Tabel 2.1 Ukuran Rasio Kemandirian
Sumber: Paul Hersey dan Kenneth Blanchard dalam Halim 2001:168
Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi resiko kemandirian mengandung arti bahwa tingkat
ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern semakin rendah dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan
retribusi daerah yang merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah menggambarkan
bahwa timgkat kesejahteraan masyarakat semakin tinggi.
2.1.5.2. Rasio Upaya Fiskal
Rasio upaya fiskal yaitu ukuran yang menunjukkan tingkat kemampuan daerah dalam mencapai target pendapatan asli daerah. Rasio Upaya Fiskal dapat
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
Rasio Upaya Fiskal = Total Penoapatan Asli maerah PAm
Total Anggaran Penoapatan Asli maerah PAm
Kemampuan Keuangan Rasio Kemandirian
Pola Hubungan
Rendah Sekali 0-25
Instruktif Rendah
25-50 Konsultatif
Sedang 50-75
Partisipatif Tinggi
75-100 Delegatif
Universitas Sumatera Utara
Total Anggaran Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan target besarnya Pendapatan Asli Daerah PAD yang ingin dicapai dalam 1 satu tahun anggaran
dan ditetapkan berdasarkan kemampuan rasional yang ingin dicapai. Rasio Upaya Fiskal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kemampuan pemerintah daerah
dalam mencapai target pendapatan dalam 1 satu tahun. Semakin tinggi hasil rasionya, akan semakin terlihat bahwa upaya pemerintah daerahsemakin lebih
baik dan adanya perencanaan yang baik dalam mengelola pendapatan.
2.1.5.3 Rasio Desentralisasi Fiskal
Rasio Desentralisasi Fiskal adalah kemampuan pemerintah daerah dalamrangka
meningkatkan Pendapatan
Asli daerah
guna membiayai
pembangunan. Desentralisasi fiskal merupakan pemberian kewenangan kepada daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan, hak untuk menerima transfer
dari pemerintah yang lebih tinggi, dan menentukan belanja rutin dan investasi Halim, 2007. Rasio Desentralisasi Fiskal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : Rasio mesentralisasi Fiskal =
+,- .0 -1 +.
x100
Desentralisasi juga terkait dengan masalah sentralisasi dalam penyele- nggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik. Sentralisasi dan
desentralisasi di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik, pada dasarnya berkenaan dengan “delegation of authority” yang
dapat diukur dari sejauh mana unit-unit bawahan memiliki wewenang dan tanggung jawab di dalam proses pengambilan keputusan Widodo, 2001. Derajat
Desentralisasi Fiskal, khususnya komponen PAD dibandingkan dengan Total
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Daerah, menggunakan skala interval Anita W, 2001:22 dapat dilihat dalam tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Ukuran Rasio Desentralisasi Fiskal Skala Interval Rasio Desentralisasi
Fiskal Kemampuan Keuangan Daerah
0,00-10,00 Sangat Kurang
10,01-20,00 Kurang
20,01-30,00 Cukup
30,01-40,00 Sedang
40,01-50,00 Baik
50,00 Sangat Baik
Sumber : Wulandari 2001: 22
2.1.5.4 Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah