Pandapotan Nasution Hasil Uji BSLT

+,-..0123430+,-,.,+012,+5 ++ teratogenik sehingga sangat berpotensi sebagai sumber obat baru. Kandungan alkaloid golongan quinolizidin hanya terdapat pada Papilionaceae dengan penyebaran yang lebih sempit hanya pada tribus- tribus yang primitif saja seperti Sophoreae, Euchresteae, Dalbergieae, Thermopsideae, dan Genisteae. Tumbuhan marga Ormosia termasuk tribus Sophoreae. Marga Ormosia secara khusus mengandung alkaloid quinolizidin dari tipe Ormosia sehinga dapat dijadikan sebagai marker untuk marga ini. Kajian tentang kandungan kimia tumbuh-tumbuhan ini akan membantu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyebaran alkaloid quinolizidin dari tipr Ormosia sehingga bermanfaat sebagai penanda taksonomi marker, disamping membantu pencarian zat aktif biologis biologically active compounds dalam rangka pencarian obat baru drug discovery. CARA KERJA Biji dari buah yang masak dari tumbuhan Ormosia krugii sebanyak 10 kg dihaluskan, lalu dimaserasi dengan pelarut metanol 80 . Pelarut sari metanol diuapkan dengan penguap pusing vakum rotavapor sampai diperoleh sari kental. Terhadap sari kental ini kemudian dilakukan penarikan alkaloid dengan metode pengocokan asam-basa metode penarikan alkaloid sehingga diperoleh sari alkaloid kasar crude alkaloidal extract. Sari kasar alkaloid difraksinasi berulang repeated column fractionation dengan kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel dan fasa gerak kloroform-metanol-amonia 85 : 15 : 1 sehingga diperoleh sebuah alkaloid quinolizidin dari tipe Ormosia. Penentuan struktur kimia dilakukan dengan analisis spektrum sinar ultra ungusinar tampak uvvis, spektrum sinar infra merah IR, spektrum massa MS, dan spektrum resonansi magnet inti NMR satu dan dua dimensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolat yang diperoleh berupa satu senyawa tunggal bersifat amorf berwarna kekuningan. Kromatogram KLT fasa diam silika gel memberikan harga Rf 0,14 pelarut 1, Rf 0,13 pelarut 2, dan Rf 0,97 pelarut 3. Kromatografi gas GC fasa diam DB-5 RRt 1,62. Pemutaran bidang polarisasi cahaya [ ] D = + 28 c 0,05, MeOH. Spektrum UV ŮŢŹġ ĩŎŦŐʼnĪįġ ijIJĺġ ůŮġ ĩŭŰŨġ ġ ĴĭĶijĪįġ ŔűŦŬŵųum IR v max KBr 3237 NH, 2925, 2850, 2798, 2770 trans-quinolizidine, 1441, 1109, 753 cm - 1 . Spektrum 1 H-NMR 300 MHz, CDCl 3 ġĴĭĴķıġűűŮġĩţŴĪĭġĴĭıijĶġűűŮġ bd, J = 10,75 Hz, 2,699 ppm d, J = 9,77 Hz, 2,50 – 0,90 ppm m CH 2 dan CH. Spektrum 13 C-NMR 75 MHz, CDC l3 ġ ĸĴĭķıġ űűŮġ CH, 64,04 ppm CH, 63,08 ppm CH, 62,91 ppm CH, 61,16 ppm CH, 59,52 ppm CH 2 , 55, 48 ppm CH 2 , 55,14 ppm CH 2 54,88 ppm CH, 50,44 ppm CH 2 , 46,81 ppm CH 2 , 40,21 ppm CH 2 , 36,96 ppm +,-..0123430+,-,.,+012,+5 +, CH 2 , 35,97 ppm CH, 35,70 ppm CH, 35,16 ppm CH, 33,96 ppm CH 2 , 32,33 ppm CH 2 , 32,10 ppm CH 2 , 31,05 ppm CH 2 , 30,33 ppm 2 CH 2 `s, 29,82 ppm CH 2 , 27,34 CH, 26,90 ppm CH, 26,65 ppm CH 2 , 25,55 ppm CH 2 , 25,36 ppm CH 2 , 25,28 ppm CH 2 , 25,20 ppm CH 2 , 25,02 ppm CH 2 , 24,05 ppm CH 2 , 23,85 ppm CH 2 , 21,54 ppm CH 2 , 21,43 ppm CH 2 , 21,02 