Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

48 Grafik 2. Uji Normalitas Burnout Dari pengolahan data tersebut dapat dilihat bahwa, Dari grafik 1 titik-titik nilai data skala bullying banyak yang menempel atau berada di sekitar satu garis lurus dan sama halnya dengan grafik 2 yang menunjukkan nilai data skala burnout. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa skala bullying dan burnout berasal dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bullying di tempat kerja dan variabel burnout memiliki hubungan yang linear secara signifikan. Asumsi linearitas akan dianggap terpenuhi jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Hasil dari pengujian linearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. 49 Tabel 9. Uji Linearitas Variabel Bullying dan Burnout ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. burnout bullying Between Groups Combined 9062.795 30 302.093 3.104 .000 Linearity 5526.743 1 5526.743 56.793 .000 Deviation from Linearity 3536.052 29 121.933 1.253 .214 Within Groups 7785.169 80 97.315 Total 16847.964 110 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai signifikansi linearitas adalah 0.000. nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga uji asumsi linearitas variabel bullying dan burnout terpenuhi. 2. Hasil Utama Penelitian a. Pengaruh Bullying di Tempat Kerja Terhadap Burnout Pada Karyawan Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel bullying di tempat kerja dan burnout pada karyawan. Oleh sebab itu, pengujian pengaruh antara kedua variabel dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows dan Microsoft Office Excel 2007. 50 Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Sederhana ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5526.743 1 5526.743 53.211 .000 a Residual 11321.221 109 103.864 Total 16847.964 110 a. Predictors: Constant, bullying b. Dependent Variable: burnout Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu 53.211, sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan derajat bebas df Residual sisa yaitu 109 sebagai df penyebut dan df Regression perlakuan yaitu 1 sebagai df pembilang dengan tarap signifikan 0,05, sehingga di peroleh nilai F tabel yaitu 3,93. Karena F hitung 53.211 F tabel 3,93, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak. Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 18.508 3.453 5.361 .000 bullying .674 .092 .573 7.295 .000 a. Dependent Variable: burnout 51 Dari hasil pengujian diperoleh nilai t hitung = 7.295. Dengan df 109 dan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh t tabel = 1.65. Selanjutnya, nilai signifikansi yang ditunjukkan pada tabel di atas adalah 0.000. Karena t hitung 7.295 t tabel 1.65, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif bullying di tempat kerja terhadap burnout. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa bullying di tempat kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap burnout. Artinya bullying dapat meningkatkan burnout. b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terkaitnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square. Tabel 12. Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi R square yang diperoleh sebesar 0,328. Hal Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .573 a .328 .322 10.191 a. Predictors: Constant, bullying 52 ini berarti 32,8 burnout dipengaruhi oleh bullying di tempat kerja sedangkan sisanya yaitu 67,2 burnout dipengaruhi oleh variabel- variabel lain yang tidak di teliti didalam penelitian ini. c. Nilai Empirik dan Hipotetik 1. Nilai Empirik dan Hipotetik bullying Setelah dilakukan uji coba skala bullying, terdapat 26 aitem yang digunakan di dalam penelitian. Respon yang diberikan terdiri dari 5 buah rentang tidak pernah, jarang, setiap bulan, setiap minggu, dan setiap hari. Nilai untuk respon tidak pernah adalah 1, nilai untuk respon jarang adalah 2, nilai untuk respon setiap bulan adalah 3, nilai untuk respon setiap minggu adalah 4, dan nilai untuk respon setiap hari adalah 5. Dengan demikian, skor minimum yang dapat diperoleh untuk skala bullying adalah 26, sedangkan nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 130. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai minimum dari subjek-subjek penelitian untuk skala bullying adalah 26 dan nilai maksimal adalah 72. Hasil perhitungan nilai empirik dan hipotetik untuk bullying dapat dilihat pada tabel berikut ini. 53 Tabel 13. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Bullying Variabel bullying Nilai Hipotetik Empirik Min 26 26 Maks 130 72 Mean 78 35,85 SD 17,33 10.510 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata hipotetik bullying sebesar 78 dengan standar deviasi sebesar 17,33, sedangkan nilai rata-rata empirik bullying adalah 35,85 dengan standar deviasi sebesar 10.510. nilai rata-rata empirik bullying yang lebih kecil dari nilai hipotetiknya 35,8578 dengan selisih nilai sebanyak 42,15 menunjukkan bahwa tingkat bullying yang dimiliki oleh subjek penelitian tergolong rendah. 2. Nilai Empirik dan Hipotetik Burnout Setelah dilakukan uji coba skala burnout, terdapat 20 aitem yang digunakan di dalam penelitian. Respon yang diberikan terdiri dari 5 buah rentang sangat tidak sesuai, tidak sesuai, netral, sesuai, dan sangat sesuai. Nilai untuk respon sangat tidak sesuai adalah 1, nilai untuk respon tidak sesuai adalah 2, nilai untuk respon netral adalah 3, nilai untuk respon sesuai 54 adalah 4, dan nilai untuk respon sangat sesuai adalah 5. Dengan demikian, skor minimum yang dapat diperoleh untuk skala burnout adalah 20, sedangkan nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 100. