Optimasi formula sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinesis L.] dengan asam stearat dan virgin coconut oil [VCO] sebagai fase minyak : aplikasi desain faktorial.

(1)

xvii INTISARI

Penelitian tentang optimasi formula sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau dengan asam stearat dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase minyak dilakukan untuk mengetahui konsentrasi polifenol teh hijau yang memberikan nilai SPF yang dapat diterima sebagai sunscreen pada penelitian ini, mengetahui dominasi antara asam stearat, VCO, dan interaksinya dalam mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen, serta menemukan area komposisi optimum asam stearat dan VCO yang menghasilkan krim sunscreen dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian secara desain faktorial dua faktor yaitu asam stearat-VCO dan dua level yaitu level tinggi-level rendah. Zat aktif dalam formula krim sunscreen ini adalah polifenol teh hijau. Optimasi dilakukan terhadap sifat fisik krim (daya sebar, viskositas) dan stabilitas krim (pergeseran viskositas) selama penyimpanan 1 bulan. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah Yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95%.

Diperoleh hasil bahwa polifenol teh hijau dengan konsentrasi 18,1 mg % memberikan SPF yang dapat diterima sebagai sunscreen (5,874). Asam stearat memberikan efek yang dominan dalam menentukan daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas. Berdasarkan superimposed contour plot dapat diperoleh area optimum untuk daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang diperkirakan sebagai formula optimum krim sunscreen pada level yang diteliti. Kata kunci: ekstrak kering polifenol teh hijau, asam stearat, VCO, desain faktorial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

xviii ABSTRACT

The aims of formula optimization of green tea polyphenols dry extract sunscreen cream with stearic acid and VCO as the oil phase were to determine the concentration of green tea polyphenols which showed SPF value that can be accepted as sunscreen, to determine the dominant factor among stearic acid, VCO, and its interaction on the physical properties and physical stability of cream, and to determine the optimum composition area of stearic acid and VCO which has good physical properties of cream.

This study was experimental research with two factor stearic acid-VCO and two level high level-low level factorial design. The active ingredient of the formula were green tea polyphenols. The formula were optimized on their physical characteristics (spreadability, viscosity) and their physical stability (viscosity shift over one month storage). The data were analyzed statistically using Yate’s treatment with 95% level of confidence.

The results showed that green tea polyphenols 18,1 mg % had SPF value that can be accepted as sunscreen (5,874). Stearic acid was dominant on determining spreadability, viscosity, and viscosity shift. The superimposed contour plot showed the optimum area of spreadability, viscosity, and viscosity shift. The area was estimated as optimum formula of sunscreen cream on the level studied.

Keywords : green tea polyphenols extract, stearic acid, VCO, factorial design

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

i

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM

STEARAT DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI FASE MINYAK : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

HALAMAN SAMPUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Lorentius Agung Prasetya NIM : 048114017

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

ii

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM

STEARAT DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI FASE MINYAK : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Lorentius Agung Prasetya NIM : 048114017

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

iii Skripsi

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASA

STEARAT DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI FASE MINYAK : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang diajukan oleh: Lorentius Agung Prasetya

NIM : 048114017

telah disetujui oleh

Pembimbing

C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt Tanggal : ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

iv

Pengesahan Skripsi Berjudul

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM

STEARAT DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI FASE MINYAK : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

HALAMAN PENGESAHAN Oleh :

Lorentius Agung Praseya NIM : 048114017

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 22 Januari 2008

Mengetahui

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Rita Suhadi, M.Si., Apt) Pembimbing :

(C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt)

Panitia Penguji :

Tanda Tangan 1. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt ... 2. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt ... 3. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan

orang lain, tetapi kita bisa berpengetahuan dengan

pengetahuan orang lain

- Michel De Montaigne-

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,

maka terlaksanalah segala rencanamu.”

(Amsal 16 : 3)

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang kukasihi

”Jesus Christ” Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Teman-teman Angkatan 2004,

dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(8)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Lorentius Agung Prasetya Nomor Mahasiswa : 048114017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN KRIM SUNSCREEN EKSTRAK KERING POLIFENOL TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DENGAN ASAM STEARAT DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI FASE MINYAK : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 Januari 2008

Yang menyatakan

(Lorentius Agung Prasetya)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(9)

vii PRAKATA

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas semua berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan masalah dalam menyelesaikan laporan akhir ini. Tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada :

1. “Jesus Christ” for Your LOVE.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

4. Rini Dwiastuti, S.Si., Apt., selaku Dosen yang banyak membantu terlaksananya penelitian.

5. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus memberi kritik dan saran yang membangun bagi penulis.

6. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt, selaku dosen penguji atas kesediaannya memberikan waktu untuk menjadi dosen penguji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(10)

viii

7. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. atas masukan yang diberikan. 8. Ayah, ibu, kakak, dan adik atas dukungan dan cinta kasihnya.

9. Ayu, Rudi, Dian ”Sapi”, Desi, Silvia “Cipi”, Dian “DK”, dan Fadjar atas bantuan, dukungan, dan pertemanan kita.

10.Teman-teman proyek penelitian teh, Dian, Yoyo, Rinta, Ika, Dona, Resty, Selvi, Tere, dan Feri, atas kerjasama dan kebersamaannya.

11.Teman-teman proyek penelitian wortel dan alga atas kebersamaannya di laboratorium.

12.Semua anak-anak kost, Theo, Agung, Andri, Frenky, Hendro, dll., untuk dukungannya.

13.Teman-teman angkatan 2004 terutama kelompok A atas suka duka bersama dalam praktikum.

14.Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Ottok, serta laboran-laboran yang lain atas bantuannya selama penulis menyelesaikan laporan akhir.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir ini banyak kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(11)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Januari 2008 Penulis

Lorentius Agung Prasetya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PRAKATA... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

INTISARI ... xvii

ABSTRACT... xviii

BAB I. PENGANTAR...1

A. Latar Belakang ...1

B. Perumusan Masalah...3

C. Keaslian Karya ...4

D. Manfaat Penelitian ...4

E. Tujuan Penelitian...4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ...6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

