Kajian motivasi dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

INTISARI

Kegemukan menjadi salah satu masalah karena membuat penampilan seseorang kurang menarik dan juga mengganggu perkembangan pribadi seseorang. Kegemukan tidak saja mengurangi daya tarik, tetapi juga menjadi masalah kesehatan, baik pada anak-anak, remaja maupun dewasa. Ukuran yang umum digunakan untuk mengatakan kegemukan adalah besarnya indeks massa tubuh (Body Mass Indeks).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan menggunakan rancangan deskriptif non analitik dengan teknik purposive non random sampling. Kuisioner yang merupakan instrumen penelitian, disebar pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang memiliki nilai BMI ≥ 23. Data yang diperoleh, diolah secara statistik deskriptif.

Hasil yang diperoleh, responden mahasiswa FKIP (24%), berjenis kelamin perempuan (65,33%), berusia 22 tahun (28%), BMI antara 25-29,9 (66,67%), penghasilan/uang saku responden antara Rp 300.000,00 – Rp 400.000,00 (42,67%), dan tinggal di Yogyakarta dengan cara kos (65,33%). Responden (46,67%) mengenal produk pelangsing tubuh dari media elektronik. Iklan tidak mempengaruhi responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh (61,33%). Ada beberapa produk pelangsing tubuh yang dikenal, diantara produk pelangsing tubuh yang paling dikenal adalah slimming tea (22.54%). Responden mengatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh (77,33%), dengan alasan mereka takut akan resiko, dan efek samping yang ditimbulkan produk pelangsing tubuh tersebut, dan juga mereka menganggap perlu untuk berkonsultasi lebih dahulu kepada dokter/apoteker ataupun ahli gizi (93,33%) sebelum menggunakan produk tersebut.

Kata kunci: produk pelangsing tubuh, motivasi, dan pengetahuan.


(2)

ABSTRACT

The one of the problems that makes the individual’s appearance less attractive and disturbes one’s personality development is obesity. In addition, obesity has become health problems among children, teenagers, and adults. The common measurement used to express the obesity is total body mass index (BMI).

This research was observational study with non-analytic descriptive design the respondents were selected using purposive non-random sampling. The research instrument was questioner, distributed to Campus III Sanata Dharma University whose BMI were more than 23. The obtained data were analyzed descriptive-statistically.

Result of the research, respondents were education faculty (24%), female

(65.33%), 22 years old (28%), BMI 25 to 29.9 (66.67%), pocket money Rp 300,000.00 to Rp 400,000.00 (42.67%), and living in Yogyakarta at the boarding house (65.33%). Respondents (46.67%) knew the slimming product from electronic media. The product advertisements did not affect them in using slimming products (61.33%). There were several of slimming products have been known, but slimming tea was the most familiar among them (22.54%). Also, they said that they did not intend to use the slimming products (77.33%) for the reasons that they were afraid of the risks and side effects of the products. Respondents (93.33%) considered that consulting the physician or nutrition expert before the products usage was required.

Key words: slimming product, motivation, and knowledge


(3)

KAJIAN MOTIVASI DAN PENGETAHUAN UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK PELANGSING TUBUH PADA MAHASISWA KAMPUS III

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Paulina Catur Pipera Sakti NIM : 028114074

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penerimaan

Biarlah diriku tetap menjadi diriku,

Biarlah hidupku tetap menjadi hidupku

Biarlah Allahku tetap menjadi Allahku

Kasih Allah akan berlangsung pada setiap peristiwa

Dan hidupku akan selalu kuletakkan pada misbah-Mu

Oleh karena itu jadikanlah aku seperti yang Kau ingini

Inilah rahasia penerimaan

Karya kecil ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria yang selalu menjagaku

Orang tuaku, Pakde-bude, kakakku, adikku, dan almamaterku……..


(7)

(8)

INTISARI

Kegemukan menjadi salah satu masalah karena membuat penampilan seseorang kurang menarik dan juga mengganggu perkembangan pribadi seseorang. Kegemukan tidak saja mengurangi daya tarik, tetapi juga menjadi masalah kesehatan, baik pada anak-anak, remaja maupun dewasa. Ukuran yang umum digunakan untuk mengatakan kegemukan adalah besarnya indeks massa tubuh (Body Mass Indeks).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan menggunakan rancangan deskriptif non analitik dengan teknik purposive non random sampling. Kuisioner yang merupakan instrumen penelitian, disebar pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang memiliki nilai BMI ≥ 23. Data yang diperoleh, diolah secara statistik deskriptif.

Hasil yang diperoleh, responden mahasiswa FKIP (24%), berjenis kelamin perempuan (65,33%), berusia 22 tahun (28%), BMI antara 25-29,9 (66,67%), penghasilan/uang saku responden antara Rp 300.000,00 – Rp 400.000,00 (42,67%), dan tinggal di Yogyakarta dengan cara kos (65,33%). Responden (46,67%) mengenal produk pelangsing tubuh dari media elektronik. Iklan tidak mempengaruhi responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh (61,33%). Ada beberapa produk pelangsing tubuh yang dikenal, diantara produk pelangsing tubuh yang paling dikenal adalah slimming tea (22.54%). Responden mengatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh (77,33%), dengan alasan mereka takut akan resiko, dan efek samping yang ditimbulkan produk pelangsing tubuh tersebut, dan juga mereka menganggap perlu untuk berkonsultasi lebih dahulu kepada dokter/apoteker ataupun ahli gizi (93,33%) sebelum menggunakan produk tersebut.

Kata kunci: produk pelangsing tubuh, motivasi, dan pengetahuan.


(9)

ABSTRACT

The one of the problems that makes the individual’s appearance less attractive and disturbes one’s personality development is obesity. In addition, obesity has become health problems among children, teenagers, and adults. The common measurement used to express the obesity is total body mass index (BMI).

This research was observational study with non-analytic descriptive design the respondents were selected using purposive non-random sampling. The research instrument was questioner, distributed to Campus III Sanata Dharma University whose BMI were more than 23. The obtained data were analyzed descriptive-statistically.

Result of the research, respondents were education faculty (24%), female

(65.33%), 22 years old (28%), BMI 25 to 29.9 (66.67%), pocket money Rp 300,000.00 to Rp 400,000.00 (42.67%), and living in Yogyakarta at the boarding house (65.33%). Respondents (46.67%) knew the slimming product from electronic media. The product advertisements did not affect them in using slimming products (61.33%). There were several of slimming products have been known, but slimming tea was the most familiar among them (22.54%). Also, they said that they did not intend to use the slimming products (77.33%) for the reasons that they were afraid of the risks and side effects of the products. Respondents (93.33%) considered that consulting the physician or nutrition expert before the products usage was required.

Key words: slimming product, motivation, and knowledge


(10)

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang

setia menemani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang

berjudul “Kajian Motivasi, dan Pengetahuan untuk Menggunakan Produk Pelangsing Tubuh pada Mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,

bimbingan, dan pengarahan, serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas pengorbanannya baik

waktu, tenaga maupun pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, dan juga dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu

dan tenaga untuk berdiskusi serta memberi saran dan masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan

saran yang berharga.

3. Ibu dr. Lucia Kuswibawanti, M.Kes., selaku dosen penguji atas masukan-masukan

dan saran yang berharga.

4. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. dan Bapak Agung Santoso, S.Psi., yang

telah banyak membantu dalam pembuatan kuesioner.


(11)

5. Semua dosen fakultas farmasi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada

penulis

6. Mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

bersedia menjadi responden dan telah meluangkan waktu untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner tanpa mempertanyakan ijin penelitian.

7. Bapakku di surga “Walaupun Engkau tidak akan pernah ada disampingku lagi tapi aku tahu engkau selalu ada dalam hidupku”.

8. Orang tuaku, dan pakde serta bude yang merupakan perpanjangan tangan Tuhan,

yang selalu berdoa dan mencurahkan kasih sayang sehingga penulis dapat meraih

salah satu bintang impiannya. Cinta dan ketulusan kalian merupakan kekuatan

bagiku untuk melompat menggapai bintang di langit mimpiku.

9. Mas Hendra, Mbak Vivin, Mas Gendhon, Mbak Ela, Taufan, Malik, dan Effar

terima kasih untuk perhatian, semangat dan canda tawanya. Dan semua keluarga

besar Mbah Warso penulis tahu kalian semua menyayangiku, dan mendukungku.

10. Lena, Ayuk, Asti, Puri, Prima, Sinta, Riasa, Weny, dan Dian, kalian sahabat dan

saudara terbaik yang pernah penulis miliki, terima kasih telah berjalan bersamaku

melewati lorong kehidupan dalam gelap dan terang, “Tanpa kalian semua apalah artinya diriku…Terima kasih…”.

11. Sahabat dan teman seperjuangan, Farmasi angkatan 2002 dan kelompok

praktikum C pada khususnya, terima kasih atas kerjasama dan persahabatan yang


(12)

telah kita lalui bersama . Kehadiran kalian telah menjadi warna dalam lukisan

hidupku.

12.Theresia Dian Pramudita, teman seperjuangan yang telah memberi motivasi,

saran, diskusi serta kerjasamanya dalam mengerjakan skripsi ini.

13.Teman- teman KKN kelompok 23 Ceporan, Anink, Csil, Dian, Lany, Tere,

Wulan, Taim, Richard, Ronald, Deny, dan Sigit yang telah banyak memberi

pembelajaran hidup, dan cinta akan persahabatan yang tanpa imbalan apapun.

14. Teman-teman kos Wisma Kurnia, dan kost Paingan VII, terima kasih untuk

sedikit waktu dalam kebersamaan kita, I’ll always remember you all.

15. Fretty, Surex, Mbak Ira, Bety, Andy, Buyung, Anto, dan Mbak Devi sekeluarga

atas dukungan, masukkan, ide dan doa yang membuat penulis terus maju dan

bersemangat.

16.Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangannya, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan demi

sempurnanya skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, dan kiranya skripsi ini dapat menjadi

salah satu sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Februari 2007

Penulis


(13)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...

INTISARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I. PENGANTAR... A. Latar Belakang...

1. Permasalahan ...

2. Keaslian penelitian...

3. Manfaat penelitian...

B. Tujuan Penelitian...

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... A. Teori Perilaku...

