dari liposom. Aktivitas tanin lebih rendah pada bakteri Gram negatif oleh adanya lipopolisakarida pada permukaan sel bakteri Gram negatif. Hal ini menyebabkan
bakteri Gram positif lebih sensitif terhadap efek bakterisida tanin dibanding bakteri Gram negatif Smith, Imlay,
and
Mackie, 2003. Saponin memiliki sifat seperti deterjen dan mungkin meningkatkan
permeabilitas membran sel bakteri tanpa menghancurkan bakteri tersebut. Secara teori, hal ini mungkin memfasilitasi masuknya zat antibakteri melalui membran
dinding sel bakteri Saponin dapat mengganggu permeabilitas pada lapisan terluar membran. Pada bakteri Gram negatif, lapisan terluar membran dilapisi oleh
lipopolisakarida. Saponin hanya berikatan pada bagian Lipid A dan dapat meningkatkan permeabilitas membran pada bakteri Gram negatif Arabski
et al.,
2012. Hardiningtyas
cit.,
Pranoto, Ma’ruf, dan Pringgenies, 2012
menambahkan, saponin merupakan golongan senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek
utama saponin terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam sel.
H. Penentuan KHM dan KBM Ekstrak Etanol Daun
M. tanarius
terhadap Bakteri
S. pyogenes
Penentuan KHM dan KBM dilakukan untuk mengetahui konsentrasi terkecil ekstrak yang mampu menghambat dan membunuh bakteri. Penentuan
nilai KHM dan KBM dilakukan dengan metode dilusi padat menggunakan range konsentrasi hasil dari uji potensi. Berdasarkan hasil uji potensi, didapatkan
konsentrasi terkecil 5 masih memiliki zona hambat. Dibuat seri konsentrasi
untuk menentukan KHM dan KBM dengan konsentrasi 5 sebagai konsentrasi tengah sehingga seri konsentrasi yang didapatkan 1,5 ; 3,5 ; 5 ; 6,5 dan
8,5. Seri konsentrasi tersebut direplikasi tiga kali menggunakan ekstrak yang sama dengan uji difusi. Hasil dari penentuan KHM dan KBM ini dibandingkan
kekeruhannya dengan kontrol positif dan kontrol negatif. Kekeruhan menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri sedangkan media yang jernih
menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri. Media yang sangat keruh diberi notasi +++, keruh ++ dan media yang jernih diberi notasi
– untuk memudahkan pengamatan.
Tabel V. Hasil uji KHM dan KBM ekstrak etanol daun
M. tanarius
terhadap
S. pyogenes
Keterangan: -
: jernih + : keruh
++ : agak keruh +++ : sangat keruh
Berdasarkan hasil pengujian pada ketiga replikasi didapatkan konsentrasi 1,5 dari ketiga replikasi masih keruh namun tidak sekeruh kontrol negatif.
Selanjutnya media yang jernih dengan dua konsentrasi terkecil dilakukan uji penegasan dengan metode
streak plate
. Konsentrasi
Kekeruhan Replikasi
1 Replikasi
2 Replikasi
3 1,5
+ +
+ 3,5
- -
- 5
- -
- 6,5
- -
- 8,5
- -
- Kontrol +
- -
- Kontrol -
++ ++
++
I. Uji Penegasan KHM dan KBM Ekstrak Etanol Daun
M. tanarius
dengan
Streak Plate
Hasil dari dilusi padat selanjutnya dilakukan uji penegasan untuk mengetahui KHM dan KBM. Cawan petri yang tidak terdapat pertumbuhan
bakteri dipilih dua konsentrasi terkecil dilakukan uji penegasan. Uji penegasan dilakukan tiga kali sesuai dengan replikasi yang dilakukan pada uji dilusi. Uji
penegasan dilakukan dengan menggoreskan ose pada permukaan media kemudian dilakukan
streak plate
pada media NA steril secara zig-zag. Diinkubasi selama 24 jam dan diamati, bila masih terdapat pertumbuhan bakteri disekitar goresan
streak plate
maka menunjukkan KHM, sedangkan bila tidak terdapat pertumbuhan bakteri di sekitar goresan
streak plate
maka menunjukkan KBM.