xi

A. Teh (Camellia sinensis L.) ...6

1. Deskripsi ...6

2. Kandungan kimia teh hijau ...6

3. Manfaat teh hijau ...7

B. Polifenol Teh ...7

C. Ekstrak...8

D. Ekstraksi...9

E. Formulasi ...9

1. Krim ...9

2. Emulgator sabun ...10

3. Asam stearat...10

4. Virgin Coconut Oil ( VCO )...11

F. Sunscreen...11

G. Sun Protection Factor ( SPF )...11

H. Spektrofotometri Ultraviolet ...12

I. Uji Sifat Fisik...13

1. Daya Sebar ...13

2. Viskositas ...14

J. Metode Desain Faktorial ...14

K. Landasan Teori...16

L. Hipotesis ...17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...18

A. Jenis Rancangan Penelitian ...18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

xii

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...18

a. Variabel penelitian ...18

b. Definisi operasional ...18

C. Bahan dan Alat ...20

D. Tata Cara Penelitian ...21

1. Penetapan kadar air serbuk teh hijau ...21

2. Ekstraksi polifenol teh hijau ...21

2. Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau ...22

3. Penentuan nilai SPF secara in vitro...24

4. Optimasi formula krim sunscreen...26

5. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik krim sunscreen...28

6. Pengujian tipe krim sunscreen...29

7. Subjective assessment...29

E. Analisis Data dan Optimasi ...29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...31

A. Penetapan Kadar Air Serbuk Teh Hijau...31

B. Ekstraksi Polifenol Teh Hijau ...32

B. Penetapan Kadar Polifenol dalam Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau ...34

C. Penentuan Nilai SPF secara In Vitro...37

D. Formulasi ...40

E. Pengujian Tipe Krim ...41

F. Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Sunscreen...42

1. Daya sebar...43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

xiii

2. Viskositas ...45

3. Pergeseran viskositas ...47

G. Optimasi Formula ...49

H. Subjective Assessment...53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...54

A. Kesimpulan ...54

B. Saran...54

DAFTAR PUSTAKA ...56

LAMPIRAN...59

BIOGRAFI PENULIS ...86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kategori nilai SPF ... 12

Tabel II. Rancangan Percobaan desain faktorial dua faktor dan dua level ... 15

Tabel III. Percobaan Desain Faktorial ... 27

Tabel IV. Hasil penetapan kadar air serbuk teh hijau ... 32

Tabel V. Hasil pengukuran absorbansi senyawa hasil reaksi kolorimetri seri kurva baku standar kuersetin... 35

Tabel VI. Hasil perhitungan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau... 37

Tabel VII. Hasil pengukuran SPF in vitro... 39

Tabel VIII. Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen...42

Tabel IX. Efek asam stearat, VCO, dan interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik krim sunscreen... 43

Tabel X. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada respon daya sebar ... 44

Tabel XI. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada respon viskositas ... 46

Tabel XII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada respon pergeseran viskositas... 48

Tabel XIII. Tingkat penerimaan konsumen terhadap krim sunscreen...53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur epikatekin, epikatekin-3-galat, epigalokatekin,

epigalokatekin-3-galat , dan kuersetin ... 8

Gambar 2. Operating time kuersetin dengan metode Folin-Ciocalteu ... 34

Gambar 3. Panjang gelombang serapan maksimum kuersetin dengan metode Folin-Ciocalteu ... 35

Gambar 4. Hasil scanning spektraUV polifenol teh hijau ... 38

Gambar 5. Struktur epikatekin, epikatekin-3-galat, epigalokatekin, dan epigalokatekin-3-galat dengan sistem kromofor dan gugus auksokrom... 38

Gambar 6. Hasil pengujian tipe krim sunscreen dengan metilen blue... 41

Gambar 7. Hubungan VCO (a) dan asam stearat (b) terhadap daya sebar krim sunscreen... 43

Gambar 8. Hubungan VCO (a) dan asam stearat (b) terhadap viskositas krim sunscreen... 45

Gambar 9. Hubungan VCO (a) dan asam stearat (b) terhadap pergeseran viskositas krim sunscreen... 48

Gambar 10. Contour plot daya sebar krim sunscreen... 50

Gambar 11. Contour plot viskositas krim sunscreen... 51

Gambar 12. Contour plot pergeseran viskositas krim sunscreen... 52

Gambar 13. Superimposedcontour plot sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen ... 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penetapan kadar air serbuk teh hijau ... 59

Lampiran 2. Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak polifenol teh hijau... 61

Lampiran 3. Data SPF polifenol teh hijau... 63

Lampiran 4. Penimbangan, notasi, dan formula desain faktorial... 65

Lampiran 5. Data sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen... 66

Lampiran 6. Perhitungan efek sifat fisik dan stabilitas... 68

Lampiran 7. Persamaan regresi... 70

Lampiran 8. Kuesioner subjective assessment... 77

Lampiran 9. Yate’s Treatment... 79

Lampiran 10. Dokumentasi... 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(19)

xvii INTISARI

Penelitian tentang optimasi formula sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau dengan asam stearat dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase minyak dilakukan untuk mengetahui konsentrasi polifenol teh hijau yang memberikan nilai SPF yang dapat diterima sebagai sunscreen pada penelitian ini, mengetahui dominasi antara asam stearat, VCO, dan interaksinya dalam mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen, serta menemukan area komposisi optimum asam stearat dan VCO yang menghasilkan krim sunscreen dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian secara desain faktorial dua faktor yaitu asam stearat-VCO dan dua level yaitu level tinggi-level rendah. Zat aktif dalam formula krim sunscreen ini adalah polifenol teh hijau. Optimasi dilakukan terhadap sifat fisik krim (daya sebar, viskositas) dan stabilitas krim (pergeseran viskositas) selama penyimpanan 1 bulan. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah Yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95%.

Diperoleh hasil bahwa polifenol teh hijau dengan konsentrasi 18,1 mg % memberikan SPF yang dapat diterima sebagai sunscreen (5,874). Asam stearat memberikan efek yang dominan dalam menentukan daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas. Berdasarkan superimposed contour plot dapat diperoleh area optimum untuk daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang diperkirakan sebagai formula optimum krim sunscreen pada level yang diteliti.

Kata kunci: ekstrak kering polifenol teh hijau, asam stearat, VCO, desain faktorial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(20)

xviii ABSTRACT

The aims of formula optimization of green tea polyphenols dry extract sunscreen cream with stearic acid and VCO as the oil phase were to determine the concentration of green tea polyphenols which showed SPF value that can be accepted as sunscreen, to determine the dominant factor among stearic acid, VCO, and its interaction on the physical properties and physical stability of cream, and to determine the optimum composition area of stearic acid and VCO which has good physical properties of cream.

This study was experimental research with two factor stearic acid-VCO and two level high level-low level factorial design. The active ingredient of the formula were green tea polyphenols. The formula were optimized on their physical characteristics (spreadability, viscosity) and their physical stability (viscosity shift over one month storage). The data were analyzed statistically using Yate’s treatment with 95% level of confidence.

The results showed that green tea polyphenols 18,1 mg % had SPF value that can be accepted as sunscreen (5,874). Stearic acid was dominant on determining spreadability, viscosity, and viscosity shift. The superimposed contour plot showed the optimum area of spreadability, viscosity, and viscosity shift. The area was estimated as optimum formula of sunscreen cream on the level studied.

