Sindrom Cushing 1. Pengertian TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Patofisiologi

Keadaan hiperglukokortikoid pada sindrom Cushing menyebabkan katabolisme protein yang berlebihan sehingga tubuh kekurangan protein. Kulit dan jaringan subkutan menjadi tipis, pembuluh darah menjadi rapuh sehingga tampak sebagai striae berwarna ungu di daerah abdomen, paha, bokong, dan lengan atas. Otot-otot menjadi lemah dan sukar berkembang, mudah memar, luka sukar sembuh, serta rambut tipis dan kering Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010. Sindrom Cushing atau disebut juga kelebihan glukokortikoid telah lama diketahui sebagai penyebab hipertensi, tetapi mekanisme terperinci yang menghasilkan peningkatan tekanan darah masih belum diketahui. Peningkatan sensitivitas pembuluh darah perifer terhadap agonis adrenergik mungkin mempunyai peranan penting pada hipertensi vaskular Avner, Harmon, dan Niaudet, 2009. Pada sindrom Cushing terjadi pengaktifan sintesis angiotensinogen oleh hati yang menstimulus sistem renin-angiotensinogen, sedangkan fosfolipase A2 yang melepaskan asam arakidonat dari fosfolipid yang berperan penting dalam sintesis vasodilator prostaglandin menjadi terhambat. Glukokortikoid juga mengurangi aktivitas dari depresor sistem kalikrein-kinin sehingga meningkatkan sensitivitas vasokonstriktor endogen epinefrin dan angiotensin-II dan meningkatkan masuknya natrium kedalam sel-sel otot polos vaskular Avner, Harmon, dan Niaudet, 2009. Hipertensi dapat disebabkan oleh peningkatan sekresi angiotensinogen akibat kerja langsung glukokortikoid pada arteriol atau akibat kerja glukokortikoid yang mirip mineralokortikoid sehingga menyebabkan peningkatan retensi air dan natrium, serta sekresi kalium. Retensi air ini juga menyebabkan wajah yang bulat menjadi tampak pletorik Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010. Keadaan hiperkortisolisme juga mempunyai banyak efek pada tulang dan metabolisme kalsium. Terdapat supresi dari aktivitas osteoblastik dan peningkatkan reabsorbsi matriks protein tulang. Selain itu terdapat peningkatan ekskresi kalsium dan penurunan absorbsi kalsium pada lumen usus. Terjadinya hipokalsemia ini dikompensasi dengan peningkatan ringan sekresi PTH. Pada waktu yang sama PTH meningkatkan aktivitas osteoklas. Sehingga, efek keseluruhannya adalah osteopenia yang nyata Lifshitz, 2007. Pada sindrom Cushing terdapat peningkatan kadar trigliserida dan kolestrol total, sedangkan HDL dapat bervariasi. Sindrom Cushing yang nyata dan subklinis memberikan banyak gambaran dengan sindrom metabolik termasuk resistensi insulin, kadar gula darah puasa yang abnormal, hipertensi, obesitas, dan dislipidemia. Patogenesisnya melibatkan banyak faktor, termasuk aktivitas kortisol secara langsung dan tidak langsung pada lipolisis, pergantian dan produksi asam lemak bebas, sintesis very-low-density lipoprotein VLDL, dan akumulasi lemak di hati. Protein kinase yang diaktivasi oleh AMP memperantarai perubahan metabolik yang diinduksi oleh glukokortikoid Acton, 2012. Resistensi insulin memiliki peran kunci yang menentukan abnormalitas lemak. Perubahan hormonal lainnya melibatkan growth hormone, testosteron pada laki-laki, estrogen pada perempuan, katekolamin, dan sitokin. Pada studi invitro, kortisol meningkatkan lipoprotein lipase didalam jaringan lemak dan terutama di lemak viseral, dimana lipolisis diaktivasi, menghasilkan pelepasan asam lemak bebas ke dalam sirkulasi Acton, 2012. 2.5. Diagnosis 2.5.1. Manifestasi Klinis Perjalanan sindrom Cushing bevariasi. Awitan sindrom ini ada yang timbul secara tiba tiba dan ada yang perlahan-lahan. Gejala dan tanda klinis ada yang segera tampak jelas dan ada yang samar. Gejala dan tanda klinis pada bayi tampak lebih berat dan lebih jelas dibandingkan pada anak Batubara, Tridjaja, dan Pulungan,- 2010. Hampir semua dokter mengenal gambaran klinis sindrom Cushing. Obesitas sentral, “moon face”, hirsutisme, dan kemerahan pada wajah dijumpai pada lebih dari 80 orang dewasa penderita sindrom Cushing. Striae, hipertensi, kelemahan otot, nyeri punggung, distribusi lemak “buffalo hump”, gangguan psikologis, jerawat, dan mudah memar merupakan gambaran yang sangat lazim 35-80. Namun ini merupakan tanda dan tampilan penyakit Cushing yang sudah lanjut Rudolph dan Hoffman, 2007. Tinggi badan anak memberikan kesan perawakan pendek yang menunjukkan adanya retardasi pertumbuhan. Tanda ini terjadi lebih dahulu daripada gejala obesitas. Pada sindrom Cushing yang disebabkan oleh tumor adrenokortikal, pertumbuhan tinggi badan anak bisa normal atau lebih cepat akibat pelepasan androgen yang meningkat. Kulit tipis disertai adanya striae ungu pada abdomen, paha, bokong, dan lengan atas. Kulit mudah memar dan terinfeksi jamur. Hipertensi merupakan gejala umum yang menyebabkan gagal jantung. Pada masa bayi dan anak dapat ditemukan urolitiasis. Dapat ditemui gangguan psikologis, antara lain gangguan emosi, insomnia, dan euforia Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010.