Distribusi Dosis Obat Kortikosteroid yang Dikonsumsi Distribusi Penderita Berdasarkan Lama Pengobatan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penderita dari kelompok usia 7-12 tahun usia sekolah merupakan kelompok usia sindrom Cushing tipe iatrogenik terbanyak dengan jumlah 8 orang 38,1 dengan usia rata-rata 9,88 tahun SD=1,553. 2. Berdasarkan jenis kelamin, penderita terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 15 orang 71,4. 3. Penyakit primer tersering pada penderita sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah sindrom nefrotik yaitu sebanyak 12 orang 57,1. 4. Gambaran klinis tersering sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah moon face yaitu sebanyak 17 orang 81. 5. Jenis kortikosteroid terbanyak yang digunakan adalah prednison yaitu sebanyak 12 orang 57,1. 6. Dosis rata-rata kortikosteroid yang dikonsumsi penderita sindrom Cushing iatrogenik sebesar 44,17 mghari SD=13,953 untuk prednison, 37,71mghari SD=11,041 untuk metilprednisolon dan 3,75 mghari SD=1,0607 untuk deksametason. 7. Pengobatan terbanyak menggunakan kortikosteroid sehingga menyebabkan sindrom Cushing tipe iatrogenik adalah ≥1 bulan sebanyak 19 responden 90,5.

6.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa saran dari peneliti, yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian yang berikutnya mengenai kejadian sindrom Cushing pada anak sebaiknya menggunakan populasi penelitian yang lebih luas dan melibatkan beberapa rumah sakit. 2. Diharapkan masyarakat dapat mengenal gejala dini sindrom Cushing agar dapat ditindaklanjuti dengan secepatnya sehingga menurunkan komplikasi pada sindrom Cushing. 3. Menyarankan pihak instalasi rekam medis agar pendokumentasian status pasien dalam rekam medis dilakukan dengan lebih terstruktur dan lengkap untuk memudahkan peneliti yang akan melakukan penelitian menggunakan sumber dari rekam medis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metabolisme Hormon Glukokortikoid

Metabolisme kortisol terjadi di hati, yang merupakan tempat katabolisme glukokortikoid, hormon kortisol direduksi menjadi dihidrokortisol kemudian menjadi tetrahidrokortisol, yang dikonjugasikan dengan asam glukoronat. Glokorinil transferase merupakan enzim yang bertanggung jawab pada konversi ini, juga mengkatalisis pembentukan glukoronida dari bilirubin. Hati dan jaringan lain mengandung enzim 11β-hidroksikortikosteroid dehidrogenase. Terdapat paling sedikit dua bentuk dari enzim ini. Jenis pertama mengkatalisis perubahan kortisol menjadi kortison dan reaksi sebaliknya, fungsi primer tersebut sebagai enzim reduktase. Tipe kedua mengkatalisis hampir secara eksklusif konversi satu arah kortisol menjadi kortison Barret, Barman, Boitano, dan Brooks, 2012. Kortison adalah glukokortikoid aktif karena kortison mengkonversikannya menjadi kortisol, dan telah populer karena penggunaannya telah banyak digunakan pada praktik dokter sehari-hari. Kortison tidak disekresikan dalam jumlah banyak pada kelenjar adrenal. Kortison disintesis di hati dan memasuki sirkulasi, kemudiaan kortison dengan cepat di reduksi dan dikonjugasikan untuk membentuk tetrahidrokortison glukoronida yang tidak berikatan dengan protein, sehingga cepat di ekskresikan melalui urin Barret, Barman, Boitano, dan Brooks, 2012 Corticotropin Releasing Hormon CRH merupakan regulator hipotalamus utama dalam pelepasan ACTH Adrenocorticotropic releasing hormone. CRH terutama disintesis di parvoselular hipotalamus tetapi juga disintesis di dalam neuron magnoseluler dari nukleus paraventrikuler NPV. Neuron CRH dari NPV menerima jaras aferen adrenergik dari nukleus traktus solitarius, locus coeruleus, dan medula