Keywords : green tea polyphenols extract, stearic acid, VCO, factorial design

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(21)

1

BAB I. PENGANTAR PENGANTAR

A. Latar Belakang

Paparan sinar matahari secara kronik khususnya sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan terjadinya eritema, edema, pembentukan sel sunburn,

hiperplasia, penekanan sistem imun, kerusakan DNA, penuaan kulit (photoaging)

seperti kerut serta kehilangan elastisitas, dan melanogenesis pada kulit manusia. Saat ini, kejadian kerusakan kulit terutama kanker kulit dan malignant melanoma pada manusia akibat paparan UV semakin banyak dilaporkan (Svobodova, Psotova, dan Walternova, 2003).

Salah satu cara mencegah terjadinya kerusakan kulit akibat radiasi UV adalah penggunaan sediaan sunscreen. Bahan sunscreen adalah senyawa kimia

yang menyerap dan atau memantulkan radiasi sehingga melemahkan energi UV sebelum terpenetrasi ke dalam kulit (Stanfield, 2003). Pada umumnya, sediaan sunscreen digunakan dengan cara dioleskan pada permukaan kulit, terutama

wajah.

Sediaan sunscreen dapat mengandung bahan fotoprotektif baik fisik,

maupun kimia. Bahan fotoprotektif fisik seperti titanium dioksida (TiO2) dan seng

oksida bekerja dengan cara memantulkan atau menghamburkan sinar UV sedangkan bahan fotoprotektif kimia seperti p-amino benzoic acid (PABA), ester PABA, sinamat, salisilat, antranilat, oksibenzon, benzofenon, serta senyawa-senyawa fenolik bekerja dengan cara mengabsorbsi sinar UV sehingga tidak sampai ke dalam kulit. Senyawa fenolik yang ditemukan di alam antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(22)

caffeic acid, ferulic acid, kuersetin, apigenin, genistein, carnosic acid, silimarin,

polifenol teh, dan tanin (Svobodova et al., 2003).

Teh hijau (Camellia sinensis) telah diketahui mengandung

senyawa-senyawa fenolik seperti epikatekin, epikatekin-3-galat, epigalokatekin, dan epigalokatekin-3-galat. Keberadaan senyawa fenolik dalam teh digambarkan sebagai suatu fenol yang mempunyai gugus kromofor dan auksokrom sehingga dapat menyerap radiasi UV (Svobodova et al., 2003).

Sediaan sunscreen banyak dikembangkan dalam bentuk krim dan lotion.

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Anonim, 1995). Vanishing cream mempunyai keuntungan yaitu mudah dan nyaman

digunakan, dapat menyebar dengan baik, serta dapat dicuci dengan air. Pada penelitian ini, krim yang dibuat termasuk tipe minyak dalam air, dengan asam stearat dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase minyak.

Efikasi dan penerimaan pasien terhadap sediaan dipengaruhi oleh sifat fisik sediaan sehingga diperlukan sediaan yang mempunyai sifat fisik yang baik. Krim biasanya menggunakan asam stearat sebagai fase minyak. Asam stearat dalam sediaan krim dapat mengkristal membentuk nongreasy film serta memberi

kenampakan produk yang menarik (Wilkinson dan Moore, 1982). Saat dipanaskan hingga di atas titik lelehnya (≥54°C) asam stearat meleleh dan saat pendinginan partikel asam stearat saling berikatan kembali membentuk struktur yang kaku. Krim tipe stearat dapat mengalami pemadatan (gelation) sehingga diperlukan

penambahan minyak mineral untuk memperbaiki sifat tersebut (Strianse, 1957).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

VCO merupakan minyak mineral yang dapat berfungsi sebagai emollient

yang baik untuk sediaan kosmetik. Pada suhu ruang, VCO berwujud cair dan tidak berwarna (Anonim, 2007). VCO yang ditambahkan ke dalam vanishing cream

basis asam stearat dapat membuat krim lebih plastis dan lebih lembut sehingga dapat meningkatkan penerimaan konsumen. Asam stearat dan VCO mempunyai sifat yang berbeda sehingga mempunyai potensi mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas sediaan krim. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh asam stearat dan VCO terhadap sifat fisik dan stabilitas krim.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode desain faktorial. Metode desain faktorial dapat digunakan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas dan adakah interaksi antara kedua faktor tersebut. Selain itu desain faktorial dapat digunakan untuk memprediksi area komposisi antara asam stearat dan VCO yang menghasilkan krim sunscreen

dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.

B. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Berapakah konsentrasi polifenol teh hijau yang dapat memberikan nilai SPF yang dapat diterima sebagai sunscreen dalam penelitian ini ?

2. Di antara asam stearat, VCO, dan interaksinya, faktor manakah yang

dominan dalam menentukan sifat fisik (daya sebar, viskositas) dan stabilitas (pergeseran viskositas) krim sunscreen ekstrak kering polifenol

teh hijau ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(24)

3. Apakah dapat ditemukan area komposisi optimum asam stearat dan VCO pada superimposed contour plot yang diprediksi sebagai formula optimum

sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau?

C. Keaslian Karya

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang optimasi formula sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau

(Camellia sinensis L.) dengan asam stearat dan VCO sebagai fase minyak belum

pernah dilakukan.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini menambah informasi bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai aplikasi desain faktorial pada proses pembuatan krim sunscreen. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk

mengetahui komposisi asam stearat dan VCO yang menghasilkan krim sunscreen

ekstrak kering polifenol teh hijau dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik

E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsentrasi polifenol teh hijau yang dapat memberikan nilai SPF yang dapat diterima sebagai sunscreen dalam penelitian ini.

2. Untuk mengetahui dominasi antara asam stearat, VCO, dan interaksi keduanya dalam mempengaruhi sifat fisik (daya sebar, viskositas) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(25)

stabilitas (pergeseran viskositas) krim sunscreen ekstrak kering polifenol

teh hijau.

3. Mengetahui area komposisi optimum asam stearat dan VCO pada superimposed contour plot yang diprediksi sebagai formula optimum

sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teh (Camellia sinensis L.) 1. Deskripsi

Tanaman teh merupakan tanaman semak dengan tinggi 1-2 m, mempunyai batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar 2-6 cm, warna hijau, dan permukaan mengkilap. Tanaman ini mempunyai bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning (Arisandi dan Andriani, 2006).

2. Kandungan kimia teh hijau

Daun teh mempunyai komposisi yang kompleks. Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang sebagian besar merupakan katekin. Di dalam teh terdapat beberapa jenis katekin, yaitu epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigallokatekin (EGC), epigalokatekin galat (EGCG), gallokatekin, dan katekin. Senyawa epigalokatekin galat merupakan kandungan terbesar di dalam teh hijau (Syah, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(27)

3. Manfaat teh hijau

Beberapa manfaat teh antara lain sebagai antikanker, antimikroba, antidiabetes, antioksidan, dan menghambat kerusakan DNA yang diinduksi oleh radiasi UV (Syah, 2006; Svobodova et al., 2003). EGCG merupakan komponen

aktif teh hijau yang antara lain bermanfaat sebagai antihipertensi, antioksidan, antikarsinogenesis, antikanker, dan melindungi kulit dari sinar UV (Syah, 2006).

