Tampak bahwa hanya sedikit responden saja yang memiliki pandangan bahwa produk penurun berat badan efektif dalam menurunkan berat badan. Dari 6 orang
yang menyatakan produk penurun berat badan efektif dalam menurunkan berat badan, 5 responden menyatakan alasannya sedangkan 1 responden tidak memberikan alasan.
Alasan tersebut dapat dilihat pada tabel XIV.
Tabel XIV. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengenai keefektifan produk penurun berat badan dalam
menurunkan berat badan
No. Alasan
Jumlah jawaban
Persentase
1. Sudah terdapat bukti nyata
4 66,66
2. Percaya akan komposisinya yang
memang ditujukan untuk menurunkan berat badan
1 16,67
3. Tidak beralasan
1 16,67
Total 6
100,00
Alasan terbanyak yang dikemukakan responden yang memiliki pandangan bahwa produk penurun berat badan efektif dalam menurunkan berat badan adalah
sudah terdapat bukti nyata. Bukti nyata tersebut dapat berasal dari keluarga, teman atau orang-orang yang berada di lingkungan mereka yang pernah menggunakan
produk penurun berat badan dan berhasil menurunkan berat badannya. Bukti tersebut membuat responden yakin bahwa produk penurun berat badan memang efektif untuk
menurunkan berat badan. Dari 64 responden yang memiliki pandangan bahwa produk penurun berat
badan tidak efektif dalam menurunkan berat badan, terdapat total 65 jawaban dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa kelompok alasan karena responden dapat memberikan lebih dari satu alasan. Dari 64 responden terdapat 10 responden yang tidak memberikan alasan. Sikap
keragu-raguan responden dinyatakan dalam beberapa alasan seperti yang terlihat pada tabel XV.
Alasan terbanyak yang dikemukakan responden yang berpendapat bahwa produk penurun berat badan tidak efektif dalam menurunkan berat badan adalah
perlunya melakukan olah raga dan pengaturan pola makan untuk menurunkan berat badan, bukan semata-mata hanya menggunakan produk penurun berat badan. Suatu
rencana makan yang seimbang, bila digabungkan dengan latihan aerobik merupakan jaminan untuk memperoleh pengurangan berat badan secara mantap meskipun lambat
Mc Carthy, 1995.
Tabel XV. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengenai ketidakefektifan produk penurun berat badan dalam menurunkan
berat badan
No. Alasan
Jumlah jawaban
Persentase
1 Perlu diimbangi dengan olah raga
dan mengatur pola makan 34
52,31
2 Tergantung kecocokan masing-masing
pengguna 8
12,30 3
Efeknya tidak langgeng 10
15,39 4
Hanya merupakan produk yang mengejar keuntungan, hasil tidak dapat
dijamin 3
4,61
5 Tidak beralasan
10 15,39
Total 65
100,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peningkatan aktivitas fisik merupakan faktor penunjang penting dalam terapi penurunan berat badan. Aktivitas fisik merupakan penunjang yang sangat berguna
dalam mencegah kenaikan berat badan kembali. Sebagai tambahan, penderita dianjurkan untuk mengubah perilaku dengan melaksanakan pola makan yang teratur,
mengurangi jumlah cemilan berkalori tinggi, atau jumlah makanan fast food Ridjab dkk, 2006.
Selanjutnya responden diberikan pertanyaan apakah penggunaan produk penurun berat badan akan memberikan hasil yang cepat dalam menurunkan berat
badan. Sebanyak 13 responden 18,57 memiliki pendapat bahwa penggunaan produk penurun berat badan dapat memberikan hasil yang cepat dalam menurunkan
berat badan. Dan sisanya, 57 responden 81,43 memiliki pendapat bahwa dengan menggunakan produk penurun berat badan belum tentu hasil yang diinginkan bisa
lebih cepat tercapai.
Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengenai hasil yang
didapatkan dengan menggunakan produk penurun berat badan
18,57 81,43
Hasil cepat Hasil tidak cepat
Gambar 15. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengenai hasil yang didapatkan dengan menggunakan produk
penurun berat badan
Penurunan berat badan secara cepat mungkin dapat terjadi meskipun pengguna belum lama menggunakan produk penurun berat badan. Tetapi dari
beberapa hasil wawancara, yang terjadi kemudian adalah berat badan akan naik kembali, dengan kata lain hasil yang didapatkan tidak langgeng. Hal ini dapat terjadi
karena bukan lemak yang dikeluarkan dari dalam tubuh, melainkan cairan tubuh, dan volume cairan yang hilang dari dalam tubuh tersebut akan segera tergantikan bila kita
mengkonsumsi air minum. Ternyata pengetahuan responden mengenai hal ini cukup tinggi. Tampak dari
70 responden hanya 1 responden 1,43 yang beranggapan bahwa produk penurun berat badan yang bekerja dengan cara menurunkan kadar air dalam tubuh efeknya
akan bersifat langgeng, artinya berat badan tidak akan naik kembali. Responden yang lain, sebanyak 69 responden 98,57 beranggapan bahwa efek produk penurun berat
badan tersebut tidak akan langgeng.
Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bahwa produk penurun
berat badan yang bekerja dengan cara menurunkan kadar air dalam tubuh, efeknya tidak akan langgeng
98,57 1,43
Mengetahui Tidak mengetahui
Gambar 16. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bahwa produk penurun berat badan yang bekerja dengan cara
menurunkan kadar air dalam tubuh, efeknya tidak akan langgeng
Penggunaan produk penurun berat badan belum tentu juga dapat memberikan hasil yang cepat dalam menurunkan berat badan. Dalam hal ini tentu saja diperlukan
olah raga dan pengaturan pola makan agar hasil yang didapatkan bisa maksimal. Tetapi pengaturan pola makan yang dilakukan harus benar-benar memenuhi syarat
gizi, dan sebaiknya dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau ahli gizi. Terkadang seseorang merasa bahwa pengaturan pola makan yang dilakukannya sudah benar,
contohnya dengan menghapus menu karbohidrat. Banyak anggapan bahwa karbohidrat merupakan penyebab tubuh menjadi melar. Sehingga orang lebih
memilih untuk menjalankan diet kaya protein tanpa mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Mereka memiliki pemikiran bahwa dengan melakukan cara
tersebut mereka bisa memiliki berat badan proporsional, tanpa menyadari bahwa jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh cukup banyak berkurang bahkan di bawah
normal. Keadaan ini justru akan menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan kesehatan.
8. Pengetahuan responden mengenai dampak ketergantungan penggunaan