a. Pengaruh Return On Asset Terhadap Kinerja Sosial Perusahaan pada
Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 dan 2011
Return on asset merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan kemampuan total aset
yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan Syamsuddin, 2009:63. Teori ini didasarkan pada pendapat
bahwa karena aktiva didanai oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan
pengembalian kepada kedua penanam modal itu Sawir 2001:19.
Pada penelitian ini diperoleh hasil estimasi koefisien return on asset, dengan t-hitung t-tabel yaitu -0.222540 1.696 serta probabilitas di atas 0.05 yaitu
0.8254 artinya berpengaruh negatif serta secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sosial GRI pada perusahaan tambang selama
periode tahun 2010 dan 2011. Return on assset memiliki nilai koefisien sebesar –0.092734 maka apabila terjadi kenaikan return on asset sebesar satu persen akan
mengakibatkan penurunan kinerja sosial GRI sebesar 0.092734. Sebaliknya setiap terjadi penurunan nilai return on asset sebesar satu persen akan
menyebabkan kenaikan kinerja sosial GRI sebesar 0.092734. Artinya apabila perusahaan mampu meningkatkan return on asset, maka kinerja sosial
perusahaan akan mengalami penurunan namun pengaruhnya tidak signifikan. Hasil penelitian ini seharusnya sesuai dengan harapan apriori, dimana ketika
perusahaan memperoleh laba yang tinggi atas aset yang dimilikinya maka perusahaan akan meningkatkan tanggung jawab sosialnya kinerja sosialnya.
Artinya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil estimasi return on assset ini seharusnya memiliki tanda
positif + yaitu setiap ada kenaikan persentase return on asset maka perusahaan akan meningkatkan kinerja sosialnya artinya jika perusahaan memperoleh laba
dari asset yang dimilikinya maka perusahaan akan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial, akan tetapi hasil koefisien estimasi return on asset penelitian ini
bernilai negatif - secara umum mengindikasikan bahwa ketika perusahaan tambang memperoleh laba maka perusahaan cenderung untuk tidak melakukan
peningkatan tanggung jawab sosial kinerja sosial kepada para stakeholder-nya. Penurunan tingkat kinerja sosial perusahaan tambang mungkin terjadi akibat
perusahaan atau para pemegang saham lebih memilih mengelola laba perusahaan ke investasi lainnya yang memberikan pengembalian keuntungan yang lebih
cepat seperti akuisisi, marger, pembelian saham perusahaan lain atau membuka cabanganak perusahaan.
Selain itu hasil estimasi penelitian return on asset yang tidak signifikan menginformasikan kemungkinan yang terjadi di dalam perusahaan tambang di
Indonesia, yaitu bahwa perusahaan tambang tidak memperoleh keuntungan yang signifikan jika melakukan tanggung jawab sosialkinerja sosial dengan biaya
yang diperoleh dari laba atas asset yang dimiliki perusahaan. Artinya jika perusahaan ingin melakukan tanggung jawab sosial kinerja sosial itu hanya
bersifat voluntary sukarela.