B. Polifenol Teh

Teh dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu teh hijau, teh hitam, dan teh hitam. Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase melalui pemanasan atau penguapan. Teh hitam dibuat melalui proses oksidasi dengan katalis polifenol oksidase, sedangkan teh oolong diproses melalui pemanasan dalam waktu singkat setelah penggulungan (Syah, 2006).

Polifenol teh yang terdapat pada teh hitam dan teh hijau dikenal sebagai epikatekin atau derivat epikatekin. Epikatekin yang terdapat pada teh hijau, antara lain epikatekin (EC), epikatekin-3-galat, epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin 3 galat (EGCG) (Svobodova et al., 2003). Teh juga mengandung

kuersetin, kaemferol, dan mirisetin (Syah, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

Gambar 1. Struktur epikatekin, epikatekin-3-galat, epigalokatekin,

epigalokatekin-3-galat, dan kuersetin ( Svobodova et al., 2003 )

Aktivitas antioksidan teh hijau diketahui berhubungan dengan kandungan polifenolnya. Polifenol teh secara luas digunakan sebagai antioksidan alami guna mencegah oksidasi minyak makan atau pudarnya warna kemerahan pada makanan (Syah, 2006). Polifenol sangat peka terhadap larutan netral atau basa (Robinson, 1991).

.

C. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi, perkolasi, atau penyeduhan dengan air mendidih. Pembuatan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat dalam simplisia terdapat dalam kadar yang tinggi sehingga memudahkan untuk pengaturan dosis. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Anief, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(29)

D. Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Proses penyarian dipisahkan menjadi : pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian, dan pemekatan. Secara umum, penyarian dilakukan secara infundasi, maserasi, perkolasi, dan destilasi uap (Anonim, 1986).

Maserasi merupakan cara ekstraksi zat aktif menggunakan cairan pengekstraksi dengan penggojogan atau pengadukan pada suhu ruangan. Maserasi kinetik merupakan metode maserasi yang dilakukan pada suhu ruangan dan mengalami pengadukan secara konstan. Maserasi merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam proses ekstraksi. Metode ini mempunyai keuntungan yaitu sampel yang dibutuhkan kecil serta dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti teknik dan produksi batch (List dan Schmidt, 1989).

E. Formulasi 1. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Anonim, 1995 ). Krim dapat bertipe air dalam minyak (A/M) atau minyak dalam air (M/A). Tipe A/M tidak larut air dan tidak dapat dicuci dengan air, sedangkan tipe M/A dapat bercampur dengan air, dapat dicuci dengan air, dan tidak berminyak (Allen, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

Formula tradisional untuk vanishing cream didasarkan pada jumlah asam

stearat yang besar sebagai fase minyak yang dapat melunak pada suhu tubuh dan mengkristal pada bentuk yang sesuai sehingga tidak terlihat dalam penggunaan dan membentuk film yang tidak berminyak. Hal ini merupakan salah satu daya tarik pada kenampakan produk. Emulgator yang berperan dalam proses tersebut adalah sabun yang terbentuk secara “in situ“ dengan menambahkan basa yang

cukup untuk bereaksi dengan asam stearat (Wilkinson dan Moore, 1982).

2. Emulgator sabun

Sabun dapat digunakan sebagai emulgator yang sangat efektif menghasilkan sediaan untuk penggunaan luar. Emulsi yang dihasilkan mempunyai nilai pH relatif tinggi dan peka terhadap asam dan elektrolit. Emulgator sabun terbentuk dari reaksi antara alkali, air kapur, atau amina dengan asam lemak bebas pada fase minyak (Anonim, 1987).

3. Asam stearat

Asam stearat merupakan asam lemak yang terdiri dari campuran asam stearat (C18H36O2) dan asam palmitat (C16H32O2), dengan kandungan asam stearat

tidak kurang dari 40% dan jumlah kedua asam tersebut tidak kurang dari 90%. Asam stearat mempunyai bilangan penyabunan 200-220 dan titik leleh > 540 C. Dalam formulasi sediaan topikal, asam stearat berfungsi sebagai emulsifying agent

dan solubilizing agent (Allen, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(31)

4. Virgin Coconut Oil ( VCO )

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak yang diproses dari buah

kelapa tanpa mengalami pemanasan. VCO mempunyai kenampakan bening serta mengandung banyak asam laurat. VCO mengandung asam lemak rantai menengah ( Medium Chain Fatty Acid/ MCFA) (Timoti, 2005).

Manfaat VCO untuk kesehatan manusia antara lain, mengurangi/ menurunkan resiko kanker dan penyakit degeneratif, mencegah infeksi virus, dan membantu mengontrol diabetes. Dalam bidang kosmetik, VCO biasa digunakan dalam krim perawatan wajah (Surtiningsih, 2006).

F. Sunscreen

Sunscreen merupakan bahan kimia yang menyerap atau memantulkan

radiasi sehingga melemahkan energi ultraviolet sebelum terpenetrasi ke kulit (Stanfield, 2003). Menurut Food and Drug Administration (1999), bahan aktif

sunscreen adalah bahan yang menyerap, memantulkan, atau menghamburkan radiasi pada daerah UV dengan λ 290-400 nm.

G. Sun Protection Factor ( SPF )

SPF merupakan tingkat perlindungan produk sunscreen terhadap sinar

matahari yang dapat menyebabkan eritema (Stanfield, 2003). SPF merupakan perbandingan Minimal Erythema Dose (MED) pada kulit manusia yang

terlindungi oleh sunscreen dengan MED tanpa perlindungan sunscreen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

Secara in vitro, SPF dapat dihitung berdasarkan persamaan SPF = 10A.

SPF menurut persamaan tersebut didapat dari nilai absorbansi pada panjang gelombang tunggal, biasanya merupakan puncak absorbansi. Nilai SPF yang dihasilkan umumnya tinggi, bahkan lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Hal ini disebabkan persamaan tersebut berlaku bila radiasi yang digunakan merupakan sinar monokromatis, padahal sinar UV matahari merupakan radiasi polikromatis. Hal ini dapat diatasi dengan memasukkan nilai area di bawah kurva dari grafik rentang panjang gelombang λn-λ1 sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

1 n

Area SPF

Log

λ − λ

= ………...(1)

λ1 = 290 nm

λn = panjang gelombang di atas 290 nm yang mempunyai absorbansi 0,05

(Petro, 1981) Berdasarkan nilai SPF, sunscreen dapat dikelompokkan menjadi produk proteksi minimal, sedang, ekstra, maksimal, dan ultra.