1. Teori Weber...

i ii iii iv v vi vii viii xi xv xviii xix 1 1 3 4 4 5 6 6 xi


(14)

2. Teori Adopsi Inovasi Rogers...

B. Kegemukan...

1. Devinisi Kegemukan...

2. Faktor Penyebab Kegemukan...

3. Terapi Kegemukan...

4. Penentuan Kelebihan Berat Badan ...

5. Resiko Kegemukan ………..

C. Produk Pelangsing Tubuh...

D. Tanaman Tradisional yang Berkhasiat untuk Menurunkan Berat

Badan ...

E. Keterangan Empiris...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... A. Jenis dan Rancangan Penelitian...

B. Definisi Operasional Penelitian...

C. Subyek Penelitian...

D. Teknik Sampling...

E. Instrumen Penelitian...

F. Tata Cara Penelitian...

G. Analisis Data Penelitian……….

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... A. Karakteristik Responden...

1. Jenis kelamin...

2. Umur...

7 11 11 12 13 18 21 23 27 30 31 31 31 33 34 35 36 39 40 40 40 41 xii


(15)

3 Body mass indeks (BMI) ... 4. Penghasilan/uang saku per bulan...

5. Status tempat tingaal di Yogyakarta ...

B. Motivasi Responden...

1. Ketertarikan responden untuk menggunakan produk pelangsing

tubuh ...

2. Sumber pengenalan...

3. Iklan mempengaruhi responden untuk menggunakan produk

pelangsing tubuh ...

4. Alasan responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh

...

5. Produk pelangsing tubuh digunakan dengan alasan supaya tidak

ketinggalan zaman ...

6. Memiliki berat badan yang ideal berati sehat ...

C. Pengetahuan Responden...

1. Merek produk pelangsing tubuh yang dikenal responden ...

2. Sumber informasi...

3. Efek samping produk pelangsing tubuh menurut responden...

4. Pengetahuan responden tentang komposisi produk pelangsing

tubuh...

5. Peringatan dan larangan penggunaan produk pelangsing

tubuh...

6. Konsultasi pada dokter/apoteker ataupun ahli gizi mengenai 42 43 44 45 45 47 48 50 51 52 53 54 56 59 60 62 xiii


(16)

penggunaan produk pelangsing tubuh ...

7. Pengetahuan responden untuk menggunakan produk pelangsing

tubuh diimbangi dengan olah raga dan makan yang teratur ...

8. Pentingnya mengkonsumsi produk pelangsing tubuh untuk orang

yang mengalami kelebihan berat badan ...

9. Keefektifan penggunaan produk pelangsing tubuh ...

10. Pengetahuan responden terhadap ketergantungan penggunaan

produk pelangsing tubuh yang berdampak pada kesehatan

seseorang ...

D. Ringkasan pembahasan ...

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan...

B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... BIOGRAFI ...

63

65

67

68

69

72

75

75

76

77

80

103


(17)

DAFTAR TABEL halaman Tabel I Tabel II Tabel III Tabel IV Tabel V Tabel VI Tabel VII Tabel VIII Tabel IX Tabel X Tabel XI Tabel XII Tabel XIII

Klasifikasi BMI menurut WHO ...

Klasifikasi BMI untuk penduduk dewasa Asia ...

Jumlah mahasiswa aktif kampus III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta ...

Jumlah mahasiswa yang digunakan sebagai subyek

penelitian pada kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ...

Jumlah item pertanyaan pada kuesioner ...

Umur responden ...

Alasan responden tidak tertaruk untuk menggunakan

produk pelangsing tubuh ...

Sumber pengenalan produk pelangsing tubuh ...

Alasan iklan tidak mempengaruhi responden untuk

memutuskan menggunakan produk pelangsing tubuh ...

Alasan iklan mempengaruhi responden untuk memutuskan

menggunakan produk pelangsing tubuh ...

Alasan responden tertarik untuk menggunakan produk

pelangsing tubuh ...

Sumber informasi tentang produk pelangsing tubuh ...

Responden mendapat informasi dari penjual ataupun

dokter/apoteker/ahli gizi ... 18 19 30 30 32 41 46 48 49 49 50 57 58 xv


(18)

Tabel XIV Tabel XV Tabel XVI Tabel XVII Tabel XVIII Tabel XIX Tabel XX Tabel XXI Tabel XXII Tabel XXIII

Tingkat kepedulian responden terhadap bahan

penyusun/komposisi produk pelangsing tubuh ...

Konsultasi kepada dokter/apoteker ataupun ahli gizi

mengenai penggunaan produk pelangsing tubuh ...

Alasan responden mengenai perlunya berkonsultasi

terlebih dahulu pada dokter/apoteker ataupun ahli gizi ...

Alasan responden mengenai tidak perlunya berkonsultasi

terlebih dahulu pada dokter/apoteker ataupun ahli gizi ...

Alasan responden mengenai perlunya penggunaan produk

pelangsing tubuh diimbangi dengan olah raga, dan

pengaturan pola makan ...

Alasan reponden mengenai tidak pentingnya

mengkonsumsi produk pelangsing tubuh untuk orang yang

mengalami kelebihan berat badan ...

Alasan reponden mengenai tidak pentingnya

mengkonsumsi produk pelangsing tubuh untuk orang yang

mengalami kelebihan berat badan ...

Alasan responden mengenai ketidakefektifan produk

pelangsing tubuh untuk menurunkan berat badan ...

Alasan responden terhadap ketergantungan penggunaan

produk pelangsing tubuh yang dapat mempengaruhi

kesehatan seseorang ...

Alasan responden mengenai dampak kesehatan, akibat 61 64 64 64 66 67 68 69 70 xvi


(19)

penurunan berat badan secara drastis dengan

mengkonsumsi produk pelangsing tubuh ... 71


(20)

Gambar 1. (A) Teori aksi Weber dan (B) Parson ……… 7

Gambar 2. Proses adopsi Inovasi Rogers ... 9

Gambar 3. Penatalaksanaan berat badan dengan pendekatan holistik ………. 15

Gambar 4. Piramida makanan menurut Departemen Kesehatan... 17

Gambar 5. Jenis kelamin responden ... 41

Gambar 6. Body mass indeks (BMI) responden ………... 42

Gambar 7. Penghasilan/ uang saku responden ………. 43

Gambar 8 Status tempat tinggal responden ………. 44

Gambar 9. Ketertarikan responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh ………. 47

Gambar 10. Produk pelangsing tubuh digunakan dengan alasan supaya tidak ketinggalan zaman ... 52

Gambar 11. Memiliki berat badan yang ideal berarti sehat ... 53

Gambar 12. Merek produk pelangsing tubuh yang dikenal responden ... 55

Gambar 13. Keberadaan efek samping produk pelangsing tubuh menurut Responden ... 59

Gambar 14. Tingkat pengertian responden terhadap kegunaan masing-masing bahan dalam produk pelangsing tubuh ... 61

Gambar 15. Kepedulian responden terhadap peringatan dan larangan dalam penggunaan produk pelangsing tubuh ... 62


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Fakultas Teknik……….. 80

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Fakultas MIPA ...………... 81

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Psikologi ...……… 82

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian Fakultas FKIP ..………... 83

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian Fakultas Farmasi... 84

Lampiran 6. Komposisi Produk Pelangsing Tubuh ... 85

Lampiran 6. Kuisioner Penelitian ………. ……… 87

Lampiran 7. Hasil wawancara ………... 93


(22)

BAB I

A. Latar Belakang Penelitian

Kegemukan merupakan masalah kesehatan yang prevalensinya cukup

tinggi. Di kawasan Asia, prevalensi obesitas meningkat tajam, di Korea Selatan,

1,5% dari 20,5% penduduk yang mengalami kelebihan berat badan tergolong

obesitas. Di Thailand, 16% penduduk mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan 4%-nya obesitas. Di daerah Cina, prevalensi overweight 12% pada laki-laki, dan 14,4% pada perempuan, sedangkan di Indonesia prevalensi

overweight 8,1% pada laki-laki, dan 10,5% pada perempuan, sementara untuk obesitasnya 6,8% pada laki-laki, dan 13,5% pada perempuan (Depkes, 2003).

Pada saat ini, kegemukan merupakan salah satu masalah yang banyak

diderita baik kaum wanita ataupun kaum pria bahkan anak-anak. Kegemukan

menjadi salah satu masalah karena mempengaruhi penampilan seseorang menjadi

kurang menarik dan juga mengganggu perkembangan pribadi (Priyani,1998).

Pada dasarnya kegemukan bukan merupakan suatu penyakit yang berbahaya,

tetapi dianggap cukup merisaukan karena pada kenyataan merupakan salah satu

faktor penyebab berbagai penyakit, seperti diabetes militus (DM) tipe II,

hipertensi, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit ginjal (Priyani,1998). Meskipun

kegemukan terbukti mengganggu kesehatan dan penampilan, upaya-upaya untuk

menurunkan berat badan yang meliputi terapi diet, dan latihan fisik sering kali


(23)

2

menemui kendala baik dari individu itu sendiri maupun dari lingkungan

sekitarnya (Priyani, 1998).

Dewasa ini, kebanyakan orang menggunakan suatu produk berdasarkan

kegunaan produknya, dan jarang berpikir mengenai risiko yang akan diterima

ketika salah mengkonsumsi produk yang akan dikonsumsinya. Efek samping yang

ditimbulkan oleh produk pelangsing tubuh ini seperti gangguan ginjal, dehidrasi,

diuretik ataupun diare, kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang, mereka hanya

berpikir bagaimana cara menurunkan berat badan secara cepat dan praktis.

