Uji-t HASIL DAN PEMBAHASAN
perusahaan memperoleh laba yang tinggi atas aset yang dimilikinya maka perusahaan akan meningkatkan tanggung jawab sosialnya kinerja sosialnya.
Artinya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil estimasi return on assset ini seharusnya memiliki tanda
positif + yaitu setiap ada kenaikan persentase return on asset maka perusahaan akan meningkatkan kinerja sosialnya artinya jika perusahaan memperoleh laba
dari asset yang dimilikinya maka perusahaan akan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial, akan tetapi hasil koefisien estimasi return on asset penelitian ini
bernilai negatif - secara umum mengindikasikan bahwa ketika perusahaan tambang memperoleh laba maka perusahaan cenderung untuk tidak melakukan
peningkatan tanggung jawab sosial kinerja sosial kepada para stakeholder-nya. Penurunan tingkat kinerja sosial perusahaan tambang mungkin terjadi akibat
perusahaan atau para pemegang saham lebih memilih mengelola laba perusahaan ke investasi lainnya yang memberikan pengembalian keuntungan yang lebih
cepat seperti akuisisi, marger, pembelian saham perusahaan lain atau membuka cabanganak perusahaan.
Selain itu hasil estimasi penelitian return on asset yang tidak signifikan menginformasikan kemungkinan yang terjadi di dalam perusahaan tambang di
Indonesia, yaitu bahwa perusahaan tambang tidak memperoleh keuntungan yang signifikan jika melakukan tanggung jawab sosialkinerja sosial dengan biaya
yang diperoleh dari laba atas asset yang dimiliki perusahaan. Artinya jika perusahaan ingin melakukan tanggung jawab sosial kinerja sosial itu hanya
bersifat voluntary sukarela.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahaya 2010 dan Hackston dan Milne 1996 dimana return on asset tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Donovan dan Gibson 2000 dalam
Hasibuan 2001 dikutip dari Cahaya 2010 menyatakan berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial adalah ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi, perusahaan tidak perlu melaporkan hal-hal yang mengganggu
informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan. Sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca
“good news” kinerja perusahaan. Misalnya dalam lingkup sosial, ketika investor membaca laporan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan
mereka tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari 2012 yang
menyatakan bahwa return on asset berpengaruh signifikan terhadap corporate social disclosure, dimana semakin besar return on asset maka semakin besar
corporate social disclosure yang dilakukan oleh perusahaan.