Alief Aththorick Hasil Uji BSLT

+,-..0123430+,-,.,+012,+5 memperolehnya, aman, murah dan dapat diramu sendiri meskipun mekanisme kerjanya secara ilmiah belum banyak diketahui. Pengetahuan penggunaan tumbuhan obat ini adalah berdasarkan pengalaman dan kebiasaan generasi sebelumnya yang diwariskan secara turun temurun. Studi etnobotani tumbuhan obat menurut suku tertentu bertujuan untuk mengungkapkan dan mendokumentasikan pengetahuan dan potensi sumberdaya tumbuhan obat suatu masyarakat serta upaya pelestarian dan pengembangannya Raynor Kostka, 2003; Quansah, 2004. Suku Karo merupakan salah satu etnis di Sumatera Utara yang tersebar di berbagai wilayah melintasi beberapa kabupaten mulai dari dataran rendah sampai pegunungan. Sebagian besar masyarakat ini hidup sebagai petani dan pada umumnya memiliki ladang yang berdekatan dengan hutan. Salah satu ciri khas masyarakat Karo yang menonjol adalah keahlian sebagian warganya dalam pengobatan tradisional. Hal ini terbukti dengan banyaknya Guru atau Tabib yang dapat dijumpai pada masyarakat Karo seperti Dukun Patah Pergendangan atau Kem Kem, Dukun Beranak, Oukup aromaterapi, maupun Tabib yang dapat mengobati berbagai macam penyakit. Di desa-desa pedalaman yang berdekatan dengan hutan alam, sering dapat dijumpai beberapa orang yang ahli dalam pengobatan tradisional yang dipanggil dengan sebutan ”Guru atau Tabib”. Praktek pengobatan ini menggunakan tumbuhan dari hutan sebagai bahan utama baik secara tunggal maupun dalam bentuk ramuan atau racikan. Masyarakat Karo yang menghuni berbagai keragaman altitude mulai dari hutan dataran rendah, dataran tinggi sampai hutan pegunungan akan memiliki bentuk pemanfaatan tumbuhan obat yang berbeda pula, sehingga diduga masyarakat Karo memiliki pengetahuan tumbuhan obat- obatan yang sangat kaya dan luas. Namun demikian, laju kerusakan hutan yang sangat tinggi, regenerasi keturunan dan derasnya arus modernisasi mengancam kelestarian nilai-nilai kearifan pengobatan tradisional ini. Sejauh ini belum pernah dilaporkan adanya studi tentang etnobotani tumbuhan obat masyarakat Karo, sehingga untuk melestarikan dan mengembangkan pengetahuan yang sangat berharga ini perlu segera dilakukan penelitian etnobotani tumbuhan obat masyarakat Karo. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis – jenis tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Karo dalam proses pengobatan. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan ilmiah bagi upaya pelestarian dan pengembangan tumbuhan obat khususnya di Sumatera Utara. Hasil penelitian ini dapat pula digunakan oleh pihak-pihak yang ingin meningkatkan wawasan dan keahlian mereka dalam penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. +,-..0123430+,-,.,+012,+5 + METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Telaga Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat. Dusun – dusun yang dipilih adalah dusun – dusun yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser ada sebanyak 4 buah yaitu Dusun Kuta Belkih, Dusun Perteguhan, Dusun Pamah Simelir dan Dusun Telaga A. Nara Sumber Untuk menggali informasi tentang kegunaan tumbuhan obat dan cara penggunaannya digunakan informan kunci yaitu para tabib dan warga masyarakat yang pernah terlibat langsung dengan pengobatan tradisional. Informan kunci ini diketahui berdasarkan saran – saran dari para tokoh adat atau masyarakat yang telah dilakukan pendekatan pada waktu survei awal sebelumnya. Kemudian dilakukan observasi lapangan untuk mengkoleksi spesimen tumbuhan obat berdasarkan informasi dari tabib. Metode pengumpulan informasi dilakukan secara partisipatif atau Participatory Ethnobotanical Appraisal PEA yang meliputi : 1. Wawancara mendalam dan semi terstruktur Grandstaff Grandstaff, 1987. 