Kronologis Kasus. Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Korupsi dalam Proyek Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah ( Studi Putusan No. 64/ Pid.Sus. K/ 2013/ PN.Mdn)

BAB IV Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dalam Proyek

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dalam Putusan Nomor 64 Pid. Sus. K 2013 PN. Mdn

A. Kronologis Kasus.

Sekitar bulan Nopember 2011, saksi dr. Wesli Napitupulu meminta sejumlah uang kepada beberapa orangpihak yang mau mendapat pekerjaanproyek dari Dinas Kesehatan Toba Samosir Tahun Anggaran T.A. 2012 seperti saksi Maruhum Sinambela, saksi Marojahan Pangaribuan, saksi Lisbet Br. Siahaan untuk diserahkan kepada Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes. yang pada saat itu sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kab. Toba Samosir untuk keperluan pengurusan proyekpekerjaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir T.A. 2012, dan untuk mendapatkan pekerjaan proyek tersebut dikenakan fee sebesar 10 dari rencana proyek pekerjaan yang akan dikerjakan dimana saksi-saksi yang memberikan uang nantinya akan mendapat pekerjaan dari Dinas Kesehatan T.A. 2012, selanjutnya pada tanggal 10 Nopember 2012 saksi Maruhum Sinambela menyerahkan uang sebesar Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah kepada saksi dr. Wesli Napitupulu untuk disampaikan kepada Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes., dimana pada saat saksi Maruhum Sinambela menyerahkan uang Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah tersebut kepada saksi dr. Wesli Napitupulu dirumah saksi dr. Wesli Napitupulu di Jl. Sisingamangaraja Balige Kab. Tobasa, saksi dr. Wesli Napitupulu mengatakan kepada saksi Maruhum Sinambela bahwa sebenarnya uang yang dibutuhkan Rp. 1.000.000.000,- satu miliar rupiah, namun baru terkumpul Rp. 950.000.000,- sembilan ratus limah puluh juta rupiah yaitu terdiri dari Rp. 500.000.000,- lima Universitas Sumatera Utara ratus juta rupiah berbentuk cek dari saksi Marojahan Pangaribuan pemilik Lindur Plan Laguboti Kab. Tobasa dan Rp. 450.000.000,- empat ratus limah puluh juta rupiah uang tunai kemudian setelah saksi Maruhum Sinambela memberikan uang pengurusan proyek darinya yaitu sebesar Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah, sehingga ditangan saksi dr. Wesli Napitupulu sudah terkumpul uang sebesar Rp. 950.000.000,- sembilan ratus limah puluh juta rupiah, selanjutnnya pada hari itu juga yaitu tanggal 10 Nopember 2012 sekitar pukul 19.00 WIB saksi dr.Wesli Napitupulu mengajak saksi Maruhum Sinambela, saksi Rommi Simanungkalit, saksi Panal Simajuntak, dan saksi Tahan Manullang yang memang sudah berkumpul dirumah saksi dr. Wesli Napitupulu tersebut berangkat ke kota Pematang Siantar menggunakan satu unit mobil milik saksi Tahan Manullang yang juga sopir mobil tersebut, dan ketika diperjalanan hendak ke Pematang Siantar tepatnya di daerah Silimbat Kec. Sigumpar saksi Gustaf Manaor Saragi yang sudah menunggu ikut bersama rombongan, dan setelah itu, saksi-saksi berangkat ke Siantar Hotel untuk menyerahkan uang tersebut yaitu Rp. 950.000.000,- sembilan ratus limah puluh juta rupiah yang terdiri dari Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah berbentuk cek dari saksi Marojahan Pangaribuan pemilik Lindur Plan Laguboti Kab. Tobasa dan Rp. 450.000.000,- empat ratus limah puluh juta rupiah uang tunai yang berasal dari saksi dr. Wesli Napitupulu sendiri sebesar Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah, saksi Maruhum sinambela sebesar Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah, dan dari saksi Lisbet Boru Siahaan Rp. 150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah, kemudian sesampainya diparkiran lobby Siantar Hotel saksi dr. Wesli Napitupulu, Universitas Sumatera Utara saksi Maruhum sinambela, saksi Rommi Simanungkalit, saksi Panal Simajuntak, saksi Tahan Manullang, dan Saksi Gustaf Manaor Saragi bertemu dengan Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes yang sudah terlebih dahulu sampai di hotel tersebut karena sebelum berangkat dari Balige, Terdakwa dengan saksi dr. Wesli Napitupulu telah