Metode Pengambilan Data Manfaat Penelitian
111,4 mmmenit yaitu 49. Begitu juga dengan pengujian impact tertinggi terjadi pada putaran tool 1100 rpm dengan kecepatan pengelasan 19,8
mmmenit dengan nilai rata-rata sebesar 0,157 Jmm
2
, begitu juga dengan nilai impact terendah terjadi pada putaran tool 1800 rpm dengan kecepatan
pengelasan sebesar 11,4 mmmenit nilai rata-ratanya sebesar 0,148 Jmm
2
, berbeda dengan nilai kekuatan tariknya, nilai tertinggi terdapat pada putaran
tool 1800 rpm dengan kecepatan pengelasan11,4 mmmenit nilai rata-ratanya sebesar 5,3 Kgmm
2
, sedangkan nilai terendahnya terjadi pada kecepatan tool 1100 rpm dengan kecepatan pengelasan 19,8 mmmenit nilai rata-ratanya
sebesar 2 Kgmm
2
. Apriansyah 2015, melakukan penelitian mengenai pengaruh feed rate
terhadap kekuatan sambungan aluminium 5052 dengan metode friction stir welding. Pengelasan menggunakan putaran mesin 3600 rpm dan variasi laju
feed rate 20 mmmenit, 60 mmmenit, 120 mmmenit, dan 180 mmmenit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan tarik tertinggi ke terendah
terjadi pada feed rate 60 mmmenit kemudian 180 mmmenit sebesar 185 MPa dan 97 MPa. Regangan tarik tertinggi ke terendah terjadi pada feed rate
60 mmmenit kemudian 180 mmmenit sebesar 5,98 dan 3,06. Untuk nilai kekerasan tertinggi terdapat pada variabel 120 mmmenit dengan nilai
kekerasan 86,4 VHN dan nilai kekerasan terendah terdapat pada variabel 20 mmmenit dengan nilai kekerasan 44,8 VHN. Hasil foto struktur makro
menunjukkan adanya cacat incomplete fusion sepanjang daerah lasan pada tiap variabel feed.
Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan friction stir welding. Oleh sebab itu perlu
dilakukan penelitian mengenai variabel-variabel pengelasan friction stir welding, salah satunya adalah variabel feed rate terhadap struktur mikro,
kekerasan dan kekuatan bending.
2.2. Dasar Teori 2.2.1. Pengelasan
Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Menurut Deustche Industry
Normen DIN, pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang terjadi dalam keadaan lumer atau cair, dengan kata lain
pengelasan adalah penyambungan setempat dari dua logam dengan menggunakan energi panas. Pengelasan merupakan salah satu bagian yang
tak dapat terpisahkan dari proses manufaktur. Pengelasan adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk
dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam tambahan dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Okumura. T dan
Wiryosumarto. H., 1996 Penggolongan jenis las menurut cara kerjanya dibagi menjadi tiga, yaitu :
a Pengelasan tekan Yaitu adalah pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan menjadi satu bagian. b Pengelasan cair
Yaitu adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas
yang terbakar. c Pematrian
Yaitu adalah pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair
rendah, logam induk tidak ikut mencair. Daerah pengelasan merupakan daerah yang terpengaruh oleh panas yang
menyebabkan perubahan struktur mikro dan sifat mekanik. Namun pada kasus tertentu struktur mikro dan sifat mekanik tidak mengalami perubahan