Tabel I. Kategori nilai SPF

SPF Kategori 2 - < 12 Proteksi minimal 12 - < 30 Proteksi sedang 30 + Proteksi tinggi

(Anonim, 1999)

H. Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometri ultraviolet merupakan anggota teknik spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat dengan instrumen spektrofotometer. Analisis selalu melibatkan pembacaan serapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

radiasi elektronik oleh molekul, atau radiasi elektromagnetik yang diteruskan, yang disebut serapan (A) tanpa satuan, dan transmitan dengan satuan persen (% T). Suatu molekul dapat menyerap radiasi elektromagnetik jika mempunyai kromofor, yaitu gugus penyerap dalam molekul. Molekul yang mengandung kromofor disebut kromogen. Pada senyawa organik, dikenal pula gugus auksokrom, yaitu gugus yang tidak menyerap radiasi namun jika terikat pada kromofor dapat meningkatkan penyerapan oleh kromofor atau mengubah panjang gelombang penyerapan (Mulja dan Suharman, 1995).

I. Uji Sifat Fisik 1. Daya Sebar

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan (lubricity) sediaan tersebut,

yang berhubungan langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan bertanggungjawab untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya, dan kemudahan penggunaannya (Garg, Deepika, Sanjay, dan Anil, 2002).

Untuk menilai daya sebar dari sediaan semisolid topikal, faktor-faktor yang penting dipertimbangkan meliputi karakteristik formulasi, waktu dan kecepatan shear selama pengolesan dan suhu tempat aplikasi. Kecepatan

penyebaran juga bergantung pada viskositas formulasi, kecepatan penguapan solven dan kecepatan kenaikan viskositas karena evaporasi (Garg, et al., 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

2. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir maka makin tinggi viskositas akan makin besar tahanannya. Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi menjadi dua yaitu sistem Newton dan sistem non-Newton. Tipe alir plastik, pseudoplastik, dan dilatant termasuk dalam sistem non-Newton (Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993).

J. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan matematika (Bolton, 1997). Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk mengetahui faktor yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap suatu respon (Bolton, 1997).

Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain faktorial (two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus:

Y = b0 + b1(A) + b2(B) + b12 (A)(B)………...(2)

Keterangan

Y = respon hasil atau sifat yang diamati, misalnya waktu alir (A),(B) = level bagian A, bagian B

b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat percobaan (2n =4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor), yaitu (1) A dan B masing-masing pada level rendah, (a) A pada level tinggi dan B pada level rendah, (b) A pada level rendah dan B pada level tinggi, (ab) A dan B masing- masing pada level tinggi. Dari rumus (1) dan data yang diperoleh dapat dibuat contour plot suatu respon tertentu yang sangat berguna dalam memilih

kondisi yang optimum (Bolton, 1997).

Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:

Tabel II. Rancangan Percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level

Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi

1 - - +

a + - -

b - + -

ab + + +

Keterangan:

Percobaan (1) = faktor A level rendah, faktor B rendah Percobaan a = faktor A level tinggi, faktor B rendah Percobaan b = faktor A level rendah, faktor B tinggi Percobaan ab = faktor A level tinggi, faktor B tinggi (-) = level rendah

(+) = level tinggi

Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah (Bolton, 1997). Konsep perhitungannya sebagai berikut:

Efek faktor I =

(

) (

)

2

1

+ −

+a b

ab

………...(2)

Efek faktor II =

(

) (

)

2 1

+ −

+b a

ab

………...(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

Efek faktor Interaksi =

(

) (

)

2

1 b a

ab+ − +

………...(4).

Dari metode desain faktorial, perhitungan efek ini dapat digunakan untuk memperkirakan efek yang dominan dalam menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing- masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor (Muth, 1999).

Keuntungan metode desain faktorial antara lain : 1. Efisiensi yang tinggi

2. Dapat diperoleh informasi dari adanya interaksi yang beragam 3. Hasil percobaan dapat diaplikasikan pada rentang kondisi yang

lebar

Kerugian penggunaan metode desain faktorial : 1. Analisis statistik lebih kompleks

(Ostle, 1956)

K. Landasan Teori

Penggunaan sunscreen merupakan salah satu strategi untuk melindungi kulit dari pengaruh radiasi sinar UV. Salah satu mekanisme kerja zat aktif

sunscreen adalah menyerap radiasi sinar UV. Teh hijau mengandung polifenol yang mempunyai kromofor dan auksokrom yang terikat kromofor sehingga dapat menyerap radiasi UV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

Penerimaan konsumen dipengaruhi oleh sifat fisik sediaan sehingga diperlukan sediaan yang mempunyai sifat fisik yang baik. Bentuk sediaan yang diteliti adalah krim sunscreen tipe minyak dalam air (vanishing cream). Peningkatan konsistensi krim dapat dicapai dengan penggunaan fatty alcohol atau asam lemak. Asam stearat merupakan asam lemak yang dapat mengkristal dan membentuk krim dengan kenampakan yang menarik, namun penggunaan dalam jumlah besar dapat mengakibatkan konsistensi krim sangat tinggi. Selain itu, krim tipe stearat dapat mengalami pemadatan (gelation) sehingga diperlukan minyak mineral untuk membuat krim lebih plastis. VCO merupakan minyak mineral yang berfungsi sebagai emollient yang baik dalam sediaan krim. Pada suhu ruangan VCO berwujud cair.

Asam stearat dan VCO mempunyai sifat yang berbeda sehingga berpotensi mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas krim. Dalam penelitian ini dilakukan

optimasi komposisi asam stearat dan VCO yang menghasilkan krim sunscreen

ekstrak kering polifenol teh hijau dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.

L. Hipotesis

Ada hubungan antara faktor (asam stearat, VCO, atau interaksinya) dengan respon sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau. Hipotesis disusun berdasarkan penggunaan Yate’s treatment dalam analisis hasil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental eksploratif dengan desain penelitian secara desain faktorial.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Variabel penelitian

1.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level rendah dan level tinggi asam stearat dan VCO.

2.Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas (persen pergeseran viskositas).

3.Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama penyimpanan dan wadah penyimpanan.

b. Definisi operasional

1. Krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau adalah sediaan setengah padat yang berfungsi sebagai penyerap sinar UV yang dibuat dari ekstrak kering polifenol teh hijau, fase air, dan fase minyak sesuai formula yang ditentukan, dan dibuat sesuai prosedur pembuatan krim pada penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

2. Ekstrak kering polifenol teh hijau adalah hasil ekstraksi terhadap fase polar teh hijau menggunakan etil asetat yang diuapkan menjadi serbuk kering.

3. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini digunakan 2 faktor, yaitu asam stearat sebagai faktor A dan VCO sebagai faktor B.

4. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini terdapat 2 level, yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah asam stearat dinyatakan dalam jumlah bahan sebanyak 1 g dan level tinggi sebanyak 6 g. Level rendah VCO dinyatakan dalam jumlah bahan sebanyak 3 g dan level tinggi sebanyak 10 g.

