Perilaku Pendidikan formal TINJAUAN PUSTAKA

2. Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori D 3. Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D 4. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori M 5. Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk kebutuhan perawatan ortodonti tidak dimasukkan dalam kategori M 6. Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F 7. Gigi sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F b. deft Pengukuran ini digunakan untuk gigi susu. Komponen e dihitung bila gigi susu sudah dilakukan pencabutan karena karies. 8,11,12

2.6 Perilaku

Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh seseorang yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung. Robert Kwick pada tahun 1974 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. 16,17 Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi suatu perilaku, terjadi proses berurutan pada orang tersebut, yaitu: a. Kesadaran awareness: seseorang meyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus b. Tertarik interest: merasa tertarik terhadap stimulus yang diberikan. Disini sikap subjek sudah mulai terbentuk. c. Mempertimbangkan evaluation: seseorang mempertimbangkan baik buruk dari stimulus kepada dirinya. Hal ini berarti sikap orang itu sudah lebih baik lagi. d. Mencoba trial: seseorang telah mulai mencoba meakukan perilaku baru. e. Adopsi adoption: seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. 16,17 Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengamati Universitas Sumatera Utara tindakan atau kegiatan responden, ataupun pengukuran secara tidak langsung dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu.

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku dipengaruhi oleh faktor genetik keturunan dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan itu merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah faktor konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau tempat untuk perkembangan perilaku tersebut. 18

2.7.1 Faktor Genetik Keturunan

Faktor keturunan adalah faktor konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. 18

2.7.2 Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah kondisi atau tempat untuk perkembangan perilaku seseorangan. Lingkungan yang mempengaruhi perilaku seseorang itu bisa berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal masyarakat maupun lingkungan sekolah. 18 a. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan satu kesatuan dari suatu kelompok kecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang terbentuk dari suatu tali perkawinan yang merupakan tempat pertama dalam mendapatkan pendidikan, perlindungan, informasi, sosialisasi serta sikap disiplin. Keluarga adalah unit sosial terkecil yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan kepribadian anak, dan orangtua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar kepribadian seorang anak. 18 b. Lingkungan Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan kelompok yang tinggal pada suatu daerah yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya seseorang dari masa kanak-kanak Universitas Sumatera Utara menuju masa dewasa. Tumbuh kembang seseorang di dalam masyarakat dipengaruhi oleh keadaan masyarakat, teman sebaya, lingkungan tempat tinggal dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. 18 c. Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah berfungsi sebagai tempat mencerdaskan anak didik dan transformasi norma. Pendidikan di sekolah bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. 18 Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas: 4

a. Pendidikan formal

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dikategorikan formal karena diadakan di sekolahtempat tertentu, dilakukan secara teratur dan sistematis, mempunyai jenjang dan jangka waktu tertentu, berlangsung mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, serta dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditentukan oleh pemerintah. b. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. c. Pendidikan nonformal Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Jika dihubungkan dengan masalah kesehatan rongga mulut, anak usia sekolah dasar pendidikan formal maupun pendidikan non-formal yaitu usia 6-14 tahun Universitas Sumatera Utara masing-masing mempunyai risiko untuk mengalami kerusakan gigi karena anak-anak seusia tersebut mulai tumbuh gigi tetap sehingga rentan terhadap penyakit karies gigi. 10

2.8 Pemeliharaan Kesehatan Rongga Mulut

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Puskesmas Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2014

29 338 136

Hubungan Karakteristik dan Tindakan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di SD Kecamatan Medan Tuntungan”

14 137 83

Erosi gigi dan kebiasaan mengonsumsi minuman ringan pada siswa/i kelas VIII SMP Dharma Pancasila Kecamatan Medan Baru dan SMP Negeri 34 Medan, Kecamatan Medan Maimun

1 47 56

Kegemukan Dan Pengalaman Karies Gigi Pada Siswa Kelas V Dan Vi Sd Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung

0 48 42

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Pengalaman Karies Dan Indeks Oral Higiene Pada Murid SMP

17 120 82

Perilaku kebersihan gigi dan perbedaan status oral higiene murid kelas V SD di daerah rural Kecamatan Pantai Cermin dan daerah urban Kecamatan Medan Barat.

3 71 67

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid

0 75 1

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid SMU Di Kabupaten Langkat Tahun 2004

4 82 135

A. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut - Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

0 1 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Karies - Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

0 2 19