berhubungan atau kontak melalui telepon bahwa mereka akan bertemu di Siantar Hotel selanjutnya Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M. Kes, saksi dr. Wesli Napitupulu dan saksi Maruhum Sinambela langsung menuju lobby Siantar Hotel, dan ketika Terdakwa dr. Haposan Siahaan, M. Kes, saksi dr. Wesli Napitupulu dan saksi Maruhum Sinambela sampai di sudut lobby Siantar Hotel, saksi dr. Wesli Napitupulu langsung menyerahkan tas berisi uang yang dibawanya tersebut kepada terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes yang disaksikan oleh saksi Maruhum Sinambela kemudian setelah menyerahkan tas berisi uang tersebut terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes dengan saksi dr. Wesli Napitupulu, saksi Maruhum Sinambela berpisah dan mengambil jalannya masing- masing. Selanjutnya berselang beberapa bulan kemudian dalam Tahun 2012 pemberi uang fee proyek tersebut yaitu saksi Maruhum Sinambela mendengar bahwa proyek di Dinas Kesehatan Tobasa telah ditenderkandibagikan namun saksi Maruhum Sinambela dan saksi-saksi lainnya tidak mendapatkan jatah pekerjaanproyek yang telah dijanjikan padahal saksi-saksi telah memberikan uang fee proyek, atas dasar situasi tersebut saksi Maruhum Sinambela mencari saksi dr. Wesli Napitupulu untuk menanyakan janji proyek, namun tidak pernah ketemu dengan saksi dr. Wesli Napitupulu dan ketika saksi dr. Wesli Napitupulu dihubungi melalui telepon terkadang tidak diangkat dan terkadang tidak aktif Universitas Sumatera Utara selanjutnya ketika dicari kerumahnya saksi dr. Wesli Napitupulu juga tidak ada ditempat dan karyawan saksi dr. Wesli Napitupulu menyatakan bahwa saksi dr. Wesli Napitupulu sedang keluar negeri Eropa, oleh karena saksi-saksi pemberi uang fee proyek tersebut tidak dapat menghubungi saksi dr. Wesli Napitupulu, maka saksi Maruhum Sinambela sebagai salah satu pemberi uang fee proyek tersebut langsung menemui terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan pada waktu itu, dan setelah bertemu diruang kerja terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes, saksi Maruhum Sinambela yang pada waktu itu ditemani oleh saksi Pamahar Pardosi pada intinya menanyakan tentang rencana proyek yang dari dr. Wesli Napitupulu sudah bagaimana, dan dijawab oleh terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes bahwa terdakwa tidak tahu uang siapa itu dan daftar proyek sudah diserahkan kepada dr.Wesli Napitupulu dan berhubungan saja dengan dr.Wesli Napitupulu, padahal terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes sebagai Penyelenggara Negara Kadis Kesehatan seharusnya tidak menerima sesuatu dengan memberikan janji melalui saksi dr. Wesli Napitupulu tentang pekerjaanproyek pada Dinas Kesehatan dimana telah terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam proses atau mekanisme pengadaan barang atau jasa pemerintah dan dalam pembicaraan pada saat pertemuan diruang kerja terdakwa dr. Haposan Siahaan, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir tersebut telah direkam. Universitas Sumatera Utara

B. Dakwaan

Dokumen yang terkait

Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

6 100 148

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Praktek Persekongkolan Tidak Sehat Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembeantasan Tindak Pidana Korupsi

4 90 101

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan MA No. 1384 K/PID/2005)

1 65 124

Analisis Tentang Tindak Pidana Korupsi Dalam Penyalahgunaan Wewenang Proyek Pengadaan Barang

1 40 2

Analisis Tentang Tindak Pidana Korupsi Dalam Penyalahgunaan Wewenang Proyek Pengadaan Barang Dan Jasa Di PTPPN II Medan, Studi Kasus Putusan No. 411/Pid.K/2003/PN-Lubuk Pakam

1 41 181

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkotika ( Studi Putusan No. 847/Pid.B/2013/PN.MDN)

2 58 104

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

Analisis Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Ijazah (Studi Putusan Hakim No. 945/PID.B/2010/PN.TK)

0 4 71

Praktek Persekongkolan Tidak Sehat Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembeantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 35