2. Observasi partisipatif dengan metode transect walk dengan masyarakat sebagai pemandu Martin, 1995. Analisis Data Untuk melihat pentingnya pemanfaatan tiap jenis tumbuhan bagi masyarakat digunakan indeks kepentingan budaya index of cultural significance, ICS dari Turner 1988 yang telah dimodifikasi berdasarkan persamaan sebagai berikut : Keterangan: ICS = index of culiural significance, adalah jumlah dari perhitungan pemanfaatan suatu jenis tumbuhan dari 1 hingga n, dimana n menunjukkan pemanfaatan ke-n terakhir; i adalah nilai 1 hingga ke n. Pemberian skor untuk tiap jenis penggunaan q tumbuhan adalah sebagai berikut: Tumbuhan untuk pengobatan penyakit dalam = 5 Tumbuhan untuk pengobatan ISPA dan THT = 4 Tumbuhan untuk pengobatan luka atau patah tulang = 3 Tumbuhan untuk pengobatan penyakit mata = 2 Tumbuhan untuk pengobatan penyakit kulit = 1 n ICS = ™T 1 x i 1 x e 1 n1 + q 2 x i 2 x e 2 n2 + ……… + q n x i n x e n nn i = 1 +,-..0123430+,-,.,+012,+5 , Pemberian skor untuk intensitas i penggunaan tumbuhan adalah sebagai berikut: Sering digunakan paling sedikit 1x dalam seminggu = 5 Sedang rata – rata penggunaan 1 x dalam sebulan = 4 Musiman tergantung musim terjadinya wabahpenyakit = 3 Jarang digunakan 1x dalam 1 tahun sampai 5 tahun = 2 Sangat jarang = 1 Pemberian skor untuk tingkat kesukaan e tumbuhan adalah sebagai berikut: Sangat disukai atau merupakan pilihan utama tiada jenis pengganti = 2 Disukai namun terdapat jenis pengganti = 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan tabib diketahui terdapat 62 jenis tumbuhan herba yang tergolong dalam 33 suku yang dimanfaatkan oleh masyarakat Karo di Desa Telagah untuk bahan obat-obatan. Tumbuhan herba tersebut digunakan untuk mengobati 24 jenis penyakit diantaranya demam, sakit perut, flu, masuk angin, malaria, sakit mata, panas dalam dan lain sebagainya. Penggunaan yang dominan adalah untuk pengobatan penyakit diare 10 jenis , demam 9 jenis, sakit mata 8 jenis, masuk angin dan flu 6 jenis. Jenis - jenis tumbuhan herba yang dimanfaatkan oleh masyarakat Karo di Desa Telagah sebagai tumbuhan obat dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1: Jenis-jenis Tumbuhan Herba yang Dimanfaatkan Sebagai Obat-obatan No Famili Nama Latin Nama Daerah Kegunaan Bagian yang di gunakan Cara Pemanfaatan 1. Achantaceae Justicia gandarusa Sangka sempilet Obat diare Akar, Daun Dihaluskan , di tempelkan ke perut 2. Justicia sp Besi-besi Obat diare Daun Dihaluskan semua bahan-bahannya, di balurkan keseluruh badan 3. Rostellularia sp Satu ternaba Obat Demam Daun, Batang, Dihaluskan, di peras airnya, dimimum 4. Peristophe bivalvis Gara mata Obat masuk angin Akar, Daun Diramu dengan Tumbuhan lainya, di balurkan keseluruh tubuh 5. Amaranthaceae Amaranthus ticolor Bayam utan Penambah Darah Batang, daun di sayur 6. Araceae Hamalomena monandra Langge Obat Malaria Umbi Dimasak, dimakan 7. Schismatoglottis convolvula Birah merah Obat Tetes Mata Bunga Bunganya diremas dalam air, diteteskan ke mata 8. Colocasia Gigantea Birah Obat Gatal- Gatal Umbi di gosok ke daerah yang gatal +,-..0123430+,-,.,+012,+5 - No Famili Nama Latin Nama Daerah Kegunaan Bagian yang di gunakan Cara Pemanfaatan . 