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai minimum dari subjek-subjek penelitian untuk skala burnout adalah 21 dan nilai maksimal adalah 73. Hasil perhitungan nilai empirik dan hipotetik untuk burnout dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 14. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik burnout Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata hipotetik burnout sebesar 60 dengan standar deviasi sebesar 13,33, sedangkan nilai rata-rata empirik burnout adalah 42,68 dengan standar deviasi sebesar 12.376. nilai rata-rata empirik burnout yang lebih kecil dari nilai hipotetiknya 42,6860 dengan Variabel burnout Nilai Hipotetik Empirik Min 20 21 Maks 100 73 Mean 60 42.68 SD 13,33 12.376 55 selisih nilai sebanyak 17,32 menunjukkan bahwa tingkat burnout yang dimiliki oleh subjek penelitian tergolong rendah. d. Kategorisasi Data Penelitian 1. Kategorisasi Bullying di Tempat Kerja Norma kategorisasi yang digunakan pada bullying di tempat kerja adalah sebagai berikut. Tabel 15. Norma Kategorisasi bullying di tempat kerja Rentang Nilai Kategori X ≤ µ - 1.0 SD Rendah µ - 1.0 SD X ≤ µ + 1.0 SD Sedang X µ + 1.0 SD Tinggi Besar nilai rata-rata hipotetik bullying di tempat kerja adalah 78 dengan standar deviasi 17.33 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 16. Norma Kategorisasi bullying di tempat kerja Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X ≤ 61 Rendah 108 97,30 61 X ≤ 95 Sedang 3 2,70 X 95 Tinggi Total 111 100 56 Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkat bullying yang tinggi, sedangkan sebanyak 3 subjek 2,70 memiliki tingkat bullying yang sedang, dan sebanyak 108 subjek 97,30 memiliki tingkat bullying yang rendah. 2. Kategorisasi Burnout Norma kategorisasi yang digunakan untuk burnout adalah sebagai berikut: Tabel 17. Norma Kategorisasi burnout Rentang Nilai Kategori X ≤ µ - 1.0 SD Rendah µ - 1.0 SD X ≤ µ + 1.0 SD Sedang X µ + 1.0 SD Tinggi Besar nilai rata-rata hipotetik burnout adalah 60 dengan standar deviasi 13.33 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: 57 Tabel 18. Norma Kategorisasi Burnout Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X ≤ 47 Rendah 68 61,26 47 X ≤ 73 Sedang 43 38,74 X 73 Tinggi Total 111 100 Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat bahwa sebanyak 68 subjek 61,26 memiliki tingkat burnout yang rendah, selanjutnya sebanyak 43 subjek 38,74 memiliki tingkat burnout yang sedang, dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkat burnout yang tinggi. e. Tambahan Hasil Penelitian Sebagai tambahan hasil penelitian, peneliti ingin melihat pengaruh dari indikator-indikator bullying terhadap burnout pada karyawan PT. Pertamina. Indikator-indikator bullying meliputi work-related bullying, person-related bullying, dan physical intimidation bullying. Pengolahan hasil tambahan penelitian ini juga menggunakan analisis regresi sederhana. 58 1. Pengaruh work-related bullying terhadap burnout pada karyawan. Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Sederhana Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu 37.320, sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan derajat bebas df Residual sisa yaitu 109 sebagai df penyebut dan df Regression perlakuan yaitu 1 sebagai df pembilang dengan tarap signifikan 0,05, sehingga di peroleh nilai F tabel yaitu 3,93. Karena F hitung 37.320 F tabel 3,93, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4297.222 1 4297.222 37.320 .000 a Residual 12550.742 109 115.144 Total 16847.964 110 a. Predictors: Constant, workrelated b. Dependent Variable: burnout 59 Tabel 20. Hasil Analisis Regresi Sederhana Dari hasil pengujian diperoleh nilai t hitung = 6.109. Dengan df 109 dan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh t tabel = 1.65. Selanjutnya, nilai signifikansi yang ditunjukkan pada tabel di atas adalah 0.000. Karena t hitung 6.109 t tabel 1.65, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif work-related bullying terhadap burnout. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa work-related bullying memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap burnout. yang artinya work-related bullying dapat meningkatkan burnout. 2. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 23.324 3.329 7.007 .000 workrelated 1.749 .286 .505 6.109 .000 a. Dependent Variable: burnout 60 pengaruh terhadap variabel terkaitnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square. Tabel 21. Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi R square yang diperoleh sebesar 0,255. Hal ini berarti 25,5 burnout dipengaruhi oleh work- related bullying. 3. Pengaruh person-related bullying terhadap burnout pada karyawan. Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Sederhana Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .505 a .255 .248 10.731 a. Predictors: Constant, workrelated ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4747.845 1 4747.845 42.769 .000 a Residual 12100.119 109 111.010 Total 16847.964 110 a. Predictors: Constant, personrelated 61 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu 42.769, sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan derajat bebas df Residual sisa yaitu 109 sebagai df penyebut dan df Regression perlakuan yaitu 1 sebagai df pembilang dengan tarap signifikan 0,05, sehingga di peroleh nilai F tabel yaitu 3,93. Karena F hitung 42.769 F tabel 3,93, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak. Tabel 23. Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 23.426 3.110 7.533 .000 personrelated 1.390 .213 .531 6.540 .000 a. Dependent Variable: burnout Dari hasil pengujian diperoleh nilai t hitung = 6.540. Dengan df 109 dan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh t tabel = 1.65. Selanjutnya, nilai signifikansi yang ditunjukkan pada tabel di atas adalah 0.000. Karena t hitung 6.540 t b. Dependent Variable: burnout 62 tabel 1.65, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif person-related bullying terhadap burnout. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa person-related bullying memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap burnout. yang artinya person-related bullying dapat meningkatkan burnout. 4. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terkaitnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square. Tabel 24. Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi R square yang diperoleh sebesar 0,282. Hal ini berarti 28,2 burnout dipengaruhi oleh person- related bullying. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .531 a .282 .275 10.536 a. Predictors: Constant, personrelated 63 5. Pengaruh physical intimidation bullying terhadap burnout. Tabel 25. Hasil Analisis Regresi Sederhana Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu 35.263, sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan derajat bebas df Residual sisa yaitu 109 sebagai df penyebut dan df Regression perlakuan yaitu 1 sebagai df pembilang dengan tarap signifikan 0,05, sehingga di peroleh nilai F tabel yaitu 3,93. Karena F hitung 35.263 F tabel 3,93, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4118.257 1 4118.257 35.263 .000 a Residual 12729.707 109 116.786 Total 16847.964 110 a. Predictors: Constant, physicalintimidation b. Dependent Variable: burnout 64 Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 23.312 3.420 6.817 .000 physicalintimidation 1.774 .299 .494 5.938 .000 a. Dependent Variable: burnout Dari hasil pengujian diperoleh nilai t hitung = 5.938. Dengan df 109 dan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh t tabel = 1.65. Selanjutnya, nilai signifikansi yang ditunjukkan pada tabel di atas adalah 0.000. Karena t hitung 5.938 t tabel 1.65, dan nilai signifikansi 0.000 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif physical intimidation bullying terhadap burnout. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa physical intimidation bullying memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap burnout. yang artinya physical intimidation bullying dapat meningkatkan burnout. 6. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki 65 pengaruh terhadap variabel terkaitnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square. Tabel 27. Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi R square yang diperoleh sebesar 0,244. Hal ini berarti 24,4 burnout dipengaruhi oleh physical intimidation bullying.

C. Pembahasan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bullying di tempat kerja terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap burnout pada karyawan PT. Pertamina Medan. Hal ini menunjukkan bahwa bullying dapat meningkatkan burnout pada karyawan. Hasil penelitian ini sejalan dan mendukung hasil penelitian Fei 2010 yang menyatakan bahwa bullying di tempat kerja secara signifikan berhubungan positif terhadap burnout. Begitu juga dengan Trepanier, Fernet dan Austin 2013 yang menyatakan bahwa bullying di tempat kerja berhubungan positif terhadap burnout. Selain itu, Li dan Zhang 2010, Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .494 a .244 .238 10.807 a. Predictors: Constant, physicalintimidation 66 menyatakan bahwa bullying di tempat kerja dapat menyebabkan atau mengarahkan individu untuk mengalami burnout dan ketidakpuasaan kerja Li dan Zhang, 2010; Lowenstein, 2013. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Einarsen, Mathieson Skogstad menemukan bahwa perawat yang mendapatkan perilaku bullying memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi, kepuasaan kerja yang lebih rendah dan kesejahteraan psikologis yang lebih rendah dibandingkan dengan perawat yang tidak mendapatkan perilaku bullying Einarsen, Mathieson Skogstad, 1998; Alison Chris, 2004. Alasan yang dapat menjelaskan pengaruh positif bullying ditempat kerja terhadap burnout adalah bullying dapat menyebabkan korban mengalami tekanan Donnellan, 2006. Lee dan Brotheridge 2006, menyatakan bahwa ketika sumber daya yang dimiliki karyawan telah terkuras habis untuk menghadapi dan mengatasi tekanan dari bullying maka hal ini akan menghasilkan burnout. Selanjutnya, Maslach Leiter 1997, yang menyatakan apabila tekanan yang dialami berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan tidak dapat diselesaikan oleh individu maka akan membuat individu yang bersangkutan mengalami kelelahan, depersonalisasi dan pencapaian pribadi yang rendah yang mana kondisi ini disebut burnout Maslach Leiter, 1997; Lorensya Wirawan, 2009. Selanjutnya, hasil tambahan penelitian ini menunjukkan bahwa work- related bullying, person-related bullying, dan physical intimidation bullying secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif terhadap burnout pada