Beberapa Metode Uji Biologis Untuk Menil

(1)

!"#"!"

! " # $ % & % ' ( ) )

$*+%',")',$%#',-)

.%#-#(%))

$/0123)44)5/62/78)49::))

"

"

"

Editor:

Dr. Salomo Hutahean, M.Si.

Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.BioMed.

Dr. Suci Rahayu, M.Si.

Kaniwa Berliani, S.Si, M.Si.

"

Departemen Biologi

FMIPA Universitas Sumatera Utara

"

“Meningkatkan Peran Biologi dalam Mewujudkan

National Achievement with Global Reach

"

"

"

" 2011


(2)

"

!"#$%&'()'*$+,-'./+-"0'1%2340,+/'5*.16'7,08$+'9.9'' :;<'9%/="4+/-,+'>3<'?'

@"#,%'ABCDD)'1%#3%"+/,' '

E";8<'BFCGHACIJIJK'(,L'BFCGHACIJIJ' '

'

$+$84"++<$+$<,M</#' '

'

N'9.9'*4"++'ABCC' '

O,P' M/8-,' #/;/%#$%&/' 3;"Q' $%#,%&G$%#,%&K' #/;,4,%&' 0"08"4R,%S,P' 0"%S,;/%)' 0"4"P,0' +"R,&/,%' ,-,$' +";$4$Q' R,&/,%' R$P$' /%/' #,;,0' R,Q,+,',-,$'R"%-$P',8,8$%'-,%8,'/T/%'-"4-$;/+'#,4/'8"%"4R/-<'

'

%$.')>?>)@AB)A44)C) '

,&"2-'#3433*$53'(6*3/7$83#3/6)$%3/39$:&".(#3*$;8%:<$ $

*43+/#/%&'."0/%,4'>,+/3%,;'U/3;3&/K'@"%/%&P,-P,%'8"4,%'R/3;3&/'#,;,0' 0"V$W$#P,%' %,-/3%,;' ,MQ/"="0"%-' V/-Q' &;3R,;' 4",MQ' X' Y#/-34Z' .,;303'O$-,%",%[\"-<,;<]'GG'@"#,%Z'9.9'*4"++)'ABCC<'

' '

L=//)'H?A'8<'K'/;$+<Z'A^'M0' '

U/R;/3&4,2/' ' ' 1.U>Z'?J?G^DHGDAAGL' '

' ' ' ' ' ' ' ' ' '


(3)

!"###"!" ra mendatang telah banyak disebut-sebut sebagai era Biologi, karena kemajuan riset di bidang Biologi dalam beberapa dasawarsa terakhir telah memberi landasan yang kuat bagi pengembangan berbagai teknologi untuk mengatasi masalah-masalah pangan, kesehatan dan lingkungan yang saat ini masih merupakan masalah besar yang dihadapi umat manusia. Sebagai negara dengan biodiversitas kedua terbesar di dunia, Indonesia berpeluang memainkan peran penting dalam era tersebut.

Agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton dalam era baru itu, dibutuhkan kesiapan nasional yang dibangun melalui kesiapan institusi pendidikan tinggi, yang pada akhirnya menyangkut kesiapan individu peneliti di dalam institusi. Departemen Biologi FMIPA USU sebagai institusi pendidikan tinggi yang mengemban amanah menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat di bidang Biologi berusaha memberi sumbangan nyata dalam kesiapan nasional tersebut melalui pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus. Dalam rangka memperingati Lustrum IX FMIPA USU, Departemen Biologi telah menyelenggarakan Seminar Nasional Biologi sebagai sarana memberikan sumbangan pemikiran, membuka kesempatan untuk bertukar informasi ilmiah, dan membangun jaringan kerjasama keilmuan antar peneliti. Seminar diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 2011 di Medan, dengan tema “Meningkatkan peran Biologi dalam Mewujudkan

National Achievement with Global Reach.Dalam seminar tersebut, para peneliti telah mendiskusikan hasil temuannya dengan rekan sebidang dan dengan itu memperoleh manfaat secara bersama-sama.

Lebih dari 80 judul makalah yang telah dipresentasikan dalam seminar dikumpulkan dalam prosiding ini. Para pemakalah hadir dari berbagai Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, dan Lembaga lain yang berkaitan dengan Biologi dari berbagai wilayah di Indonesia, terutama Pulau Sumatera, telah memberi sumbangan informasi tentang beragam bidang Biologi dalam seminar. Untuk tujuan kemudahan dan penghematan sumberdaya alam, prosiding diterbitkan dalam bentuk

paperless berupa file dalam CD.

Semoga prosiding ini dapat menyumbangkan manfaat berupa tambahan informasi ilmiah dalam bidang Biologi, sebagai bagian dari kerja besar meningkatkan Riset Biologi di Indonesia.

Tim Editor


(4)

!"#$"!"

Salam untuk para peserta seminar yang berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Tuhan, karena atas perkenannya kita dapat hadir di tempat ini, dijauhkan dari halangan-halangan yang bermakna, dan bersama-sama mengikuti Seminar Nasional Biologi yang diselenggarakan oleh Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.

Seminar ini diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan Departemen Biologi dalam memperingati Lustrum IX FMIPA USU. Tema seminar “Meningkatkan Peran Biologi dalam Mewujudkan

National Achievement with Global Reach” adalah tema dari lustrum tersebut yang disesuaikan dengan motto Rektor USU masa bakti 2010-2015. Melalui seminar ini, diharapkan terjadi pertukaran informasi antar peneliti dalam berbagai bidang Biologi, demikian juga diharapkan terbangun jaringan kerjasama antar peneliti dari berbagai instansi di dalam bidang Biologi maupun di bidang ilmu-ilmu terapannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, panitia telah mengundang para peneliti, pendidik, mahasiswa, dan pemerhati bidang Biologi dari berbagai instansi di wilayah tanah air, khususnya dari Pulau Sumatera. Undangan tersebut telah ditanggapi oleh hadirnya 84 orang peserta pemakalah yang akan mempresentasikan 89 judul makalah, ditambah dengan peserta nonpemakalah dan para undangan kami lainnya. Sebagai Pemakalah Utama, kami hadirkan Dr. Sony Heru Sumarsono, MSc., pakar Biologi Perkembangan dari SITH ITB Bandung, dan Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MSi., Ketua program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana USU. Panitia mengharapkan, seminar ini akan semarak dengan pertukaran gagasan dan pengalaman antar peserta dan pada akhirnya memberikan kontribusi bagi perkembangan Biologi di Indonesia.

Dengan rasa gembira, panitia menyampaikan terima kasih kepada Pemakalah Utama, Peserta Pemakalah, Peserta Nonpemakalah, juga segenap undangan kami atas peran sertanya dalam seminar ini. Panitia telah berdaya upaya mempersiapkan seminar ini sebaik-baiknya, namun apabila terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelayanan kami, baik dalam penyediaan fasilitas, penyampaian informasi, maupun dalam memberikan tanggapan, kami mohon dimaafkan.


(5)

!"$"!"

Ketua Panitia,


(6)

!"$#"!"

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini. Kami dari Departemen Biologi FMIPA USU mengucapkan “Selamat datang di kota Medan tercinta, Selamat datang di kampus USU, dan Selamat datang di Departemen Biologi FMIPA USU.”

Kami sangat bersenang hati atas kehadiran seluruh peserta. Kami sungguh tidak menyangka, undangan kami mendapat tanggapan yang sangat positif dalam wujud kehadiran peserta yang demikian banyak jumlahnya di tempat ini. Untuk kehadiran Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Selain mewadahi kegiatan seminar, acara hari ini tampaknya akan menjadi sebuah kesempatan bersilaturahmi antar sesama peneliti, sekaligus menjadi kesempatan temu-kangen antara guru dan murid, demikian juga antar sesama alumni. Harapan kami, melalui pertemuan hari ini dapat terbangun jaringan kerjasama antar peneliti dalam berbagai bidang Biologi.

Akhir kata, semoga pertemuan kali ini dapat berlanjut dengan pertemuan-pertemuan ilmiah berikutnya, sehingga ke depan, kita bisa memberi kontribusi yang lebih besar lagi bagi perkembangan Riset Biologi.

Ketua Departemen Biologi, Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc.


(7)

!"$##"!"

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas ridha dan Inayah-Nya kita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Biologi.

Kemajuan riset Biologi dalam beberapa dasawarsa terakhir berlangsung sangat pesat dan telah terspesialisasi ke dalam topik-topik yang semakin spesifik. Akibatnya, menjadi sulit saat ini untuk tetap mengikuti kebaruan ilmu Biologi. Bagi peneliti dan dosen, penguasaan akan bidang spesifik yang ditekuni adalah sangat penting, namun demikian, tetap sadar akan perkembangan yang berlangsung di luar topik yang ditekuni, tidaklah kalah pentingnya. Di sinilah pentingnya seminar, karena dengan turut serta dalam seminar seorang peneliti atau dosen dapat menyebarkan hasil penelitiannya sendiri, sekaligus dapat memperoleh gambaran secara tetap tentang perkembangan ilmu yang lebih luas.

Kami menyampaikan penghargaan pada seluruh anggota panitia yang telah menyelenggarakan Seminar Nasional Biologi dengan tema Meningkatkan Peran Biologi dalam Mewujudkan National Achievement with Global Reach.

Kami mengharapkan kepada seluruh peserta seminar untuk terus berkarya, meningkatkan kemampuan dalam meneliti, melakukan publikasi ilmiah nasional dan internasional. Indonesia kaya akan bahan baku riset Biologi, karena kita adalah negara dengan biodiversitas kedua terbesar di dunia. Banyak spesies di negeri ini yang membutuhkan penelitian, yang hanya kita yang dapat melakukannya, karena secara geografis hanya kita yang memiliki akses menelitinya. Kekayaan biodiversitas yang luar bisa itu harus dapat kita manfaatkan, secara berkelanjutan.

Pada akhir kata sambutan ini, izinkan saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta seminar yang telah sudi meluangkan waktunya untuk mengikuti dari awal hingga berakhirnya acara ini.


(8)

!"$###"!"

pengembangan Riset Biologi.

Billahi taufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dekan FMIPA USU Dr. Sutarman, M.Sc.


(9)

!"#%"!"

7,-,'*"%&,%-,4'<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' ///' .,0R$-,%'7"-$,'*,%/-/,'<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' /=' .,0R$-,%'7"-$,'_"8,4-"0"%'U/3;3&/'(@1*`'9.9'<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' =/' .,0R$-,%'_"P,%'(@1*`'9.9'<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' =//' _,2-,4'1+/'<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' /L' '

'

+/G/H/I);1/J/)

'

7Ya`1>`>'*Yb7Y@U`>!`>'*`_`'cdb`>1e(`d1`af'

=6*>$?&"-$=-93"'6*6'<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' C' '

@1E1!`.1' _`>' `_`*E`.1' *Yb9U`O`>' 17a1@' @Ya`a91'

7e>.Ybg`.1''7Y`>Y7`b`!`@`>'O`h`E1'

,"6@A$%"A$B&#*6$C(D0(3'#-#(+$EA=A$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ CB' '

'

D</6<G/7/K/J/6)L/M/18)

'

YE>eUeE`>1' (`@1a1' `bYd`dY`Y' _1' 7`U9*`EY>' `dYO' U`b`E' _`h`'

F-#$5-"93/(30$D3*$GD3#(3$B&'#(3*('<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' AF' '

Eb1EYb*Y>e1_'_1gYb.1Eh'1>'@`>!begY'EbYY'.*Yd1Y.'