Banyaknya iklan yang menawarkan produk pelangsing tubuh, dan juga tren pada

kebanyakan orang bahwa memiliki tubuh yang langsing berarti menarik, membuat

orang-orang berlomba-lomba menurunkan berat badannya dengan menggunakan

produk pelangsing tubuh, yang dianggap dapat menurunkan berat badan secara

cepat, praktis, dan mudah seperti yang diiklankan. Penelitian mengenai produk

pelangsing tubuh ini diharapkan bisa memberikan sedikit gambaran kepada

masyarakat pengkonsumsi ataupun masyarakat yang sekedar ingin untuk

mengkonsumsi produk pelangsing tubuh supaya nantinya dapat

mempertimbangkan faktor motivasi, dan pengetahuan untuk menggunakan

produk pelangsing tubuh tersebut. Berangkat dari beberapa faktor itulah penulis

menulis skripsi berjudul “KAJIAN MOTIVASI DAN PENGETAHUAN UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK PELANGSING TUBUH PADA MAHASISWA KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”


(24)

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka permasalahan yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. seperti apa karakteristik subyek penelitian, yang meliputi jenis kelamin,

umur, BMI, uang saku perbulan, dan status tempat tinggal di Yogyakarta?

b. motivasi apa yang mendorong subyek penelitian, untuk menggunakan

produk pelangsing tubuh, seperti ketertarikan dalam menggunakan produk

pelangsing tubuh, sumber pengenalan, apakah iklan mempengaruhi untuk

menggunakan produk pelangsing tubuh, alasan untuk menggunakan

produk pelangsing tubuh, produk pelangsing tubuh digunakan dengan

alasan supaya tidak ketinggalan zaman, dan juga memiliki berat badan

yang ideal berarti sehat?

c. seperti apa pengetahuan subyek penelitian, mengenai merek produk

pelangsing tubuh yang dikenal, sumber informasi yang didapat, efek

samping, bahan penyusun (komposisi) dan kegunaannya, peringatan dan

larangannya, perlunya berkonsultasi kepada dokter/apoteker ataupun ahli

gizi, perlunya penggunaan produk pelangsing tubuh diimbangi dengan

olah raga dan pengaturan pola makan, pentingnya mengkonsumsi produk

pelangsing tubuh untuk orang yang mengalami kelebihan berat badan,

keefektifan penggunaan produk pelangsing tubuh, serta pengetahuan

terhadap ketergantungan penggunaan produk pelangsing tubuh yang


(25)

4

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan permasalahan

produk pelangsing tubuh. Salah satu penelitian dilakukan oleh Rahayu (2005)

yang berjudul ”Hubungan Antara Persepsi terhadap Produk Susu Rendah Lemak

Niat Membeli dan Menggunakan Produk Susu Rendah Lemak”, dan juga

penelitian Widanenci (2007) yang berjudul “Persepsi Konsumen Tentang Iklan

Jamu Pelangsing di Televisi dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Pemilihan Iklan

Jamu Pelangsing di 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta”. Penelitian tersebut

menggunakan metode deskriptif analitik sedangkan penelitian ini menggunakan

metode deskriptif non analitik, dan juga pada penelitian Widanenci melihat

pengaruh iklan terhadap motivasi. Penelitian ini memberikan gambaran tentang

motivasi, dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh di

kalangan mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi yang jelas mengenai

perilaku mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, baik yang

sedang menggunakan, belum pernah menggunakan, dulu pernah menggunakan,

dan sekarang tidak menggunakan lagi, ataupun hanya sekedar keinginan untuk

menggunakan produk pelangsing tubuh yang meliputi motivasi, dan pengetahuan,


(26)

b. Manfaat praktis

1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan pertimbangan dalam

pemberian informasi yang meliputi penyuluhan atau iklan kepada

masyarakat khususnya kalangan mahasiswa tentang perilaku penggunakan

produk pelangsing tubuh, dan juga penggunaan obat tanpa resep dokter

secara rasional, khususnya produk pelangsing tubuh, dalam rangka

meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga penggunaan yang belum

tepat dan benar dapat dicegah dan dikurangi.

2) Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi

pihak-pihak yang terkait untuk menggunakan produk pelangsing tubuh

dikalangan mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma, sehingga

dalam penggunaannya tidak terjadi pengguna-salahan, dan

penyalahgunaan obat.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui motivasi, dan

pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa

kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik subyek penelitian.

b. Memperoleh gambaran motivasi dari subyek penelitian.

c. Memperoleh gambaran mengenai pengetahuan untuk menggunakan


(27)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teori Perilaku

Notoatmodjo (1993) mendefinisikan perilaku manusia sebagai hasil refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya. Namun demikian, pada realitasnya sulit dibedakan gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang, apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, diantaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio budaya masyarakat, dan sebagainya. Perilaku merupakan respon dari seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar atau dalam dirinya dan perilaku seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

Beberapa teori yang sering digunakan untuk menganalisis perilaku kesehatan individu maupun suatu kelompok masyarakat yaitu teori aksi Weber dan teori adopsi inovasi Rogers.

1.Teori Weber

Dalam teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak, Max Weber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi merupakan respon mekanik terhadap suatu stimulus


(28)

bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons yang utama bukanlah tindakan individu, melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku.

Gambar 1. (A) Teori aksi Weber dan (B) Parsons (Sarwono,1997)

PERILAKU INDIVIDU

Sistem Sosial Sistem Budaya Sistem Kepribadian

TINDAKAN INDIVIDU

A.

B.

Pengalaman Persepsi Pemahaman Penafsiran Stimulus

Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian dari masing-masing individu. Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan perannya. Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem aturan tersebut dan perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya (Sarwono,1997). 2. Teori adopsi inovasi Rogers

Menurut teori inovasi Rogers, implisit dalam proses perubahan perilaku adalah adanya suatu gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang


(29)

8

diharapkan untuk diterima oleh individu tersebut. Teori ini dikenal sebagai

innovation decisions prosess. Proses ini terdiri dari lima tahap, yaitu mengetahui atau menyadari tentang adanya ide baru (awareness), menaruh perhatian terhadap ide tersebut (interest), memberikan penilaian (evaluation), mencoba memakainya (trial), dan apabila menyukainya maka setuju untuk menerima ide atau hal baru tersebut (adaption).

Dari pengalaman di lapangan serta penelitian mengenai penerapan teori ini ternyata membuat Rogers menyimpulkan bahwa proses adopsi ini tidak berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak. Situasi ini kelak dapat berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, Rogers mengubah teori itu dan membagi proses pembuatan keputusan menjadi empat tahap, yaitu: a.tahap knowledge

Mula-mula individu menerima informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan suatu ide baru, ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang objek atau topik tersebut.

b.tahap persusion

Oleh petugas kesehatan, tahap knowledge tersebut digunakan untuk membujuk atau meningkatkan motivasi individu guna bersedia menerima objek atau topik yang dianjurkan tersebut.

c. tahap decision

Tergantung pada hasil persuasi petugas atau pendidik kesehatan dan pertimbangan pribadi individu maka dalam tahap decision dibuatlah keputusan untuk menerima atau justru menolak ide tersebut.


(30)

d. tahap confirmation

Pada tahap penguatan ini, individu akan meminta dukungan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambil tersebut. Bila lingkungan memberikan dukungan positif maka perilaku yang baru tersebut tetap dipertahankan, sedangkan bila ada keberatan dan kritik dari lingkungan terutama dari kelompok acuannya, maka biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu tersebut kembali lagi pada perilaku semula. Sebaliknya suatu penolakan pun akan dapat berubah menjadi adopsi apabila lingkungannya justru memberikan dukungan agar individu menerima ide baru tersebut. Tidak setiap orang mempunyai kecepatan yang sama dalam hal mengadopsi sesuatu yang baru, hal ini dapat dilihat dalam gambar 2 di bawah ini (Sarwono,1997).

Pengetahuan

Pertimbangan

Keputusan

Diterima Ditolak (adopsi)

Tetap Ditolak Tetap Ditolak diadopsi ditolak

Penguatan


(31)

10

Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam, maupun dari luar individu (Sarwono, 1997). Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000), Faktor-faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial, kelompok-kelompok referensi, dan keluarga, sedangkan faktor intern yang berpengaruh pada perilaku konsumen, meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian, dan konsep diri, serta sikap. Faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku :

1. motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan, dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Sumber yang mendorong terciptanya suatu kebutuhan tersebut dapat berasal dari dalam orang itu sendiri atau dari lingkungannya sekitar (Dharmmesta dan Handoko, 2000), sedangkan menurut Sarwono (1997) motivasi adalah dorongan yang bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan, dorongan ini diwujudkan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan itu akan mendorong individu untuk melakukan suatu tindakan agar tujuan tercapai. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan suatu tindakan yang kurang kuat, dan pengetahuan yang diketahui cukup tinggi. 2. pengetahuan

Pengetahuan adalah sebagai unsur-unsur yang mengisi akal dan alami jiwa seseorang yang sadar, yang secara nyata terkandung didalam otaknya. Pengetahuan akan menimbulkan suatu gambaran, persepsi, konsep, dan fantasi,


(32)

terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui panca indranya (Dharmmesta dan Handoko, 2000).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Berdasarkan pengalaman, dan penelitian terlebih dahulu bukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

B. Kegemukan

1. Definisi kegemukan

Kegemukan didefinisikan sebagai terdapatnya lemak tubuh dalam jumlah abnormal, yang mengakibatkan kegemukan dan overweight pada keadaan tinggi badan, dan jumlah otot tertentu. Kegemukan dapat mencetuskan resistensi insulin dan hiperinsulinemia, yang akhirnya bisa memicu terjadinya diabetes, dan juga meningkatkan risiko akan hipertensi (Tjay dan Raharja, 2002).

Kegemukan sendiri ada 2 macam, yaitu overweight dan obesitas.

Overweight adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal dengan batasan berat badan antara 10-20% dari berat badan normal. Sementara obesitas


(33)

12

atau kegemukan didefinisikan sebagai penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal, dengan batasan berat badan di atas 20% dari berat badan normal (Anonim,2006).

