+,-..0123430+,-,.,+012,+5
,+
No. Taksa
Stasiun 1 Stasiun 2
K Kr
Fk K
Kr Fk
12. Asterionella 13. Gomphonema
204,08 7,81
66,67 14. Coscinodiscus
15. Cylindrotheca 16. Gyrosigma
17. Mastogloia 285,71
10,94 100,00
18. Melosira 19. Navicula
244,90 9,23.
100,00 367,35
14,06 66,67
20. Nitzschia 367,35
13,85. 66,67
21. Stauroneis 81,63
3,08. 33,33
285,71 10,94
66,67 22. Surirella
23. Synedra 204,08
7,69. 33,33
24. Tabellaria III
Cyanophyta C
Cyanophyceae 25. Aphanizomenon
163,27 6,15.
33,33 26. Coelosphaerium
27. Oscillatoria 530,61
20,00. 100,00
367,35 14,06
66,67
Jumlah 2653,06
100.00. 2612,24
100,00
Tabel 3: Nilai Kelimpahan K indm
2
, Kelimpahan Relatif Kr dan Frekuensi Kehadiran Fk Fitoplankton di Sungai Belawan pada
Stasiun III, IVdan V
No. Taksa
Stasiun 3 Stasiun 4
Stasiun 5 K
Kr Fk
K Kr
Fk K
Kr Fk
I Chlorophyta
A Chlorophyceae
1. Chaetosphaeridium 1836,73
10,34 100,00
2. Closteriopsis 1020,41
5,75 66,67
3. Gonatozygon 693,88
22,97 66,67
4. Oocardium 5. Pediastrum
367,35 8,91
66,67 1755,10
9,89 100,00
6. Schroederia 163,27
3,96 33,33
285,71 1,61
33,33
+,-..0123430+,-,.,+012,+5
,,
No. Taksa
Stasiun 3 Stasiun 4
Stasiun 5 K
Kr Fk
K Kr
Fk K
Kr Fk
7. Sphaeroplea 204,08
4,95 33,33
2122,45 11,95
100,00 8. Stigeoclonium
9. Trochiscia 367,35
2,07 33,33
10. Volvox 285,71
9,46 66,67
11. Zygnema II
Chrysophyta B
Bacillariophyceae 12. Asterionella
612,24 14,85
100,00 2000,00
11,26 100,00
13. Gomphonema 204,08
6,76 33,33
367,35 8,91
66,67 163,27
0,92 66,67
14. Coscinodiscus 326,53
7,92 100,00
1510,20 8,51
100,00 15. Cylindrotheca
163,27 5,41
100,00 16. Gyrosigma
81,63 1,98
33,33 489,80
2,76 66,67
17. Mastogloia 367,35
12,16 100,00
18. Melosira 612,24
14,85 66,67
1755,10 9,89
66,67 19. Navicula
81,63 2,70
33,33 20. Nitzschia
244,90 8,11
33,33 21. Stauroneis
326,53 7,92
66,67 163,27
0,92 33,33
22. Surirella 163,27
0,92 66,67
23. Synedra 448,98
14,86 66,67
163,27 3,96
33,33 244,90
1,38 100,00
24. Tabellaria 204,08
4,95 33,33
1346,94 7,59
100,00 III
Cyanophyta C
Cyanophyceae 25. Aphanizomenon
367,35 12,16
100,00 26. Coelosphaerium
1673,47 9,43
100,00 27. Oscillatoria
163,27 5,41
33,33 693,88
16,83 100,00
857,14 4,83
100,00
Jumlah 3020,41
100,00 4122,45
100,00 17755,10
100,00
Secara keseluruhan sungai Belawan didapatkan bahwa genus Sphaeroplea dengan nilai Kelimpahan, Kelimpahan relatif dan frekuensi
kehadiran tertinggi sebesar 2122,45 indm
2
K, 11,95 KR dan 100 FK pada stasiun V, dan terendah pada genus Volvox , Stauroneis
Stasiun I , Navicula Stasiun II, dan Gyrosigma Stasiun IV sebesar 163,27 K, 0,92 KR dan 66,67 FK.
+,-..0123430+,-,.,+012,+5
,-
4. Nilai Keanekaragaman H
I
dan Keseragaman E di Sungai Belawan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui Nilai Keanekaragaman H
I
dan Keseragaman E di sungai Belawan sebagai
berikut :
Tabel 4: Nilai Keanekaragaman H’ dan Keseragaman fitoplankton E di sungai
Belawan
Stasiun I Stasiun II
Stasiun III Stasiun IV
Stasiun V
H
I
2,15 2,28
2,16 2,58
2,56 E
0,18 0,19
0,23 0,21
0,21
Dari Tabel 4 dapat dilihat nilai keanekaragaman H
I
tertinggi pada stasiun IV sebesar 2,58 dan terendah pada stasiun I sebesar 2,15.