E603993D$H3'>-*(''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' ^D' '

7e@9>1E`.'U9b9>!'`1b'_1'*Ybd9E'.Y1'E9`>)'.9@`EYb`'9E`b`'

I"*($ J-9(/3K3#>+$ !*($ E3"D(3'#-#(+$ L(/(4$ H-D($ ,"3'&#>6+$ D3*$ M&*($ !">3#($ E-/>3*(''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' DB' '

7Y`>Y7`b`!`@`>' :Y>1.' U9b9>!' _1' 71ae@YEYb' >ea' *9a`9' iYO'*beg1>.1'`dYO'

%"A$803("(/+$EA=(A$D3*$I/N(3*#($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ FA$ '

U1e_1gYb.1E`.' dY>_`i`>' @`7be.7e*17' _1' E`@`>' i1.`E`' `a`@'.1Uea`>!1E'_`>'.1d17YOGd17YO)'.9@`EYb`'9E`b`'

5-"#O30O3$8A$D3*$BAC(D0(3'#-#($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ F?' '

*Y>_9!``>' 7Yb`!`@`>' !Y>YE17' 7Ya`*`' .`i1E' E1*Y' _9b`' UYb_`.`b7`>'@`b7`'@17be.`EYa1E'

L6//(&$ !)-'#(*3$ ,A$ ,-#"(+$ =-D3"'6*6+$ %K($ !'96*6+$ D3*$ 56".&"#$$$$$$$$$$$$$$ H(//6##&''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' HC' '


(10)

!"%"!"

'

7Y`>Y7`b`!`@`>' .Yb`>!!`' h`>!' UYb*Yb`>' *`_`' E`O`*`>'

_Y7e@*e.1.1'7eEeb`>'!`:`O'5ILI,?!=$E!QGER=6'

5-"'3/$D3*$C(/D3$803("-*3''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' CBB$

'

7Y`>Y7`b`!`@`>' :Y>1.' U9b9>!' *`>E`1' @1!b`>' *`_`' UYbU`!`1' *Y>!!9>``>' a`O`>' _1' Y7e.1.EY@' @`>!begY' .Yb`*9O)'a`>!7`E)'.9@`EYb`'9E`b`'

,(*D($,3#3*3+$S*"(T3/+$D3*$5(*3$:(43$=3"(''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' CBH' '

`>`a1.1.' 7Y7Yb`U`E`>' (1ae!Y>YE17' E`>`@`>' 7Y@U`>!'

EYa`>!' 5FLG:SBG!$ :IB5!:I!$ a<6' UYb_`.`b7`>' @`b7Yb'

@eaY79aYb'!Y>'bUda'_>`'7aebe*a`.'5.E9_1'U1e1>(eb@`E176' =-23"93*$D3*$!.D-/$B3'>(D$:6/3*)3"3''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' CAB' '

7Y`>Y7`b`!`@`>' :Y>1.' !9a@`' *`_1' .`i`O' _1' _Y.`' b`@U`O' U`b9'7Yd`@`E`>'b`@U`O'.`@e'7`U9*`EY>'be7`>'O9a9'

=>3@"(*3/$=6&/(*+$U-0"($=>39+$D3*$E-03993D$%3-D$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ CIB' '

'

+8G7N08NHNK8)

'

Y(Y7' .9@UYb' 7`bUe>' _`U' >1Ebe!Y>' EYbO`_`*' *be_97.1' *beEY`.Y' `a7`a1' _`>' 7Yb`E1>`.Y' _`b1'H"&N(.3V(//-'$ 3)"(' ' `GBI' EYb@e(1a17'

!*#06*($!)-'#(&*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ CIH$ '

`7E1g1E`.'`>E1@17beU`'Y7.Eb`7'OYbU`' @Y>1b`>'5,0>//3*#0-'$

*("-"('a<6'EYbO`_`*'U`7EYb1'_`>'7O`@1b'*`Ee!Y>'

W(N($%&'@(#3+$%K($=-">3*#6+$D3*$I"93*$E-*("$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ CDB' '

:Y>1.G:Y>1.'(9>!1'_`>'U`7EYb1'h`>!'UYb`.e.1`.1'*`_`'*be.Y.' _Y7e@*e.1.1' .Yb`.`O' _`9>' !N(V&**(3$ 93"(*3' 5(34+P6' =/"4Q' .YEYa`O'`*a17`.1'(9>!1''!'2&")(//-''+8<)'F-"N-//3"(3'+8<)',&*(V(//(-9' +8<' *`_`' UYUYb`*`' E1>!7`E' .`a1>1E`.' _1' _Y.`' .1d`>`>!' UYa`i`>j'

%K($=-">3*#6+$!@"(D3$M3*#(+$G43$C30>-*(+$D3*$M-*3'@($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ CFB' '

*eEY>.1' U`7EYb1' 71E1>ea1E17' ae7`a' `.`a' .9@`EYb`' 9E`b`'

_`a`@' @Y>!O`@U`E' *YbE9@U9O`>' UYUYb`*`' :`@9b'

*`Ee!Y>'E`>`@`>'

%K($=-">3*#6+$5&##($G"3K3#(+$D3*$I"93*$E-*("$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ CJC' '

UYUYb`*`' @YEe_Y' 9:1' U1eae!1.' 9>E97' @Y>1a`1' _`@*`7' U`O`>'71@1`'*YbE`>1`>'_1'_`a`@'E`>`O'


(11)

!"%#"!"

@Y_19@''

5-*-4$,"(>3*(+$I"93*$E-*("+$D3*$5(4930$B(D03$HA$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ C?I' '

*Y>!Y>_`a1`>' O`h`E1' *Y>h`71E' a`h9' (9.`b19@' *`_`' E`>`@`>' Ee@`E' 5L>V62&"'(V6*$ &'V-/&*#-9$ @/;;<6' @Ya`a91' *Ya`*1.`>' UY>1O' _Y>!`>' a`b9E`>' U`7EYb1' 71E1>ea1E17G `a!1>`E'

B('K3*#6+$%K($=-">3*#6+$D3*$I"93*$E-*("$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ABJ' '

*Yb`>' ' U`7EYb1' Y>_e(1E' *Y>!O`.1a' 1``' 5G*D6/&$ !V&#(V$ !V(D6'' EYb.YaY7.1' EYbO`_`*' *YbE9@U9O`>' E`>`@`>' *`_1' 5S">T3$ '3#(N3'a<6'

M-"*3/(T3+$E-'#(43$C(/D3'3"($=("&)3"+$D3*$5-*-4$,"(>3*($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ AC?' '

*Y@`>(``E`>'.Y>h`i`'O9@17'_`a`@'*be_97.1'.*eb`'(9>!1'' @17eb1k`'`bU9.79a`'

%&/N(3*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ AA?$ '

'

.8NO/7J/G/)P/6).8NJ<P8=)

'

*Y>!9:1`>' `7E1g1E`.' `>E1e7.1_`>' _`>' `>`a1.1.' .Y>h`i`' 71@1`' Y7.Eb`7' YE`>ea' .YbE`' (b`7.1' _`b1' 7`h9' .Yd`>!' 5F3&'3/2(*(3$=3223*''a<6'

!'K(#3$ ?3@*($ L-.('+$ E3"/(*&$ 53(*))6/3*+$ 83'9("-/$ B39/3*$ =(*3)3+$ =-">3*#6+$D3*$I"/>$=(#692-/$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ AIF$ '

`7E1g1E`.'`>E1U`7EYb1'_`>'`>`a1.1.'7`>_9>!`>'71@1`'_`9>' 9>!9'5X"32#620>//-9$2(V#-9$'a<'!4/22<6'''''

I"/>$=(#692-/$D3*$E3"/(*&$53(*))6/3*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ A^D$ '

*Y>!9:1`>' Y7.Eb`7' YE`>ea' _`9>' _`>_`>!' !Y>_1.'

5F/(*3V3*#0-'$ *-#3*'' 5U$40<2<6' a/%#,$6' ' EYbO`_`*' Y(Y7'

O1*e!a17Y@17'

83'9("-/$B39/3*$=(*3)3$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ADC' $

7`>_9>!`>' 71@1`' _`>' `7E1g1E`.' `>E1e7.1_`>' Y7.Eb`7' _`>' (b`7.1'_`9>'.`!`'''5!D&*3*#0&"3$.(V6/6"'@33%<6'

E3"/(*&$53(*))6/3*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ AFA$ '

_YEY7.1'EMFSH!F:IBGRE$ LI,B!I' _`b1' .9@UYb' `1b'' *Y>_9_97'

_Y>!`>'EY7>17',SLMEIB!=I$F?!G5$BI!F:GS5'

E-D3#'("$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ AJC$ '


(12)

!"%##"!"

k,/4/%'EQ30S'#,%'U/%,V,-/'!/%-/%&''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' AHA' '

`EYbe!Y>1.1E`.'_`b1'@1>h`7'_`>'aY@`7'_1'_`a`@'@`7`>`>' ,"6@A$%"A$J3*'&*$=(/3/30(+$EA!22A=VA+$D3*$%"3A$=(#($5-".3>3$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ A?B$ '

9:1'`7E1g1E`.'`>E1e7.1_`>'Y7.Eb`7'YE`>ea'_`9>'.1.17' >`!`' 5%">96)/6''-9$2(/6'&//6(D&'''\a<]'*4"+6'

,622>$!*O&/('3$UA$?'.A$D3*$!9(*30$%3/(9-*#0&$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ IBI' '

*Y@`>(``E`>' _`9>' .`@U9>!' >h`i`' 5X>*-"3$ 2"6V-9.&*'$ 5a3$4<6' @"446' ' .YU`!`1' `>E1e7.1_`>' 9>E97' @Y>dY!`O' *Y>h`71E'

B6'(D30$D3*$=-K3"#($!"('$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ICB' $

IW!LR!=G$ 5GL!G$ XGUG$ EG5M!8$ XSBI5X$ M!5X$ HIBI%!B$ %G$ ,!=!B!5$ 8S:!$EI%!5$HIB%!=!B8!5$8SE,S=G=G$!=!E$LIE!8Y<$

M6'>$=(/3/30(+$F03("-/$!T03"+$D3*$G993*-&/$=A$E&/(3/3$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ IAB' '

`7E1g1E`.'*Y>`>!7`*'b`_17`a'Y7.Eb`7'YE`>ea'_`>'Y7.Eb`7' `1b'OYbU`'b`>E1'5=6/3*-9$*()"($L<6'

?&"3K3#>$ X(*#(*)+$ !'K(#3$ ?3@*($ L-.('+$ E3"#-3$ ,3*D326#3*$ 53'-#(6*+$ I"/($=(#692-/+$D3*$=-">3D($!V093D$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ IIA' '

.7b1>1>!' (1Ee71@1`' _`>' 9:1' Y(Y7' `>E1U`7EYb1' Y7.Eb`7' YE`>ea'9@U1'U`i`>!'.`Ub`>!'5I/&-#0&"(*&$23/9(@6/(3'@"44<6'

W"(&T43$E(&"T3+$%K($=-">3*#6+$D3*$EA$,3*D326#3*$53'-#(6*'<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' I^B'

'

YE>eUeE`>1' E9@U9O`>' OYbU`' .YU`!`1' E9@U9O`>' eU`E' m' eU`E`>'*`_`'@`.h`b`7`E'7`be'_1'_Y.`'EYa`!`O'7`U9*`EY>' a`>!7`E''

:A$!/(&@$!#0#06"(V4+$%&D&$=&#(3D(+$MA$,-"K3*#6+$D3*$ID($X-03"DO3$$AAAAAAAAAAAAAAA$$ ID^' '

1.ea`.1'`a7`ae1_'n91>ea1k1_1>'E1*Y'SBES=G!'_`b1'E9@U9O`>'

SBES=G!'