ppm CH 2 , 18,71 ppm CH 2 . Spektrum massa EI-MS 70 eV, mz , 630 M + , sesuai dengan rumus C 40 H 66 N 6 , tidak terlihat, 315 21, monomer C 20 H 33 N 3 , 272 10, 217 100, 190 14, 175 9, 162 6 98 26. Spektrum massa CI-MS 120 eV, mz , 631 [M+1] + , sesuai dengan rumus C 40 H 67 N 6 , ion molekuler terprotonasi, 16, 316 [M2+1] + 100. Isolat ini merupakan senyawa tunggal murni yang dikiuatkan oleh noda tunggal pada kromatogram KLT dan sebuah puncak tungal pada kromatogram gas GC. Kepastian isolat ini adalah alkaloid quinolizidin dari tipe Ormosia adalah dari spektrum massa MS yang memberikan M + 630 sma yang berarti molekul mempunyai atom-C berjumlah 40, selanjutnya pecah menjadi monomernya yang memiliki atom-C berjumlah 20. Alkaloid quinolizidin dengan jumlah atom-C 20 buah dan 40 buah hanya tipe Ormosia, sedangkan tipe lain memiliki atom-C 15 buah. Sepanjang yang diketahui, hanya alkaloid dari tipe Ormosia yang ada dalam bentuk dimer sehinga atom-C berjumlah dua kali lipat. Alkaloid quinolizidin dibiosintesis dari kadaverin sebagai unit C5-nya, sehingga alkaloid quinolizidin mempunyai jumlah atom-C kelipatan 5. DAFTAR PUSTAKA Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press, pp 587-601 Kinghorn, A.D. dan Balandrin, M.F. 1984. Quinolizidine Alkaloids of the Leguminosae: Structural types, Analysis, Chemotaxonomy, and Biological Activities. Dalam Alkaloids: Chemical and Biological Perspectives, volume 2, ed. S.W. Ppelletier. New York: John Wiley Sons, pp 104-148 +,-..0123430+,-,.,+012,+5 +- ,-D,--,e;-`.,, ,,E,D+DE;+.;L,E.; +EF;D;,-,S,

M. Pandapotan Nasution

Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU Medan 20155 e-mail : martua97yahoo.co.id Abstrak Spesies-spesies tumbuhan Papilionaceae mempunyai kecepatan evolusi yang tidak sama. Tribus yang lebih lambat primitive tingkat evolusinya umumnya berupa pohon sedangkan tribus dengan tingkat evolusi yang lebih cepat advanced merupakan tumbuhan herba. Alkaloid golongan quinolizidin hanya dijumpai pada tribus-tribus yang primitif dan tidak pada tribus yang lebih maju evolusinya. Bahkan alkaloid quinolizidin dari tipe Ormosia hanya ditemukan pada marga Ormosia sehingga menjadi ciri khas bagi marga ini. Kajian tentang kandungan kimia spesies-spesies ini dapat membantu memberikan kepastian kedudukan mereka secara taksonomi. Di samping bermanfaat secara taksonomi, kajian penyebaran kandungan kimia alkaloid golongan quinolizidin sangat membantu melakukan prediksi dan menentukan langkah dalam upaya pencarian senyawa-senyawa berkhasiat obat drug discovery dari sumber tumbuhan. Senyawa alkaloid golongan quinolizidin menarik perhatian karena ternyata alkaloid golongan ini menunjukkan beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat sehingga dapat menjadi sumber obat-obatan yang potensial. Ada yang bersifat hipotensif, antiaritmia, antipiretik, antelmintik, insektisida, diuretik, oksitosik, antikanker, dan teratogenik. Dalam kajian ini dibahas penyebaran alkaloida golongan quinolizidin pada tribus-tribus primitif dari anak