2. Faktor penyebab kegemukan

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kelebihan berat badan atau kegemukan pada seseorang, diantaranya faktor genetika (bawaan), serta pola dan gaya hidup. Pola makan dan gaya hidup merupakan faktor yang memiliki peran penting dalam terjadinya kegemukan. Pola makan dan gaya hidup yang dimaksud antara lain yaitu pola intake (pemasukan) makanan, dan penggunaan energi yang tidak seimbang. Pola intake adalah keseimbangan zat-zat makanan yang dikonsumsi dalam tubuh, baik jumlah dan mutu gizinya. Penggunaan energi merupakan pengeluaran kalori dalam tubuh melalui aktivitas sehari-hari dan olah raga (Anonim, 2004). Faktor- faktor lain penyebab kegemukan :

a. kebiasaan makan yang buruk, seperti konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan tubuh

b. kebiasaan ”mengemil”

c. adanya anggapan yang salah, yaitu bahwa anak yang gemuk adalah sehat; sehingga anak makan terus tanpa kontrol

d. gangguan hormonal, seperti kelainan hormon insulin dan tiroid. Kelainan ini menyebabkan gangguan metabolisme zat gizi di dalam tubuh, namun kelainan ini jarang ditemukan

e. faktor keturunan (genetik) f. faktor psikologi (stres)


(34)

3. Terapi kegemukan

Terapi kegemukan yang tepat pada dasarnya adalah mengatur pola makan, dan latihan fisik atau gerak badan. Upaya untuk mengatasi kegemukan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi perlu diingat bahwa untuk menurunkan berat badan harus memperhatikan faktor-faktor seperti dibawah ini agar nantinya tidak menimbulkan masalah baru bagi kesehatan.

a. kesadaran akan pentingnya penampilan maupun kesehatan membuat para penderita kegemukan berupaya menurunkan berat badan mereka, tapi sayangnya sebagian dari mereka menempuh cara yang kurang tepat untuk menurunkan berat badannya, seperti menjalankan diet ketat dengan kandungan kalori yang sangat rendah, sehingga melampaui batas aman dan membahayakan tubuh.

b. penggunaan mesin-mesin modern penurun berat badan dalam waktu yang sangat singkat dan tidak proporsional.

c. melakukan olah raga secara tidak teratur dan terukur.

d. minum pil dan obat-obatan penurun berat badan yang berdampak negatif bagi kesehatan.

Penatalaksanaan berat badan merupakan upaya yang harus dijalankan secara bersamaan dan terus menerus. Penerapan penatalaksanaan berat badan harus secara terpadu (holistik) dengan 4 konsep pendekatan, yaitu: perencanaan makan, aktivitas fisik/olahraga, perubahan perilaku dan pengobatan, hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Penurunan berat badan secara signifikan dapat dicapai dengan pendekatan holistik yang meliputi:


(35)

14

1) perencanaan makan pagi yang benar

Makan secara teratur tiga kali dalam sehari dengan komposisi yang tepat, yaitu karbohidrat 50%, protein 20 % dan lemak 30 % dari total kalori.

2) aktivitas fisik/olah raga

Dengan berolah raga, energi yang kita keluarkan akan meningkat, otot tubuh pun akan menjadi kencang dan secara psikologis orang yang rajin berolah raga biasanya juga lebih fit dan lebih percaya diri. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah aerobik seperti jalan kaki, joging, ataupun berenang. Selain itu olahraga yang teratur akan menjadikan tubuh menjadi mesin pembakar lemak yang efektif.

3) perubahan tingkah laku

Perubahan tingkah laku yang dimaksudkan adalah menanamkan motivasi dan disiplin diri dalam usaha penurunan berat badan. Termasuk di sini adalah membiasakan diri merencanakan makan yang benar dan berolahraga sesuai yang dianjurkan serta menghindari makanan berlemak sebagai pelampiasan stres

4) pengobatan

Berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang memungkinkan penurunan berat badan yang lebih efektif dan menjaga penurunan berat badan. Ada dua mekanisme kerja obat-obat penurun berat badan, yaitu golongan penekan nafsu makan yang bekerja di susunan syaraf pusat, dan penghambat penyerapan lemak yang bekerja secara lokal di usus.


(36)

Jenis obat yang bekerja secara lokal di usus ini relatif aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang dan efek samping yang minimal

Dengan pendekatan holistik ini maka penurunan berat badan dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Namun lain halnya, jika penurunan berat badan tidak secara holistik, maka yang sering terjadi adalah seseorang tersebut akan mengalami sindroma yoyo, yaitu dimana berat tubuh dapat turun dengan cepat tetapi kemudian melonjak kembali dengan total timbangan yang lebih banyak (Anonim, 2006).

Gambar 3. Penatalaksanaan berat badan dengan pendekatan holistik

Prinsip terapi dari kegemukan dan obesitas adalah pengaturan pola makan (diet) yang sehat dan meningkatkan aktifitas fisik. Untuk itu, sebaiknya bagi penderita yang mengalami masalah ini, segera berkonsultasi kepada dokter, bahkan jika perlu seorang ahli gizi medik. Hal ini penting untuk menentukan diet dan aktifitas fisik yang sesuai dan aman untuk penderita obesitas ataupun


(37)

16

hal ini seringkali menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi. Upaya untuk mengkonsumsi obat-obatan pelangsing tubuh yang dijual secara bebas tidaklah selalu aman (Wahyu, 2006).

Hal penting yang perlu diingat, jika ingin menurunkan berat badan, disarankan untuk tetap mengkonsumsi berbagai jenis asupan dengan komposisi gizi seimbang terdiri dari karbohidrat 50%, protein 20% dan lemak 30 % dari total kalori. Ini dikarenakan tubuh tetap memerlukan zat gizi tersebut untuk energi, metabolisme, dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Selain itu, tubuh juga memerlukan vitamin dan mineral untuk mengatur cairan, pembentukan sel darah, membantu proses metabolisme dan membentuk hormon/enzim yang tidak bisa diperoleh dari satu jenis asupan/makanan.

Sebagai panduan untuk memilih jenis asupan sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, piramida makanan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI akan sangat membantu, jika diperhatikan, piramida makanan di bawah ini terdiri atas beberapa bagian, bagian tersebut berdasarkan banyak sedikitnya makanan yang harus dikonsumsi setiap hari.

i. Bagian paling bawah adalah kumpulan makanan yang mengandung karbohidrat dan serat seperti : nasi, mie, roti, sereal, sayuran-sayuran, dan sebagainya. Makanan jenis inilah yang dapat dikonsumsi lebih banyak, karena kalori yang berasal dari karbohidrat akan jauh mudah diubah menjadi energi atau tenaga ketimbang makanan yang berasal dari lemak, sementara sayur-sayuran akan sangat membantu untuk sistem pencernaan.


(38)

ii. Bagian tengah adalah makanan yang dapat dikonsumsi secara wajar seperti: ikan, ayam, telur ataupun susu. Sebaiknya jika mengkonsumsi ayam, buanglah kulitnya, sementara untuk susu carilah yang rendah lemak.

iii. Bagian yang paling atas adalah kumpulan makanan yang harus dihindari atau paling tidak makanan yang paling sedikit/jarang dikonsumsi seperti : mentega, minyak, dan gula, karena makanan ini kaya akan lemak.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar piramida makanan di bawah ini.

Gambar 4. Piramida makanan yang ditetapkan oleh DepKes. RI (2003)

4. Penentuan kelebihan berat badan a. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index (BMI) atau Indek Massa Tubuh (IMT) merupakan angka pengukuran massa tubuh, dan erat kaitannya dengan kandungan lemak tubuh.


(39)

18

Body Mass Index (BMI) menggunakan persamaan matematika berdasarkan tinggi dan berat badan seseorang. Body Mass Index (BMI) merupakan hasil bagi antara berat badan dalam kg, dengan tinggi badan dalam m2. Pada tabel klasifikasi BMI, tidak menunjukkan perbedaan antara kelebihan lemak tubuh, dan otot. Meskipun demikian, BMI lebih berkolerasi dengan pengukuran lemak tubuh. Nilai BMI yang didapat ini tidak akan berpengaruh terhadap umur, dan jenis kelamin seseorang (Anonim, 2005).

Keterbatasan BMI tidak dapat digunakan bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, wanita hamil, orang yang sangat berotot, contohnya atlet. Body Mass Indeks (BMI) dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obesitas dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan berat badan sebanyak 20%.

Tabel I. Klasifikasi BMI menurut WHO (1998) BMI

(kg/m2)

Klasifikasi Resiko Penyakit Penyerta

< 18,5 Underweight

(kekurangan berat badan)

Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)

18,5 – 24,9 Normal Rata-rata

≥ 25 Overweight (kelebihan berat badan)

25-29,9 Pre-obesitas Meningkat 30 – 34,9 Obesitas I Sedang 35 – 39,9 Obesitas II Berbahaya

≥ 40 Obesitas III Sangat berbahaya

Untuk penduduk Asia, para ahli membuat klasifikasi BMI tersendiri seperti tabel dibawah ini.


(40)

Tabel II. Klasifikasi berat badan yang diusulkan berdasarkan BMI untuk penduduk dewasa Asia (IOTF, WHO, 2000)

BMI (kg/m2) Klasifikasi Resiko Penyakit Penyerta

< 18,5 Underweight

(kekurangan berat badan)

Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat)

18,5 – 22,9 Normal Rata-rata

≥ 23 Overweight (kelebihan berat badan)

23 - 24,9 kg/m2 Pre-obesitas Meningkat 25 – 29,9 kg/m2 Obesitas I Sedang

≥ 30 kg/m2 Obesitas II Berbahaya b. Lingkar pinggang

Lingkar pinggang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah lemak total dalam tubuh, dan lemak di rongga perut. Semakin besar lingkar pinggang, semakin besar pula resiko akan terkena penyakit diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, dan sesak nafas. Lingkar pinggang mudah di ukur dengan otot perut kendur (relaksasi) antara bagian bawah iga terendah dan bagian atas dari panggul (pelvis).