5. Respon adalah besaran yang diamati dalam penelitian ini yaitu daya sebar, viskositas, stabilitas krim yang digambarkan dari persen pergeseran viskositas yang terjadi setelah satu bulan penyimpanan.

6. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi faktor dan level. Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level rendah dan rata-rata pada level tinggi.

7. Contour plot adalah grafik yang merupakan hasil dari respon sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen.

8. Superimposed contour plot adalah grafik area pertemuan yang memuat

semua arsiran dalam contour plot yang diprediksikan sebagai area

optimum krim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(40)

9. Area optimum adalah area kondisi yang menghasilkan krim dengan daya sebar 5 sampai 7 cm, viskositas 50 sampai 65 d Pa.s, persen pergeseran viskositas (setelah penyimpanan satu bulan) kurang dari 10 %.

C. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk teh hijau yang berasal dari salah satu produsen teh hijau di Wonosobo, metanol (teknis), metanol (p.a Merck, Germany), reagen Karl Fischer (p.a Merck, Germany), kloroform (teknis), etil asetat (teknis), etanol (teknis), akuades, asam stearat (farmasetis), VCO (Virjint, PT. Vermindo International, Bekasi), setil alkohol (farmasetis), asam sitrat (farmasetis), trietanolamin, metil paraben, aseton (p.a Merck, Germany), Na2CO3 (p.a Merck, Germany), kuersetin (p.a Sigma Chem Co, USA),

dan reagen Folin-Ciocalteu (p.a Merck, Germany).

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Karl Fischer Titrator Mettler DL 18, timbangan elektrik, shaker, vakum evaporator, seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis Perkin Elmer Lambda 20., spektrofotometer UV Genesys 10S, timbangan elektrik, vacuum rotary evaporator (Buchi), mikropipet (Akura 825, Socorex), alat-alat gelas, Mixer (modifikasi Fakultas Farmasi USD), waterbath, viscotester Rion-Japan VT 04, dan alat uji daya sebar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(41)

D. Tata Cara Penelitian

1. Penetapan kadar air serbuk teh hijau

Penetapan kadar air serbuk teh hijau dilakukan dengan metode Karl Fischer. Serbuk teh hijau ditimbang 1 g, ditambah 10 mL metanol, lalu didiamkan selama 1 hari pada suhu kamar. Selanjutnya dilakukan pre-titrasi pada alat dan uji kebocoran alat, hingga didapat angka drift 10-50. Standarisasi dilakukan dengan

cara menimbang spuit berisi akuades, kemudian sebanyak 1-2 tetes akuades

dimasukkan ke dalam beaker titrator. Bobot akhir akuades dan spuit injeksi ditimbang. Selisih penimbangan merupakan bobot akuades yang diteteskan. Data bobot akuades yang diteteskan kemudian dimasukkan ke dalam alat dan dilakukan titrasi. Alat akan menghitung kesetaraan volume titran dengan bobot akuades. Sebanyak 1 mL metanol (p.a) dimasukkan ke dalam beaker titrator kemudian dilakukan titrasi. Hitung kadar air dalam blanko metanol. Sampel sebanyak 1 mL dimasukkan beaker titrator, dititrasi, kemudian dihitung kadar airnya dengan rumus:

Kadar air = 100%

) mg ( ditimbang yang

bobot

(mg) metanol blanko

air bobot )

mg (

x − ×

x = angka yang muncul pada alat

2. Ekstraksi polifenol teh hijau

Sebanyak 100 g serbuk teh dengan derajat halus 12/20 dimaserasi menggunakan pelarut metanol 500 mL dengan bantuan shaker dengan kecepatan 150 rpm selama 48 jam. Ekstrak metanol yang diperoleh dipekatkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

vacuum rotary evaporator sampai volume 100 mL. Selanjutnya ditambahkan 100 mL kloroform dan 100 mL air. Lapisan atas (fase polar) dipisahkan, kemudian dan diekstraksi dengan etil asetat 2 x 150 mL. Fase atas (etil asetat) dikumpulkan kemudian diuapkan hingga kering (Nagayama et al., 2002).

2. Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau

a. Larutan stok kuersetin 1 mg/mL

Sebanyak 0,05 g kuersetin standar dilarutkan dengan aseton 75 % dalam labu ukur 50 mL kemudian diencerkan hingga tanda.

b. Penetapan operating time

Diambil sebanyak 4 mL larutan stok dan encerkan dengan aseton 75 % dalam labu 10 mL hingga tanda. Sebanyak 0,5 mL larutan tersebut diambil dan dimasukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL larutan Na2CO3

kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan divortex kemudian absorbansi diukur pada panjang gelombang 726 nm selama 120 menit.

c. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum

Diambil sebanyak 4 mL larutan stok dan encerkan dengan aseton 75 % dalam labu 10 mL hingga tanda. Sebanyak 0,5 mL larutan tersebut diambil dan dimasukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL larutan Na2CO3

kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan divortex selama 30 detik kemudian diinkubasi selama operating time kemudian disentrifuse dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(43)

kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 600-800 nm.

d. Penetapan kurva baku

Sebanyak 0,05 g kuersetin standar dilarutkan dengan aseton 75 % sampai volume 50,0 mL. Buat seri konsentrasi kuersetin 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; dan 0,7 mg/mL menggunakan aseton 75%. Sebanyak 0,5 mL larutan tersebut diambil dan dimasukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL larutan Na2CO3

kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan divortex selama 30 detik kemudian diinkubasi selama operating time kemudian disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.

e. Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau

Sebanyak 500 mg ekstrak kering polifenol teh hijau dimasukkan dalam labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dengan aseton 75 % dan diencerkan hingga tanda. Sebanyak 1 mL larutan tersebut diambil kemudian dimasukkan dalam labu ukur 50 mL dan diencerkan dengan akuades hingga tanda. Ambil 0,5 mL larutan tersebut dan masukkan dalam labu ukur 50 mL. Tambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu sebanyak 2,5 mL dan biarkan selama 2 menit. Tambahkan 7,5 mL

larutan Na2CO3 kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda. Larutan

divortex selama 30 detik kemudian diinkubasi selama operating time kemudian disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Replikasi dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

sebanyak 6 kali. Kadar polifenol dalam sampel dihitung menggunakan persamaan kurva baku sehingga diperoleh konsentrasi polifenol terhitung ekuivalen terhadap kuersetin.