EA$,3*D326#3*$53'-#(6*''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' IFD'

'

`a7`ae1_' !eae>!`>' n91>ea1k1_1>' .YU`!`1' *Y>`>_`'

E`7.e>e@17'E9@U9O`>'Eb1U9.'*b1@1E1('.979'*`*1a1e>`dY`Y' EA$,3*D326#3*$53'-#(6*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ IFH'

'

'

.8NHNK8)-86KG26K/6)

'

.E9_1' 7Y.Y.9`1`>' O`U1E`E' _`>' *Y@YE``>' 7`i`.`>'

*Yba1>_9>!`>' !`:`O' 5ILI,?!5:$ =R5F:R!BM6' _1' O9E`>'

EYb!`>!!9' .YU`!`1' a`>!7`O' @Y>!9b`>!1' 7e>(a17' !`:`O' _Y>!`>'@`>9.1`'


(13)

!"%###"!"

_`>'`>eb!`>17'.YU`!`1'U1e1>_17`Eeb'7Y.9U9b`>'E`>`O'

!"/&*$?3*&/$J60*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ IH?' '

Y7eae!1'.Yb`>!!`'iYbY>!'5OY@1*EYb`Z'`9dOY>ebbOh>dO`6' *`_`' .1>!!`>!G.1>!!`>!' E`>`@`>' *`_1' _1' 7`U9*`EY>' _Ya1' .Yb_`>!'m'.9@`EYb`'9E`b`'

H(*3"($E3*-"-*)$D3*$L&'#3"($=(069.(*)$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ^BD' '

`>`ah.1.' e(' gY!YE`E1e>' 1>' UY`dO' e(' iY.E' `dYO' `(EYb' E.9>`@1'

%O-@"('''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' ^CD' '

7`i`.`>' 7e>.Ybg`.1' `dYO' _`>' *Y@`>(``E`>>h`' _`a`@' *Y@UYa`:`b`>'U1eae!1'7e>.Ybg`.1''

IN($ !2"(3*3+$ !V093D$ E-*3*D3"+$ 5-">3*($ MA$ B-'#393*+$ D3*$ ?&"#(&*$ 866'.3*D(30$=-"#(43*#($AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ^AH$

'

_1.Eb1U9.1' _`>' .Eb`E1(17`.1' `aE1E9_1>`a' :Y>1.' `>!!bY7' Y*1(1E' _1' O9E`>' !9>9>!' .1>`U9>!' 7`U9*`EY>' 7`be' .9@`EYb`'9E`b`'

83*(K3$H&"/(3*($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ^^B' '

*ea`' *Y>hYU`b`>'XILSG5!$ IBS=!' _`a`@' 7e@9>1E`.' >1*`O'

55>23$ @"-#(V3*'6' Y7e.1.EY@' @`>!begY' *Y.1.1b' U`b`E'

7`U9*`EY>'`dYO'UY.`b'

EA$!/($=A''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' ^DC' '

.E9_1' bY7b9E@Y>' :9gY>1a' 7`b`>!' EYbO`_`*' *ea`'

!Ye@eb(eae!1' _`>' .9U.Eb`E' _1' *Yb`1b`>' .`U`>!)' *beg1>.1' `dYO'

E-03993D$53'("$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ^D?' '

7e@9>1E`.' (1Ee*a`>7Ee>' .YU`!`1' U1e1>_17`Eeb' 79`a1E`.' `1b'.9>!`1'UYa`i`>''

E3>3*)$=3"($M&3**>$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ^JB$ '

*Yb1a`79'@`7`>'a9E9>!'7Ya`U9'5:B!F?M,G:?IFR=$FBG=:!:R=+$

b`((aY.' CHCA6' _1' O9E`>' @`>!begY' 7Yd`@`E`>' !YU`>!' 7`U9*`EY>'a`>!7`E''

,(*D($,3#3*3+$S*"(T3/+$D3*$E3"/(*$!*D(43$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ ^HC' '

`>`a1.1.' .*`.1`a' i1a`h`O' UYb*eEY>.1' 9>E97' U9_1_`h`' aYU`O'@`_9'_`a`@'*Yb.*Y7E1('.1.EY@'1>(eb@`.1'!Ye!b`(1.' 5.1!6'


(14)

!"%#$"!"

=-K3"*6$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ DBI' '

E1*YGE1*Y' gY!YE`.1' 7`i`.`>' *Y>!Y>_`*`>' E`1a1>!' *E<' (bYY*ebE'1>_e>Y.1`'7`U9*`EY>'@1@17`)'*`*9`'

=>3(@-/$IDD>+$G*D"3$M-'#(3*+$D3*$U-/4(@/($%30/3*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$ DCI$

'

a`:9' _Y7e@*e.1.1' .Yb`.`O' _`9>'B0(T6206"3$ 9-V"6*3#3$*`_`'' UYbU`!`1'E1>!7`E'.`a1>1E`.'

M-*3'@($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ DAJ$ '

Y7.*aeb`.1' dY>_`i`>' @17eb1k`' `bU9.79a`' 5d@`6'

1>_1!Y>e9.' h`>!' UYb`.e.1`.1' _Y>!`>' H&)6*(3$ "&'&V#3$ _1' O9E`>'*Y>_1_17`>'_`>'*Y>Ya1E1`>'U1eae!1'5O**U6'

U6T>$!*&/6($56/(+$5&##>$CA=A+$D3*$I'#($E3(#(43$=3"($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ DIH$ '

Y7.1.EY>.1'CB':Y>1.'.Y@`1'*`_`'gY!YE`.1'!`@U9E'EYb!`>!!9' _1' UY>E`>!`>' .9>!`1' .Yb7`*' 7`U9*`EY>' *Ya`a`i`>' *be*1>.1'b1`9$'

,ACA$:(#('3"($D3*$I/@(''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' D^^' '

*bY(YbY>.1' Y7eae!1.' :Y>1.' _e@1>`>' .Y@`1' *`_`' gY!YE`.1'

!`@U9E' EYb!`>!!9' _1' UY>E`>!`>' .9>!`1' .Yb7`*'

7`U9*`EY>'*Ya`a`i`>'*be*1>.1'b1`9'

I/@('$D3*$,ACA$:(#('3"('<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' DFC' '

.Eb97E9b' _`>' (9>!.1' 7e@9>1E`.' @`7bekeeUY>EOe.' _1' *Yb`1b`>' .9>!`1' @9.1' 7eE`' *`aY@U`>!Z' EYa``O' 1>_17`Eeb' *Y>dY@`b`>'`1b'

?(/D3$U-/4(@/(+$U3T(/($?3*3@(30$D3*$%(3*$!'(0$,-'2(#3K3#($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ DHF' '

'

$172G127)P/6)F26K=8)L<Q/6)

'

`>`a1.1.' 79`a1E`.' .*Yb@`Eeke`' *`_`' UYbU`!`1' E1*Y' *Ybe7e7''

!'(30$EA%A$D3*$L(3*D3$P(#"(3*($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ D?F' '

9:1'`7E1g1E`.''Y7.Eb`7'YE`>ea'U9`O'`>_`a1@`>''5U3*#06Z>/-9'

3V3*#0626D(-9' _<d6' .Yd`b`' G5$ WG:BS' EYbO`_`*' (YbE1a1E`.'

@Y>d1E'UYE1>`'5E-'$9-'V-/-'6'

I9(#3$=3."(+$!K3/-DD(*$=3"3)(0+$D3*$E(T3K3"#($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ FBD$ '

9:1' `7E1g1E`.' g1E`@1>' `' EYbO`_`*' Y(Y7' EYb`Ee!Y>' i`b(`b1>'*`_`'(YE9.'@Y>d1E'*9E1O'


(15)

!"%$"!"

E3"#(*3$B&'#-3#($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ FIB$ '

Y(Y7' a`7E`!e!9@' _`9>' :1>EY>' 5F6/&-'$ 39.6(*(V-'' a<6' *`_`' E179.'a`7E`.1'

E&/N3$=(/(#6*)3''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' F^B' '

Y(Y7' .1>`b' 9aEb`' g1eaYE' 59g6' EYbO`_`*' *Yb.Y>E`.Y' *Y>YE`.`>' EYa9b)' *YbE9@U9O`>' _`>' *be_97E1g1E`.' 9a`E' .9EYb`'5H69.>Z$96"('a<6'

E3'(##3$:3*O-*)+$8(4($5-"#O30O3+$D3*$E3"(3$B-96*D3*)$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ FDB' '

_1.Eb1U9.1' .YaG.Ya' E9b9>`>' 7b1.E`' >Y9b`a1.' _1' :`b1>!`>' *`a`E9@'(YE9.'@Y>d1E'.Ya`@`'*`a`Ee!Y>Y.1.''

=3/696$?-#303&3*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ FFI' '

'

.8NHNK8))$172G127)P/6)F26K=8)'N6)L<Q/6)

'

_1gYb.1Eh' e_e>`E`' *e*9a`E1e>' 1>' 9*a`>_' b1dY' (1Ya_' 9.1>!'

