B. Dakwaan
Bahwa Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir Periode Tahun 2011 sampai dengan Tahun
2013, pada hari Kamis tanggal 10 Nopember 2011 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam Tahun 2011, bertempat di Jalan Sisingamangaraja Balige
Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir atau Lobby Hotel Siantar Hotel di Jalan Wage Rudolf Supratman Nomor 1 Kota Pematang Siantar atau setidak-
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan telah menerima pemberian
atau janji yaitu berupa uang sebesar Rp. 950.000.000,- sembilan ratus lima puluh juta rupiah yang terdiri dari uang tunai sebesar Rp. 450.000.000,- empat ratus
lima puluh juta rupiah dan berbentuk cek senilai Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah dari saksi dr. Wesli Napitupulu tersangka dalam berkas perkara
terpisah, dengan maksud supaya terdakwa berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya “atau” karena
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 5 ayat 2 Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pertama:
Universitas Sumatera Utara
Bahwa Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir Periode Tahun 2011 sampai dengan Tahun
2013, pada hari Kamis tanggal 10 Nopember 2011 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam Tahun 2011, bertempat di Jalan Sisingamangaraja Balige
Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir atau Lobby Hotel Siantar Hotel di Jalan Wage Rudolf Supratman Nomor 1 Kota Pematang Siantar atau setidak-
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan telah menerima hadiah
atau janji yaitu berupa uang sebesar Rp. 950.000.000,- sembilan ratus lima puluh juta rupiah yang terdiri dari uamg tunai sebesar Rp. 450.000.000,- empat ratus
lima puluh juta rupiah dan berbentuk cek senilai Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah dari saksi dr. Wesli Napitupulu tersangka dalam berkas perkara
terpisah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya, sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 11 Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Kedua:
Universitas Sumatera Utara
Bahwa Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir Periode Tahun 2011 sampai dengan Tahun
2013, pada hari Kamis tanggal 10 Nopember 2011 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam Tahun 2011, bertempat di Jalan Sisingamangaraja Balige
Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir atau Lobby Siantar Hotel di Jalan Wage Rudolf Supratman Nomor 1 Kota Pematang Siantar atau setidak-tidaknya
pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan telah menerima hadiah atau janji
yaitu berupa uang sebesar Rp. 950.000.000,- sembilan ratus lima puluh juta rupiah yang terdiri dari uang tunai sebesar Rp. 450.000.000,- empat ratus lima
puluh juta rupiah dan berbentuk cek senilai Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah dari saksi dr. Wesli Napitupulu tersangka dalam berkas perkara terpisah,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12 huruf a Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Ketiga:
Universitas Sumatera Utara
C. Tuntutan