Pengujian Validitas dan Reliabilitas

usaha, variabel kecerdasan emosional, dan variabel jiwa kewirausahaan dinyatakan valid. 4. Hasil Pengujian Reliabilitas Berdasarkan hasil uji validitas dapat dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas. Pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini dilaksanakan di Pasar Beringharjo pada pedagang konveksi dengan jumlah responden 30 orang. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel sebagai berikut lampiran 3, hal.116,1118,119: Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel r hitung r tabel Kesimpulan Keefektifan Mengelola Usaha 0.904 0.239 reliabel Kecerdasan Emosional 0.916 0.239 reliabel Jiwa Kewirausahaan 0.927 0.239 reliabel Dari tabel 3.10 di atas dapat dilihat bahwa jawaban pertanyaan yang berhubungan dengan pengelolaan usaha, kecerdasan emosional, dan jiwa kewirausahaan dinyatakan reliabel, yang berarti jawaban pertanyaan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data: 1. Observasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada responden yang diteliti. Untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendapatkan hasil yang efektif adalah dengan membuat format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item –item tentang kejadian yang diramalkan akan terjadi Suharsimi Arikunto, 2002: 204. Observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum lokasi penelitian. 2. Angket atau Kuesioner Teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat Sudjana, 1996:800. Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai etnis, permodalan, pendidikan, keefektifitas mengelola usaha, jiwa kewirausahaan, dan kecerdasan emosional.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik yang ada pada para pedagang bumbon, yaitu tingkat pendidikan, permodalan, etnis, jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional. Dalam analisis ini akan dihitung nilai mean, nilai median, nilai modus, dan standar deviasi. Pada variabel jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional akan dilakukan pengukuran dan penilaian berdasarkan PAP tipe II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Analisis Statistik a. Pengujian Prasyarat Analisis 1 Pengujian Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji perbedaan rata–rata populasi adalah bahwa distribusi datanya normal. Uji normalitas menggunakan Tes Kolmogorov-Smirnov Sugiyono, 2004:255: D = maksimum [ Sn 1 x – Sn 2 x] Keterangan : D = Deviasi maksimum Sn 1 x = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn 2 x = Distribusi frekuensi kumulatif yang di observasi Selanjutnya agar diketahui apakah distribusi frekuensi data masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai asymtot significance 0,05 berarti sebaran data normal. 2. Jika nilai asymtot significance 0,05 berarti sebaran data tidak normal. 2 Pengujian Linieritas Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah apakah masing-masing variabel yang dijadikan prediktor mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menentukan linieritas hubungan digunakan rumus Tuna Cocok Sudjana, 1996:332: F = e TC S S 2 2 Keterangan: F = Harga bilangan – F untuk garis regresi S 2 TC = Varians tuna cocok S 2 e = Varians kekeliruan Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada taraf signifikansi 5, maka hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat tidak linier. Sedangkan jika F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikansi 5, maka berarti hubungan antara variabel bebas dan terikat bersifat linier. b. Pengujian Hipotesis 1 Rumusan Hipotesis I H o = Ada pengaruh etnis terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifitas mengelola usaha. H a = Tidak ada pengaruh etnis terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan keefektifitas mengelola usaha. 2 Pengujian Hipotesis I Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang di kembangkan Chow Gujarati, 2003:307 dengan rumus sebagai berikut: Y i = α + 1 β X 1 + 2 β X 2 + 3 β X 1 X 2 + i µ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan: Y i = Variabel keefektifitas mengelola usaha α = Konstanta X 1 = Variabel jwa kewirausahaan X 2 = Variabel etnis X 1 X 2 Nilai interaksi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan keefektifitas mengelola usaha 1 β 2 β 3 β = Koefisien regresi besaran pengaruh i µ = Penganggu regresi Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel X 1 X 2 terhadap Y i maka dilakukan pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi 3 β dengan taraf signifikansi α yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis penelitian ini akan diterima bila nilai signifikansi koefisien regresi 3 β lebih rendah dari taraf signifikansi α 0,05. Catatan: Pengujian hipotesis II, III, IV, V, VI identik dengan pengujian hipotesis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. SEJARAH PASAR BERINGHARJO

Pasar Beringharjo adalah pasar tertua dan keberadaannya mempunyai nilai historis dan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan kraton Ngayogjokarto Hadiningrat. Pasar Beringharjo merupakan salah satu komponen utama dalam pola tata kota kerajaan, biasa disebut pola “Catur Tunggal” yaitu Kraton, Alun-alun, Pasar, dan Masjid Bangunan Suci. Lokasi Pasar Beringhajo dahulu merupakan lapangan yang agak luas, berlumpur dan becek, juga banyak pohon beringinnya. Sebelah timur bangunan non permanen adalah bekas makam orang-orang Belanda, tempat ini secara resmi dipergunakan sebagai ajang pertemuan rakyat setelah ditunjuk oleh Sri Sultan Yogyakarta tahun 1758. Orang-orang mulai memanfaatkan dengan mendirikan payon-payon sebagai peneduh panas dan hujan, keadaan ini berlangsung hingga tahun 1920. Keadaan mulai berkembang, pemerintah memandang perlu membangun pasar yang representatif dan layak. Sebagai pasar pusat di Ngayogyakarta, Nederlansch Indisch Beton Maatschapij ditugaskan membangun los-los pasar pada tanggal 24 Maret 1925. Pada akhir Agustus 1925 telah diselesaikan 11 los konstruksi beton. Pembangunan dilanjutkan kembali pada bulan September 1925 dengan konsentrasi pembangunan los-los dan kios di sebelah barat. Proyek pembangunan pasar selesai akhir Maret 1926 dan mulai 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimanfaatkan satu bulan kemudian. Pasar yang berkonstruksi beton bertulang dalam bentuk dan wujud yang akrab dengan arsitektur tropis ini dinilai pemerintah Hindia Belanda “EENDER MOOISTE PASSERS PO JAVA”, artinya salah satu pasar terindah di Jawa. Nama Beringharjo baru diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau yang memerintahkan agar nama-nama Jawa dipergunakan untuk semua nama instansi dibawah kasultanan Ngayogyakarta. Beringharjo nama yang paling sesuai untuk nama pasar di tengah kota itu, mengingat lokasi pasar merupakan bekas hutan beringin. Pohon beringin melambangkan kebesaran serta pengayoman bagi banyak orang, jadi sesuai dengan citra yang diemban pasar tersebut sebagai pasar pusat atau pasar “Gede” bagi Kota Yogyakarta. Pembangunan Pasar Beringharjo terus dilakukan hingga sekarang. Pasar Beringharjo dibangun diatas tanah seluas 2,5 hektar telah mengalami rehabilitasi sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1951 dan 1970. Seiring perkembangan zaman pengelolaan Pasar Beringharjo diambil-alih oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pada tahun 1986 Pasar Beringharjo mengalami kebakaran yang mengakibatkan pemindahan pedagang ke Benteng Vredenburg dan sebelah selatan pasar sementara bangunan pasar diperbaiki. Selanjutnya Pasar Beringharjo tidak saja sebagai tempat berbelanja, tetapi juga merupakan salah satu pendukung sektor kepariwisataan di Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI