29
Selain itu, terdapat tiga hipotesis lainnya yang juga ingin dibuktikan didalam penelitian ini berkaitan dengan bullying di tempat kerja, yaitu :
1. Ada pengaruh positif work-related bullying terhadap burnout pada karyawan. Work-related bullying dapat meningkatkan burnout pada
karyawan. 2. Ada pengaruh positif person-related bullying terhadap burnout pada
karyawan. Person-related bullying dapat meningkatkan burnout pada karyawan.
3. Ada pengaruh positif Physical intimidation bullying terhadap burnout pada karyawan. Physical intimidation bullying dapat meningkatkan
burnout pada karyawan.
30
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Tujuan metode penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Dalam hal ini
peneliti ingin mengetahui pengaruh bullying di tempat kerja terhadap burnout pada karyawan.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Adapun variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel prediktor : Bullying di tempat kerja.
2. Variabel kriteria : Burnout.
B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel – variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Bullying di tempat kerja Bullying di tempat kerja merupakan segala bentuk perilaku negatif
yang diterima oleh pekerja secara berulang-ulang dan memberi efek negatif seperti mengancam keselamatan dan kesehatan. Bullying di
tempat kerja di ukur dengan menggunakan skala bullying yang diadaptasi dari Negative Acts Questionnaire Revised NAQ-R yang
31
dikembangkan oleh Einarsen, Hoel Notelaers 2009. Kuisioner NAQ-R ini disusun berdasarkan tiga indikator yang mencakup work-
related bullying, person-related bullying, dan physical intimidation bullying Einarsen, Hoel Notelaers, 2009. Semakin tinggi skor skala
bullying, maka semakin tinggi pula tingkat bullying yang di terima karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala bullying, maka
semakin rendah pula tingkat bullying yang diterima karyawan.
2. Burnout Burnout adalah kelelahan, depersonalisasi dan pencapaian pribadi
yang rendah yang dialami pekerja sebagai hasil dari tekanan kerja yang dialami dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak
terselesaikan. Burnout akan diukur melalui skala burnout yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi burnout dari Maslach, Leiter
Schaufeli 2001 yaitu exhaustion, depersonalizationcynicism, dan low personal accomplishment. Semakin tinggi skor skala burnout,
maka semakin tinggi tingkat burnout yang dialami seorang karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala burnout, maka semakin rendah
tingkat burnout yang dialami karyawan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sukmadinata 2011, populasi dapat didefinisikan sebagai kelompok besar yang menjadi lingkup penelitian. Sedangkan menurut