*be_9dE1g1Eh'(YbE1a1kYb.'=6>3')/(V(*&$93Z'i`.EY'bYa`EY_'Ee'

!beiEO'e('*`__h'*a`>E`E1e>'@`>1'b`@U9>!)'.9@`EYb`'

!9&(/(3$ U-/(>3*#($ =("&)3"+$ F0&$ =3/930$ EDA$ B3K(+$ D3*$ U-/4(@/($$$$$$$$$ 53'-#(6*''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' FF?' '

@`b7' bYaY`.Y' bYd`*E9bY' 5@bb6' e(' !)"(6V*&9('$ @&9(*3$

5e_e>`E`Z'd3"%,&4/3%/#,"6'1>'9*a`>_'b1dY'(1Ya_'`E'>ebEO'e(' .9@`EYb`''

!9&(/(3$ U-/(>3*#($ =("&)3"+$ F0&$ =3/930$ EDA$ B3K($ D3*$ U-/4(@/($$$$$$$$$ 53'-#(6*$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ $FHB' '

a`:9' bY.*1b`.1' _`>' @9E9' U9`O' b`@U9E`>' *`_`' UYbU`!`1' E1>!7`E'7Y@`E`>!`>'U9`O'

I/('3$J-/(3*#(''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' FH?' '

1>_97.1' E9>`.' G5$ WG:BS' E`>`@`>' @`>!!1.' 5X3"V(*(3$ 93*)6'#3*3'a<6'O`.1a'*Yba`79`>'71>YE1>'_`>'*ea`'*Y@eEe>!`>' Y7.*a`>''h`>!'UYbUY_`'

P3-T(>30$?3"3032$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ $F?J' '

7e@*`E1U1a1E`.' `>E`b`' (9>!1' @17eb1k`' `bU9.79a`b' _`>' UYUYb`*`'!Y>eE1*Y'7Y_Ya`1'*`_`'_9`'E1>!7`E'7Y7Yb1>!`>'

?32'60''<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<'' JCC' '


(16)

!"%$#"!"

*ea1YE1aY>`' !a17ea' _`a`@' @Y_19@' .YaY7.1' dY7`@`>' 7Y7Yb1>!`>'G5$WG:BS$

EA$GD"('$D3*$E3*'>-"D(*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ JCJ$ '

7e@9>1E`.'(9>!1'*`_`'a`*1.`>'.Yb`.`O''!V3V(3$93*)(-9$

.,0/%&,% ... JA?$ '

9:1' @9a.`':(#06*(3$ D(N&"'(@6/(3' `<' !4,S' EYbO`_`*' *YbE9@U9O`>' !9a@`' _`>' *be_97.1' E`>`@`>' Ee@`E' 5L>V62&"'(V-9$ &'V-/&*#-9'@/;;6'

=6/@(>&*(+$P3-T(30$=3@(#"(+$D3*$U-0"($=>39$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ J^A' '

.E9_h' e(' 1.e(a`ge>Y)' ' `bU9.d9a`b' @hdebbO1k`a' (9>!1' `>_' H"3D>"0(T6.(-9$O326*(V-9'e>'eb!`>1d'.ehUY`>'!beiEO'

M3>3$?3'3*30$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ JDB' '

g1!eb' *`_1' 5S">T3$ '3#(N36' _Y>!`>' *Y@UYb1`>' UYUYb`*`' 7e>.Y>Eb`.1' Y7.Eb`7' 79a1E' :Y>!7ea' ' 5,(#0&V&/6.(-9$ O("(*)3$ 5W,MP6'*4,/%'"L'7/%&6'

U-0"($=>39+M-/(3$%&/'($+$D3*$=6/@(>&*($$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ JFF$ '

E1*YGE1*Y' Eb17e@`' _`>' :9@a`O' Eb17e@`' _`9>' 79aE1g`b' _9b1`>'5%-"(6'T(.&#0(*-''@9bb<6'

!'03"$?3'3("(*+$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ JJ^' '

*Y>h`71E' UYbd`7' ' _`9>' *`_`' *Y@U1U1E`>' _`>' E`>`@`>' @9_`'Y97`a1*E9.'_1'.9@`EYb`'9E`b`'

ID>$H3#3"3$E-/>3$=("&)3"$D3*$5&//>$!**3+$JHJ' '

`dE1g1Eh' *`EEYb>.' *Ybel1_`.Y' d`aa9.'=SL!5RE$ HI:!FIRE$

d`g<''1>d9dY_'deadO1d1>Y'

I/(93'*(+$8(4($5-"#O30O3+$D3*$C(D(3$=3"($!4"(>3*($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ J?J$ '

EY7>17'G5$WG:BS'9>E97'*YbU`>h`7`>'E1!`':Y>1.':Yb97'ae7`a' .9@`EYb`'9E`b`'

G'*3(*($5-"K30>-*($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ HCC' $

Y(Y7' EYb`7' U`:`' *`_`' `>_1.ea' `.`a' Ee>!7eO' _`>' *YbE9@U9O`>'E`>`@`>':`!9>!'5U&3$93>''a<6'

EAEAHA$%393*(4+$H(*#3*)+$D3*$!*D"(@3*$%K($,"3.6K6$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ HAB' '

7`:1`>'(`.Y'*Y@U9>!``>'_`>'*Y>hYbU97`>'5&2&*#0&''+88<'

=-V($B303>-$D3*$B&#*6$C(D0(3'#-#($$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ HA?$ '


(17)

!"%$##"!"

?&"/3$B-'93"(/(*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ HIJ$ '

*Y>!`b9O' Y7.Eb`7' _`9>' @`Oe>1' 5=K(&#&*(3$ 9303)6*($ J3V[<'

EYbO`_`*' a`a`E' U9`O' 5H3V#"6V&"3$ $ '22A6' _`a`@' 9*`h`'

@Y>_`*`E7`>'1>.Y7E1.1_`'>`U`E1'

E-03993D$U3(D-*$=6@>3*$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ HDI$ '

9:1'1>(Y7E1g1E`.'P-'3"(-9'+8'*`_`'E1!`'7Ya`.'9@9b'_`>'aYE`7'

E1E17' 1>(Y7.1' *`_`' E`>`@`>' !`O`b9' 5![-(/3"(3$ 93/3VV&*'('' a,0P<6'

5&//>$!**3+$ID($H3#3"3$EA=A+$D3*$IN3/(*3$?&"3K3#($AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ $HFA' '

.YY_'!Yb@1>`E1e>'bY.1.E`>dY'e('`d`.1`'5!V3V(3$*(/6#(V36'

=-O($?3"#(*(+$$AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA$$ HFH' $

EeE`a' *OY>ea1d' de>EY>E' `>_' `>E1el1_`>E' `dE1g1E1Y.' e(' YlEb`dE.'dO`heEY'5=&V0(-9$&D-/&'5:,Mo<6'.V,4-T'(b91E'


(18)

(19)

!"&"!"

D*-,%',')!*"D*+.,'(,')!,&,)

RS",'%#F,S%,-T)

Sony Heru Sumarsono

KK Fisiologi, Biologi Perkembangand an Biomedika, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Gedung Labtek

XI, Bandung 40132

Abstrak

Craniofacial adalah bagian penting dari hewan vertebrata, termasuk manusia di dalamnya. Dari seluruh fase hidup manusia, kelainan “craniofacial” banyak terjadi, mulai dari kegagalan dalam proses pembentukan bumbung neural yang berimplikasi pada kegagalan pembentukan kepala secara normal, bahkan otak dan tengkorak tidak terbentuk sehingga menyebabkan kematian pra atau pascalahir seperti unensefali dan eksensefali. Pada kasus yang lebih ringan, kelainan bisa juga terdeteksi sejak di dalam kandungan dan berkembang progresif pascalahir, seperti kasus hidrosefalus. Hidrosefalus tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada fase remaja dan dewasa. Kelainan craniofacial juga bisa disebabkan oleh kelainan genetik, misalnya: Down syndrome. Terekspos oleh racun yang terkandung di dalam singkong selama masa kebuntingan ternyata juga berdampak pada kualitas fetus dan kemampuan anak mencit dalam mengingat dan memecahkan masalah. Pada masa remaja dan dewasa kelainan craniofacial bisa disebabkan oleh kelainan hormonal dan kerusakan sel-sel saraf pada otak yang berakibat pada kelainan pada koordinasi otot gerak dan postur tubuh secara keseluruhan. Pada manula, proses penuaan pada craniofacial sering menyebabkan rasa tidak percaya diri.

PENDAHULUAN

Kepala (cephalus) adalah bagian penting bagi hewan dan manusia. Pada kepala ditempatkan semua organ sensoris yang memberi input informasi bagi pengambilan keputusan hewan akan bersikap terhadap impuls yang berasal dari lingkungan. Karena semua organ sensoris penerima rangsang penting dari lingkungan berada di kepala, maka kepala menjadi organ terpenting bagi hewan dan manusia. Dengan demikian bukanlah tanpa tujuan bahwa hampir semua hewan yang memiliki kepala, posisi kepala ini berada di depan sebagai pusat penerima impuls sekaligus pusat koordinasi, dan saluran pemasukkan makanan. Sedangkan lubang memasukkan oksigen sebagai sumber bahan oksidasi karbohidrat untuk melepaskan energi, tidak selalu berada di kepala,


(20)

!"'"!"

meskipun sebagian besar hewan menempatkan organ tersebut dikepala. Serangga adalah contoh hewan yang lubang pemasukan udara tidak berada di kepala, melainkan di antara segmen tubuh bagian abdomen. Meskipun demikian hewan dengan simetris bilateral bisa dipastikan kepala berada di depan/atas (anterior) sedangkan bagi hewan dengan posisi tubuh simetris radial (bintanglaut misalnya) posisi ini sulit ditentukan. Dengan demikian kepala adalah bagian penting dari organisme yang layak didiskusikan.

PENAMPILAN CRANIOFACIAL PADA MANUSIA

Bagi manusia craniofacial bukan hanya penting sebagai tempat organ yang menjadi pusat memori dan pusat koordinasi gerakan tubuh dalam merespon rangsang dari lingkungan, tetapi craniofacial juga merupakan ciri utama bagi tiap individu. Manusia mampu membedakan bentuk craniofacial dari banyak manusia dari ras yang sama maupun dari ras yang berbeda. Dalam banyak hal, peranan craniofacial menjadi pertimbangan penting untuk memutuskan yang terbaik (tampan/cantik) atau terburuk 9tidak tampan/tidak cantik). Sebaliknya, meskipun manusia bisa menemukan ciri-ciri bentuk craniofacial yang dianggap baik dan kurang baik diantara hewan, secara umum hal ini sulit dilakukan. Kita akan dengan mudah meneukan wajah “cantik” atau “tampan” diantara sekumpulan orang yang sedang berkerumun, tetapi akan sangat sulit menemukan wajah mencit atau kerbau yang bisa kita kategorikan “kerbau cantik” atau “tampan”, meskipun pedagang hewan akan dengan mudah menemukan kerbau mana yang meiliki nilai jual yang tertinggi (yang merefleksikan kecantikan, ketampanan atau kondisi sehat). Dalam hal membedakan jenis kelamin paad hewan, beberapa spesies burung dan mamalia akan dapat dibedakan dari tampilan cranifacial, tetapi pada kelompok reptil, amfibi, pisces, dan invertebrata pada umumnya cukup sulit membedakan jenis kelamin dari penampilan craniofacial. Mereka baru bisa dibedakan dengan baik apabila melihat bentuk tubuh secara keseluruhan atau bahkan keberadaan ciri kelamin primer seperti kantung telur dan kantung sperma. Banyak spesies invertebrata bahkan berbentuk hermaprodit, sehingga perbdaan penampilan craniofacial jantan dan betina bukan isue penting untuk didiskusikan.