Alat untuk mengukur lingkar pinggang dinamai waist-hip ratio, bentuknya cukup unik, kecil, dan mudah dibawa. Waist-hip ratio merupakan perbandingan antara lingkar pinggang dan pangkal paha, yang dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan pembagian lemak dalam tubuh. Waist-hip ratio (WHR) ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai timbunan lemak dalam tubuh, semakin tinggi ratio yang didapatkan, maka semakin banyak lemak yang tertimbun dalam tubuh, tetapi WHR ini tidak dapat memberikan informasi mengenai jumlah total lemak dalam tubuh. Kategori pengukuran dalam WHR, dikatakan mempunyai berat badan normal, jika perbandingan rationya adalah ≤ 1 untuk laki-laki, dan ≤ 0, 85 untuk perempuan. Lingkar pinggang normal untuk


(41)

20

laki-laki adalah 90 cm dan 80 cm untuk wanita di Asia, sedangkan di Eropa adalah lebih dari 102 cm untuk laki-laki dan 88 cm untuk wanita.

c. Indeks broca

Perhitungan kelebihan berat badan dengan menggunakan indeks broca, dapat dihitung dengan menggunakan rumus, tinggi badan - 100 - 10% (tinggi badan - 100), rumus ini di gunakan untuk usia ≤ 30 tahun, sedangakan untuk usia > 30 tahun digunakan rumus, tinggi badan – 100, satuan tinggi badan yang digunakan adalah dalam centi meter (cm). Kategori pengukuran dalam indeks broca:

i. normal : 10% dari berat badan ideal ii. overweight : 10 - 20% dari berat badan ideal iii. obesitas : 20% dari berat badan ideal

e. Relative body weight

Relative body weight (RBW), merupakan perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan dikurangi seratus, perbandingan ini ditampilkan dalam bentuk persentase. Kategori pengukuran dalam RBW:

i. normal : 90-110% ii. gemuk : > 110% iii. kurus : < 90%


(42)

f. Mengukur komposisi lemak tubuh

Komposisi lemak tubuh dapat diukur dengan menggunakan alat skin told

atau body fat analyzer. Pengukuran lemak tubuh pada perempuan, dan laki-laki berbeda, untuk perempuan dikatakan obesitas jika komposisi lemak tubuhnya lebih dari 20% berat badan, sedangkan untuk laki-laki lebih dari 25% berat badan. 5. Risiko kegemukan

Risiko kegemukan dapat digolongkan menjadi dua yaitu psikososial dan medis. Risiko psikososial meliputi hambatan fisik, sosial dan psikologis. Orang gemuk mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehingga mengurangi kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial. Pengeluaran biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan juga lebih banyak pada orang gemuk, walaupun masyarakat menganggap kegemukan sebagai suatu hal yang wajar, yakni pertanda kemakmuran, sebenarnya mereka kurang menyukai hal tersebut, pada orang yang bersangkutan dapat timbul rasa rendah diri, tertekan, serta keputusasaan (Noer, 1996).

Orang gemuk cenderung sering sakit, untuk 1ebih mengerti secara keseluruhan adanya hubungan antara risiko dan kegemukan, perlu diketahui kalainan metabolik yang mungkin timbul pada orang gemuk. Kelainan metabolik yang terjadi pada orang gemuk berhubungan dengan besarnya lapisan lemak, dan akan menjadi normal kembali dengan pengurangan berat badan. Kelainan metabolik tersebut umumnya berupa (Noer, 1996) :

a. resistensi terhadap insulin muncul pada jaringan lemak yang luas dan sel otot yang berdekatan dengan hipertrofi sel lemak tersebut. Sebagai


(43)

22

kompensasi akan dibentuk insulin yang lebih banyak (hiperinsulinisme). Kegemukan berhubungan dengan adanya kekurangan reseptor insulin pada otot, hati, monosit dan permukaan sel lemak. Hal ini akan memperberat resistensi terhadap insulin.

b. hiperglikemia yang terjadi merupakan konsekuensi kelainan tersebut, karena sel beta pankreas tidak dapat memenuhi kebutuhan insulin yang semakin meningkat.

c. regulasi growth hormone yang abnormal dimana tidak terjadi kenaikan kadar hormon tersebut pada keadaan kelaparan/puasa, hipoglikemia dan stimulasi oleh arginin.

d. akibat lain dari kurangnya pengaruh insulin adalah adanya mobilisasi lemak yang dapat dilihat dari adanya kenaikan kadar free fatty acid (FFA) dan gliserol. Pada orang gemuk tanpa komplikasi maka toleransi glukosa, kadar FFA dan gliserol masih normal.

e. aktivitas lipoprotein lipase yang meningkat pada sel lemak yang hipertropik, dapat menyebabkan tendensi untuk penimbunan lemak bagian endogen maupun eksogen pada jaringan lemak.

f. terdapatnya defisiensi glikofosfat dehidrogenase intra-mitokondrial yang secara teoritis dapat menyebabkan pengaruh pada lipogenesis.

g. hipertrigliseridemia yang terjadi mungkin berhubungan dengan resistensi terhadap insulin.


(44)

h. tampak adanya hubungan metabolisme antara kegemukan, kadar gula darah dan kadar lipid darah, yang erat kaitannya dengan tendensi dalam menimbulkan komplikasi aterosklerosis.

dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa kegemukan dapat mengancam kesehatan manusia, dan tidak memberikan keuntungan apapun.

C. Produk Pelangsing Tubuh

Obat pelangsing artinya obat yang dapat membuat orang tidak ingin makan. Obat pelangsing tubuh mempunyai sifat dan cara kerjanya yang bermacam-macam. Ada yang menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorpsi lemak, dan bulk fillers.

1. Penekan Nafsu Makan (anorexan)

Obat golongan ini berfungsi untuk merangsang susanan saraf pusat (sentral). Cara kerjanya adalah dengan menekan pusat lapar di otak dan mengaktifkan pusat kenyang. Akibatnya, orang tidak nafsu makan. Banyak obat pelangsing di pasaran yang termasuk anorexan. Biasanya golongan obat

amfetamine, dekstroamfetamine, metaamfetamine, detilpropion, mazindol dan, benzfetamin.

Amfetamin merupakan psikotropika golongan II yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan, jika penggunaannya salah, jenis obat ini dapat menyebabkan tremor, jantung berdebar, tidak bisa tidur, gelisah, mulut kering, sembelit, hingga


(45)

24

alergi. Obat ini tidak boleh digunakan untuk penderita hipertensi, jika orang hipertensi tidak mengerti dan langsung mengonsumsi obat ini, akan menyebabkan tekanan darahnya naik, pembuluh darahnya pecah, dan berakibat kematian.

2. Mempercepat rasa kenyang

Sibutramin hidroklorida termasuk golongan ini. Cara kerjanya juga memengaruhi otak, yaitu memperbanyak produksi serotonin sehingga orang merasa cepat kenyang. Pemakaian obat ini harus sepengetahuan dokter, karena efek sampingnya berbahaya. Obat ini bekerja di ujung serabut saraf, sehingga dapat menyebabkan efek tekanan darah naik, gelisah, sulit buang air, dan sakit kepala.

Sibutramin hidroklorida adalah golongan obat keras yang hanya dapat diperoleh dan digunakan berdasarkan resep dokter. Obat keras ini merupakan senyawa kimia yang bekerja dengan cara menghambat ambilan (reuptake) norepinefrin, serotonin dan dopamin. Dengan pengawasan dokter, sibutramin hidroklorida digunakan untuk pengobatan obesitas (kegemukan).

3. Menghambat absorpsi lemak

Orlistat termasuk golongan obat yang dapat menghambat absorpsi lemak. Di usus kita ada enzim lipase yang berfungsi memecah lemak agar bisa di serap tubuh. Orlistat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas lipase hingga 30% lemak tidak dapat diserap tubuh, melainkan langsung dikeluarkan bersama feses. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak yang lebih kecil, yang bisa diserap ke dalam aliran darah, dengan menghambat kerja lipase, Orlistat


(46)

Obat ini tak memiliki efek samping karena Orlistat tak bekerja pada susunan saraf pusat dan tak beredar ke organ-organ tubuh lain, sehingga organ dalam seperti jantung, ginjal dan hati tak terpengaruh.Terapi Orlistat yang efektif tidak hanya membantu pasien untuk menurunkan berat badan tetapi juga membantu mereka mempertahankan penurunan berat badan yang telah dicapai. Tidak seperti obat penekan nafsu makan yang bekerja di susunan syaraf pusat,

Orlistat dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh.

Orang yang mengonsumsi orlistat berlebih tak jarang terkena diare, kembung, dan memiliki feses yang berminyak, yang lebih parah, ada orang yang harus memakai popok karena dari anus keluar cairan minyak berlebih. Padahal yang keluar itu bukanlah lemak tubuh, melainkan lemak makanan yang baru saja dimakan. Selain itu, konsumsi orlistat berlebih mengakibatkan vitamin penting dalam tubuh ikut terbuang.

4. Bersifat bulk fillers (pengganjal perut)

Produk pelangsing tubuh yang bersifat bulk fillers adalah larutan atau tablet yang berasal dari serat tumbuhan dan buah. Bersifat mengenyangkan karena akan mengembang dalam perut, tetapi jika dikonsumsi berlebih akan menghambat penyerapan vitamin dan mineral (Ekky, 2005).

Produk pelangsing dengan komposisi yang tercantum dalam racikan dari tumbuh-tumbuhan namun mengklaim dapat mengurangi rasa mudah lapar

diduga adanya kemungkinan pencampuran dengan bahan obat (seperti: fenfluramin, dietil propion, dan amfetamin). Hal ini mengingat


(47)

tumbuh-26

tumbuhan tertentu terbukti efektif mampu mengurangi rasa mudah lapar. Adanya kemungkinan pencampuran dengan bahan obat tersebut justru dapat menimbulkan efek buruk pada penggunanya, seperti amfetamin dapat menimbulkan adiksi, rasa lelah, pusing, aritmia jantung.

Upaya melangsingkan tubuh dengan mengkonsumsi jamu/obat, ataupun suplemen pelangsing tubuh tidak selalu memberikan efek yang diharapkan. Adanya peredaran produk pelangsing tubuh yang tidak memiliki nomor registrasi Departemen Kesehatan dan Badan pengawas Obat dan Makanan menjadi salah satu indikator kemungkinan penggunaan berbagai bahan yang justru berakibat fatal bagi tubuh.

Guna menghindari efek yang tidak diinginkan dari produk tersebut bagi kesehatan, sebaiknya sebelum mengkonsumsi suatu produk pelangsing tubuh yakinkanlah terlebih dahulu keamanan produk tersebut dengan memilih produk yang pada kemasan/labelnya tercantum nomor registasi Depkes ataupun Badan POM, pahami indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara dan takaran (dosis) penggunaan beserta informasi penting lainnya.

Hal penting yang perlu diingat untuk mengetahui produk pelangsing tubuh yang sesuai bagi tubuh kita, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada ahlinya (dokter/ahli gizi) untuk perencanaan diet dan penggunaan produk pelangsing yang aman dikonsumsi. Hal ini penting sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya reaksi negatif dari produk yang dikonsumsi (Anonim, 2004).