9. Asteraceae Mikania micrantha. Jala-jala Obat luka Daun di haluskan, ditempelkan pada luka 0. Eupatorium odoratum Peseng Obat Luka Daun diremas-remas, ditempelkan ke luka Obat diare Daun Daun dimakan 1. Spilanthes fusca Pesil Obat diare Daun muda di ramu dengan tumbuhan yang lainnya, di balurkan ke badan 2. Clibadium sp Singkerbeng Obat Cacing Daun, bunga dihaluskan, di oleskan diatas perut 3. Emilia Grandiflora Calin cayoo Obat Demam Anak Daun Dimasak tambah garam sedikit, dimakan bersama nasi 4. Apiaceae Centella asiatica Pegagan Obat Batuk Akar, Daun di ramu dengan tumbuhan yang lainnya, di minum 5. Hydrocotyle javanica Garang gersing bunga Obat Flu Daun Diramu dengan bahan-bahan obat yang lain, diminum Obat Sesak Napas Akar, Daun 6. Balsaminaceae Impatiens sp1 Bunga pancur Obat Flu Daun, bunga Diramu dengan bahan-bahan Tumbuhan lainya, di minum 7. Impatiens sp2 Sari ging- ging Obat Flu Daun, bunga Diramu dengan bahan-bahan Tumbuhan lainya, di minum 8. Impatiens balsamina Pacar air Obat Lembam Daun dihaluskan, ditempel ke bagian yang luka 9. Impatiens javensis Bunga kiung Obat Demam Anak Batang, daun Di haluskan, di kompreskan 20. Buxaceae Lobelia angulata Sigarang- garang Obat Flu Daun, buah Di haluskan, dicampur dengan obat yang lainnya 21. Costaceae Costus speciosus Tabar-tabar Obat Panas Dalam Akar, Daun Dihaluskan, di ramu dengan yang lainnya, dibulat-bulatkan, dikeringkan, di oleskan ke bagian yang sakit Obat masuk angin Obat Tetes Mata Batang Batang muda dikerok, airnya di teteskan ke mata +,-..0123430+,-,.,+012,+5 . No Famili Nama Latin Nama Daerah Kegunaan Bagian yang di gunakan Cara Pemanfaatan 2. Cyatheaceae Cyathea latebrosa Paku mawas Obat Patah Tulang Batang muda Batang muda dimasak atau di bakar, dimakan 23. Cyperaceae Koeleria sp Kisik Obat masuk angin Daun Diramu dengan bahan-bahan Tumbuhan lainya, di minum 24. Convolvilaceae Ipomea batatas Gadung jalar Obat Bisul Daun Daun dihaluskan dengan bahan yang lain, di tempelkan di bagian mana yang sakit 25. Elaeocarpaceae Muntingia sp Rabah-rabah Panas Dalam 26. Gesneriaceae Achimenes grandiflora . Barok-barok Obat Infeksi Telinga Daun, bunga Diremas-remas, airnya oleskan di bagian telinga 7. Lauraceae Cinnamomum sp. Mambo Obat diare Buah Diramu dengan bahan-bahan Tumbuhan lainya, di masak, airnya di minum 8. Lamiaceae Coleus amboinicus Terbangun hijau Obat Batuk Daun Diremas-remas di dalam air, lalu diminum 9. Hiptis capitata Siberani Diare Daun Diremas ditambah abudapur dan garam sedikit kemudian dimakan 0. Lorantaceae Dendrophthoe sp Steram Obat Flu Daun Diramu dengan bahan-bahan Tumbuhan lainya, di minum 1. Urena lobata Sibagori Obat Sakit Kepala Daun Daun diramu dengan bahan-bahan tumbuhan lainnya, di minum Obat Demam Daun 2. Melastomaceae Marumia nemarosa Kawil-kawil Obat diare Daun Di remas-remas, digosok dengan abu, diletakkan diatas perut 3. Phyllagathis griffithii Tanda langkup Obat Mata Rabun Daun Daun di rendam di dalam wajan selama 10 ment, diteteskan ke mata 4. Musaceae Musa