suku Papilionoideae, variasi struktur kimianya, signifikansinya sebagai penanda taksonomik taxonomic marker dalam anak suku Papilionoideae. Pengetahuan tentang kandungan kimia ini sangat bermanfaat untuk membantu mengatasi kesulitan yang disebabkan oleh tidak memadainya data genetik yang tersedia, atau, karena ketidak tegasan ciri morfologis yang ada, sehingga penentuan kedudukan suatu spesies dalam marga atau tribus sulit disepakati. Kata kunci: Papilionaceae, tribus primitif, alkaloid golongan quinolizidin, taxonomic marker +,-..0123430+,-,.,+012,+5 +. EVOLUSI TUMBUHAN SUKU LEGUMINOSAE Suku tumbuhan Leguminosae terbagi 3 anaksuku yakni Mimosoideae, Caesalpinioideae dan Papilionoideae. Di antara ke tiga anaksuku ini maka Mimosoideae merupakan yang paling primitif tingkat evolusinya dan Papilionoideae merupakan yang paling cepat advanced. Perbedaan tingkat evolusi ini dapat juga dilihat dari morfologinya. Bentuk bunga kupu-kupu yang monosimetris dari Papilionoideae dan sifat herbaseus tumbuhannya menunjukkan tingkat evolusi yang advanced. Caesalpinioideae sudah lebih banyak berupa pohon arboreus dengan bentuk bunga sudah mulai monosimetris. Sedangkan anaksuku Mimosoideae lebih banyak berupa pohon dengan beberapa speciesnya yang herbaseus. Bunga monosimetris seperti terdapat pada anaksuku Papilionoideae merupakan salah satu ciri tumbuhan yang mempunyai tingkat evolusi relatif tinggi apalagi disertai habitus yang herbaseus. Species kacang-kacangan umumnya sudah bersifat herbaseus. TINGKAT EVOLUSI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN ANTARA TRIBUS-TRIBUS ANAKSUKU PAPILIONOIDEAE Species-species dari anak suku Papilionoideae tidak sama pula kecepatan evolusinya. Walau sama-sama mempunyai bunga bentuk kupu- kupu yang monosimetris tetapi ada kelompok yang berupa pohon dan dan kelompok yang bersifat herbaseus. Tumbuh-tumbuhan yang berupa pohon pada umumnya adalah dari tribus yang primitif, sedangkan yang herbaseus adalah dari tribus yang relatif lebih advanced. Tribus-tribus yang primitif adalah Sophoreae, Euchresteae, Thermopsideae, Dalbergieae, Genisteae. Tribus-tribus ini banyak berupa pohon. Sedangkan tribus-tribus Desmodieae, Phaseoleae, Loteae, Amorpheae, Coronilleae, Trifolieae, Vicieae yang umumnya bukan pohon, termasuk ke dalam kelompok yang advanced. Alkaloid quinolizidin hanya terdapat pada tribus yang relatif primitif, yaitu pada tribus yang ditulis miring dan bergaris bawah. PENYEBARAN ALKALOID GOLONGAN QUINOLIZIDIN PADA ANAKSUKU PAPILIONOIDEAE Seperti disebutkan di atas bahwa hanya tumbuh-tumbuhan anaksuku Papilionoideae dari tribus-tribus yang relatif primitif saja yang mengandung alkaloid quinolizidin, sedangkan tumbuh-tumbuhan yang termasuk tribus yang advanced tidak mengandung alkaloid ini. Hal ini sagat menarik dari sudut taksonomi. Ternyata keberadaan alkaloid quinolizidin mengikuti garis kekerabatan genetika walaupun di dalam anaksuku Papilionoideae sendiri. Tribus yang lebih primitif umumnya berupa pohon, sedangkan yang advanced berupa herba. Species kacang-