3. Penentuan nilai SPF secara in vitro

a. Larutan stok polifenol teh hijau 30 mg %

Serbuk ekstrak kering polifenol teh hijau ditimbang setara dengan 15 mg polifenol teh hijau kemudian dilarutkan dengan etanol 90 % dalam labu ukur 50 mL kemudian diencerkan hingga tanda.

b. Penentuan spektra UV ekstrak kering polifenol teh hijau

Diambil larutan stok polifenol teh hijau sebanyak 2 mL dan dimasukkan dalam labu ukur 10 mL, encerkan dengan etanol 90 % hingga tanda. Spektra UV larutan diperoleh dengan scanning absorbansi larutan pada panjang gelombang 250-400 nm.

b. Penentuan nilai SPF

Diambil larutan stok polifenol teh hijau sebanyak 2, 4, dan 6 mL dan encerkan dengan etanol 90 % dalam labu ukur 10 mL sehingga diperoleh larutan polifenol teh hijau dengan konsentrasi 6; 12; dan 18 mg %. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk tiap konsentrasi.

Absorbansi (A) masing-masing konsentrasi diukur tiap 5 nm pada rentang panjang gelombang 290 nm hingga panjang gelombang tertentu di atas 290 nm yang mempunyai nilai serapan 0,050. Dibuat kurva antara nilai absorbansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

terhadap panjang gelombang. Luas daerah di bawah kurva (AUC) antara dua panjang gelombang yang berurutan dihitung dengan rumus :

[ AUC ] = [ ( )]

2 ) (

a p p Ap a p

A − + λ λ

Ap = absorbansi pada panjang gelombang yang lebih tinggi di antara dua

panjang gelombang yang berurutan

A(p-a) = absorbansi pada panjang gelombang yang lebih rendah di antara dua panjang gelombang yang berurutan

p

λ = panjang gelombang yang lebih tinggi di antara dua panjang

gelombang berurutan

) (pa

λ = panjang gelombang yang lebih rendah di antara dua panjang

gelombang berurutan

Seluruh luas daerah di bawah kurva absorbansi dapat dihitung dengan

menjumlahkan semua harga AUC. Harga Sun Protection Factor (SPF) dapat

dihitung dengan rumus :

Log SPF =

1 n AUC

λ −

λ ………...(3) n

λ = panjang gelombang terbesar di antara panjang gelombang 290 nm hingga di atas 290 nm yang mempunyai nilai absorbansi 0,050

1

λ = panjang gelombang terkecil ( 290 nm )

(Petro, 1981)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(46)

4. Optimasi formula krim sunscreen a. Formula Krim Sunscreen

Formula yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada formula standar sunscreen basis krim (Young, 1972) :

Antiviray 8,0

Stearic acid 1,7 Isopropyl myristate 6,0 Abracol PGS 3,5 Triethanolamine 0,8 Distilled water 80,0

Preservative one microspatula-full

Perfume one drop

Pada penelitian ini dilakukan modifikasi formula sehingga diperoleh formula sebagai berikut :

Polifenol teh hijau 16,07 mg (terhitung ekuivalen terhadap kuersetin) Asam stearat 1,7 g

VCO 6,0 g

Setil alkohol 3,5 g Trietanolamin 0,8 g Akuades 60,0 mL Asam sitrat 0,5 g Metil paraben 0,25 g

Perfume q.s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(47)

b. Pembuatan krim sunscreen ekstrak polifenol teh hijau

Tabel III. Percobaan Desain Faktorial Formula Komposisi

1 a b ab Polifenol teh hijau (mg)* 15,26 16,34 16,80 17,91

Asam stearat (g) 1 6 1 6

VCO (g) 3 3 10 10

Setil alkohol (g) 3,5 3,5 3,5 3,5

Trietanolamin (g) 0,8 0,8 0,8 0,8

Akuades (mL) 60 60 60 60

Metil paraben (g) 0,25 0,25 0,25 0,25

Asam sitrat (g) 0,5 0,5 0,5 0,5

Perfume q.s. q.s. q.s. q.s.

*Konsentrasi polifenol yang digunakan = 0,022 % b/b terhitung ekuivalen

terhadap kuersetin

Asam stearat dan setil alkohol dilelehkan secara terpisah di atas waterbath, kemudian dicampur dalam keadaan panas. Tambahkan VCO, trietanolamin, dan metil paraben ke dalam campuran tersebut kemudian diaduk hingga merata. Masukkan 2/3 bagian akuades ke dalam campuran tersebut dan dicampur menggunakan mixer dengan kecepatan 300 rpm selama 15 menit. Asam sitrat yang telah dilarutkan dalam 1/6 bagian akuades ditambahkan ke dalam campuran sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mixer kecepatan 300 rpm selama 30 menit. Ekstrak kering polifenol teh hijau dilarutkan dalam sisa akuades yang tersedia kemudian dimasukkan ke dalam campuran tersebut sambil terus diaduk dengan mixer dengan kecepatan 300 rpm. pH sediaan diuji dengan indikator universal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

5. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik krim sunscreen a. Uji daya sebar

Uji daya sebar sediaan krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau dilakukan 48 jam setelah pembuatan dengan cara : krim ditimbang seberat 1 gram, diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas krim diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat penyebarannya (Garg et al., 2002). Replikasi dilakukan sebanyak 6 kali.

b. Uji Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion-Japan seri VT 04 dengan cara : krim dimasukkan dalam wadah dan dipasang pada portable viscotester. Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu (1) 48 jam setelah krim dibuat dan (2) setelah disimpan selama 1 bulan. Replikasi dilakukan sebanyak 6 kali (Melani, Purwanti, dan Soeratri, 2005).

c. Uji Stabilitas

Stabilitas sediaan krim ditunjukkan dengan nilai pergeseran viskositas yang dihitung dengan rumus :

| jam

48 viskositas

bulan 1 viskositas jam

48 viskositas |

viskositas pergeseran

% = − x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(49)

6. Pengujian tipe krim sunscreen

Sebanyak 0,5 g krim sunscreen dimasukkan beaker glass dan diencerkan dengan 2 mL akuades. Campuran diaduk kemudian ditambah 2 tetes metilen blue. Warna campuran diamati. Bagian yang berwarna biru menunjukkan fase air sedangkan bagian yang tidak berwarna merupakan fase minyak.

7. Subjective assessment

Subjective assessment dilakukan dengan membuat kuesioner untuk memperoleh data tentang tingkat penerimaan konsumen terhadap formula krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau. Kuesioner disebarkan kepada 30 responden. Hasil subjective assessment diinterpretasikan sebagai tingkat penerimaan konsumen terhadap krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau.

