Pelanggaran Jaminan Produk Halal
Waktu itu Tri berkesimpulan banyak orang yang tidak tahu bahwa makanan yang dikonsumsinya memakai bahan dari babi atau barang yang
diharamkan dalam Islam. Selanjutnya Tri menindaklanjuti dengan melakukan penelitian produk-produk yang ada di pasar swalayan atau pasar tradisional,
khususnya produk yang memakai gelatin, shortening, lard dan alkohol. Gelatin adalah protein yang diturunkan dari kulit, jaringan urat dan tulang
binatang. Gelatin umumnya berasal dari babi, karena tulang babi lunak. Sedangkan shortening semacam margarine yang berasal dari lemak hewan, bisa
dari minyak tumbuhan yang ditambahkan ke lemak babi. Sedangkan lard adalah minyak babi. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang mencengangkan, Tri
menemukan 34 jenis makanan dan minuman yang mengandung barang haram, dengan sendirinya menghebohkan masyarakat Muslim di Indonesia.
Akibat yang muncul adalah banyak produsen biskuit yang mengklaim bahwa produknya tidak haram, dan mengiklankan produknya di beberapa media
massa, bahkan ada yang harus mengeluarkan dana ratusan juta rupiah untuk mengiklankan produknya tidak haram.
Saking hebohnya masyarakat Muslim kala itu, Sekjen Departemen Agama ketika itu Tarmizi Taher bersama tim MUI secara demonstratif minum susu di
pabrik Dancow di Pasuruan untuk meredam keresahan masyarakat. 2.
Kasus Ajinomoto Kasus Ajinomoto mencuat tahun 2001, dan sempat menghebohkan
masyarakat Muslim akibat Fatwa MUI yang yang mengharamkan bumbu
masakan ini karena ditengarai bahan baku pembuatannya dicampur dengan lemak babi. Tentu saja masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim tersentak dengan
adanya fatwa dari MUI ini. Namun oleh aparat keamanan, empat pemimpin PT Ajinomoto langsung diamankan untuk meredam gejolak massa, dengan tuduhan
melanggar UU konsumen. Sebenarnya PT.Ajinomoto sudah memiliki serifikat halal dari MUI, namun
berlakunya hanya 2 tahun dan berakhir Juni 2000. Setelah tanggal tersebut pihak Ajinomoto tak lagi melakukan pemeriksaan ke MUI, mereka malah mengubah
bahan bakunya, yang ditengarai mengandung ekstrak lemak babi. PT. Ajinomoto Indonesia membantah bahwa produk akhir MSG
Ajinomoto mengandung unsur porcine. Hal tersebut dikemukakan oleh Tjokorda Bagus Sudarta dari manajemen Ajinomoto dalam siaran persnya. Sebelumnya
Tjokorda melalui media masa mengakui menggunakan bactosoytune yang diekstraksi dari daging babi untuk menggantikan olypeptone yang biasa di
ektraksi dari daging sapi. Penggunaan
bactosoytune karena
lebih ekonomis.
Menurutnya, penggunaan ekstrak daging babi itu hanyalah sebagai medium dan sebenarnya
tidak berhubungan dengan produk akhir. Untuk menjaga ketenangan dan keresahan yang sudah meluas di masyarakat pihak Ajinomoto menarik secara
serentak seluruh produk MSG Ajinomoto dalam 3 minggu terhitung mulai 3 Januari 2001 sebanyak 10 ribu ton. Akibat kasus ini PT. Ajinomoto harus
menanggung kerugian dengan memberi ganti rugi kepada para pedagang sebesar Rp 55 miliar.
PT. Ajinomoto juga minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, dan menyatakan seluruh produk MSG Ajinomoto stok baru hanya boleh dipasarkan
setelah mendapat sertifikat halal yang baru dari MUI. 3.
Kasus Ayam Tiren dan Bakso Ayam Tiren Perdagangan bangkai ayam atau yang populer disebut sebagai ayam mati
kemaren tiren sudah berlangsung lama, terutama di kota-kota besar dan di wilayah Jabodetabek. Di pasar-pasar tradisional, ayam-ayam tiren ini biasanya
dijual sudah dipotong-potong dan dikamuflase dengan bumbu berwarna kuning, sehingga warna pucat daging ayam tersebut tersamar.
Ciri-ciri ayam tiren di antaranya adalah dagingnya agak amis, kebiru- biruan, dan licin karena dilumuri formalin. Bekas pemotongan pada leher tidak
lebar dan ada bercak-bercak darah di kepala maupun lehernya. Hal yang jelas adalah ayam tiren ini harganya murah. Sejumlah razia yang dilakukan aparat
terkait di sejumlah kota di Indonesia menemukan sejumlah kasus perdagangan ayam tiren. Terakhir adalah kasus ayam tiren di daerah Bantul, DI Yogyakarta.
Aparat gabungan menggerebek rumah Sugiyoto di Dusun Pungkuran Wetan, Pleret, Bantul, akhir Agustus 2012. Sugiyoto yang selama ini berbisnis
memproduksi bakso dari daging ayam tiren itu selanjutnya dijadikan sebagai tersangka. Di rumah Sugiyoto aparat menemukan barang bukti berupa ayam tiren
dan bakso.