(48)

D. Tanaman Tradisional yang Berkhasiat untuk Menurunkan Berat Badan

Diperkirakan sekitar 30.000 tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan tropika, dan sekitar 1.260 spesies di antaranya berkhasiat sebagai obat, baru sekitar 180 spesies yang telah digunakan untuk berbagai keperluan industri obat dan jamu, tetapi baru beberapa spesies saja yang telah di budidayakan secara intensif. Indonesia sudah sejak lama mengenal khasiat berbagai ragam jenis tanaman sebagai sarana perawatan kesehatan, pengobatan serta untuk mempercantik diri yang selama ini dikenal sebagai jamu. Dikalangan internasional, jamu dikenal dengan istilah Herba yang berasal dari bahasa latin. Herba yang berarti rumput, tangkai, tangkai hijau yang lunak dan kecil dan agak berdaun. Tanaman tradisional yang terdapat di Indonesia yang berkhasiat sebagai penurun berat badan, di antaranya:

1. jati belanda (Guazuma ulmifolia var. Tomentosa / G. Tomentosa)

Jati belanda atau jati londo sudah dikenal sebagai obat tradisional untuk menurunkan berat badan. Jati belanda (Guazuma ulmifolia) berfungsi meluruhkan gliserida, dan membuang lemak dari dalam tubuh, bahkan sebuah perusahaan jamu tradisional memproduksi tanaman asal Amerika ini sebagai teh pelangsing (slimming tea) yang siap diseduh atau dicelup ke dalam air panas. Membuat teh pelangsing dapat dilakukan dengan merendam daunnya bersama air panas, diamkan sampai hangat, saring lalu airnya diminum. Konsumsi berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan usus karena kandungan taninnya.


(49)

28

2. mengkudu (Morinda Citrifolia)

Mengkudu sudah dikenal sebagai tumbuhan multikhasiat, tak banyak yang tahu tanaman ini juga berkhasiat menurunkan berat badan. Buahnya dapat mengurangi lemak berlebihan. Mengkudu mengandung asetilester, kapron, dan soranidiol.

3. bengle (Zingiber cassumunar)

Rimpang bengle mengandung asam organik yang berkhasiat mengurangi lemak dalam tubuh, dan berfungsi sebagai anti radang dan anti keracunan empedu, biasanya akibat diet atau efek samping jamu. Air rebusan bengle, dan kulit kayunya, jika diminum segelas sehari dapat menurunkan berat badan. Bengle juga dikenal sebagai bunglai, panglai (Sunda), atau banglai (Sumatera).

4. nenas (Ananas Comosus)

Nenas selain dikenal sebagai sumber vitamin C, juga dapat menjadi obat pelangsing dengan cara menghaluskan nenas lalu airnya diminum satu gelas sehari. Buah nenas mengandung protein, asam organik, dan dektrosa yang membantu menurunkan berat badan, jika diminum secara teratur. Namun konsumsi juga berdampak negatif karena buah nenas mengandung kalsium oksalat yang dapat mengakibatkan batu ginjal.

5. delima putih (Punica granatum L.)

Buahnya dipercaya sebagai pelangsing tubuh dan obat penyakit keputihan, meskipun demikian semua bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan, untuk menurunkan berat badan cukup memakan buahnya tanpa ada tambahan bahan yang lain, dapat pula memanfaatkan air rebusan bunganya.


(50)

6. kunci pepet (Kaempferia angustifolia)

Tanaman umbi-umbian ini mampu meredam nafsu makan, hal ini dikarenakan kayu pepet mengandung alkaloid, saponin, minyak asiri, dan polifenol. Unsur-unsur inilah yang membuat nafsu makan penggunanya menurun. Kunci pepet mempunyai efek mengurangi selera makan, sehingga cukup baik jika penggunaan kunci pepet untuk mengurangi berat badan dicampurkan dalam masakan harian.

7. pinang (Arecacatechu)

Untuk menurunkan berat badan, biji pinang diiris tipis lalu jemur hingga kering. Tumbuk lumat menjadi serbuk. Setengah sendok teh serbuk tersebut direndam ke dalam air panas semalaman lalu minum keesokan harinya dan petang bersama ampasnya. Ramuan tersebut diminum selama kurang lebih dua minggu.

8. kemuning (Murraya paniculata)

Daun kemuning dipercaya berkhasiat mempertahankan sel tubuh agar tidak terganggu lemak. Untuk melangsingkan tubuh satu genggam daun kemuning segar, satu genggam daun mengkudu ditambah temugiring setengah jari kelingking, tumbuk halus lalu ditambah satu cangkir air masak, peras dan disaring, airnya diminum pada pagi hari sebelum sarapan.

9.wortel dan mentimun

Jus wortel dengan mentimun juga dapat dijadikan ikhtiar menurunkan berat badan. Caranya dua atau tiga batang wortel dan satu buah mentimun berukuran sedang diparut. Airnya diperas. Untuk memperkaya rasa dapat dibubuhi sari jeruk nipis. Jus ini dapat diminum sedikitnya dua hari sekali sampai Anda memiliki berat yang sesuai (Hasanah,2003).


(51)

30

E.Keterangan Empiris

Dari penelitian ini diharapkan dapat menggali informasi mengenai perilaku mahasiawa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, baik yang sedang menggunakan, belum pernah menggunakan, dulu pernah menggunakan, dan sekarang tidak menggunakan ataupun hanya sekedar keinginan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh, yang meliputi motivasi dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh itu sendiri.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian deskriptif melalui pendekatan waktu sesaat (point time approach), dengan kata lain tiap subyek hanya diobservasi sekali saja (Pratiknya, 2001). Penelitian observasional adalah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek menurut keadaan yang apa adanya (in nature), tanpa adanya manipulasi peneliti (Pratiknya, 2001), sedangkan rancangan penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kountour, 2003). Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta (Nawawi, 1998). Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner.

B. Definisi Operasional Penelitian

1. Kajian adalah studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui dengan lebih jelas kejadian, kasus, atau sesuatu hal dari suatu fenomena.

2. Motivasi adalah besarnya dorongan dan keinginan individu untuk melakukan tindakan, yang dimiliki mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma


(53)

32

Yogyakarta, untuk memenuhi suatu kebutuhan yang meliputi; latar belakang dan tujuan mereka dalam menggunakan suatu produk pelangsing tubuh.

3. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman yang dimiliki mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tentang produk pelangsing tubuh, meliputi aturan pakai, waktu pemakaian, efek samping, komposisi, dan fungsi tiap komponen penyusun obat yang mereka yakini sebagai obat yang dapat menurunkan berat badan tubuh, yang didapatkan dari berbagai informasi atau sumber seperti; teman, keluarga, lingkungan tempat tinggal, media elektronik maupun media cetak, dan lainnya.

4. Kegemukan sendiri terdiri dari 2 macam, yaitu overweight dan obesitas.

Overweight adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal dengan batasan berat badan antara 10-20% dari berat badan normal. Sementara

obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal, dengan batasan berat badan di atas 20% dari berat badan normal

5. Produk pelangsing tubuh adalah produk yang dapat dipercaya untuk menurunkan berat badan baik yang berbentuk obat, jamu, ataupun produk susu, yang dapat dibeli secara bebas di toko, warung, supermarket, kios jamu, ataupun apotek.

6. Subyek penelitian adalah mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki BMI ≥ 23, baik yang sedang menggunakan, belum pernah mengunakan, dulu pernah, dan sekarang sudah tidak menggunakan lagi


(54)

ataupun sekedar keinginan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh (untuk selanjutnya dalam hal ini disebut responden).

C. Subyek penelitian

Subyek penelitian (responden) adalah mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki BMI (Body Mass Indeks) ≥ 23, baik yang sedang menggunakan, belum pernah mengunakan, dulu pernah dan sekarang sudah tidak menggunakan lagi ataupun yang sekedar keinginan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh. Nilai BMI yang digunakan adalah ≥ 23, hal ini dikarenakan menurut klasifikasi berat badan yang diusulkan berdasarkan BMI untuk penduduk dewasa Asia nilai ≥ 23 termasuk dalam kategori overweight. Nilai BMI didapat dari, berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan meter persegi (m2).

Dalam penelitian ini, jumlah responden minimal yaitu 68 orang, dihitung berdasarkan rumus (Nawawi, 1985):

N = 2

2

d xPxQ Z

N : ukuran cuplikan terkecil

Z : koefisien keterandalan (reability coefficient) yang besarnya ditentukan oleh tingkat kepercayaan yaitu 90% sehingga Z = 1,64 PQ : variasi atau keanekaragaman individu di populasi, PQ maksimal

bila P = Q = 0,5

d : presisi yang ingin dicapai, yaitu 10% Jadi ukuran cuplikan terkecil :


(55)

34 N = 2 2 1 , 0 5 , 0 5 , 0 64 ,

1 x x

= 67,24 responden ≈ 68 responden

D. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive non random sampling. Sampel diambil secara purposif, artinya peneliti dengan selektif memilih kelompok atau setting tertentu sebagai sampel. Kusnanto (1999), mengatakan bahwa gagasan jenis sampling semacam ini bukan untuk generalisasi keseluruhan populasi, tetapi untuk menunjukkan hubungan atau kategori umum yang dimiliki oleh setting yang diteliti dengan setting lain yang sejenis.

Ukuran cuplikan terkecil berjumlah 68 responden, tetapi untuk mengantisipasi pengisian kuesioner yang tidak lengkap, maka diambil responden sebanyak 90 yang dihitung dari 30% jumlah ukuran cuplikan terkecil. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 75 yang terbagi dalam 5 fakultas yang ada di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tabel III. Jumlah mahasiswa aktif kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

No. Fakultas Laki-laki Perempuan Jumlah total

1. FKIP 149 358 507

2. MIPA 167 194 361

3. Teknik 1094 245 1339

4. Farmasi 180 463 643

5. Psikologi 253 478 731

Tabel IV. Jumlah mahasiswa yang digunakan sebagai subyek penelitian pada kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

No. Fakultas Laki-laki Perempuan Jumlah total

1. FKIP 2 16 18

2. MIPA 6 4 10

3. Teknik 9 5 14

4. Farmasi 3 13 16


(56)

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat dengan melakukan observasi awal terlebih dahulu. Prawitasari (1998) mendefinisikan kuesioner sebagai kelompok atau urutan pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh informasi dari sumber informasi atau responden yang ditanyakan oleh pewawancara. Menurut Ridwan (2002), kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons, dalam hal ini informasi sesuai dengan permintaan peneliti.