Berbeda dengan vertebrata yang memiliki unsur kranium sebagai pemberi bentuk dasar craniofacial, invertebrata tidak memilikinya, sehingga bentuk craniofacial pad invertebrata dapat berubah sesuai dengan kondisi dalam merespon informasi dari lingkungan dimana mereka berada. Pada Kelas pisces, Amfibi dan Reptil, bentuk craniofacial relatif tetap sesuai dengan bentuk tulang cranium di bawahnya dan sedikit sekali terdapat otot yang dapat menggerakkan kulit diatas craniumtersebut, sehingga kita sulit mendapatkan ekspresi facial


(21)

hewan-!"("!" hean ini kecuali dari sorot mata yang dipancarkan dari facial hewan kelompok tersebut. Perbedaan bentuk tulang kepala pada Pisces, amfibi dan reptil bahkan dapat digunakan untuk membedakan spesies yangs atud ari spesies yang lain.

Pada kelompok burung dan mamalia, beberapa asesori pada kulit kepala dapat digunakn untuk membedakan antara individu jantan dan betina. Pada kelompok burung, keberadaan dan ukuran jengger (ayam, kalkun, merak) dan songkok (kasuari) dapat digunakan untuk membedakan individu jantan dari individu betina. Kadang-kdang keberadaan bulu dengan bentuk khusus seperti jambul (kutilang) juga bisa digunakan untuk membedakan individu jantan dari individu betina. Pada hewan mamalia secara umum, asesori pada kepala tampak berkembang lebih baik pada hewan jantan dibandingkan dengan hewan betina. Ukuran tanduk (sapi, banteng, kambing,dll), dan ranggah (rusa) ataupun tulang frontal yang menonjol (jerapah) tumbuh lebih baik pada hewan jantan dibandingkan dengan hewan betina. Pada babirusa dan gajah, gigi yang tumbuh sebagai taring dan gading juga tampak lebih besar dan lebih kokoh pada hewan jantan dibandingkan dengan hewan betina.

Pada manusia, asesoris alami pada craniofacial adalah rambut. Tampilan bentuk laki-laki dan perempuan selain dibedakan oleh “style” potongan rambut, secara alami berbeda antara laki-laki dan perempuan pada tampilan kulit yang disebabkan oleh tampilan otot dan lemak dibawah kulit. Bentuk otot pad facial laki-laki tampak lebih menonjol dibandingkan pada wajah seorang perempuan. Demikian pula tampilan kehalusan kulit pada seorang perempuan tampak lebih baik dibandingkan pada wajah seorang laki-laki. Hal ini terjadi karena lapisan lemak dibawah kulit perempuan memang lebih tebal dibaningkan pada kulit seorang laki-laki. Bentuk cranium seorang laki-laki secara anatomi biasanya juga tampak lebihkasar dibandingkan cranium seorang perempuan, sehingga seorang ahli forensik akan dapat membedakan dengan mudah apakah tulang tengkorak yang ditemukan dialam berasal dari kepala seorang perempuan atau serang laki-laki. Bentuk tengkorak tampaknya juga bervariasi antar manusia, meskipun pasti memiliki kecenderungan yang sama untuk satu ras tertentu, suatu bangsa tersentu ataupun suku tertentu. Keberagaman variasi bentuk kepala dan warna kulit pada craniofacial, mausia bisa membedakan berbagai macam ras, bangsa, dan bahkan suku-suku diantara mereka. Dengan pengukuran yang spesifik kita akan bisa membedakan apakah suatu wajah merefleksikan wajah orang asia, orang afrika, atau orang eropa, meskipun dijaman global ini kita juga diberi banyak sampel orang keturunan campuran asia-eropa, eropa afrika dan afrika-asia, bahkan yang sudah


(22)

!")"!"

bercampur dari semua unsuk ras tersebut sehingga menjadi bentuk universial.

Secara alami, proporsi antara kepala dengan badan berubah sesuai umur dari individu manusia. Pada fetus dan janin panjang kepala kurang lebih setegah panjang badan. Tetapi pada bayi perbandingan ini mengecil apda ukuran kepala dan membesar pada ukuran panjang badan (+kaki). Namun demikian untuk kepentingan estetika, dalam membuat barang seni yang bernuansa/menggambarkan karakter manusia, proporsi antara kepala dan badan tidak mengikuti proporsi alami yang sebenarnya. Dalam pembuatan wayang kulit misalnya ukuran kepala dibuat setengah panjang badan (+kaki) untuk menonjolkan karakter yang ada pada tokoh yang dibuat. Demikian pulan panjang tangandan kaki tidak mengikuti proporsi alami yang ada. Dalam pembuatan patung, para seniman juga menggunakn proporsi yang tidak sama dengan proporsi alami, tergantung dimana patung akan ditempatkan. Patunga yang ditempatkan pada ketinggian akan dibuat dengan ukuran kaki lebih panjang dan kepala sedikit lebih besar dari proporsi normal sehingga tidak terlihat cebol dan kepala tidak kekecilan.

Dalam kehidupan manusia, kesehatan tubuh manusia juga sering terefleksikan dalam penampilan craniofacial. Orang yang sehat akan menunjukkan wajah yang berseri, bersemangat, ceria, dll; sebaliknya, orang yang sakit akan tampak lesu, pucat, tidak bersemangat dan lain-lain tampilan yang sesuai dengan tingkat keparahan penyakit yang dideritanya. Secara biologis, penyakit dapat disebabkan oleh adanya infeksi virus dan mikroba di dalam tubuh kita, keracunan bahan kimia, atau akibat kelainan genetik yang berimplikasi pada ketidak seimbangan faal tubuh. Bentuk-bentuk penyebab penyakit ini apabila terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan terjadinya kelainan pada janin di dalam kandungan. Berbagai kelainan perkembangan yang berkaitan dengan craniofacial antara lain, anencephaly, exencephaly, microcephaly, dan spina bifida. Kelainan tersebut disebabkan oleh gangguan yang terjadi selama masa pembentukan bumbung neural (neurulasi). Proses penutupan bumbung neural berperanan pentung dalam pembentukan otak dan sumsum tulang belakang. Kerusakan pada bakal otak sehingga otak tidak terbentuk akan menyebabkan terjadinya anencephaly. Apabila bumbung neural di bagian otak tidak berhasil menutup maka bakal otak akan tumbuh kearah luar yang dikenal sebagai exencephaly. Kami menemukan bahwa asam metoksi asetat pada dosis 7,5 mmol yang diberikan kepada induk mencit secara gavage pada umur kebuntingan 8 hari akan menyebabkan terjadinya eksencephaly mencapai 92,5% dari total populasi anak yang dikandung pada umur kebuntingan 16 hari (Sumarsono et al, 2002). Spina bifida disebabkan oleh kegagalan penutupan ektoderm yang menyebabkan otak atau sumsum tulang


(23)

!"*"!" belakang tumbuh keluar dari rongga tengkorak ataupun ruas tulang belakang. Dibagian dimana terjadi tonjolan otak/sumsum tulang belakang, bisanya tulang juga tidak menutup. Microcephaly adalah bentuk kepala yang lebih kecil dinadingkan dengan ukuran normal. Dampak dari ukuran kepala yang lebih kecil ini adalah ukuran otak yang juga lebih kecil sehingga kemampuan memori dan ekspresi dari individu ini juga dibawah individu normal. Kelainan juga bisa terjadi apabila terjadi gagal kembar, baik kembar wajah maupun kembar kepala. Kembar jenis ini terjadi akibat pembentukan bumbung neural dan facial yang lebih dari satu individu, tetapi tidak diteruskan untuk bagian lain dari individu tersebut. Akbiatnya tampak wajah atau bahkan kepala dua, tetapi dengan badan hanya satu. Kasus kembar kepala tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga pada hewan lain seperti reptil, ikan dan babi.

Kelainan craniofacial juga dapat terjadi akibat kelainan genetik, misalnya: Down syndrome, yang disebabkan oleh terjadinya trisomy kromosom 21 akibat terjadi nondisjunction pada pembelahan meiosis pembentukan gamet jantan maupun gamet betina. Akibat nondisjunction gamet akan kelebihan satu kromosom. Apabila terjadi fertilisasi dengan gamet normal maka embrio yang dihasilkan akan kelebihan satu kromosom atau trisomy. Trisomy pada manusia yang dijumpai lahir hidup adalah trisomy 13, trisomy 18, trisomy 21 dan XXX (perempuan normal), XXY laki-laki, Klinefelter syndrome) dan XYY (laki-laki normal, tubuh tinggi dan sering dengan kelainan persoanlitas). Trisomy 13 dan trisomy 18 biasanya akan mati tidak lama setelah dilahirkan. Trisomy 21 lahir hidup dan dikenal sebagai Down syndrome. Disamping kelainan fisik seperti tubuh pendek, kelainan craniofacial, rambut lurus, juga terjadi kelainan pada semua organ dalam termasuk otak sehingga individu dengan DS mengalami retardasi mental. Kelainan Down Syndrome kami pelajari dengan membuat hewan transgenik terhadap gen Ets2 yang terdapat di dalam krosmosom 21 dan dengan mengawinkan mencit Robertsonian translocation Rb (6:16) : Rb (16:17) homozigot dengan mencit normal sehingga dihasilkan sebagian embrio trisomy dan embrio monosomi disamping embrio normal dengan Robertsonisan translocation Rb(6:16) atau Rb(16:17) heterozigot. Mencit transgenik Ets2 menunjukkan gejala pertumbuhan craniofacial serupa dengan individu Down syndrome akibat hipoplasia tulang, terutama tengkorak. Hipolasia juga terjadi pada ruas tulang belakang dan ruas tulang leher sehingga mencit menjadi lebih pendek dari saudaranya yang normal (Sumarsono et al, 1996). Disamping itu juga terjadi kifosis pada tulang belakang. Mencit trisomy 16 juga menunjukkan adanya hipoplasia penulangan pada semua ruas tulang dibandingkan dengan kontrol (Sumarsono et al, 2005).


(24)

!"+"!"

