Deskripsi Karakteristik Responden Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Tabel 5.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Penyakit Primer Penyakit primer Frekuensin Persentase Lupus Eritematosus Sistemik 3 14,3 Anemia Aplastik 6 28,6 Sindrom Nefrotik 12 57,1 Dari tabel 5.3., dapat diketahui bahwa sebagian besar penyakit primer sindrom Cushing tipe iatrogenik pada anak merupakan sindrom nefrotik yaitu sebanyak 12 responden 57,1. Frekuensi terendah penyakit primer sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah sindrom lupus eritematosus sistemik yaitu sebanyak 3 orang 14,3. Tabel 5.4. Distribusi Penderita Berdasarkan Gambaran Klinis Gambaran klinis Frekuensin Persentase Moon face 17 23,8 Striae 10 47,6 Double chin 5 23,8 Obesitas sentral 3 14,3 Buffalo hump 2 9,5 Hipertensi 1 4,8 Dari tabel 5.4., didapatkan bahwa manifestasi klinis sindrom Cushing tipe iatrogenik terbanyak yang ditemukan adalah moon face yaitu sebanyak 17 responden 81. Frekuensi terendah manifestasi klinis yang diperoleh adalah hipertensi sebanyak 1 responden 4,8. Tabel 5.5. Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis Kortikosteroid Jenis kortikosteroid Frekuensin Persentase Prednison 12 57,1 Metilprednisolon 7 33,3 Deksametason 2 9,5 Dari tabel 5.5., diperoleh jenis kortikosteroid terbanyak yang dikonsumsi sebelumnya oleh penderita sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah prednison yaitu sebanyak 12 responden 57,1. Frekuensi terendah jenis obat yang dikonsumsi yaitu deksametason sebanyak 2 responden 9,5. Tabel 5.6. Distribusi Dosis Obat Kortikosteroid yang Dikonsumsi Jenis kortikosteroid Mean ± SD mghari Prednison 44,17 ±13,953 Metilprednisolon 37,71 ± 11,041 Deksametason 3,75 ± 1,0607 Dari tabel 5.6., diperoleh dosis obat prednison mempunyai dosis rata-rata mean sebesar 44,17 mghari SD=13,953. Pada obat metilprednisolon diperoleh dosis rata-rata mean sebesar 37,71 mghari SD=11,041. Pada obat deksametason diperoleh dosis rata-rata mean obat sebesar 3,75 mghari SD=1,0607. Tabel 5.7. Distribusi Penderita Berdasarkan Lama Pengobatan Lama pengobatan Frekuensin Persentase 1 bulan 2 9,5 ≥1 bulan 19 90,5 . Dari tabel 5.7., diperoleh bahwa lama pengobatan terbanyak menggunakan kortikosteroid sehingga menyebabkan sindrom Cush ing tipe iatrogenik adalah ≥1 bulan sebanyak 19 responden 90,5. Frekuensi terendah lama pengobatan yang diperoleh adalah 1 bulan sebanyak 2 responden 9,5.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis di Divisi Endokrinologi Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 hingga mei 2015, diperoleh data mengenai gambaran sindrom Cushing tipe iatrogenik pada anak. Data-data tersebut akan digunakan sebagai dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini dan diperlihatkan sebagai berikut:

5.2. 1. Distribusi Karakteristik Penderita Berdasarkan Kelompok Usia

Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar penderita sindrom Cushing tipe iatrogenik dijumpai pada anak usia 7-12 tahun prapubertas sebanyak 8 penderita 38,1 dengan usia rata-rata 9,88 tahun SD=1,553, dan proporsi terendah terdapat pada usia 2-3 tahun balita, yaitu 3 orang 14,3 dengan usia rata- rata 3 tahun SD=0. Persentase penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Chan et al 2007, rata-rata usia kejadian sindrom Cushing pada anak adalah 8-10 tahun usia sekolah yaitu sebanyak 6 orang anak 18.

