adalah bagian yang berfungsi untuk menghasilkan dan menyalurkan panas pada material yang sedang dilas. Selain itu, pin juga berguna
sebagai pengaduk material yang sudah melunak akibatpanas yang terjadi.
d Ketebalan dan luas material Hal ini mempengaruhi tingkat pendinginan dan temperatur gradien
dari material. Semakin tebal material maka akan menyimpan panas yang besar. Hal ini mempunyai efek pada waktu pendinginan yang
semakin lama pula. Pengaplikasian friction stir welding di Indonesia tampaknya kurang
begitu diterapkan secara meluas. Namun di negara maju seperti Jepang dan Amerika sudah sejak lama mengaplikasikan teknologi ini. Pengaplikasian
teknologi ini terutama pada industri alat-alat transportasi. Beberapa contoh pengaplikasian friction stir welding adalah :
a Industri Kedirgantaraan Salah satu komponen yang mengaplikasikan teknologi friction stir
welding adalah pada bagian body roket pendorong pesawat luar angkasa Falcon-X. Friction stir welding sukses diaplikasikan untuk
menyambungkan panel-panel pada bagian body roket pendorong seperti pada Gambar 2.3. berikut.
Gambar 2.3. Roket Peluncur Pesawat Luar Angkasa
Sumber : www.
wikipedia.org
b Industri Kereta Api Pembuatan panel atap kereta api menggunakan teknologi friction stir
welding dengan bahan aluminium. Contoh kereta api yang pembuatannya menggunakan teknologi FSW adalah Shinkansen dari
Sumitomo Light Metal.
Gambar 2.4. Panel Lantai Kereta Cepat Shinkansen
Sumber : www.twi-global.com
c Industri Perkapalan Perusahaan pembuat kapal asal Amerika yaitu The Nichols Brothers
Boat Builders sudah mengaplikasikan teknologi friction stir welding pada pembuatan kapal militer X-Craft. Teknologi ini diterapkan untuk
menyambung panel-panel pada kapal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. berikut ini.
Gambar 2.5. Kapal Militer X-Craft
Sumber : www.twi-global.com
d Industri peralatan Pabrikan pisau asal Amerika, Megastir mengaplikasikan teknologi
friction stir welding pada Megastir Knife untuk menyambungkan body pisau dengan mata pisau yang berbeda materialnya.
Gambar 2.6. Pisau Megastir
Sumber : www.wikipedia.org
Menurut Rahayu 2012, keuntungan yang didapat melalui proses pengelasan dengan metode friction stir welding diantaranya adalah :
a Tidak memerlukan material pengisi filler dan busur las pada proses pengelasan.
b Ramah lingkungan dan lebih ekonomis. c Welding tool dapat digunakan untuk berulang kali.
d Hasil pengelasan lebih akurat dan presisi. e Dapat mengelas material yang berbeda karakteristiknya.
Selain beberapa keuntungan di atas, friction stir welding juga mempunyai beberapa kerugian. Kerugian yang timbul dari pengelasan friction stir
welding yaitu : a Memerlukan gaya yang besar pada pencekaman.
b Meninggalkan bekas lubang exit hole pada akhir pengelasan. c Proses pengelasan kurang fleksibel.
2.2.3. Aluminium
Aluminium pertama kali ditemukan sebagai unsur pada tahun 1809 oleh Sir Humphrey Davy. Beberapa tahun sesudahnya, yaitu pada tahun 1886
secara bersamaan Paul Herolt dari Peancis dan Charles Martin Hall dari Ohio memperoleh logam aluminium dari alumina dengan cara elektrolisa Surdia,
T dan Saito, 1999. Aluminium merupakan logam berwarna putih keperakan dengan sifat ringan, berat jenisnya sekitar 2,720 gcm
3
atau 13 berat jenis baja. Aluminium termasuk dalam logam berstruktur kristal face center cubic
FCC yang mempunyai ketahanan korosi yang cukup baik. Sifat tahan korosi aluminium diperoleh dari terbentuknya lapisan oksida aluminium dari
permukaan aluminium. Lapisan oksida ini melekat kuat dan rapat pada permukaan, serta stabil tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya
sehingga melindungi bagian dalam. Selain itu, aluminium juga memiliki daya hantar listrik yang baik dengan prosentase kurang lebih 65 dari daya hantar
tembaga. Secara umum aluminium dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu aluminium tempa wrought dan aluminium tuang cast, keduanya
ditunjukkan pada Gambar 2.7. berikut ini.
Gambar 2.7. Wrought Cast Aluminium
Pada saat ini, penggunaan aluminium murni sudah jarang digunakan karena terlalu lunak. Penambahan unsur tembaga, magnesium, nikel, mangan,
seng atau silikon dalam paduan aluminium ditujukan untuk menambah sifat mekanik atau fisik sehingga didapat sifat-sifat yang lain, seperti koefisien
pemuaian yang rendah, ketahanan aus dan sebagainya. Adapun sifat fisik dan mekanik aluminium dapat dilihat pada Tabel 2.1. dan Tabel 2.2.berikut ini.
Tabel 2.1.
Sifat Fisik Aluminium ASM Al 5052-H34, 2015
Tabel 2.2. Sifat Mekanik Aluminium ASM Al 5052-H34, 2015
Berdasarkan tabel di atas, maka penjelasan dari masing-masing sifat mekanik adalah sebagai berikut :
a Kekenyalan Kekenyalan elasticity menyatakan kemampuan bahan untuk
menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan.
b Poisson Ratio
Poisson Ratio yaitu rasio dari tegangan yang terjadi tegak lurus terhadap beban terhadap tegangan aksial.
Sifat Fisik Satuan
Nilai
Massa jenis gcm
3
2,7 Nomor atom
- 13
Berat atom gmol
26,67 Struktur kristal
- FCC
Titik lebur °C
660,4 Titik didih
°C 2519
Jari-jari atom nm
0,143
Sifat Mekanik Satuan
Nilai
Modulus elastisitas GPa
70 Poisson ratio
- 0,35
Kekerasan VHN
78 Kekuatan luluh
MPa 450
Ketangguhan MPa
4,5
c Kekerasan Kekerasan hardness dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu
bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan, identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus.
d Kekuatan Kekuatan strength, menyatakan batas kemampuan bahan untuk
menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang
bekerja atau mengenainya. e Ketangguhan
Ketangguhan toughness merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
Pengkodean aluminium berdasarkan International Alloy Designation System adalah sebagai berikut :
a Seri 1xxx merupakan aluminium murni dengan kandungan minimum 99 aluminium berdasarkan beratnya. Pengaplikasian aluminium
jenis ini adalah untuk tangki dan peralatan dapur. b Seri 2xxx adalah panduan aluminium dengan tembaga Al-Cu. Terdiri
dari paduan bernomor 2010 hingga 2029. c Seri 3xxx adalah paduan aluminium dengan mangan Al-Mn. Terdiri
dari paduan bernomor 3003 hingga 3009. Aluminium jenis ini banyak diaplikasikan untuk bahan peralatan dapur dan panel.