Hydrocephalus (hidrosefalus) adalah kelainan craniofacial yang dapat ditemukan pada bayi yang baru dilahirkan sampai dengan usia tua. Perkembangan otak bayi yang menderita hidrosefalus secara struktural adalah berkembang normal, tetapi karena suatu sebab, maka terjadi akumulasi cerebrospinal fluid (CSF) di ventrikel otak menyebabkan volume ota akan memebesar. Pada balita, penambahan volume otak ini akan menyebabkan volume tengkorak juga membesar dan otak akan tertekan ketepi tengkorak sehingg menjadi lebih tipis dan sel-sel saraf tidak dapat tumbuh dan membelah secara normal. Akibat kondisi ini, balita yang menderita hidrosefalus akan memiliki ukuran kepala yang lebih besar dibandingkan dengan bayi normal, tetapi dengan berat badan (berat total tubuh + kepala) lebih rendah dari bayi normal apabila dipetakan pada Kartu menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk memantau pertumbuhan balita di Indonesia. Karena memiliki berat tubuh lebih rendah gejala hidrosefalus sulit sekali dideteksi. Akibatnya, pasien balita penderita hidosefalus sering ditemukan sudah dalam kondisi kronis yang sulit/tidak mungkin disembuhkan. Penyebab terjadinya hidrosefalus hingga kini belum diketahui secara pasti. Studi kami pada kasus hidrosefalus menunjukkan bahwa kasus ini cukup banyak terjadi, meskipun cukup sulit untuk mengungkap penyebabnya dan mengatasi masalahnya. Operasi adalah satu-satunya jalan yang diambil oleh tim medis untuk menyelamatkan pasien hidrosefalus, yaitu dengan memasang selang untuk mengeluarkan cairan cerebrospinal kedalam cairan tubuh agar dikeluarkan melalui filtrasi ginjal (Fatimah, 2007).

Kelainan craniofacial akibat terdedah oleh bahan alam yang bersifat toksik kami pelajari dengan cara mendedahkan ekstrak air singkong terhdap mencit bunting selama 15 hari kebuntingan dan 21 hari kebuntingan. Singkong mengandung glikosida cyanogen kuat berupa linamarin. Di dalam lambung linamarin akan dihidrolisa menjadi HCN yang bersifat racun. Untuk itu HCN harus dinetralisir dengan menggunakan asam amino yang memiliki gugus sulfida dan dihasilkan thiosianat. Thiosianat tidak beracun. Tetapi dapat menghambat absorpsi yodium. akibat defisiensi yodium perkembangan embrio dalam kandungan terhambat. Meskipun tidak kita temukan adanya kelainan craniofacial pada fetus, tetapi rata-rata berat tubuh dan panjang tubuh fetus mencit lebih rendah 12% dan 29%. Fetus juga mengalami hipolasia penulangan dan beberapa abnormalitas tulang (Marsendah, 2008). Apabila kebuntingan mencit kita teruskan hingga anak mencit dilahirkan dan dipelihara hingga umur 30 hari dan dilakukan uji kemampuan mengingat dan memecahkan masalah dengan menggunakan water E-maze, maka kami menemukan bahwa anak-anak mencit dari kelompok perlakuan menunjukkan kemampuan mengingat dan memecahkan


(25)

!","!" masalah yang lebih buruk dibandingkan dengan anak mencit normal kontrol (Setioso, 2009)

Penampilan craniofacial juga tampak berbeda pada fase anak-anak, remaja, dewasa dan tua yang lebih disebabkan oleh penampilan kesegaran kulit pada craniofacial dan turunan-turunan kulit yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan hormon reproduksi. Pada orang yang sudah tua konsistensi kulit sangat sulit untuk dipertahankan sehingga kulit akan berubah sifat dari tebal dan padat menjadi lebih tipis dan kurang lentur sehingga muncul keriput. Ini semua akan mempengaruhi penampilan craniofacial, meskipun struktur utama craniofacial masih belum berubah. Kelainan hormonal akan menyebabkan tampilan facial pada kasus hipertiroid, akromegali, gigantisme dan dwarf.

Disamping perubahan pada kulit, bertambahnya umur juga melibatkan degenerasi dari sel-sel saraf pada otak yang menimbulkan penyakit tua/pikun. Berbagai macam penyakit saraf akan sangat mempengaruhi penampilan craniofacial seseorang. Seorang yang sudah tua dengan kemampuan otak yang tidak banyak berkurang sejak memasuki usia tua akan tampak lebih segar dan aktif (ethes) dibandingkan dengan seseorang yang baru memasuki usia tua disertai dengan beberapa gejala degenerasi sistem saraf seperti gejala Parkinsonism atau penyakit Alzheimer. Kedua penyakit ini berkaitan dengan degenerasi sel saraf. Pada kasus Parkinsonism, degenerasi sel VDUDIWHUMDGLROHKDGDQ\DDNXPXODVLSURWHLQWHUODUXWĮVLQXFOHLQGLGDOam sel saraf yang menyebabkan terjadinya Lewy body. Lewy body dijumpai pada beberapa bagian otak dan menyebabkan terjadi kontaraksi kontinyu otot secara terus menerus yang berupa getaran pada anggota gerak yang dikenal dengan tremor. Penelitian di bidang ini sedang dikembangkan (Yulianti, 2010). Sedangkan pada kasus Alzheimer disease, terjadi akumulasi protein amiloid alfa yang semula berupa protein terlarut menjadi tidak terlarut dan menumpuk disekitar sel saraf yang menyebabkan terjadinya plaque amiloid yang menyebabkan kematian sel. Akibat banyaknya kematian sel akan terjadi penurunan memori atau terjadi penurunan memori sehingga individu akan kehilangan banyak memori (Sumarsono, 1994).

PENUAAN/AGEING

Menjadi tua bukanlah pilihan, tetapi keharusan. Ketika umur kita bertambah, maka perubahan pada wajah sangat terlihat, terutama keriput pada kulit, uban pada rambut, konsolidasi melanosit yang meningkat pada tahi lalat sehingga menjadi lebih banyak atau membesar. Disisi lain, kelianan genetik dapat juga menyebabkan kelainan berupa penuaan yang sangat cepat dan progresif yaitu pada Hutchinson-Gilford progeria Syndrome atau Leprechauns disease. Meskipun kasus ini sangat jarang


(26)

!"-"!"

terjadi, disekitar kita mungkin kita jumpai anak kecil dibawah umur 10 tahun memiliki wajah yang cukup tua. Ditempat yang lain lagi kiat juga mengenali beberapa orang tua yang tampil tetap muda. Oleh karena itu, tidak akan salah bila mempertanyakan apakah proses penuaan itu suatu kelainan perkembangan? bagi banyak orang menjadi tampak tua adalah suatu maslah. Oleh karena itu, investasi dilakukan manusia secara besar-besaran untuk menanggulangi proses penuaan. Proses yang dilakukan mencakup beberapa upaya yaitu:

1. Menghambat proses penuaan sehingga tetap tampil muda baik kulit maupun kondisi fisik tetp bugar

2. Menutupi indikator-indikator proses penuaan agar tidak tampak seperti “make up” tebal dan/atau penyuntikan Botulinum toxin (Botox)

Hingga saat ini usaha mencegah terjadinya penuaan belum tampak hasilnya, meskipun demikian pada beberapa individu yang kita kenali, usaha menghambat proses penuaan ini memberikan hasil yang signifikan sehingga kita masih bisa menemukan Widiawati dan Titik Puspa dengan wajah yang tampak masih cantik meskipun tetap berkesan tua.

Selamat berseminar.

PUSTAKA

1.

Fatima I (2007). Distribusi pasien hydrocephalus pada tahun 2002-2006 dan pengaruh tumbuh kembang sebelum operasi terhadap tumbuh kembang setelah operasi pada pasien hydrocephalus di RS dr. Sardjito, D.I Yogyakarta. Skripsi Sarjana Biologi SITH ITB

2.

Marsendah, D. (2008). Efek pemberian ekstrak singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap penampilan reproduksi induk dan perkembangan fetus mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Skripsi Sarjana Biologi SITH ITB

3.

Moore, KL. (1977), Before we are born, basic embryology and birth defects. W. B Saunders Company. Philadelpia-London-Toronto-Mexico City- Rio deJaneiro-Sydney- Tokyo

4.

Martini, FH, Ober WC, Garrison CW, Welch K, Hutchings RT. 2001. Fundamental Anatomy & Physiology. Prentice Hall, Inc. New Jersey.


(27)

!"."!"

5.

Setioso (2008). Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Singkong (Manihot esculenta Crantz) Selama Masa Kebuntingan Terhadap Metabolisme Tubuh dan Proses Belajar dan Mengingat Anak Mencit Pasca Sapih (Mus musculus L.) Swiss Webster. Skripsi Sarjana Biologi SITH ITB

6.

Starr, C & Taggart, R. (1992). Biology The Unity and diversity of life. Wadworth publishing Company. California.

7.

Sony Heru Sumarsono (1993). Kematian sel saraf penyebab pikun.

Panasea 62:84-85,101 (12-25 Agustus 1993).

8.

Sony Heru Sumarsono (1994). Alzheimer membuat lupa. Panasea 81:48-50 (5-18 Mei 1994).

9.

Sumarsono SH, Wilson TJ, Tymms M, Venter DJ, Corrick CM, Kola R, Lahoud M, Papas TS, Seth A, Kola I (1996). Down syndrome-like skeletal abnormalities in Ets2 transgenic mice. Nature (London) 379:534-537.

10.

Sumarsono, S.H; Sunarno; Kusumaningtyas, H; Kartasari, F. (2002). The effect of methoxyacetic acid (MAA) on the development of brain of Swiss Webster mouse fetuses. International Seminar on Environmental Chemistry and Toxicology. Melia Purosani Hotel, Jogjakarta May 20-21, 2002, Indonesia

11.

Sumarsono SH (2005). Identifikasi fetus trisomy 16 pada mencit sebagai hewan model untuk kasus Down syndrome. Kongres dan Pertemuan Ilmiah Nasional Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia. FK – UGM Jogjakarta 29-30 Juli 2005.

12.

Sumarsono, SH, Widjaja, LK, Kusumaningtyas, H., Barlian, A., Tan, M.I. (2005). The Development of exencephaly in mouse embryo caused by the methoxyacetic acid treatment, an histological analysis. Second International Seminar on Environmental Chemistry and Toxicology. Novotel Hotel Yogyakarta 26-27 April 2005.

13.

Yulianti AB, Sumarsono, SH, Yusuf AT, Ridwan A, (2010). Patogenensis Parkinson like synGURPH W\URVLQH ĮV\QXFOHLQ DGGXFW menginduksi terbentuknya Lewy body pada substansia nigra. Usulan penelitian disertasi Prodi S3 Biologi SITH ITB.


(28)

!"&/"!"

+%E%(,$%)&,'),&,!E,$%)!*";.,L,'))

%D-%+)+*-,-;%)D#'$*"U,$%)

)D*,'*D,",(,+,')L,V,E%)

Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S.

Guru Besar Departemen Biologi Fakultas MIPA - Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155

Telp. 061- 8223564 E-mail : biologi@fmipa.usu.ac.id

PENDAHULUAN

Indonesia mempunyai peranan strategis dalam struktur iklim geografi dunia karena sebagai negara tropis ekuator yang mempunyai hutan tropis terbesar kedua di dunia dan negara kepulauan yang memiliki laut terluas di dunia mempunyai fungsi sebagai penyerap gas rumah kaca yang besar. Pemanasan global terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Pemanasan global tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim global

Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan memberikan dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Dampak ekstrem dari perubahan iklim terutama adalah terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim. Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati.