A B
Gambar 26. Hasil penegasan uji KHM dan KBM konsentrasi 3,5A dan 5B
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil konsentrasi 3,5 masih terdapat pertumbuhan bakteri pada ketiga replikasi sehingga konsentrasi 3,5
dinyatakan sebagai KHM, sedangkan konsentrasi 5 pada ketiga replikasi tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri sehingga dinyatakan sebagai KBM
Lampiran 16.
Menurut Aligiannis
et al., cit.,
Diaz,
et al.,
2010, suatu senyawa memiliki aktivitas antibakteri yang kuat bila nilai KHM berkisar antara 0,05 - 0,50
mgmL, aktivitas sedang bila nilai KHM antara 0,6 - 1,50 mgmL dan aktivitasnya dikatakan lemah bila memiliki nilai KHM diatas 1,50 mgmL. Berdasarkan teori
tersebut, nilai KHM dari ekstrak etanol daun
M. tanarius
termasuk aktivitas lemah dalam menghambat pertumbuhan bakteri
S. pyogenes
. Hal ini disebabkan karena ekstrak merupakan campuran senyawa, dimungkinkan hanya satu atau sedikit
senyawa yang bertanggung jawab dalam aktivitas antibakteri tersebut atau senyawa yang aktif sebagai antibakteri dapat bercampur dengan senyawa yang
tidak aktif sebagai antibakteri. Selain itu, senyawa tersebut dimungkinkan bercampur dengan senyawa yang bersifat antagonis sehingga meniadakan
aktivitas antibakteri atau dapat juga bercampur dengan senyawa yang sinergis namun jumlahnya tidak cukup untuk memberikan aktivitas antibakteri.
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ekstrak etanol daun
M. tanarius
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
S. pyogenes.
2. Ekstrak etanol daun
M. tanarius
memiliki nilai KHM 3,5 dan KBM 5 terhadap bakteri
S. pyogenes.
B. Saran
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memastikan kandungan senyawa
dalam daun
M. tanarius
yang memiliki aktivitas antibakteri menggunakan metode yang lebih spesifik.
2. Perlu dilakukan penetapan kadar senyawa yang bertanggung jawab dalam
aktivitas antibakteri dan dilanjutkan ke tahap fraksinasi hingga isolasi senyawa untuk mendapatkan nilai KHM yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Akiyama
et al.,
2001, Antibacterial Action of Several Tannins against
Staphylococcus aureus
,
Journal of Antimicrobial Chemotheraphy
48, 487- 491.
Arabski
et al.,
2012, Effects of Saponins against Clinical
E. coli
Strains and Eukaryotic Cell Line
, Journal of Biomedicine and Biotechnology
Volume 2012,
Atlas, R.M., 1996,
Handbook of Microbiological Media 2
nd
Edition
, CRC Press, Boca Raton, pp. 1026.
Badan POM RI, 2010,
Acuan Sediaan Herbal,
Direktorat OAI Deputi II, Jakarta, pp.6.
Bala, N., Aitken, E. A. B., Fechner,
N., Cusack, A, and Steadman K. J., 2010,
Evaluation of Antibacterial Activity of Australian Basidiomycetous Macrofungi
Using A
High-Throughput 96-Well
Plate Assay,
Pharmaceutical Biology
, pp. 1 –9.
Bonang, G., dan Koeswardono, E. S., 1982,
Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik
, Gramedia, Jakarta, pp. 18, 92,93. Chinedum, I. E., 2005, Microbial Resistance to Antibiotics,
African Journal of Biotechnology
, 4 13, 1606-1611. Cook, G. C., dan Zumla, A. I., 2009,
Manson’
s Tropical Disease
, Saunders Elseviers, New York pp. 152.
Cushnie, T. P., and Lamb, A. J., 2005, Antimicrobial Activity of Flavonoids
, International Journal of Antimicrobial Agents
26, 343 –356.
Daniel, 2010, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Fraksi Etil Asetat dari Daun Tumbuhan Sirih Merah
Piper crocantum
Ruiz Pav,
Mulawarman Scientifie
, Volume 9, 17-26. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986,
Sediaan Galenik
, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 1-52.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995,
Materia Medika Indonesia
, Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 336.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009,
Farmakope Herbal Indonesia
,
Edisi I,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 7.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013,
Riset Kesehatan Dasar 2013,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. viii.
