Pencegahan dan Pemeliharaan Rongga Mulut oleh Tenaga Profesional

masing-masing mempunyai risiko untuk mengalami kerusakan gigi karena anak-anak seusia tersebut mulai tumbuh gigi tetap sehingga rentan terhadap penyakit karies gigi. 10

2.8 Pemeliharaan Kesehatan Rongga Mulut

Di Indonesia, upaya pencegahan lebih terpusat pada karies gigi dan penyakit periodontal yang dapat dikatakan sebagai penyakit mulut yang dapat dicegah. Keefektifan beberapa tindakan pencegahan telah diteliti secara ilmiah untuk menentukan mana tindakan yang efektif dan tidak. 10 Upaya pencegahan kerusakan gigi anak dititik beratkan pada anak usia sekolah dasar yaitu 6-14 tahun, karena anak- anak pada usia tersebut mulai tumbuh gigi tetap sehingga rentan terhadap penyakit karies gigi. 11

2.8.1 Pencegahan dan Pemeliharaan Rongga Mulut oleh Tenaga Profesional

Pada dasarnya ada empat cara pencegahan primer yang harus dilakukan oleh tenaga profesional atau dokter gigi yaitu pemberian fluor, pit dan fisur silen, konseling diet dan melakukan tindakan kebersihan mulut. 8 a. Pemberian Fluor Meskipun mekanisme yang tepat bagaimana fluoride mencegah karies gigi tidak sepenuhnya dipahami, ada tiga mekanisme umum yang biasanya diketahui: 1. Meningkatkan ketahanan struktur gigi untuk demineralisasi 2. Meningkatkan proses remineralisasi 3. Mengurangi potensi kariogenik plak gigi Fluoride dapat diperoleh dengan aplikasi langsung dari berbagai produk kesehatan mulut ke gigi topikal aplikasi fluoride, atau secara internal dengan produk makanan dan minuman aplikasi fluoride sistemik. 8,10,19 Fluoridasi air minum adalah tindakan menambah konsentrasi fluor ke dalam air minum sebanyak 0,8-1,2 ppm. Untuk daerah yang relatif panas dan membutuhkan asupan air yang lebih banyak dilakukan penambahan 0,8 ppm fluoride, sedangkan Universitas Sumatera Utara untuk daerah yang dingin dengan asupan air kurang maka dilakukan penambahan 1,2 ppm fluoride. Namun konsentrasi rata-rata untuk fluoridasi air minum yaitu 1 ppm part per million. Penambahan fluor sampai mencapai 1 ppm part per million dilaporkan dapat menurunkan prevalensi karies sebanyak 40-50 pada gigi desidui, dan 50-60 pada gigi permanen anak-anak yang mengonsumsi air yang mengandung fluoride sejak lahir. Selain efektif mengurangi karies, fluoridasi air minum juga merupakan metode yang mudah dan bermanfaat bagi populasi umum karena tidak tergantung pada kepatuhan individu. 8,9,19,20 Bila air minum masyarakat tidak mengandung jumlah fluor yang optimal, maka dapat dilakukan pemberian tablet fluor. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal 2,2 mg NaF,yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari. Jumlah fluor yang dianjurkan untuk anak di bawah umur 6 bulan–3 tahun adalah 0,25 mg, 3–6 tahun sebanyak 0,5 mg dan untuk anak umur 6 tahun ke atas diberikan dosis 0,5–1 mg. Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20–50. Seminggu sekali berkumur dengan 0,2 NaF dan setiap hari berkumur dengan 0,05 NaF dipertimbangkan menjadi ukuran kesehatan masyarakat yang ideal. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies. Obat kumur ini tidak disarankan untuk anak berumur di bawah 6 tahun. 14 b. Topikal Aplikasi Topikal aplikasi diartikan sebagai suatu sistem pelapisan fluor secara lokal topikal pada permukaan gigi yang sedang erupsi untuk mencegah terjadinya karies gigi. Sampai sekarang ada tiga jenis fluor yang digunakan yaitu Natrium Fluoride NaF, Stannous Fluorida SnF2 dan Acidulated Phosphate Fluoride APF. 8 Topikal aplikasi dapat dilakukan oleh dokter gigi ataupun ahli terapi, tetapi biasanya terbatas pada pasien berisiko tinggi dan mereka yang memiliki kebutuhan khusus, seperti: 1. Anak dengan karies yang banyak 2. Pasien dengan kondisi medis, seperti hemophilia, cacat jantung bawaan yang Universitas Sumatera Utara akan menyebabkan pencabutan gigi menjadi berbahaya 3. Pasien penyandang cacat yang tidak dapat mencapai kebersihan mulut yang memadai sendiri. 