Penambahan natrium hidroksida penambahan asam klorida
Gambar 10. Hasil uji tabung flavonoid serbuk daun
M. tanarius
Reaksi antara flavonoid dengan natrium hidroksida akan membentuk kinoid yang berwarna kemerahan dan dengan penambahan akan kembali
seperti semula.
Gambar 11. Reaksi flavonoid dengan natrium hidroksida
Untuk memastikan kandungan flavonoid, dilakukan KLT terhadap ekstrak etanol daun
M. tanarius
. Fase diam yang digunakan silika gel 60F
254
dan fase gerak etil asetat - asam formiat - asam asetat - air 100 : 11 : 11 : 27. Identifikasi flavonoid dilakukan dengan senyawa pembanding rutin kuersetin-
3-rutinosida yang merupakan glikosida flavonol karena merupakan jenis flavonoid yang paling sering dijumpai pada pemeriksaan flavonoid, banyak
terdapat dalam tumbuhan dan tersebar luas dalam pigmen tanaman Harborne, 1987. Senyawa dielusi hingga mencapai batas 8 cm dalam fase gerak.
Setelah proses elusi selesai, diamati dibawah UV 254 nm dan 365 nm. Menurut
Schneider
cit.,
Meiyanto, dkk., 2011, hasil positif flavonoid ditunjukkan dengan bercak warna kuning setelah disemprot sitroborat pada sinar tampak
Tabel III. Tabel III. Hasil uji KLT flavonoid ekstrak daun
M. tanarius
Gambar 12. Hasil uji KLT flavonoid ekstrak daun
M. tanarius
sebelum disemprot pereaksi sitroborat dilihat pada sinar tampak, UV 254 dan 365 nm
Keterangan : S : Sampel
P : Senyawa pembanding Senyawa
Uji Hasil
Rf Sebelum Disemprot
Setelah Disemprot Sinar
Tampak UV 254
UV 365 Sinar
Tampak UV
254 UV 365
Rutin 0,97
Kuning muda
Ungu Ungu
kebiruan Kuning
kecoklatan ungu
Ungu kebiruan
Sampel 0,41
Kuning muda
Ungu Ungu
kebiruan Kuning
kecoklatan ungu
Ungu kebiruan
Gambar 13. Hasil uji KLT flavonoid ekstrak daun
M. tanarius
setelah disemprot pereaksi sitroborat dilihat pada sinar tampak, UV 254 dan 365 nm
Keterangan : S : Sampel
P : Senyawa pembanding
Berdasarkan hasil KLT, didapatkan nilai Rf senyawa pembanding rutin 0,97 dan sampel 0,41. Bercak yang diperoleh pada pembanding dan
sampel berwarna kuning muda. Pada UV 254 nm pembanding dan sampel menghasilkan bercak berwarna ungu, sedangkan pada UV 365 nm keduanya
berwarna ungu kebiruan. Setelah penyemprotan dengan sitroborat didapatkan bercak berwarna kuning kecoklatan pada pembanding dan sampel. Pada UV
254 nm pembanding dan sampel menghasilkan warna ungu sedangkan pada UV 365 nm keduanya berwarna ungu kebiruan. Nilai Rf yang didapatkan
cukup jauh, hal ini dapat dikarenakan fase gerak yang digunakan merupakan campuran senyawa semipolar dan polar. Setelah dilakukan elusi, sampel
diduga merupakan senyawa semipolar karena memiliki nilai Rf yang cukup jauh dengan pembanding yang bersifat polar. Rutin merupakan glikosida
flavonoid yang bersifat polar sedangkan sampel diduga merupakan aglikon flavonoid yang bersifat lebih semipolar. Pendeteksian menggunakan sitroborat
menunjukkan warna bercak yang serupa antara sampel dengan pembanding yaitu berwarna kuning kecoklatan. Sampel dapat dikatakan mengandung
flavonoid, namun memiliki jenis yang berbeda dengan pembanding. Penampak noda asam sitroborat dengan flavonoid diduga membentuk
ikatan pada kedudukan lain ketika dilakukan pemanasan. Reaksi yang terjadi antara sitroborat dan flavonoid belum diketahui secara pasti Daniel, 2010.
Gambar 14. Perkiraan reaksi flavonoid dengan sitroborat Mulyani dan Laksana, 2011
4. Uji tanin
Serbuk daun
M. tanarius
ditambahkan 10 mL aquadest, disaring lalu sebanyak 5 mL filtrat ditambahkan natrium klorida 2 1 mL. Bila terjadi
endapan atau suspensi kemudian disaring. Filtrat hasil penyaringan
ditambahkan larutan gelatin 1 sebanyak 5 mL, bila terbentuk endapan menunjukkan adanya tanin. Berdasarkan hasil uji tabung, didapatkan adanya
endapan atau suspensi setelah penambahan natrium klorida 2. Setelah disaring dan ditambahkan gelatin 1 juga terdapat endapan Gambar 15. Hal
ini menunjukkan adanya kandungan tanin dalam daun
M. tanarius.