5.2.2. Distribusi Karakteristik Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian ini menemukan bahwa proporsi jenis kelamin tertinggi pada penelitian ini adalah laki-laki, yaitu 15 orang anak 71,4. Perempuan sebanyak 6 orang anak 28,6. Penelitian yang dilakukan oleh Wilhelm et al, 2013 menunjukkan bahwa metabolisme kortisol baik eksogen dan endogen tergantung dari enzim CYP 3A4 di hati dimana perempuan mempunyai konsentrasi enzim dua kali lipat dari pria dan mempunyai aktivitas diatas 50 dari pria p0,01, sehingga metabolisme kortisol anak perempuan lebih besar daripada anak laki-laki. Estrogen suatu hormon reproduksi wanita juga akan meningkatkan ikatan kortikosteroid-protein dalam distribusi obat, sehingga kadar obat bebas yang menimbulkan efek samping sindrom Cushing pada anak perempuan akan lebih rendah daripada anak laki-laki Nieman, 2008. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Chan et al 2007 juga tidak jauh berbedfeta dengan hasil penelitian ini, dikatakan bahwa menurut proporsi pasien sindrom Cushing laki-laki menempati posisi terbanyak yaitu 22 orang anak 67.

5.2. 3. Distribusi Penderita Berdasarkan Penyakit Primer

Penelitian ini menemukan bahwa penyakit primer tersering penderita sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah sindrom nefrotik yaitu sebanyak 12 anak 57,1. Pada dasarnya distribusi obat dari plasma menuju ke organ target memerlukan protein pengikat tertentu seperti albumin, globulin, dan α-glikoprotein. Hanya dalam bentuk bebas yang tidak terikat dengan protein obat tersebut dapat menimbulkan efek Golan, 2008. Jika kadar suatu obat yang bebas sangat tinggi di dalam darah yang melampaui efek maksimalnya, maka obat tersebut akan menimbulkan efek samping Tanu, 2007. Sekitar 80 persen kortikosteroid terikat secara reversibel dengan globulin, 10 persen terikat dengan albumin, sedangkan sisanya 10 persen dalam bentuk bebas Golan, 2008. Sindrom nefrotik merupakan kelainan membran glomerulus yang salah satu gejalanya ditandai dengan proteinuria masif dan memerlukan pengobatan menggunakan kortikosteroid Alatas, 2004. Dengan demikian penderita sindrom nefrotik memiliki kadar protein plasma yang semakin berkurang dan obat kortikosteroid yang dikonsumsi penderita dalam bentuk bebas didalam darah akan meningkat, oleh karena itu efek samping obat berupa tanda dan gejala sindrom Cushing juga akan semakin meningkat Becker, 2001.

5.2. 4. Distribusi Penderita Berdasarkan Gambaran Klinis

Penelitian ini menemukan gambaran klinis terbanyak penderita sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah moon face yaitu sebanyak 17 orang anak 81. Hasil penelitian ini juga tidak jauh berbeda dalam penelitian sebelumnya , dinyatakan bahwa gambaran klinis terbanyak penderita sindrom Cushing pada anak adalah moon face yaitu sebesar 81-90 Sharma, 2014. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Lila 2011 juga menyatakan gambaran klinis terbanyak penderita sindrom Cushing adalah moon face yaitu sebesar 81-90.

5.2.5. Distribusi Penderita Berdasarkan Jenis Kortikosteroid

Penelitian ini menemukan jenis kortikosteroid yang paling sering digunakan sebelumnya oleh penderita sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah prednison yaitu sebanyak 12 orang anak 57,1. Prednison merupakan salah satu jenis kortikosteroid yang mempunyai efek farmakologis berupa anti-inflamasi akibat radiasi, zat kimia, ataupun alergen. Adapun cara kerja obat tersebut yaitu menghambat fenomena inflamasi dini berupa edema, deposit fibrin, dilatasi kapiler, migrasi leukosit ke tempat radang dan aktivitas fagositosis. Ketika prednison diberikan pada penyakit tertentu seperti sindrom nefrotik dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama akan menimbulkan suatu sindrom Cushing iatrogenik Tanu, 2007.