Keanekaragaman fitoplankton di 5 stasiun tergolong rendah sampai sedang.
Menurut Kreb
1985, keanekaragaman
rendah bila
0H
I
2,302, keanekaragaman sedang bila 2,302H
I
6,907, dan keanekaragaman tinggi bila H
I
6,907. Dilihat dari nilai keanekaragaman stasiun I - V tergolong
tercemar ringan, Menurut Lee et al., 1978, nilai keanekaragaman H
I
pada perairan dikatakan tercemar berat bila H
I
1, tercemar sedang H
I
1,0-1,5, sedangkan tercemar ringan bila H
I
2,0. Nilai keseragaman E berkisar 0,18 – 0,23 dengan nilai
keseragaman tertinggi pada stasiun III, terendah stasiun I. Menurut Kreb 1985 nilai keseragaman E berkisar 0-1, bila nilai mendekati 0 berarti
keseragaman rendah karena adanya jenis yang mendominasi seperti Sphaeroplea dan Asterionella. Hal ini berarti jumlah individu pada jenis
tidak seragam dan merata.
5. Nilai Analisis Korelasi
Berdasarkan pengukuran
parameter kualitas
air yang
dikolerasikan dengan Nilai keanekaragaman Diversitas Shannon- Wiener maka diperoleh nilai kolerasi seperti pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5: Nilai Analisis Kolerasi yang Diperoleh antara parameter kualitas air
dengan keanekaragaman fitoplankton
No. Parameter
Keanekaragaman H
I
1. Suhu
o
C 0,32
2. Penentrasi Cahaya cm
-0,43 3.
Intensitas Cahaya Cd 0,41
4. Kecepatan Arus dtkm
0,02 5.
pH -0,31
6. DO Mgl
0,94 7.
BOD
5
Mgl 0,52
8. CODMgl
0,75
+,-..0123430+,-,.,+012,+5
,. Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa DO berpengaruh terhadap
keanekaragaman fitoplankton sebagai bioindikator. Dimana DO selama penelitian berkisar 0,2-4,4 mgL, nilai ini sebagian stasiun jauh dari
kebutuhan organisme air dan sebagian lagi cukup mendukung kebutuhan fitoplanton Rudiyanti, 2009, Sehingga DO mempunyai hubungan yang
sangat kuat terhadap keanekaragaman fitoplankton. KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan tentang Komunitas Fitoplankton sebagai Bio-Indikator Kualitas Perairan Sungai Belawan, dapat
disimpulkan bahwa : 1. Fitoplankton yang didapatkan sebanyak 27 genus terdiri dari 3 kelas,
dan 3 ordo. 2. Kelimpahan fitoplankton tertinggi pada genus Sphaeroplea dengan
nilai Kelimpahan, Kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran tertinggi sebesar 2122,45 indm
2
K, 11,95 KR dan 100 FK pada stasiun V, dan terendah pada genus Volvox , Stauroneis Stasiun
I , Navicula Stasiun II, dan Gyrosigma Stasiun IV sebesar 163,27 K, 0,92 KR dan 66,67 FK.
3. Nilai keanekaragaman H
I
tertinggi pada stasiun IV sebesar 2,58 dan terendah pada stasiun I sebesar 2,15. Keanekaragaman
fitoplankton di 5 stasiun tergolong rendah sampai sedang. 4. Nilai keseragaman E tertinggi pada stasiun III sebesar 0,23 dan
terendah stasiun I sebesar 0,18. Keseragaman tergolong rendah. 5. Tingkat pencemaran berdasarkan nilai keanekaragaman stasiun I- V
tergolong tercemar ringan. 6. Fitoplankton yang mendominasi Sphaeroplea dan Asterionella.
7. Kualitas air yang berpengaruh keanekaragaman fitoplankton sebagai bioindikator adalah oksigen terlarut DO.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini dapat terlaksana atas bantuan dan konstribusi berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkonstribusi pada penelitian ini, terutama pada DIPA USU dengan program Penelitian Strategis Nasional 2010 yang
telah memberikan bantuan dana untuk penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan ke-2 UGM Press, Yogyakarta. 10-14.
Edmonson, W.T. 1963. Fresh Water Biology. Second Edition. Jhon Willey Sons, inc., New York.pp. 274-285.