Di awal tahun 1990an masyarakat dunia telah mengonsep United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC), yang diberlakukan pada 1994. Di dalam kerangka ini mereka mengajukan dua strategi utama: mitigasi dan adaptasi. Mitigasi meliputi pencarian cara-cara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca atau menahannya, atau menyerapnya ke hutan atau ‘penyerap’ karbon lainnya. Sementara itu adaptasi,mencakup cara-cara menghadapi perubahan iklim dengan melakukan penyesuaian yang tepat bertindak untuk mengurangi berbagai pengaruh negatifnya, atau memanfaatkan efek-efek positifnya.

GAS RUMAH KACA (GRK)

Gas rumah kaca adalah salah satu kelompok gas dalam atmosfer yang dapat menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat. Sistem kerjanya adalah dengan mengembalikan pantulan sinar matahari dari permukaan agar tetap berada dalam sistem atmosfer bumi. Kondisi atmosfer bumi yang hangat memungkinkan manusia dan mahluk hidup


(29)

!"&&"!" lainnya tumbuh dan berkembang biak. Dengan demikian, pada dasarnya gas rumah kaca dan efeknya diperlukan untuk menjaga kehidupan di bumi. Tanpa adanya efek rumah kaca yang alami, suhu di permukaan bumi akan berada pada angka -18Û&EXNan seperti suhu saat ini.

Masalahnya yang terjadi saat ini adalah konsentrasi gas rumah kaca semakin bertambah melebihi tingkat normal sehingga sebagian radiasi yang berasal dari matahari maupun permukaan bumi terjebak oleh gas-gas rumah kaca yang mengakibatkan radiasi tidak dapat ke luar angkasa dan kembali ke permukaan bumi sehingga memanaskan suhu bumi.

Karbon dioksida merupakan salah kontributor utama terhadap pemanasan global saat ini. Gas rumah kaca lainnya yang menjadi kontributor pemanasan global adalah metana (CH4) yang dihasilkan dari

aktivitas agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2, juga

makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.

Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek

pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan

efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti

chlorofuorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah

dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon (LAPAN, 2009 ).

PERUBAHAN IKLIM DI BUMI

Salah satu komponen iklim adalah temperatur. Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menemukan bahwa, selama 100 tahun terakhir (1906-2005) temperatur permukaan bumi rata-rata telah naik sekitar 0.74oC, dengan pemanasan yang lebih besar pada daratan dibandingkan lautan. Tingkat pemanasan rata-rata selama 50 tahun terakhir hampir dua kali lipat dari yang terjadi pada 100 tahun terakhir. Akhir tahun 1990an dan awal abad 21 merupakan tahun-tahun terpanas sejak adanya arsip data modern. Peningkatan pemanasan sebesar 0.2oC diproyeksikan akan terjadi untuk setiap dekade pada dua dekade kedepan. Proyeksi tersebut dilakukan dengan beberapa skenario yang tidak memasukkan pengurangan emisi GRK. Besar pemanasan yang akan terjadi setelahnya akan tergantung kepada jumlah GRK yang diemisikan ke atmosfer (LAPAN, 2009).


(30)

!"&'"!"

Kementrian Lingkungan Hidup (2007) menyatakan bahwa hasil kajian IPCC (2007) menunjukkan bahwa 11 dari 12 tahun terpanas sejak tahun 1850 terjadi dalam waktu kurun 12 tahun terakhir. Kenaikan temperatur total dari tahun 1850-1899 sampai dengan tahun 2001-2005 adalah 0,76oC. Muka air laut rata-rata global telah meningkat dengan laju rata-rata 1,8 mm per-tahun dalam rentang waktu antara tahun 1961 sampai 2003. Kenaikan total muka air laut yang berhasil dicatat pada abad ke-20 diperkirakan 0,17 m. Laporan IPCC juga menyatakan bahwa kegiatan manusia ikut berperan dalam pemanasan global sejak pertengahan abad ke-20. Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 apabila tidak ada upaya penanggulangannya.

Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim. IPCC menyatakan bahwa pemanasan global dapat menyebabkan perubahan yang signifikan dalam sistem fisik dan biologis seperti peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola presipitasi, salinitas air laut, perubahan pola angin, masa reproduksi hewan dan tanaman, distribusi spesies dan ukuran populasi, frekuensi serangan hama dan wabah penyakit, serta mempengaruhi berbagai ekosistem yang terdapat di daerah dengan garis lintang yang tinggi (termasuk ekosistem di daerah Artika dan Antartika), lokasi yang tinggi, serta ekosistem-ekosistem pantai (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007).

Perubahan iklim banyak disebabkan oleh aktivitas manusia. UNDP Indonesia (2007) menyatakan kehancuran hutan Indonesia berlangsung makin cepat, yaitu dari 600.000 hektar per tahun pada tahun 1980an menjadi sekitar 1.6 juta hektar per tahun di penghujung tahun 1990an. Akibatnya, tutupan hutan menurun secara tajam dari 129 juta hektar pada tahun 1990 menjadi 82 juta di tahun 2000, dan diproyeksikan menjadi 68 juta hektar di tahun 2008, sehingga kini setiap tahun Indonesia semakin mengalami penurunan daya serap karbon dioksida. Dengan meningkatnya emisi dan berkurangnya penyerapan, tingkat gas rumah kaca di atmosfer kini menjadi lebih tinggi ketimbang yang pernah terjadi di dalam catatan sejarah.

Badan dunia yang bertugas memonitor isu ini Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) telah memperkirakan bahwa antara tahun 1750 dan 2005 konsentrasi karbon dioksida di atmosfer meningkat dari sekitar 280 ppm (parts per million) menjadi 379 ppm per tahun dan sejak itu terus meningkat dengan kecepatan 1,9 ppm per tahun. Akibatnya, pada tahun 2100 nanti suhu global dapat naik antara 1,8 hingga 2,9 derajat.

Beberapa dampak dari perubahan iklim diungkapkan oleh UNDP Indonesia (2007) antara lain :


(31)

!"&("!"

x Kejadian cuaca yang lebih ekstrem, akan menyebabkan badai pesisir lebih sering terjadi dan lebih dahsyat, serta kemarau panjang dan curah hujan tinggi yang dapat memicu longsor.

x Kenaikan muka air laut, sebagai akibat dari muainya air laut dan melelehnya gletser dan lapisan es di kutub, pemanasan global dapat menyebabkan naiknya muka air laut antara 9 hingga100 cm. Kenaikan ini akan mempercepat erosi di wilayah pesisir, memicu intrusi air laut ke air tanah, merusak lahan rawa di pesisir, dan menenggelamkan pulau-pulau kecil.

x Kenaikan suhu air laut menyebabkan air laut yang lebih hangat dapat mencegah perkembangbiakan plankton dan mengurangi ketersediaan makanan ikan. Beberapa spesies ikan kemungkinan akan bermigrasi ke wilayah lain yang menawarkan kondisi suhu dan makanan yang lebih baik. Suhu lebih tinggi juga dapat merusak atau ‘memutihkan’ terumbu karang.

x Kenaikan suhu udara, akan mengubah pola-pola vegetasi, dan juga penyebaran serangga seperti nyamuk yang akan mampu bertahan di wilayah-wilayah yang sebelumnya terlalu dingin untuk perkembangbiakan mereka.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Keanekaragaman Hayati

Perubahan iklim merupakan ancaman sangat serius terhadap seluruh keanekaragaman hayati di bumi. Laporan IPCC menyatakan bahwa lebih dari 50% keanekaragaman hayati di Asia berada dalam keadaan terancam, khususnya karena adanya perubahan iklim (Cruz et al., 2007). Berbagai studi pemantauan dampak perubahan iklim terhadap kelangsungan hidup berbagai spesies (termasuk burung, mamalia laut) telah mengungkapkan pola serta prakiraan kepunahan yang semakin jelas serta mengkhawatirkan. Dampak nyata perubahan iklim terhadap spesies akan berlangsung secara langsung (migrasi, reproduksi, serta meningkatnya wabah hama dan penyakit), maupun tidak langsung (perubahan distribusi dan besaran populasi). Perubahan iklim merupakan ancaman utama baru pada abad ini dan seandainya emisi gas rumah kaca tidak dikendalikan hingga tahun 2050 atau lebih, maka akan terjadi bencana terhadap keanekaragaman hayati dengan dampak berjangka panjang.

Analisis perubahan iklim terhadap pola sebaran dan kelimpahan satwa burung sedunia, telah disintesis Wormrot dan Mallom pada tahun 2006. Perubahan iklim akan berpengaruh terhadap satwa burung, baik dalam aspek perilaku, kemampuan untuk berkembangbiak, maupun kemampuan untuk bertahan hidup. Sementara itu dampak perubahan iklim terhadap pola distribusi paus dan lumba-lumba telah dianalisis


(32)

!"&)"!"

Elliot dan Simmonds tahun 2007. Beberapa jenis mamalia laut diperkirakan akan berpindah menuju habitat optimal yang tersisa.

Perubahan iklim juga diprakirakan akan memberikan dampak terhadap orangutan secara tidak langsung, misalnya terhadap ketersediaan sumber dan kelimpahan pakan karena terpengaruhnya sistim perbungaan dan perbuahan pohon yang menjadi sumber pakannya. Perubahan iklim juga berpotensi memberikan dampak terhadap habitat orangutan akibat munculnya kebakaran hutan yang dipicu oleh adanya perubahan suhu. Kekeringan yang luas yang terjadi di Kalimantan pada tahun 1997/1998 akibat El Nino telah menyebabkan terjadinya kebakaran hutan terbesar yang pernah ada dan telah membakar jutaan hektar hutan, termasuk habitat orangutan. Diperkirakan 1000 dari 40.000 orangutan (2,5%) menjadi korban pada kebakaran hutan besar tahun 1997. Sebagai suatu model diasumsikan bahwa bencana yang disebabkan oleh peristiwa El Nino yang hebat akan membunuh rata-rata 3,5 % orangutan dan oleh El Nino yang biasa, bencana ini akan menyebabkan terbunuhnya 1 % populasi orangutan (Singleton et al., 2004).