Jumlah pertanyaan dalam kuisioner ada 24 nomor dengan 5 pertanyaan lanjutan sesuai jawaban pertanyaan sebelumnya, sehingga secara keseluruhan terdapat 29 pertanyaan yang memuat operasional penelitian. Dari pertanyaan yang diajukan, sebanyak 15 pertanyaan bersifat tertutup dan sisanya, yaitu 14 pertanyaan bersifat semi terbuka, pada pertanyaan terbuka terdapat pilihan jawaban yang dapat diisi sendiri oleh responden atau berupa alasan yang dapat diisi bebas oleh responden. Jumlah pertanyaan dalam kuisioner tersebut belum termasuk data responden dengan 7 pertanyaan, yang bersifat terbuka yaitu dalam bentuk isian bebas, ada 6 pertanyaan, dan 1 pertanyaan bersifat tertutup.

Data responden untuk melihat karakteristik subyek penelitian untuk menggunakan produk pelangsing tubuh yang mencakup fakultas, jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, uang saku rata-rata per bulan dan status tempat tinggal di Yogyakarta. Pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner memuat operasional penelitian, mencakup motivasi, dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh.


(57)

36

F. Tata cara penelitian 1. Obsevasi awal

Observasi dilakukan pada tempat penelitian yang digunakan, yaitu pada Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Observasi dilakukan terhadap mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki BMI ≥ 23, hal ini berguna untuk melihat fakultas mana yang banyak terdapat mahasiswa dengan BMI ≥ 23.

2. Pembuatan kuesioner

Pembuatan kuisioner dilakukan setelah observasi dilakukan. Pada kuisioner, terdapat 7 pertanyaan mengenai data responden berupa karakteristik responden seperti fakultas, jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, pendapatan per bulan, dan status tempat tinggal di Yogyakarta. Pertanyaan dalam kuisioner dibuat berdasarkan operasional penelitian, yaitu sebanyak 24 pertanyaan yang mencakup motivasi, dan pengetahuan responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh.

Tabel V. Jumlah item pertanyaan pada kuesioner

No. Item pada kuesioner Jumlah 1. Karakteristik responden 7

2. Motivasi 11

3. Pengetahuan 13

3. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa

Setelah kuisioner dibuat, dilakukan uji validitas dan uji pemahaman bahasa terhadap kuisioner tersebut. Hadi (1991) mendefinisikan validitas sebagai tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut. Hadi


(58)

(2000) menambahkan bahwa suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut dapat mengungkap secara jitu gejala yang hendak diukur dan seberapa jauh alat memiliki ketelitian dalam memberikan status.

Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan uji coba alat ukur tersebut pada sekelompok subyek (Pratiknya, 2001). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan bersamaan dengan uji pemahaman bahasa. Ini dilakukan agar pertanyaan yang diajukan nantinya benar-benar dapat dipahami oleh responden sehingga responden dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan informasi yang diinginkan. Uji validitas isi dilakukan bersama dengan pihak yang lebih kompeten, dalam hal ini dosen Fakultas Psikologi. Kemudian setelah itu dilakukan uji coba terhadap 20 mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma yang memiliki BMI ≥ 23, tetapi responden uji yang digunakan dalam uji validitas ini tidak digunakan lagi untuk responden penelitian. Pada uji ini dilakukan dengan melihat kesesuaian isi kuesioner dengan kawasan isi obyek yang akan diukur. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk melihat kesesuaian pertanyaan dengan tujuan yang akan dicapai.

4. Penyebaran kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan pada pagi sampai siang hari, dimana waktu tersebut merupakan waktu kuliah intensif. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh responden, responden diberi kesempatan mengerjakan kuesioner saat itu juga dan langsung dikembalikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari responden mengakses sumber-sumber informasi mengenai pengetahuan tentang produk pelangsing tubuh.


(59)

38

Pada penelitian ini, kuisioner yang disebar sebanyak 90, jumlah ini dihitung dari 30% jumlah ukuran sampel minimal, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi jika ada kuesioner yang tidak lengkap. Namun karena ketidak lengkapan kuesioner yang terkumpul, maka 15 kuisioner yang terkumpul tidak digunakan, sehingga kuisioner yang digunakan untuk analisis data sebanyak 75 kuisioner.

5. Wawancara terstruktur

Dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar yang dibutuhkan dan berkaitan dengan tema, melalui pembicaraan informal dan pembicaraan yang dikaitkan dengan tema.

6. Pengolahan hasil

a. Pengolahan hasil dilakukan dengan cara melakukan pengelompokan jawaban dan perhitungan jumlah dari masing-masing jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden, kemudian dilakukan interpretasi data hasil penelitian dengan melihat persentase jawaban responden.

b. Pada bagian tertentu, pengolahan hasil jawaban dari responden lebih dari 75, hal ini dikarenakan responden diberikan pilihan untuk menjawab pertanyaan boleh lebih dari 1 jawaban. Selain itu ada juga jawaban dari responden kurang dari 75, hal ini dikarenakan responden menjawab pertanyaan dengan alasan setuju atau tidak setuju, sehingga jawaban dari responden dihitung satu persatu.


(60)

G. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis data statistik yang berupa statistik deskriptif dalam bentuk persentase, dan ditampilkan dalam bentuk tabel, dan grafik.


(61)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang motivasi, dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, BMI, uang saku per bulan, dan status tempat tinggal pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mempunyai BMI ≥ 23.

1. Jenis kelamin

Dari data yang dapat, diketahui bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak, dan lebih rentan mengalami masalah kelebihan berat badan ataupun

overweight. Hal ini dikarenakan kaum perempuan tidak dapat mengontrol pola makannya terlebih jika sedang menghadapi suatu masalah dibandingkan dengan kaum laki-laki, dan juga kebiasaan “ngemil” yang sering dilakukan oleh kebanyakan kaum perempuan. Selain itu perempuan mempunyai hormon progesteron, dan estrogen yang dapat memicu peningkatan lemak. Peningkatan massa lemak ini terjadi setelah melewati masa pubertas, sedangkan laki-laki tidak mempunyai hormon progesteron, dan estrogen sehingga peningkatan lemak yang terjadi tidak setinggi pada perempuan.


(62)

JENIS KELAMIN

34.67%

65.33%

PRIA WANITA

Gambar 5. Jenis kelamin responden

2. Umur

Dari hasil penelitian, umur responden yaitu mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma yang mempunyai BMI ≥ 23 berkisar antara 18 tahun sampai dengan umur 26 tahun. Umur tersebut dapat dikatakan sebagai umur yang dewasa sehingga sudah dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut, dalam hal ini utamanya pengambilan keputusan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh.

Tabel VI. Umur responden

NO Usia responden Jumlah Presentase (%)

1. 18 tahun 1 1,33

2. 19 tahun 7 9,33

3. 20 tahun 11 14,67

4. 21 tahun 8 10,67

5. 22 tahun 21 28,00

6. 23 tahun 15 20,00

7. 24 tahun 8 10,67

8. 25 tahun 2 2,67

9. 26 tahun 2 2,67


(63)

42

3. Body Mass Indeks (BMI)

Body mass indeks (BMI), didapat dari berat badan dalam kilo gram di bagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Menurut klasifikasi berat badan yang diusulkan untuk orang Asia berdasarkan BMI, maka dari hasil yang didapat diketahui jumlah responden yang paling banyak adalah responden yang memiliki BMI antara 25-29,9: kategori BMI ini dapat diklasifikasikan sebagai obesitas I, dengan tingkat risiko penyakit penyerta sedang. Body mass indeks ini dihitung untuk mengetahui kategori kegemukan dari seseorang, apakah seseorang tersebut termasuk dalam tingkat kegemukan yang wajar, sedang, ataupun beresiko tinggi.

BMI responden

23 - 24,9 kg/m2 25 – 29,9 kg/m2 30 kg/m2

Gambar 6. Body Mass Indeks Responden

Dari responden yang termasuk dalam kategori obesitas I, keinginan mereka untuk menggunakan produk pelangsing tubuh rendah. Hal ini terlihat dari responden yang mempunyai BMI antara 25-29,9 (50 responden) mengatakan, bahwa mereka tidak tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh dengan alasan takut efek samping yang ditimbulkan produk pelangsing tubuh tersebut.


(64)

4. Penghasilan/uang saku per bulan.

Hasil yang didapat, mengenai tingkat uang saku/penghasilan per bulan dari responden, dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi sikap

seseorang dalam memelihara kesehatan. Seperti yang dinyatakan Schwartz & Hoopes (1990), bahwa tingkat pendapatan turut menentukan

pengambilan keputusan dalam pengobatan sendiri. Tingkat penghasilan dapat mendorong seseorang untuk mengambil suatu tindakan, sehingga akan mempengaruhi motivasi seseorang, dengan kata lain bahwa tingkat penghasilan yang tinggi maka motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan juga tinggi, demikian juga sebaliknya jika tingkat penghasilan rendah maka motivasi untuk melakukan suatu tindakan juga rendah. Pada penelitian ini, responden dengan uang saku/penghasilan per bulan yang sedang yaitu antara 300-400 ribu, hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden berada pada tingkat ekonomi menengah.

6.67%

42.67%

38.67%

12%

Penghasilan/ Uang saku Responden

Antara Rp 100.000,00 – Rp 250.000,00

Antara Rp 300.000,00 – Rp 400.000,00

Antara Rp 450.000,00 – Rp 700.000,00

Antara Rp 750.000,00 – >Rp 1.000.000,00


(65)

44

5. Status tempat tinggal di Yogyakarta

Dari hasil penelitian didapat, bahwa responden sebagian besar tinggal di Yogyakata dengan cara kos, responden tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh karena bujukan teman ataupun ikut-ikutan teman satu kosnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler (1997) bahwa teman, keluarga (orang tua), dan saudara merupakan kelompok acuan yang mempunyai pengaruh secara langsung pada diri konsumen, karena teman, keluarga (orang tua), dan saudara selalu berinteraksi dengan konsumen.

