sebagaimana dimaksud pasal 43 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2dua tahun atau denda paling banyak Rp.2.000.000.000,-dua miliar rupiah.
Sedangkan pasal 43 menyatakan setiap orang yang terlibat dalam proses jaminan produkhalal JPH wajib merahasiakan formula yang tercantum dalam informasi
yang diserahkan oleh pelaku usaha.
E. Kasus dan Penjelasannya
Kali ini penulis memberikan beberapa kasus terkait pelanggaran jaminan produk halal, Berikut ini rangkuman dari kasus-kasus peredaran barang haram
yang pernah terjadi di Indonesia.
3
Banyak motif yang melatar belakangi tindakan curang ini, diantaranya untuk mendapatkan keuntungan berlipat tanpa
memperdulikan dampak negatif bagi konsumennya. Namun karena kurangnya pengetahuan dan pengawasan dari konsumen, maka mereka dengan bebas
memproduksi dan mengedarkan makanan haram tersebut. 1.
Kasus Lemak Babi Umat Islam pernah digegerkan oleh hasil temuan DR. Tri Soesanto
tentang kasus lemak babi pada era tahun 1980-an, di mana kandungan gelatin terdapat pada beberapa produk makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Saat itu
DR.Tri Soesanto Dosen Teknologi Pangan Universitas Brawijaya, Malang bersama sejumlah mahasiswanya melakukan penelitian dan menemukan
banyaknya makanan yang memakai bahan dari babi. Langsung saja umat Islam Indonesia tersentak atas hasil penelitian tersebut.
3
www.Pusathalal.com diakses pada 25 September 2015.
Waktu itu Tri berkesimpulan banyak orang yang tidak tahu bahwa makanan yang dikonsumsinya memakai bahan dari babi atau barang yang
diharamkan dalam Islam. Selanjutnya Tri menindaklanjuti dengan melakukan penelitian produk-produk yang ada di pasar swalayan atau pasar tradisional,
khususnya produk yang memakai gelatin, shortening, lard dan alkohol. Gelatin adalah protein yang diturunkan dari kulit, jaringan urat dan tulang
binatang. Gelatin umumnya berasal dari babi, karena tulang babi lunak. Sedangkan shortening semacam margarine yang berasal dari lemak hewan, bisa
dari minyak tumbuhan yang ditambahkan ke lemak babi. Sedangkan lard adalah minyak babi. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang mencengangkan, Tri
menemukan 34 jenis makanan dan minuman yang mengandung barang haram, dengan sendirinya menghebohkan masyarakat Muslim di Indonesia.
Akibat yang muncul adalah banyak produsen biskuit yang mengklaim bahwa produknya tidak haram, dan mengiklankan produknya di beberapa media
massa, bahkan ada yang harus mengeluarkan dana ratusan juta rupiah untuk mengiklankan produknya tidak haram.
Saking hebohnya masyarakat Muslim kala itu, Sekjen Departemen Agama ketika itu Tarmizi Taher bersama tim MUI secara demonstratif minum susu di
pabrik Dancow di Pasuruan untuk meredam keresahan masyarakat. 2.
Kasus Ajinomoto Kasus Ajinomoto mencuat tahun 2001, dan sempat menghebohkan
masyarakat Muslim akibat Fatwa MUI yang yang mengharamkan bumbu