paradisiaca Galohpisang Obat luka Daun Bongkolnya di haluskan, di tempelkan ke luka 5. Orchidaceae Macodes sp Surat dibata Obat Demam Daun Dihaluskan, dikompreskan atau diminum air perasannya 6. Papilionaceae Indigofera suffruticosa Tellep Obat Untuk Amandel Daun Di haluskan, dioleskan ke bagian leher 7. Piperaceae Piper crocatum Jaga-jaga Obat Tetes Mata Daun Daun di remas-remas didalam air, diteteskan ke mata +,-..0123430+,-,.,+012,+5 + No Famili Nama Latin Nama Daerah Kegunaan Bagian yang di gunakan Cara Pemanfaatan 8. Palantaginaceae Plantago mayor Patah tulang Obat patah tulang Daun Daun dilewatkan diatas api, di olesi dengan minyak goreng, di tempelkan pada kaki. 9. Poaceae Imperata cylindrica Alang-alang Obat Sakit Mata Daun Dihaluskan, ditempel ke bagian dekat mata 40. Dactyloctenium sp Padang teguh Obat Untuk Luka Daun Di haluskan ditambah dengan kapur sirih, di olekan ke luka Obat Batuk Daun 41. Bouteloua sp Kambing bajar Obat Panas Dalam Umbi Dihaluskan, dimasak sampai tinggal satu gelas, di minum 42. Portulacaceae Portula sp Krah pandang Obat Cacing Daun Dihaluskan, ditempelkan ke atas perut 43. Poligalaceae Poligala sp Kacilando Obat demam Daun Dihaluskan, dikompreskan atau diminum air perasannya 44. Rubiaceae Santofilum sp Tongkap brigat Obat Demam Daun Dihaluskan, dikompreskan atau diminum air perasannya 45. Tarenna pulchia Stekap Obat Demam Daun di remas-remas didalam air, dimasak, di minum atau mandikan 46. Argostemma involucratum Lancing Kerangen Obat maag Daun Di remas-remas didalam air hangat, di minum Obat Demam Daun Di haluskan, di kompreskan Minyak Urut Daun daun di olesi dengan minyak goreng, diremas-remas 47. Ophiorrhiza communis Jarum-jarum sifat kundul Obat diare Daun Daun muda dimakan 48. Greenea corymbosa Pucuk ring- ring Obat Patah Tulang Daun Daunnya direbus dengan 2 gelas air sampai tinggal segelas, diminum 49. Greenea sp. Pucuk ring- ring Obat Patah Tulang Daun Daunnya direbus dengan 2 gelas air sampai tinggal segelas, diminum 0. Pavetta sp Sira-sira Obat Infeksi Telinga Daun Daunnya di kunyah dengan garam, di semburkan dekat telinga 1. Solanaceae Solanum torvum Rimbang Obat Sakit Mata Buah Dimasak, dimakan 2. Physalis peruviana Culpa-culpa Obat Penyakit Lever Daun Daunnya direbus dengan 2 gelas air +,-..0123430+,-,.,+012,+5 + No Famili Nama Latin Nama Daerah Kegunaan Bagian yang di gunakan Cara Pemanfaatan sampai tinggal segelas, diminum 3. Capsicum frutescens Cina Obat Infeksi Telinga Daun Pucuknya dihaluskan, dioleskan di sekitar telinga Obat Panas Dalam Daun Diramu dengan obat yang lain, diminum 4. Scophulariaceae Lindernia ruelloides Cucur-cucur Obat Flu Daun Diramu dengan bahan-bahan obat yang lain, diminum 5. Ulmaceae Celtis sp. Cang-cang duri Obat masuk angin Daun Diramu dengan bahan-bahan obat yang lain, diminum 6. Urticaceae Boehmeria glomerulifera Perdit Obat Sakit Kepala Buah di haluskan, direbus, dimandikan Obat Panas Dalam Daun di haluskan, direbus, dimandikan 7. Laportea sp Galunggung Obat Masuk Angin Daun daun sebanyak 5-6 lembar di remas di dalam air yang sudah didinginkan, diminum, Obat Malaria Daun 8. Cypholopus sp Pega-pega Obat Kanker Daun Dihaluskan, diramu dengan bahan yang lain, diminum 9. Verbenaceae Stachytarpheta jamaicensis Ratah bunga Obat diare Daun Diramu dengan bahan-bahan obat yang lain, diminum 