Dampak pemanasan global terhadap keanekaragaman hayati dapat dilihat berdasarkan indikator-indikator fenologi dan fisiologi organisme, rentang dan daerah distibusi jenis, komposisi dan interaksi dalam komunitas, serta struktur dan dinamika ekosistem (Camin, 2006). Respon perubahan iklim sebagai dampak pemanasan global, menunjukkan kecenderungan perubahan/pergeseran fenologi. Fenologi adalah aktivitas musiman hewan dan tumbuhan. Pergeseran fenologi sebagai dampak pemanasan global diantaranya terhadap musim kawin, pertunasan dan pembungaan tumbuhan. Semua pergeseran fenologi ini berkorelasi baik dengan temperatur dan curah hujan. Pergeseran dalam pembungaan tumbuhan, selanjutnya dapat mempengaruhi ketersediaan buah, termasuk buah pakan yang banyak dimanfaatkan oleh orangutan, tupai, burung, dan sebagainya hewan pemakan buah (frugivera). Jenis pohon yang berbunga memerlukan waktu kering yang cukup, tetapi adanya hujan deras yang cukup lama berakibat banyak jenis pohon yang gagal menghasilkan buah.

Perubahan Batas-batas Zona Vegetasi

Perubahan iklim dapat menyebabkan perpindahan zona vegetasi. UNEP (1992) menyebutkan di Eropa, kenaikan suhu sebesar 50C dari temperatur rata-rata tahunan dan kenaikan presipitasi 10 % dapat menyebabkan zona-zona vegetasi utama bergeser sejauh 1000 km ke Utara. Disebutkan juga kenaikan presipitasi yang berkaitan dengan kenaikan temperature sebesar 20C memungkinkan perbatasan Selatan dari stepa (padang rumput) di Seberia berpindah 200 km ke arah khatulistiwa. Di daerah-daerah tandus dan setengah tandus di wilayah Laut Tengah,


(1)

!"--,"!" DPPH Antioxidant Activity

The DPPH is a free radical and an electron or hydrogen radical acceptors to become a stable diamagnetic molecule and has a deep purple color (Soares et al., 1997). The reduction capability of DPPH radical was determined by the decrease in absorbance induced by extract chayote fruit antioxidant. The scavenging antioxidant activities of extracts chayote fruit from four solvents against DPPH radical has been evaluated at a final concentration of 1.0 mg/ml and the results are illustrated in fig 3.

Data Table-2

Hex Chlo EAMeOH Quer

cetin Rutin Gallic

Acid

0 25 50 75 100

crude extract and positive control

DP

PH

R

ad

ic

al

S

ca

ve

ng

in

g

(%

)

Fig. 3: Scavenging activity of crude extract samples chayote fruit against the radical DPPH at concentration 1.0 mg/ml.

Most of the extracts exhibited activities lower than 50%. Ethyl acetate extract of Sechium edule fruit showed the highest radical scavenging activities 67.26 ± 1.48%, followed by chloroform extract 32.25 ± 1.21%, methanol extract 29.73 ± 0.54% and hexane extract 15.97 ± 0.56%. Among the different solvent of extracts, ethyl acetate extract showed the highest activities compared with other solvent such as hexane, methanol and chloroform. While high free radical scavenging activity of ethyl acetate extracts was previously reported by Boussaada et al. (2008) and Shyu et al. (2009)


(2)

!"---"!"

Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) Activity

The FRAP activity was determined by using standard calibration curve of Trolox. By manipulating the regression equation of Trolox calibration curve with y = 2.5579x + 0.0995, R2 = 0.9809 (fig 4), the result are expressed in mM Trolox equivalent/mg extract (mM TE/mg).

Fig. 4: Calibration curve of Trolox for determination of Ferric reducing antioxidant power (FRAP) Activity

The ferric reducing antioxidant power (FRAP) of the fruit of Sechium edule is shown in Table 2.

Table 2:

Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) of chayote fruit extract

Extraction solvent FRAP (mM TE/mg extract)a

Hexane 0.003323 ± 0.000390d

Chloroform 0.089070 ± 0.002603c Ethyl acetate 0.240627 ± 0.011174a

Methanol 0.105229 ± 0.001194b

a

Value are expressed as means ± SD (n=3) in the column followed by a different letter are significantly different (p < 0.05)

y = 2.5579x + 0.0995 R2 = 0.9809

0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

concentration trolox (mM)

opt

ic

de

ns

it

y

(O

D

)/

a

bs

or

ba

nc


(3)

!"--."!"

The ethyl acetate, methanol and chloroform extracts were able to reduce ferric ions efficiently and had reducing activity in range of 0.089070-0.240627 mM TE/mg. Ethyl acetate and methanol extracts showed high reducing activity in range of 0.105229-0.240627 mM TE/mg. However, hexane extract had negligible reducing activity. This indicated that most of the extracts were unable to donate electron to reduce ferric ions and scavenging free radical.

Reducing Power of Antioxidant Activity

The reducing power of extract chayote fruit and standard antioxidant such as catechin and ascorbic acid is presented in Fig 5. Fig 5 shows that reducing power increased with concentration of each sample.

Data Table-7 RP

0 1 2 3 4

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Catechin Ascorbic acid Hex

Chloro EA MeOH

Concentration (mg/ml)

A

bs

or

ba

nc

e a

t

700 nm

Fig. 5: Reducing power of antioxidant activities of the chayote fruit extract.

Ethyl acetate extract and methanol extract showed variable reducing power displaying the higher reducing power than chloroform and hexane extract. The reducing ability of ethyl acetate and methanol extract of chayote fruit were relatively more pronounced than the other extracts. However, chloroform and hexane extract of chayote fruit showed the least reducing power (Fig 6). Catechin and ascorbic acid revealed the most potent reducing power with EC50 value 0.054 and 0.044 mg/ml, respectively, which were distinctly higher than that of any of the


(4)

!"-./"!"

acetate and methanol extracts were 2.571 and 3.014 mg of dried extract/ml, respectively. While high reducing power of ethyl acetate extracts was previously reported by Shyu et al. (2009). Sim and Sil (2008) reported that the antioxidant activity, the reducing power of methanol extracts increases with increasing amount of sample.

*data tabel 8 RP

0.0625 0.125 0,

25 0,5 1 2 4

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Hex Chlo EA MeOH

Extract concentration (mg/ml)

ab

so

rb

an

ce

a

t 7

00

n

m

Fig. 6: Reducing power of chayote fruit extract from four solvents

CONCLUSIONS

Among the different solvents used, ethyl acetate, methanol, chloroform and hexane extract possessed significant amounts of total phenolic content and showed potent antioxidant, radical scavenging activity and reducing power.

REFERENCES

Alothman, M., Bhat, R. and Karim, A.A. (2009) Antioxidant capacity and phenolic content of selected tropical fruits from Malaysia, extracted with different solvents. Food Chemistry, 115: 785-788. Beevi, S.S., Narasu, M.L. and Gowda B.B. (2010) Polyphenolics profile,

antioxidant and radical scavenging activity of leaves and stem of Raphanus sativus L. Plant Food Human Nutrient


(5)

!"-.&"!"

Benzie, I.F.F. & Strain, J.J. (1996). The ferric reducing ability of plasma (FRAP) as a measure of “antioxidant power”. The FRAP assay. Analytical Biochemistry 239: 70-76.

Booth, S., Bressani, R., and Johns T. (1992) Nutrient content of selected indigenous leafy vegetable consumed by the Kekchi people of Alta Verapaz, Guatemala. Journal of Food Composition and Analysis 5 : 25-34

Boussaada, O., Chriaa, J., Nabli R., Ammar S., Saidana, D., Mahjoub M.A., Chraeif, I. and Helal, A.N. Antimicrobial and antioxidant activities of methanol extracts of Evax pygmaea (Asteraceae) growing wild in Tunisia. World Journal Microbiol Biotechnol 24 : 1289-1296

Brand-Williams, W., Cuvelier, M.E. & Berset, C. (1995). Use of a free radical method to evaluate antioxidant activity. Lebensmittel-Wissenschaft und-Technologies/ Food Science and Technology 28: 25-30.

Chanwitheesuk, A., Teerawutgulrag, A. and Rakariyatham, N. (2005) Screening of antioxidant activity and antioxidant compounds of some edible plants of Thailand. Food Chemistry 92 : 491-497 Dai, Q., Borenstein, A.R., Wu, Y., Jackson J.C. and Larson, E.B. (2006).

Fruit and vegetable juices and alzheimer’s disease: the kame project. The American journal of medicine 119 : 751-759

Ksouri, R., Fallen, H., Megdiche, W., Trabelsi, N., Mhamdi, B., Chaieb, K., Bakrouf, A., Magne, C., and Abdelly, C. (2009). Antioxidant and antimicrobial activities of the edible medicinal halophyte Tamarix gallica L. and related polyphenolic constituents. Food and Chemical Toxicology 47 : 2083-2091.

Kulkarni, A.P., Aradhya, S.M. and Divakar, S. (2004) Isolation and identification of a radical Scavenging antioxidant-punicalagin from pith and carpellary membrane of pomegranate fruit. Food Chemistry 87:551-557.

Ordonez, A.A.L., Gomez, J.D., attuone, M.A., and Isla, M.I. (2006). Antioxidant activities of Sechium edule (Jacq.) Swartz extracts. Food Chemistry 97 : 452-458.

Que, F., Mao, L., Fang, X. and Wu, T. (2008). Comparison of hot air-drying and freeze-air-drying on the physicochemical properties and antioxidant activities of pumpkin (Cucurbita moschata Duch.) flours. International Journal of food science and technology 43 : 1195-1201


(6)

!"-.'"!"

Rice-Evans, C. A., & Miller, N. J. (1996). Antioxidant activities of flavonoids as bioactive components of food. Transactions and Biochemical Society, 24(3), 790–795.

Shyu, Yung-Shin., Lin, Jau-Tien., Chang, YT., Chiang, CJ., and Yang, DJ. (2009). Evaluation of antioxidant ability of ethanolic extract from dill (Anethum graveolens L.) flower. Food Chemistry 115 : 515-521.

Soares, J. R., Dins, T. C. P., Cunha, A. P., & Ameida, L. M. (1997). Antioxidant activity of some extracts of Thymus zygis. Free Radical Research 26, 469 - 478.

Sim, K.H and Sil, H.Y. (2008) Antioxidant activities of ed pepper (Capsicum annuum) pericarp and seed extracts. International Journal of Food science and Technology 43: 1813-1823

Singleton, V.L., Orthofer, R. & Lamuela-Raventos, R.M. (1999). Analysis of total phenols and other oxidation substrates and antioxidants by means of Folin Ciocalteu Reagents. Methods in Enzymology 99: 152-178.

Tian, F., Li, B., Ji, B., Yang, J., Zhang, G., Chen, Y. and Luo, Y. (2009). Antioxidant and antimicrobial activities of consecutive extracts from Galla chinensis: The polarity affects the bioactivities. Food Chemistry 113 : 173-179.

Wright, M. E., Park, Y., Subar, A. F., Freedaman, N. D., Albanes, D., Hollenbeck, A., Leitzmann, M. F., & Schatzkin, A. 2008. Intakes of fruit, vegetables, and specific botanical groups in relation to lung cancer risk in the nih-aarp diet and health study. American Journal of Epidemiology (available online).

Zhang, Y. and Wang, Z.Z. (2009). Phenolic composition and antioxidant activities of two Phlomis species: A correlation study. Compter Rendus Biologies 332 : 816-826