otonomi daerah dilaksanakan dalam rangka mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan DPRD. Melalui tujuan administratif, otonomi daerah
dilaksanakan agar adanya pembagian antara urusan pemerintahan pusat dengan pemerintah daerah, termasuk sumber keuangan, pembaharuan manajemen
birokrasi pemerintahan daerah. Sedangkan tujuan ekonomi adalah terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Adapun tujuan otonomi daerah adalah: peningkatan terhadap pelayanan masyarakat yang semakin lebih baik, pengembangan
kehidupan yang lebih demokrasi, keadilan nasional, dan pemerataan wilayah daerah. Selain itu, otonomi daerah bertujuan untuk pemeliharaan hubungan antara
pusat dengan daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mendorong pemberdayaan masyarakat, mengembangkan
peran serta fungsi dari DPRD.
2.1.2 Anggaran Pendapatan Bumi Daerah APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, APBD didefinisIkan sebagai rencana operasional keuangan pemerintah daerah, dimana satu pihak menggambarkan
perkiraan pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah dalam satu tahun anggaran tertentu dan dipihak lain menggambarkan
perkiraan penerimaan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud. PP No. 71 tahun 2010 menyatakan bahwa anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan
pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara
sistematis untuk satu periode. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah adalah rencana keuangan tahunan pemerintah yang dibahas dan disetujui oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan
ditetapkan dengan peraturan daerah. Berdasarkan Undang-Undang No 17 Tahun 2003 dan Standar Akuntansi
Pemerintahan, struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari : 1.
Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan kas yang menjadi hak daerah dan diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam satu tahun
anggaran dan tak perlu dibayar lagi oleh pemerintah. Pendapatan daerah menurut UU No.17 Tahun 2003 Pasal 20 ayat 1 huruf a terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah PAD
b. Dana Perimbangan
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
2. Belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah atau kewajiban yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah. Kelompok belanja terdiri atas: a.
Belanja pegawai
Universitas Sumatera Utara
b. Belanja Barang dan Jasa
c. Belanja modal
d. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
e. Bunga
f. Subsidi
g. Hibah
h. Bantuan sosial
i. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
j. Belanja tidak terduga
3. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup hal-hal berikut ini :
a. SILPA tahun anggaran sebelumnya
b. Pencairan dana cadangan
c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Penerimaan pinjaman
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Sedangkan, pengeluaran pembiayaan mencakup: a.
Pembentukan dana cadangan
Universitas Sumatera Utara
b. Penyertaan modal pemerintah daerah, termasuk investasi nirlaba
pemerintah daerah c.
Pemberian pinjaman Perubahan APBD dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, dan distribusi. Semua Penerimaan dan
Pengeluaran Daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD. Surplus APBD dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran
Daerah tahun anggaran berikutnya. Penggunaan surplus APBD dimanfaatkan untuk membentuk Dana Cadangan atau penyertaan dalam Perusahaan Daerah
harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari DPRD.
2.1.3 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah