D. Tata Cara Penelitian
1. Penetapan kadar air serbuk teh hijau
Penetapan kadar air serbuk teh hijau dilakukan dengan metode Karl Fischer. Serbuk teh hijau ditimbang 1 g, ditambah 10 mL metanol, lalu didiamkan
selama 1 hari pada suhu kamar. Selanjutnya dilakukan pre-titrasi pada alat dan uji kebocoran alat, hingga didapat angka drift 10-50. Standarisasi dilakukan dengan
cara menimbang spuit berisi akuades, kemudian sebanyak 1-2 tetes akuades dimasukkan ke dalam beaker titrator. Bobot akhir akuades dan spuit injeksi
ditimbang. Selisih penimbangan merupakan bobot akuades yang diteteskan. Data bobot akuades yang diteteskan kemudian dimasukkan ke dalam alat dan dilakukan
titrasi. Alat akan menghitung kesetaraan volume titran dengan bobot akuades. Sebanyak 1 mL metanol p.a dimasukkan ke dalam beaker titrator kemudian
dilakukan titrasi. Hitung kadar air dalam blanko metanol. Sampel sebanyak 1 mL dimasukkan beaker titrator, dititrasi, kemudian dihitung kadar airnya dengan
rumus: Kadar air =
100 mg
ditimbang yang
bobot mg
metanol blanko
air bobot
mg x
× −
x = angka yang muncul pada alat
2. Ekstraksi polifenol teh hijau
Sebanyak 100 g serbuk teh dengan derajat halus 1220 dimaserasi menggunakan pelarut metanol 500 mL dengan bantuan shaker dengan kecepatan
150 rpm selama 48 jam. Ekstrak metanol yang diperoleh dipekatkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vacuum rotary evaporator sampai volume 100 mL. Selanjutnya ditambahkan 100
mL kloroform dan 100 mL air. Lapisan atas fase polar dipisahkan, kemudian dan diekstraksi dengan etil asetat 2 x 150 mL. Fase atas etil asetat dikumpulkan
kemudian diuapkan hingga kering Nagayama et al., 2002.
2. Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau
a. Larutan stok kuersetin 1 mgmL Sebanyak 0,05 g kuersetin standar dilarutkan dengan aseton 75 dalam
labu ukur 50 mL kemudian diencerkan hingga tanda. b. Penetapan operating time
Diambil sebanyak 4 mL larutan stok dan encerkan dengan aseton 75 dalam labu 10 mL hingga tanda. Sebanyak 0,5 mL larutan tersebut diambil dan
dimasukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL larutan Na
2
CO
3
kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan divortex kemudian absorbansi diukur pada panjang gelombang 726 nm selama 120 menit.
c. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Diambil sebanyak 4 mL larutan stok dan encerkan dengan aseton 75
dalam labu 10 mL hingga tanda. Sebanyak 0,5 mL larutan tersebut diambil dan dimasukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu
sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL larutan Na
2
CO
3
kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan divortex selama 30 detik kemudian diinkubasi selama operating time kemudian disentrifuse dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 600-800 nm.
d. Penetapan kurva baku Sebanyak 0,05 g kuersetin standar dilarutkan dengan aseton 75 sampai
volume 50,0 mL. Buat seri konsentrasi kuersetin 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; dan 0,7 mgmL menggunakan aseton 75. Sebanyak 0,5 mL larutan tersebut diambil dan
dimasukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL larutan Na
2
CO
3
kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan divortex selama 30 detik kemudian diinkubasi selama operating time kemudian disentrifuse dengan
kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
e. Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau Sebanyak 500 mg ekstrak kering polifenol teh hijau dimasukkan dalam
labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dengan aseton 75 dan diencerkan hingga tanda. Sebanyak 1 mL larutan tersebut diambil kemudian dimasukkan dalam labu
ukur 50 mL dan diencerkan dengan akuades hingga tanda. Ambil 0,5 mL larutan tersebut dan masukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-
Ciocalteu sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL larutan Na
2
CO
3
kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan divortex selama 30 detik kemudian diinkubasi selama operating time kemudian
disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Replikasi dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebanyak 6 kali. Kadar polifenol dalam sampel dihitung menggunakan persamaan kurva baku sehingga diperoleh konsentrasi polifenol terhitung ekuivalen terhadap
kuersetin.
3. Penentuan nilai SPF secara in vitro