0. Vitaceae Vitis gracilis Gagatan harimau Obat diare Daun Di makan 61. Zingiberaceae Zingiber officinale Bahing gara Obat Luka Umbi Di haluskan, diperas airnya, diminum masuk angin Umbi Obat Sakit Mata Umbi Di kunyah disemburkan ke dekat mata 62. Hedychium coronarium Bunga encole Obat Tetes Mata Batang muda di kerok batangnya, diperas, airnya diteteskan ke mata Suku tumbuhan herba yang banyak digunakan sebagai tumbuhan obat adalah Rubiaceae 7 jenis, Asteraceae 5 jenis, Achantaceae dan Balsaminaceae 4 jenis dan suku Solanaceae, Araceae, Poaceae dan Urticaceae masing-masing 3 jenis. Bagian tumbuhan yang digunakan untuk obat-obatan adalah akar, umbi, batang, daun, pucuk, bunga, dan buah. Bagian - bagian tersebut ada yang dapat langsung digunakan +,-..0123430+,-,.,+012,+5 + sebagai obat tunggal dan ada pula yang dalam bentuk ramuan melalui proses pengolahan. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun, dimana dari 62 jenis tumbuhan obat 57 jenis menggunakan daunnya. Hal ini disebabkan beberapa faktor, pertama; pada daun terakumulasi senyawa metabolit sekunder yang paling penting sebagai bahan obat seperti tanin, alkaloid, minyak atsiri dan senyawa organik lainnya, kedua; jumlah daun lebih banyak dibanding bagian organ lain, ketiga; daun merupakan bahan yang mudah diperoleh dan diracik untuk di jadikan sebagai bahan obat. Pemanfaatan tumbuhan herba untuk bahan obat-obatan sampai sekarang masih terus dilakukan oleh masyarakat Karo di Desa Telagah, walaupun sudah ada pengobatan modern. Obat tradisional masih digunakan oleh masyarakat Karo karena lokasi sarana kesehatan jauh sekitar 80 Km, dan masih belum optimalnya pelayanan kesehatan di Desa telagah, sehingga masyarakat Karo di Desa Telagah lebih suka berobat ke tabib kampung dan menggunakan obat-obatan tradisional. Hal ini menunjukkan masyarakat Karo di Desa Telagah masih memiliki hubungan yang sangat kuat dengan lingkungan hutannya khususnya sumberdaya tumbuhan herba sebagai bahan obat – obatan. Hubungan yang kuat ini merupakan nilai positif bagi masyarakat Karo untuk tetap menjaga kelestarian hutannya. Indeks Kepentingan Budaya ICS Berdasarkan jenis kegunaan, intensitas pemakaian dan tingkat kesukaan dapat diketahui jenis – jenis tumbuhan herba yang paling penting bagi masyarakat untuk digunakan sebagai tumbuhan obat. Hasil penghitungan nilai ICS menunjukkan terdapat 10 jenis tumbuhan yang memiliki nilai ICS tertinggi tabel 2.. Tabel 2: Index of Cultural Significance ICS Pada Suku Karo Di Desa Telagah No Nama Lokal Nama Latin ICS 1. Lancing kerangen Argostemma involucratum 76 2. Peseng Eupatorium odoratum 46 3. Galunggung Laportea sp 40 4. Bahinggara Zingiber officinale 40 5. Garang gersing bunga Hydrocotyle javanica 40 6. Sibagori Urena lobata 35 7. Tabar – tabar Costus speciosus 34 8. Cina Capsicum frutescens 32 9. Perdit Boehmeria glomerulifera 27 10. Padang Teguh Dactyloctenium sp 21 +,-..0123430+,-,.,+012,+5 + Tabel 2 menunjukkan 10 jenis tumbuhan herba terpenting bagi masyarakat Karo Desa Telagah sebagai tumbuhan obat. Lancing kerangen Argostemma involucratum merupakan jenis tumbuhan herba yang paling sering digunakan oleh masyarakat Karo Desa Telagah sebagai tumbuhan herba. Jenis ini memiliki nilai ICS tertinggi yaitu 76, diikuti berturut – turut oleh peseng Eupatorium odoratum ICS 46, galunggung Laportea sp, Bahinggara Zingiber officinale, dan garang gersing bunga Hydrocotyle javanica ICS 40, dan seterusnya. KESIMPULAN 1. Di Desa Telagah Kabupaten Langkat terdapat 62 jenis tumbuhan herba yang digunakan masyarakat Karo sebagai tumbuha obat. 2. Masih terdapat hubungan yang kuat antara masyarakat Karo dengan lingkungan hutannya khususnya sumberdaya tumbuhan herba. 