encer dan demam ringan, infeksi ini cenderung meluas ke telinga tengah, mastoid, dan selaput otak Jawetz, Melnick
and
Adelbergh
b
, 1995. Kebanyakan isolat biasanya memproduksi toksin yang dapat melisiskan sel darah merah pada kultur
media, kondisi ini d isebut β-hemolitik. Penyakit ini biasa ditandai dengan sakit
tenggorokan, pembesaran tonsil yang disertai eksudat, rasa perih, panas, dan rasa tidak enak badan Madigan,
et al.
, 2009.
E. Pengukuran Aktivitas Antibakteri
Aktivitas antimikroba diukur secara invitro untuk menentukan potensi zat antimikroba dalam larutan, konsentrasinya dalam cairan tubuh dan jaringan, dan
kepekaan terhadap obat pada konsentrasi tertentu. Penentuan nilai-nilai ini dapat dilakukan dengan dua metode utama yaitu metode difusi dan metode dilusi
pengenceran Jawetz
b
, dkk., 1995.
1. Metode difusi
Cakram kertas saring, cawan yang berliang renik atau silinder tak beralas, yang mengandung obat pada jumlah tertentu ditempatkan pada media
yang telah ditanami mikroorganisme. Setelah diinkubasi, garis tengah daerah hambatan jernih yang mengelilingi cakram dianggap sebagai zona hambat
Jawetz
b
, dkk., 1995. Metode difusi dengan cakram didasarkan pada proses difusi senyawa dari disk yang berisi obat ke lempeng agar. Ketika antibiotik
diletakkan pada lubang sumuran atau disk pada lempeng agar, obat mulai berdifusi dengan segera. Tes menggunakan cakram memiliki sejarah yang
panjang, dan telah dikembangkan salah satunya dengan meode sumuran. Cara
yang bervariasi menyebabkan metode ini menjadi populer, disamping harganya yang lebih murah dibanding metode lain. Hal ini menimbulkan berbagai variasi
di seluruh dunia. Tidak seperti metode dilusi, nilai KHM tidak dapat ditentukan akan tetapi zona jernih perlu dibandingkan dengan nilai KHM strain yang sama
untuk mendeterminasikan zona jernih mana yang mungkin merupakan nilai KHM dan kategori kerentanan Lorian, 2005.
2. Metode dilusi
Terdapat dua macam metode dilusi yaitu dilusi padat dan dilusi cair. Kedua metode ini memiliki prinsip yang sama, yang membedakan hanyalah
media yang digunakan Pratiwi, 2008. Sejumlah obat antmikroba tertentu dibuat beberapa seri pengenceran dicampurkan pada media cair atau padat
kemudian media ditanami bakteri uji dan diinkubasi Jawetz
b
, dkk., 1995. Penentuan KHM pada metode dilusi padat ditetapkan dari larutan uji dengan
kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroa uji. Konsentrasi larutan uji yang telah ditetapkan sebagai KHM dikultur ulang pada
media baru dan diinkubasi selama 18-24 jam, jika media tersebut tidak terdapat pertumbuhan mikroba setelah inkubasi maka ditetapkan sebagai KBM Pratiwi,
2008.
F. Penyarian