Diaz, et al., 2010, Screening of Medicinal Plants for Antibacterial Activities on
Staphylococcus aureus
Strains Isolated from Bovine Mastitis,
Brazilian Journal of Pharmacognosy
20 5: 724-728. Finch, R., Greenwood, D., Norrby, S. R., and Whitley, R. J., 2010,
Antibiotic and Chemotherapy, 9
th
edition
, Saunders Elsevier, New York, pp. 215. Finch, R., Davey, P., Vilcox, M., and Irving, W., 2012,
Antimicrobial Chemotherapy, 6
th
edition,
Oxford University Press, New York, pp. 224- 225.
Ganjar, I. G., dan Rohman, A., 2007,
Kimia Farmasi Analisis
, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 323, 328, 353-366.
Grace, P. A., dan Borley, N. A., 2007,
At Glance Ilmu Bedah,
Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 78.
Harborne, J. B., 1987,
Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan
, ITB, Bandung, pp. 70, 71, 154-285. Herlianawati, 2007, Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Binahong
Andredera cordifolia
Tenore Steen terhadap
Staphylococcus aureus
ATCC 25923 dan
Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853, 42-50,
Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Holt, J. G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. A., Staley, J. T., and Wiliams, S. T.,
Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology,
9th Edition,
Lippincot Williams Walkins, Philadelphia, pp. 116.
ITIS, 2011,
ITIS Report Macaranga tanarius L. Müll. Arg.,
Available : http:www.itis.govservletSingleRptSingleRpt?search_topic=TSNsearch
value=503637print_version=SCRsource=from_print diakses pada 6
Maret 2014 pukul 19.08. Jawetz, E., Melnick, J. L., and Adelberg
a
, A., 1984,
Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan
, Edisi 16, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 244, 248. Jawetz, E., Melnick, J. L., and Adelberg
b
, A., 1995,
Mikrobiologi Kedokteran
, Edisi 20, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 160, 222, 224.
Kawakami, S.,
et al.,
2008, Macaflavanones A-G, Prenylated Flavanones from the Leaves of
Macaranga tanarius
,
J. Nat. Prod
., 71, 1872 –1876.
Kurniawaty, A. Y., 2010, Efek Antiinflamasi Ekstrak Metanol-Air Daun
Macaranga tanarius
pada Mencit Betina Galur Swiss
, Skripsi,
78, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Lim, T.Y., Lim, Y.Y., and Yule, C.M., 2009, Evaluation of Antioxidant,
Antibacterial and Anti-Tyrosinase Activities of Four Macaranga Species,
Food Chemistry
114, 594 –599.
Lorian, V., 2005,
Antibiotics in Laboratory Medicine, Fifth Edition
, Lippincot Williams Wilkins, Philadelphia, pp. 30-31.
Madigan, M. T., Martinko, J. M., and Parker, J., 2009,
Brock Biology of Microorganisms
, Pearson Benjamin Cummings, San Fransisco, pp. 779,792,793,794, 821, 966, 967.
Markham, K. R., 1988,
Cara Mengidentifikasi Flavonoid
, Penerbit ITB, Bandung, pp. 24-25.
Marliana, Suryanti, dan Suyono, 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam
Sechium edule
Jacq. Swartz. dalam Ekstrak Etanol,
Biofarmasi
3 1: 26-31. Marliana, E., 2007, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Batang
Spatholobus Ferrugineus
Zoll Moritzi Benth yang Berfungsi sebagai Antioksidan,
Jurnal Penelitian MIPA
Volume 1, No.1 23-28. Matsunami, K.,
et al
., 2006, Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane Glucosides from
Macaranga tanarius
L. Mull.-Arg,
Chem. Pharm. Bull.
5410 1403 —1407.
Matsunami, K.,
et al
., 2009, Absolute Configuration of +-Pinoresinol 4-O-[600- O-galloyl]-b-D-Glucopyranoside, Macarangiosides E, and F Isolated from
the Leaves of
Macaranga tanarius
,
Phytochemistry
, 70 1277 –1285.