3. 10 jenis tumbuhan herba yang paling penting bagi masyarakat Karo sebagai tumbuhan obat adalah Lancing kerangen Argostemma involucratum, peseng Eupatorium odoratum, galunggung Laportea sp, Bahinggara Zingiber officinale, garang gersing bunga Hydrocotyle javanica, sibagori Urena lobata, tabar – tabar Costus speciosus, cina Capsicum frutescens, perdit Boehmeria glomerulifera dan padang teguh Dactyloctenium sp. DAFTAR PUSTAKA Agoes, A. 2002. Inventarisasi Tumbuhan Obat TNKS : Kajian dalam Perspektif Etnofarmakologis dan Budaya. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol. 1, No. 1, Januari 2002. Grandstaff, S. W. T. B. Grandstaff. 1987. Semi Structure Interviewing by Multidicipline Teams in RRA. KKU Prociding : 69 – 88. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I. Badan Litbang Kehutanan. Dephut RI. Jakarta. Martin, G. J. 1995. Ethnobotany. Chapman and Hall. London. Moeloek, F. A. 2006. Herbal and Traditional Medicine : Nationale Perspectives and Policies in Indonesia. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol. 5, No.1, Januari 2006. Quansah, N. 2004. The Neglected Key to Successful Biodiversity Conservation and Appropriate Development : Local Traditional Knowledge. Ethnobotany Research Applications. 2 : 89 – 91. +,-..0123430+,-,.,+012,+5 + Raynor, B. M. Kostka. 2003. Back to the Future : Using Traditional Knowledge to Strengthen Biodiversity Conservation in Pohnpei, Federated States of Micronesia. Ethnobotany Research Applications. 1 : 55 – 63. Zein, U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. e-USU Repository. Universitas Sumatera Utara. +,-..0123430+,-,.,+012,+5 + -,,-D,-e;-`E303. ,E;+.;L,303.

M. Pandapotan Nasution

Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU Medan 20155 e-mail : martua97yahoo.co.id Abstrak Tumbuhan tribus primitif dari suku Papilionaceae diketahui kaya mengandung alkaloid golongan quinolizidin. Khusus tumbuhan dari marga Ormosia mengandung alkaloid quinolizidin dari tipe Ormosia sehingga dapat dijadikan sebagai penanda taksonomi taxonomic marker untuk tumbuhan marga Ormosia. Alkaloid golongan quinolizidin menarik perhatian karena beberapa di antaranya menunjukkan aktivitas biologis sehingga dapat menjadi sumber obat yang potensial. Dalam penelitian ini telah dilakukan isolasi senyawa alkaloid golongan quinolizidin dari biji tumbuhan Ormosia krugii Urban dari suku Pailionaceae. Isolasi diawali oleh ekstraksi dengan maserasi dilanjutkan dengan pengocokan asam-basa menghasilkan ekstrak alkaloid kasar. Pemisahan dan pemurnian alkaloid dilakukan dengan kromatografi kolom. Penentuan struktur kimia dari isolat dilakukan dengan analisis spektrum sinar ultra ungu, infra merah, spektrum massa dan spektroskopi resonansi magnet inti satu dan dua dimensi. Beberapa alkaloid dari golongan quinolizidin telah diisolasi dan salah satunya adalah sebuah senyawa alkaloid quinolizidin tipe Ormosia yakni sebuah isomer