Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock

d.tahap confirmation Pada tahap ini individu meminta dukungan atau penguatan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambil. Bila lingkungan memberikan dukungan positif maka perilaku baru atau adopsi itu tetap dipertahankan, sedangkan bila ada keberatan dan kritik dari lingkungan, terutama dari kelompok acuannya, maka biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu kembali lagi ke perilakunya yang semula. Suatu penolakan juga dapat berubah menjadi adopsi apabila lingkungannya justru memberikan dukungan atau tekanan agar individu menerima ide baru tersebut Sarwono, 2004.

3. Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock

Teori ini dikenal dengan health belief model. Model kepercayaan ini mencakup lima unsur utama. Yang pertama adalah persepsi individu tentang kemungkinan terkena penyakit perceived susceptibility. Individu yang merasa dapat terkena penyakit akan lebih cepat merasa terancam. Unsur yang ke dua adalah pandangan individu tentang beratnya penyakit tersebut perceived seriousness, yaitu risiko dan kesulitan apa saja yang akan di alami individu karena penyakit tersebut. Makin berat risiko suatu penyakit, dan makin besar kemungkinan individu terserang penyakit tersebut, maka ancaman yang dirasakan juga semakin besar perceived threats. Ancaman ini mendorong individu untuk melakukan tindakan pencegahan atau penyembuhan penyakit. Namun ancaman yang terlalu besar justru akan menimbulkan rasa takut dalam diri individu dan akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menghambat individu melakukan tindakan karena individu merasa tidak berdaya melawan ancaman tersebut. Variabel demografis dan sosio-psiko Besarnya manfaat dikurangi Besarnya kerugian tindakan yang dianjurkan Persepsi tentang kemungkinan kena penyakit Persepsi tentang beratseriusnya penyakit Besarnya ancaman penyakit Faktor pencetus tindakan Dilakukannya tindakan yang dianjurkan Gambar 3. Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock Sarwono, 2004 Untuk mengurangi rasa terancam itu, maka ditawarkan suatu alternatif tindakan oleh petugas kesehatan. Individu akan mempertimbangkan apakah alternatif itu memang dapat mengurangi ancaman penyakit itu atau akibatnya justru merugikan. Namun sebaliknya, konsekuensi negatif dari tindakan yang dianjurkan itu biaya yang mahal, rasa malu, takut akan rasa sakit, dan sebagainya seringkali menimbulkan keinginan untuk menghindari alternatif yang dianjurkan petugas. Untuk akhirnya memutuskan menerima atau menolak alternatif tindakan tersebut, diperlukan satu unsur yaitu faktor pencetus yang dapat datang dari dalam diri individu munculnya gejala penyakit tersebut ataupun dari luar nasihat orang lain, kampanye kesehatan, nasihat dari teman atau anggota keluarga dengan penyakit sama,dan sebagainya. Terdapat faktor lingkungan ekstern dan faktor intern yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor ekstern tersebut yaitu kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial, kelompok referensi dan keluarga. Dan faktor-faktor intern meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian dan konsep diri, serta sikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku: 1. motivasi Motivasi adalah dorongan yang bertindak untuk memuaskan kebutuhan. Dorongan ini diwujudkan dalam bentuk tindakan dan perilaku. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhi. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan tindakan yang kurang kuat Sarwono, 2004. Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Sumber yang mendorong terciptanya suatu kebutuhan tersebut dapat berasal dari dalam orang itu sendiri atau dari lingkungan sekitarnya Dharmmesta dan Handoko, 2000. 2. pengetahuan Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang sadar, yang secara nyata terkandung di dalam otaknya. Pengetahuan akan menimbulkan suatu gambaran, persepsi, konsep dan fantasi terhadap segala hal yang diterima dari lingkungan melalui panca inderanya Dharmmesta dan Handoko, 2000. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu Notoatmodjo, 2003 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan Notoatmodjo, 2003.

C. Kegemukan