17.33%

65.33%

13.33%

4%

Status tempat tinggal responden

dengan orang tua

kos

kontrak

dengan saudara


(66)

B. Motivasi Responden

Pada pembahasan bagian ini akan menjelaskan motivasi responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Motivasi yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

1.Ketertarikan responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh

Hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk melihat seberapa besar keinginan responden untuk menggunakan produk pelangsing tubuh, terkait dengan kelebihan berat badan yang dialami oleh responden. Dari 75 responden yang mengisi kuesioner 7 responden (9,33%) sedang menggunakan produk pelangsing tubuh, diantaranya 1 laki-laki, dan 6 perempuan, sedangkan yang menjawab belum pernah menggunakan 38 responden (50,67%), diantaranya 14 laki-laki, dan 24 perempuan, sisanya 30 responden (40%) menjawab dulu pernah menggunakan tetapi sekarang tidak menggunakan lagi, diantaranya 10 laki-laki, dan 20 perempuan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 responden (22,67%) mengatakan bahwa mereka tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh, dan sisanya 58 responden (77,33%) mengatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh. Dari 58 responden yang tidak tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh, 51 responden memberikan alasan, dan sisanya 7 responden tidak memberikan alasan. Alasan-alasan responden tidak tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh ini dapat dilihat, pada tabel VII di bawah ini.


(67)

46

Tabel VII. Alasan responden tidak tertarik untuk menggunakan produk pelangsing tubuh

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1. Takut resiko/efek samping yang ditimbulkan

21 36,20

2. Lebih baik mengatur pola makan, dan berolah raga

16 27,58 3. Sudah merasa nyaman dengan bentuk

tubuhnya

14 24,14 4. Tidak memberikan alasan 7 12,08

Total 58 100,00

Dari tabel diatas responden menyadari betul akan efek samping yang dapat ditimbulkan oleh produk pelangsing tubuh, mereka tidak ingin mendapat penyakit baru yang ditimbulkan setelah penggunaan produk pelangsing tubuh, mereka lebih memilih mengatur pola makan, dan diimbangi dengan olah raga yang teratur. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara (pada lampiran). Hasil wawancara menunjukkan, baik responden yang tertarik menggunakan produk pelangsing tubuh, ataupun yang tidak tertarik menggunakan produk pelangsing tubuh, mereka sama-sama takut akan efek samping yang dapat ditimbulkan oleh produk pelangsing tubuh. Menurut mereka lebih baik dengan cara mengatur pola makan, dan diimbangi dengan olah raga yang teratur, tetapi cara ini dianggap merepotkan, dan tidak praktis, dan juga mereka meyakini bahwa sesuatu yang instan hasilnya tidak akan bertahan lama.

Selanjutnya kepada responden diajukan pertanyaan jika teman anda menggunakan produk pelangsing tubuh, dan berhasil menurunkan berat badannya, apa yang akan anda lakukan. Dari 75 responden, sebagian besar responden menjawab tidak tertarik untuk memakai 74,67%, dan sisanya 25,33% menjawab


(1)

Data Responden 4

Fakultas : Pendidikan Matematika Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 23 tahun

Berat badan : 70 kg Tinggi badan : 165 cm Uang saku : 400.000 Status tempat tinggal : kos

(P) = Peneliti (R) = Responden

(P) : “ Maaf selamat siang Mas, bisa minta waktunya sebentar untuk mengisi kuesioner ini Mas? “

(R) : “ Bisa-bisa, Mbak! “

(P) : “ Maaf Mas sekalian mau tanya-tanya bisa kan? ” (R) : ” Ya, tapi kalau bisa saya jawab ya Mbak. ”

(P) : ” Apa Mas mengenal produk penurun berat badan? ”

(R) : ” Ya kenal sih Mbak, jadi malu saya ngakuinnya! Saya dulu sudah pernah menggunakan, tapi sekarang sudah tidak lagi.”

(P) : ” Ya ga’ papa kan Mas, mengapa mesti malu. Kapan Mas menggunakan produk penurun berat badan? ”

(R) : ” He....he... Saya dulu menggunakan produk penurun berat badan waktu SMA, ya selama kurang lebih 1 tahunan lah.”

(P) : ” Kenapa Mas berhenti untuk menggunakan produk penurun berat badan? ” (R) : ” Saya takut akan resiko, dan efek sampingnya, soalnya saya banyak

mendengar cerita-cerita yang serem tentang penggunaan produk penurun berat badan ini.”


(2)

(R) : “ Ya yang ginjalnya rusak lah, yang diare terus menerus sampai orang yang harus cuci darah seminggu 2 kali, ya cerita itulah yang membuat saya berhenti untuk mengkonsumsi produk penurun berat badan, dan juga saya masih bersyukur diberi badan sehat, meskipun berat badan saya berlebih. “ (P) : “ Dari mana Mas mengetahui tentang informasi mengenai larangan, dosis,

efek samping, serta cara penggunaan produk penurun berat badan? “

(R) : “ Saya sih tinggal baca di brosur ataupun kemasan dari produk penurun berat badan yang saya gunakan. “

(P) : “ Apakah informasi yang Mas dapatkan sudah cukup jelas. “

(R) : ” Sebenarnya sih belum, tapi saya malu untuk tanya-tanya pada penjual ataupun pada dokter.”

(P) : “ Menurut Mas, bagaimana cara menurunkan berat badan yang efektif? ” (R) : ” Menurut saya sih dengan cara olah raga, dan diet, tapi cara ini sulit untuk

dilakukan karena banyak godaannya.”

(P) : ” Ya sudah, terimakasih untuk waktunya mengisi kuesioner, dan tanya jawabnya, Mas! ”


(3)

Data Responden 5

Fakultas : Farmasi Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 21 tahun

Berat badan : 75 kg Tinggi badan : 163 cm Uang saku : 600.000 Status tempat tinggal : kos

(P) = Peneliti (R) = Responden

(P) : “ Selamat siang Mbak, maaf mengganggu sebentar bisa, Mbak? “ (R) : “ Ya, ada apa ya Mbak? “

(P) : “ Begini Mbak, saya sedang selakukan penelitian tentang produk penurun berat badan, bisa saya tanya-tanya sebentar, dan sekalian Mbak, tolong isi kuesioner ini ya? “

(R) : “ Ya, bisa-bisa! “

(P) : “ Apakah Mbak mengenal produk penurun berat badan? ”

(R) : ” Saya sih mengenal produk itu, khan dulu saya pernah menggunakan produk itu, tapi sekarang sudah tidak lagi. ”

(P) : ” Menurut Mbak, apa yang Mbak rasakan setelah menggunakan produk penurun berat badan itu? ”

(R) : ” Waktu dulu saya menggunakan produk itu berat badan saya turun kira-kira 5 kiloan lah, tapi pada waktu minum produk itu saya sering buang air besar, dan buang air kecil terus, dan juga setelah saya tidak menggunakan produk itu berat saya malah naik 7 kiloan. ”

(P) : ” Apakah alasan itu yang mendorong Mbak untuk berhenti menggunakan produk penurun berat badan ini? ”


(4)

(R) : ” Sedikit banyak sih iya, saya lebih meentingkan kesehatan saya, karena saya takut akan efek samping, dan resiko yang ditimbulkan oleh produk tersebut. ”

(P) : ” Menurut Mbak efek samping apa yang ditimbulkan oleh produk penurun berat badan ini? ”

(R) : ” Sebenarnya saya tidak tahu secara pasti, tapi yang saya tahu produk penurun berat badan itu pasti mengandung zat kimia, dan pastinya juga mempunyai efek samping seperti sering buang air kecil terus-menerus, gangguan pencernaan, diare, bahkan ginjalnya terganggu sampai-sampai harus cuci darah segala. ”

(P) : ” Maaf kalau boleh saya tahu, produk penurun berat badan apa yang Mbak gunakan? ”

(R) : ” Saya sih dulu menggunakan produk penurun berat badan yang bentuknya pil, yang merknya merit itu lho Mbak! ”

(P) : ” Dari mana Mbak mendapatkan informasi tentang produk penurun berat badan yang Mbak gunakan? ”

(R) : ” Saya pertama tahu dari teman saya yang pernah pake produk itu, dan dia berhasil turun beberapa kilo, ya sudah saya jadi ikut-ikutan pake produk itu.”

(P) : ” Apakah informasi yang Mbak dapatkan sudah cukup jelas? ”

(R) : ” Sebenarnya sih belum, tapi ya saya binggung mau tanya sapa lagi, ya sudah saya baca brosur ataupun kemasan dari produk penurun berat badan yang saya gunakan itu. ”

(P) : ” Kalau disuruh milih, Mbak lebih suka produk penurun berat badan yang buatan pabrik atau yang alami dari buah-buahan, dan sayuran? ”

(R) : ” Ya saya sih lebih memilih yang asli dari alam donk, Mbak. Kan yang dari alam ga’ ada efek sampingnya, tapi karena saya lebih suka cara yang mudah dan praktis ya saya pake yang instan saja tinggal beli ditoko obat ataupun apotek. ”

(P) : ” Menurut Mbak cara menurunkan berat badan yang paling efektif, dan aman yang bagaimana? ”


(5)

(R) : ” Kalau menurut saya sih ya dengan mengatur pola makan yang seimbang, dan diimbangi dengan olah raga secara rutin. ”

(P) : ” Ya sudah, terimakasih untuk waktunya mengisi kuesioner, dan tanya jawabnya, Mbak! ”


(6)

BIOGRAFI PENULIS

Paulina Catur Pipera Sakti merupakan anak keempat dari pasangan (Alm.) P. Soejasto dan G. Suharni. Dilahirkan di Temanggung pada tanggal 10 Juni 1983. Menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak Cor Yesu Temanggung

pada tahun 1988-1990, dilanjutkan ke SD Pangudi Utami pada tahun 1990-1996.

Penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 2 Temanggung pada tahun 1996 - 1999. Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Negeri 2 Temanggung pada tahun 1999-2002 dan melanjutkan jenjang S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2002-2007.


Dokumen yang terkait

STUDI TERHADAP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Pada Bangunan Kampus III Universitas Sanata Dharma STUDI TERHADAP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Pada Bangunan Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 2 14

Tingkat kepuasan kerja karyawan kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2015.

0 3 76

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma : studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pemakai jasa Perpustakaan Kampus I Mrican.

0 1 126

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 203

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 95

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 149

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Kajian motivasi dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 122

Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 147