yang lebih cepat sehingga perusahaan akan melakukan tanggung jawab sosialnyakinerja sosialnya. Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan maka
semakin besar risiko yang dimiliki oleh perusahaan terutama risiko lingkungan dimana perusahaan itu berada, sehingga perusahaan perlu untuk melakukan
tanggung jawab sosialkinerja sosialnya untuk meminimalisir risiko lingkungan. Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukan bahwa size tidak signifikan terhadap
kinerja sosial pada perusahaan tambang periode 2010 dan 2011. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua perusahaan yang memiliki nilai size yang besar
akan lebih bertanggung jawab terhadap para stakeholder-nya, sehingga mengindikasikan
bahwa tidak
setiap perusahaan
yang besar
akan menggungkapkan secara lengkap tanggung jawab sosialnya. Perusahaan hanya
akan mengungkapkan secara ringkas mengenai tanggung jawab sosialnya yang dilakukannya, tidak jaminan ataupun peraturan yang mengatur secara jelas
mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan didalam annual report.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Waddock, Graves dan Itkonen dalam Fauzi 2008 yang mengatakan bahwa
perusahaan yang besar cenderung bertanggung jawab sosial daripada perusahaan kecil. Selain itu, hasil penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sari 2012, Cahaya 2010, dan Hackston dan Milne 1996 dimana size signifikan terhadap tanggung jawab sosial. Dimana perusahaan besar
akan lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat
sebab perusahaan besar memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil.
d. Pengaruh Leverage
Terhadap Kinerja Sosial Perusahaan pada
Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 dan 2011
Pada penelitian ini leverage diproyeksikan dengan debt to equity ratio. Penggunaan rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajibannya Sawir, 2001:13. Penggunaan hutang
akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan sehingga secara tidak langsung akan berdampak pada aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil analisis data bahwa koefisien leverage yang diproyeksikan dengan debt to equity ratio t-hitung t-tabel yaitu 1.051333 1.696 dengan nilai probabilitas
debt to equity ratio lebih besar 0.05 yaitu sebesar 0.3015 artinya variabel leverage berpengaruh positif dan secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sosial GRI pada perusahaan tambang selama periode tahun 2010-2011. Leverage memiliki nilai koefisien sebesar 0.034147 maka apabila
terjadi kenaikan leverage sebesar satu persen akan mengakibatkan peningkatan kinerja sosial GRI sebesar 0.034147. Sebaliknya setiap terjadi penurunan nilai
leverage sebesar satu persen akan menyebabkan penurunan kinerja sosial GRI sebesar 0.034147 namun pengaruhnya tidak signifikan. Hasil estimasi koefisien
leverage yang diproyeksikan dengan debt to equity ratio memiliki nilai positif + menunjukan bahwa sesuai dengan harapan apriori, dimana ketika perusahaan
memiliki risiko yang tinggi maka perusahaan akan melakukan kegiatan tanggung jawab sosialkinerja sosialnya. Namun pada penelitian ini variabel leverage tidak
signifikan terhadap kinerja sosial perusahaan pada perusahaan tambang periode 2010 dan 2011. Hasil estimasi ini menunjukan bahwa ketika risiko perusahaan
naik maka perusahaan akan melakukan tanggung jawab sosial namun tidak signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan menggunakan
alternatif lain dalam mengelola risikonya seperti meminimalisir pinjaman hutang atau menjual obligasi perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari 2012 bahwa leverage tidak mempengaruhi corporate social responsibility disclosure.
Hasil ini menunjukan bahwa tingkat leverage suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi tingkat kinerja sosial perusahaan. Meskipun perusahaan memiliki
tingkat hutang atau risiko yang cukup besar perusahaan akan tetap menjalankan tanggung jawab sosial kepada para stakeholder-nya. Namun hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahaya 2010 dimana leverage berpengaruh signifikan terhadap CSR. Cahaya 2010 menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban lebih untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.
e. Pengaruh Asset Growth Terhadap Kinerja Sosial Perusahaan pada
Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 dan 2011
Aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan Ang, 1997 dalam Amalia 2011:28. Hasil analisis data bahwa koefisien growth t-hitung t-tabel yaitu 0.178614 1.696
dengan nilai probabilitas asset growth lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.8594 artinya berpengaruh positif dan secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sosial GRI pada perusahaan tambang selama periode tahun 2010 dan 2011. Asset growth memiliki nilai koefisien sebesar 0.012589 maka
apabila terjadi kenaikan growth sebesar satu persen akan mengakibatkan peningkatan kinerja sosial GRI sebesar 0.012589. Sebaliknya setiap terjadi
penurunan nilai growth sebesar satu persen akan menyebabkan penurunan kinerja sosial GRI sebesar 0.012589.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa estimasi koefisien asset growth adalah positif + sesuai dengan harapan apriori, yaitu ketika perusahaan mengalami
peningkatan asset maka perusahaan akan memiliki harapan untuk memperoleh laba sehingga perusahaan mampu membiayai kegiatan tanggung jawab
sosialkinerja sosialnya. Selain itu peningkatan asset juga berperan meningkatkan size perusahaan. Namun hasil penelitian ini yang tidak signifikan memiliki
dugaan bahwa perusahaan yang memiliki peningkatan aset yang baik cenderung