peptidoglikan dinding sel bakteri dan mencegah aktivitas enzim transpeptidase yang membungkus ikatan silang polimer gula yang membentuk dinding sel
sehingga dinding sel menjadi rapuh dan mudah lisis Pratiwi, 2009. Dalam penelitian ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, dari setiap
replikasi tersebut dilakukan repetisi tiga kali. Dari hasil pengamatan didapatkan zona hambat yang diukur menggunakan jangka sorong dengan satuan milimeter
mm. Pengukuran dilakukan secara vertikal, horizontal dan diagonal, kemudian dari tiga kali pengukuran tersebut hasilnya dirata-rata. Hasil pengukuran zona
hambat ekstrak etanol daun
M. tanarius
terhadap bakteri
S. pyogenes
disajikan secara lengkap dalam Lampiran 9.
Gambar 24. Hasil uji difusi ekstrak daun
M. tanarius
terhadap
Streptococcus pyogenes
dengan metode difusi sumuran
Keterangan : A = Konsentrasi 80
B = Konsentrasi 40 C = Konsentrasi 20
D = Konsentrasi 10 E = Konsentrasi 5
+ = Amoxicilin 25mgml - = aquadest steril
Hasil pengukuran zona hambat ekstrak etanol daun
M. tanarius
terhadap bakteri
S. pyogenes
diringkas dalam Tabel IV.
Tabel IV. Hasil pengukuran zona hambat dalam milimeter mm Konsentrasi
Replikasi 1 Mean±SD
Replikasi 2 Mean±SD
Replikasi 3 Mean±SD
Total Mean±SD
5
13±0,81 12±0,05
12±0,18 12±0,84 a
10
14±0,95 13±0,68
14±0,24 14±0,50 a
40
18±0,53 17±0,43
18±1,40 18±0,28 b
Kontrol +
24±2,40 27±2,84
25±2,97 25±1.61 c
Kontrol -
6 6
6 6 d
Keterangan: Repetisi tiap replikasi sebanyak 3 kali
Diameter lubang sumuran 6 mm
Angka-angka yang diikuti oleh huruf sama, berbeda tidak bermakna berdasarkan uji T tidak berpasangan pada taraf p0,05
Berdasarkan data tersebut, zona hambat yang ditunjukkan berasal dari kemampuan ekstrak. Pelarut tidak memberikan pengaruh terhadap zona hambat
yang terbentuk, ditunjukkan dengan nilai kontrol negatif yang seluruhnya bernilai nol ketika sudah dikurangi lubang sumuran. Data zona hambat yang didapatkan
selanjutnya dilakukan analisis hasil secara statistik. Analisis hasil secara statistik bertujuan untuk melihat adanya potensi antibakteri ekstrak etanol daun
M. tanarius
terhadap bakteri
S. pyogenes.
Data dianalisis normalitas distribusi menggunakan uji
Shapiro Wilk.
Royston 1995, mengatakan bahwa jumlah data antara 3 hingga 5000 dapat dianalisis menggunakan
Shapiro Wilk.
Dari uji
Shapiro Wilk
didapatkan hasil data tidak terdistribusi normal Lampiran 10. Data yang tidak normal, yaitu konsentrasi 20 dan 80 tidak diikut sertakan dalam
analisis statistik selanjutnya. Selanjutnya dilakukan uji
Levene
untuk mengetahui variasi data Lampiran 11. Pada hasil uji
Levene
didapatkan variasi data homogen
p0,05 sehingga dapat dilanjutkan uji Anava Satu Arah untuk mengetahui berbeda bermakna. Berdasarkan uji Anava Satu Arah didapatkan nilai p0,05
sehingga terdapat data yang berbeda bermakna secara statistik Lampiran 12. Untuk mengetahui kelompok data yang memiliki perbedaan bermakna
maka dilakukan uji T tidak berpasangan yang didahului uji varian. Uji varian berguna untuk melihat variansi antar 2 kelompok data. Nilai p0,05 menunjukkan
variansi kedua kelompok tidak homogen sedangkan nilai p0,05 menunjukkan variansi kedua kelompok homogen Lampiran 13. Setelah uji varian dilanjutkan
uji T tidak berpasangan antar dua kelompok data dimana nilai p0,05 menunjukkan berbeda bermakna antar dua kelompok data. Berdasarkan hasil uji T
tidak berpasangan didapatkan hampir seluruh kelompok data berbeda bermakna, kecuali antara konsentrasi 5 dengan 10 Lampiran 14.
Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut antara kelompok konsentrasi uji dengan kontrol negatif berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun
M. tanarius
memiliki potensi daya antibakteri terhadap
S. pyogenes
. Selain itu, antar variasi konsentrasi uji juga berbeda bermakna, maka
menunjukkan semakin besar konsentrasi uji memberikan aktivitas antibakteri yang berbeda pula. Namun pada konsentrasi 5 dengan 10 menunjukkan hasil
statistik berbeda tidak bermakna. Hal ini menunjukkan konsentrasi 5 memiliki kemampuan yang sama dengan konsentrasi 10 dalam penghambatan bakteri
S. pyogenes
. Pada perbandingan antara kelompok konsentrasi uji dengan kontrol
positif didapatkan hasil statistik berbeda bermakna. Artinya aktivitas antibakteri
yang ditunjukkan ekstrak etanol daun
M. tanarius
tidak sebesar antibakteri dari Amoxicilin. Hal ini dapat disebabkan karena ekstrak merupakan campuran dari
berbagai senyawa, dimana senyawa yang aktif sebagai antibakteri bercampur dengan senyawa yang tidak aktif sebagai antibakteri. Dapat pula senyawa tersebut
bercampur dengan senyawa yang bersifat antagonis sehingga meniadakan aktivitas antibakteri atau dapat juga bercampur dengan senyawa yang sinergis
namun jumlahnya tidak cukup untuk memberikan aktivitas antibakteri. Perlu penelaahan lebih lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa yang memiliki
aktivitas antibakteri dan interaksi kandungan senyawa yang terdapat dalam ekstrak. Selain itu, adanya kemungkinan difusi senyawa terhalangi sehingga tidak
dapat memberikan aksi penghambatan. Sedangkan Amoxicilin yang merupakan turunan penisilin telah lama terbukti memiliki daya antibakteri dengan spektrum
luas. Senyawa yang terkandung didalamnya telah terisolasi menjadi senyawa tunggal serta telah melalui berbagai pengujian sehingga efek penghambatannya
teruji. Menurut David
cit
., Moerfiah dan Supomo, 2011, ketentuan antibakteri sebagai berikut :
1. Sangat kuat diameter zona hambat ≥20 mm
2. Kuat diameter zona hambat 10-20 mm 3. Sedang diameter zona hambat 5-10 mm
4. Lemah diameter zona hambat ≤ 5 mm
Berdasarkan ketentuan tersebut zona hambat yang terbentuk ketika sudah dikurangi lubang sumuran 6 mm termasuk dalam kekuatan antibakteri sedang
hingga kuat yakni rata-rata 6 hingga 13 mm. Kontrol positif Amoxicilin termasuk dalam kekuatan antibakteri kuat karena memiliki rata-rata 19 mm Lampiran 9.
Gambar 25. Diagram rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol daun
M. tanarius