9 Tahapan prosedur aplikasi topikal meliputi: 1. Pada gigi yang akan dilakukan perawatan, maka sebelumnya dilakukan skeling dan penyerutan akar 2. Dengan menggunakan bahan pewarna, diperiksa apakah seluruh permukaan gigi sudah bebas dari plak 3. Pasien diinstruksikan untuk melakukan kontrol plak atau menyikat seluruh permukaan gigi 4. Tindakan profilaksis dilakukan dengan bubuk pumis dan air menggunakan bur berkecepatan rendah tidak dianjurkan pada pemakai pesawat ortodonti cekat 5. Gigi diisolasi dan dikeringkan dengan semprotan udara 6. Larutan fluor dioleskan pada gigi dengan menggunakan kuas halus sebelumnya gigi dibagi atas 4 kuadran 7. Biarkan selama 3 menit dan hal yang sama dilakukan pada kuadran lainnya 8. Pasien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama 1 jam dan melakukan kontrol sekali tiga bulan. 8 c. Pit dan Fisur Silen Topikal aplikasi fluoride memberikan sebagian besar efeknya pada permukaan mesial dan distal proksimal, sedangkan pit dan fisur di permukaan oklusal yang rentan terhadap karies kurang dilindungi oleh fluoride. 9 Silen adalah bahan resin ynag diaplikasikan pada permukaan enamel gigi sehingga menutup pit dan fisur sehingga sangat efektif untuk mencegah karies pit dan fisur. Walaupun silen lebih efektif untuk masyarakat bila dibandingkan dengan program fluoride yang lainnya, namun silen tergolong lebih mahal. Silen dapat digunakan secara kimia atau bantuan sinar. 20 Tahapan prosedur aplikasi pit dan fisur silen meliputi: 1. Permukaan gigi terutama pit dan fisur dibersihkan dengan bubuk pumis dan air menggunakan bur berkecepatan rendah Universitas Sumatera Utara 2. Gigi diisolasi dan dikeringkan dengan semprotan udara 3. Dilakukan etsa pada email atau pengasaman pada gigi dengan asam fosfat 37 selama 60 detik 4. Gigi dibiakan selama satu menit, jangan sampai terkontaminasi dengan saliva 5. Permukaan gigi yang telah dietsa dibersihkan dengan semprotan air dan dikeringkan sampai terlihat permukaan oklusal memutih 6. Dilakukan aplikasi bahan silen pada pit dan fisur sampai seluruhnya tertutup 7. Dilakukan penyinaran dengan menggunakan sinar UV light-cured selama 30 detik atau sampai bahan mengeras 8. Permukaan oklusal diperiksa dengan memakai ujung sonde, bila ada yang belum tertutup silen, dilakukan kembali prosedur yang sama. 8 d. Konseling Konseling tentang diet makanan sangat dianjurkan sebagai salah satu cara mengontrol penyakit. Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair yang bersifat membersihkan dan merangsang sekresi saliva, menghindari makanan yang manis dan lengket, membatasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari dan menekan keinginan untuk makan di antara jam makan. Pasien perlu diberitahu bahwa makanan yang mengandung gula dan lengket lebih bersifat kariogenik daripada gula dalam bentuk cairan. Selain itu, mengonsumsi makanan kariogenik di antara waktu makan dapat meningkatkan risiko karies. Dalam hal konseling, pasien juga perlu diajarkan cara menyikat gigi yang benar. 8,14,20

2.8.2 Pencegahan dan Pemeliharaan Rongga Mulut Individual

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

29 338 136

Hubungan Karakteristik dan Tindakan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di SD Kecamatan Medan Tuntungan”

14 137 83

Erosi gigi dan kebiasaan mengonsumsi minuman ringan pada siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun

1 47 56

Kegemukan Dan Pengalaman Karies Gigi Pada Siswa Kelas V Dan Vi Sd Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung

0 48 42

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Pengalaman Karies Dan Indeks Oral Higiene Pada Murid SMP

17 120 82

Perilaku kebersihan gigi dan perbedaan status oral higiene murid kelas V SD di daerah rural Kecamatan Pantai Cermin dan daerah urban Kecamatan Medan Barat.

3 71 67

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid

0 75 1

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid SMU Di Kabupaten Langkat Tahun 2004

4 82 135

A. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut - Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

0 1 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Karies - Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

0 2 19