Mauseth, J. D., 1998,
Botany An Introduction to Plant Biology
, Jones and Bartlett Publishers, Canada, pp. 565.
Meiyanto, H. dkk., 2011, Potensi Kemopreventif Ekstrak Etanolik Kulit Jeruk Keprok
Citrus reticulate
pada Karsinogen Sel Hepat Tikus Galur Sparaue Dawley terinduksi DMBA,
Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacon
Vol. 12 No. 1 9-13.
Moerfiah dan Supomo, F. D. S., 2011, Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah terhadap Bakteri Penyebab Sakit Gigi,
Ekologia
, Vol. 1 No. 1 30-35. Mulyani S., dan Laksana T., 2011,
Analisis Flavonoid dan Tannin dengan Metoda Mikroskopi-Mikrokimiawi,
Majalah Obat Tradisional,
163,109 – 114.
Murray, P. R., Baron, E. J., Pfaller, M. A., Tenover F. C., and Yolken, R. H, 1999,
Manual of Clinical Microbiology, 7
th
Edition
, American Society for Microbiology, Washington DC, pp. 284.
Parwata dan Dewi, 2008, Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas
Alpinia galanga
L.,
Jurnal Kimia
2 2 100-104. Phommart S., Sutthivaiyakit P., Chimnoi N., Ruchirawat S., dan Sutthivaiyakit S.,
2005, Constituents of the Leaves of
Macaranga tanarius, J. Nat. Prod
. 68, 927-930.
Pranoto E. N., Ma’ruf W. F., Pringgenies D., 2012, Kajian Aktivitas Bioaktif Ekstrak Teripang Pasir
Holothuria Scabra
terhadap Jamur
Candida Albicans, Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Volume 1, Nomor 1, 1-8.
Pratiwi, S. T., 2008,
Mikrobiologi Farmasi
, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 180. Robinson, T., 1991,
Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi,
Penerbit ITB, Bandung, pp. 157.
Sabir, A., 2003, Pemanfaatan Flavonoid dalam Bidang Kedokteran Gigi,
Majalah Kedokteran Gigi Dental Journal FKG Unair
, 36 81-87. Sirait, 2007,
Penuntun Fitokimia dalam Farmasi,
Penerbit ITB, Bandung, pp. 54- 59.
Sitepu, Suada dan Susrama, 2012, Uji Aktivitas Antimikroba Beberapa Ekstrak Bumbu Dapur terhadap Pertumbuhan Jamur
Curvularia lunata
Wakk. Boed
.
dan
Aspergillus flavus
LINK.,
E-jurnal Agroekoteknologi Tropika,
Vol. 1, No. 2, 107-114. Smith, A. H., Imlay, J. A., and Mackie I. R., 2003, Increasing the Oxidative Stress
Response Allows
Escherichia coli
To Overcome Inhibitory Effects of Condensed Tannins
, Appl. Environ. Microbiol
. 696: 3406 –3411.
Stahl, E., 1985,
Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi
, ITB, Bandung, pp. 67.
Susanti, A
.
2008. Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas
Pluchea Indica Less
terhadap
Escherichia coli
secara In Vitro,
Jurnal Universitas Airlangga
Vol. 1 No. 1. Voight, R., 1995,
Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, pp. 561-565.
Wagner, H., Bladt, S.,
and
Zgainski, E. M., 1984,
Plant Drug Analysis : A Thin Layer Chromatography Atlas
, Springer-Verlag, Berlin, pp. 163-165. Wang Y.,
et al.,
2007, Exploration of The Correlation Between The Structure, Hemolytic Activity, and Cytotoxicity of Steroid Saponins,
Bioorganic Medicinal Chemistry
15, 2528 –2532.
Wibowo, W. I., 2013, Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanolik Daun Salam Syzygium polyanthum Wight. Walp. terhadap Bakteri Streptococcus
mutans Penyebab Karies Gigi,
Skripsi,
24, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
World Agroforest Centre, 2014,
AgroForestryTree Database,
Available : http:www.worldagroforestrycentre.orgseaProductsAFDbasesafaspSpe
ciesInfo.asp?SpID=1092 diakses pada 6 Maret 2014 pukul 19.00.
77
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
M. tanarius