Pid.K/2003/PN-Lubuk Pakam

1 41 181

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkotika ( Studi Putusan No. 847/Pid.B/2013/PN.MDN)

2 58 104

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

Analisis Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Ijazah (Studi Putusan Hakim No. 945/PID.B/2010/PN.TK)

0 4 71

Praktek Persekongkolan Tidak Sehat Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembeantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 35