ormosinin. Kata kunci: Alkaloid quinolizidin, Ormosia, Papilionaceae, taxonomic marker, Ormosinin PENDAHULUAN Leguminosae merupakan familia tumbuhan bunga Spermatophyta terbesar ketiga sesudah Asteracee dan Orchidaceae. Banyak di antara species-species Leguminosae yang mempunyai nilai ekonomi seperti makanan kacang-kacangan, penghasil kayu, minyak, zat warna, gom, dan resin. Akarnya mengikat nitrogen menyuburkan tanah. Selain itu, beberapa species Papilionacae dari tribus yang primitif dikenal kaya mengandung alkaloid dari golongan quinolizidin. Alkaloid golongan ini memiliki beberapa aktivitas biologis seperti kardiotonik, antarritmia, uterotonik, hipotensif, antipiretik, antimikroba dan +,-..0123430+,-,.,+012,+5 ++ teratogenik sehingga sangat berpotensi sebagai sumber obat baru. Kandungan alkaloid golongan quinolizidin hanya terdapat pada Papilionaceae dengan penyebaran yang lebih sempit hanya pada tribus- tribus yang primitif saja seperti Sophoreae, Euchresteae, Dalbergieae, Thermopsideae, dan Genisteae. Tumbuhan marga Ormosia termasuk tribus Sophoreae. Marga Ormosia secara khusus mengandung alkaloid quinolizidin dari tipe Ormosia sehinga dapat dijadikan sebagai marker untuk marga ini. Kajian tentang kandungan kimia tumbuh-tumbuhan ini akan membantu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyebaran alkaloid quinolizidin dari tipr Ormosia sehingga bermanfaat sebagai penanda taksonomi marker, disamping membantu pencarian zat aktif biologis biologically active compounds dalam rangka pencarian obat baru drug discovery. CARA KERJA Biji dari buah yang masak dari tumbuhan Ormosia krugii sebanyak 10 kg dihaluskan, lalu dimaserasi dengan pelarut metanol 80 . Pelarut sari metanol diuapkan dengan penguap pusing vakum rotavapor sampai diperoleh sari kental. Terhadap sari kental ini kemudian dilakukan penarikan alkaloid dengan metode pengocokan asam-basa metode penarikan alkaloid sehingga diperoleh sari alkaloid kasar crude alkaloidal extract. Sari kasar alkaloid difraksinasi berulang repeated column fractionation dengan kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel dan fasa gerak kloroform-metanol-amonia 85 : 15 : 1 sehingga diperoleh sebuah alkaloid quinolizidin dari tipe Ormosia. Penentuan struktur kimia dilakukan dengan analisis spektrum sinar ultra ungusinar tampak uvvis, spektrum sinar infra merah IR, spektrum massa MS, dan spektrum resonansi magnet inti NMR satu dan dua dimensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolat yang diperoleh berupa satu senyawa tunggal bersifat amorf berwarna kekuningan. Kromatogram KLT fasa diam silika gel memberikan harga Rf 0,14 pelarut 1, Rf 0,13 pelarut 2, dan Rf 0,97 pelarut 3. Kromatografi gas GC fasa diam DB-5 RRt 1,62. Pemutaran bidang polarisasi cahaya [ ] D = + 28 c 0,05, MeOH. Spektrum UV ŮŢŹġ ĩŎŦŐʼnĪįġ ijIJĺġ ůŮġ ĩŭŰŨġ ġ ĴĭĶijĪįġ ŔűŦŬŵųum IR v max KBr 3237 NH, 2925, 2850, 2798, 2770 trans-quinolizidine, 1441, 1109, 753 cm - 1 . Spektrum 1 H-NMR 300 MHz, CDCl 3 ġĴĭĴķıġűűŮġĩţŴĪĭġĴĭıijĶġűűŮġ bd, J = 10,75 Hz, 2,699 ppm d, J = 9,77 Hz, 2,50 – 0,90 ppm m CH 2 dan CH. Spektrum 13 C-NMR 75 MHz, CDC l3 ġ ĸĴĭķıġ űűŮġ CH, 64,04 ppm CH, 63,08 ppm CH, 62,91 ppm CH, 61,16 ppm CH, 59,52 ppm CH 2 , 55, 48 ppm CH 2 , 55,14 ppm CH 2 54,88 ppm CH, 50,44 ppm CH 2 , 46,81 ppm CH 2 , 40,21 ppm CH 2 , 36,96 ppm