E. Analisis Data dan Optimasi

Data yang terkumpul adalah data uji daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas. Dengan metode desain faktorial dapat dihitung besarnya efek asam stearat, VCO, dan interaksinya sehingga dapat diketahui faktor yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas. Area komposisi optimum asam stearat dan VCO diperoleh dari penggabungan contour plot masing-masing respon yang dikenal dengan superimposed contour plot. Area yang diperoleh selanjutnya diprediksi sebagai area komposisi yang optimum terbatas pada level yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(50)

Analisis statistik teknik Yate’s treatment dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari setiap faktor dan interaksi dalam mempengaruhi respon. Berdasarkan analisis statistik ini, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya hubungan dari setiap faktor dan interaksi terhadap respon. Hal tersebut dapat dilihat dari harga F hitung dan F tabel. Sebelumnya ditentukan hipotesis terlebih dahulu, hipotesis alternatif (H1) menyatakan adanya regresi (hubungan) antara

faktor dengan respon, sedangkan H0 merupakan negasi dari H1 yang menyatakan

tidak adanya regresi (hubungan) antara faktor dengan respon. H1 diterima dan H0

ditolak bila harga F hitung lebih besar daripada harga F tabel yang berarti bahwa faktor berpengaruh signifikan terhadap respon. F tabel diperoleh dari Fα (numerator, denominator) dengan taraf kepercayaan 95 %. Derajat bebas dan interaksi (experiment) sebagai numerator yaitu 1, dan derajat bebas experimental error sebagai denominator yaitu 15, sehingga diperoleh harga F tabel untuk faktor dan interaksi pada semua respon adalah F0,05(1, 15) = 4,5431.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penetapan Kadar Air Serbuk Teh Hijau

Teh hijau yang digunakan dalam penelitian ini berupa serbuk teh berwarna hijau, berbau khas, serta mempunyai rasa pahit. Sebelum dilakukan ekstraksi, terlebih dahulu dilakukan penetapan kadar air serbuk teh hijau dengan titrimetri Karl Fischer. Prinsip penetapan kadar air berdasarkan reaksi kuantitatif air dengan larutan anhidrat sulfur dioksida dan iodium dengan adanya buffer yang bereaksi dengan ion hidrogen (Anonim, 1995). Penetapan kadar air dalam serbuk teh hijau dilakukan untuk mengetahui kandungan air dalam serbuk teh hijau. Kadar air yang rendah dalam serbuk teh hijau dapat mencegah terjadinya degradasi enzimatik maupun adanya kontaminasi oleh mikroorganisme.

Sebelum dilakukan penetapan kadar air dalam serbuk teh hijau, terlebih dahulu dilakukan pre-titrasi, cek kebocoran, dan standarisasi. Pre titrasi bertujuan untuk menghilangkan air dalam pelarut. Cek kebocoran dilakukan untuk mengetahui jumlah lembab yang masuk ke dalam titrator. Lembab yang masuk dapat mempengaruhi hasil penetapan kadar air. Hasil cek kebocoran diperbolehkan untuk penetapan kadar air bila nilai drift adalah 10-50. Pada penelitian ini, drift cek kebocoran adalah 25 sehingga diperbolehkan untuk penetapan kadar air sampel serbuk teh hijau. Standarisasi bertujuan untuk mengetahui kesetaraan antara volume titran dengan bobot air. Berdasarkan hasil standarisasi, 5 mL titran setara dengan 25,960 mg air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(52)

Untuk penetapan kadar air, serbuk teh hijau ditambah dengan metanol dan didiamkan selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk menarik air dari serbuk teh hijau sehingga lebih mudah bereaksi dengan pereaksi Karl Fischer. Berdasarkan hasil pengujian, kadar air dalam 1 mL blanko metanol adalah 20,89 mg dan kadar air rata-rata dalam serbuk teh hijau adalah 7,973% b/b (kurang dari 10 %).

Tabel IV. Hasil penetapan kadar air serbuk teh hijau

Replikasi Kadar air serbuk teh hijau (% b/b)

1 8,206 2 7,624 3 8,089 Rata-rata 7,973

B. Ekstraksi Polifenol Teh Hijau

Ekstraksi polifenol teh hijau dilakukan dengan cara maserasi yaitu ekstraksi zat aktif menggunakan cairan pengekstraksi dengan penggojogan atau pengadukan pada suhu ruangan. Sebelum dilakukan ekstraksi, serbuk diayak dengan ayakan nomor 12/20 untuk memperoleh derajat halus serbuk yang seragam.

Penggunaan bahan berupa serbuk teh bertujuan untuk memperluas area kontak antara bahan dengan cairan penyari sehingga proses penyarian lebih baik. Pada maserasi, cairan pengekstraksi dapat masuk menembus dinding sel dan mengakibatkan terjadinya difusi zat aktif dari bahan ke cairan pengekstraksi. Maserasi mempunyai kelebihan yaitu reprodusibilitas yang baik karena penggunaan jumlah cairan ekstraksi yang tetap dapat mempertahankan jumlah zat aktif yang dapat terekstraksi dari bahan sehingga pengulangan proses dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

menghasilkan zat aktif dalam jumlah yang sama. Alat yang digunakan untuk maserasi adalah shaker dengan kecepatan penggojogan 150 rpm. Penggojogan konstan berfungsi untuk meningkatkan efektifitas penyarian.

Cairan pengekstraksi yang digunakan adalah metanol. Pemilihan metanol sebagai cairan pengekstraksi karena metanol dapat melarutkan senyawa aktif yaitu polifenol. Metanol sering dipakai untuk ekstraksi flavonoid (Robinson, 1991).

Maserasi dilakukan terhadap 100 g serbuk teh menggunakan metanol sebanyak 500 mL selama 48 jam. Maserat yang diperoleh dipekatkan hingga 100 mL, kemudian ditambah 100 mL kloroform dan 100 mL akuades. Kloroform digunakan untuk menghilangkan pigmen yang masih terdapat dalam maserat. Pigmen perlu dihilangkan untuk meningkatkan penerimaan konsumen terhadap hasil formulasi.

Lapisan atas diambil sedangkan lapisan bawah yang mengandung pigmen tidak digunakan. Lapisan atas diekstraksi dengan etil asetat 2 x 150 mL. Etil asetat digunakan untuk menarik zat aktif dari campuran tersebut karena etil asetat merupakan pelarut yang baik untuk memisahkan katekin dari senyawa yang lebih polar seperti karbohidrat (Robinson, 1991). Ekstraksi berulang dengan etil asetat bertujuan untuk mendapatkan zat aktif yang lebih banyak daripada ekstraksi tunggal. Lapisan etil asetat dikumpulkan kemudian diuapkan hingga kering. Penggunaan ekstrak kering mempunyai keuntungan yaitu adanya standarisasi bahan, stabilitas, serta mengurangi kontaminasi mikroorganisme karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

kandungan air yang rendah. Organoleptis ekstrak kering polifenol teh hijau yaitu berwarna coklat, bau khas, dan warna pahit.

B. Penetapan Kadar Polifenol dalam Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau Penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau dilakukan secara kolorimetri metode Folin-Ciocalteu (Lindhorst, 1998). Metode Folin-Ciocalteu digunakan dalam penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau karena bersifat spesifik terhadap senyawa fenolik. Prinsip metode ini adalah pereaksi Folin-Ciocalteu dapat mengoksidasi senyawa fenolik dalam suasana basa sehingga asam heteropoli fosfomolibdat dan fosfotungstat dalam pereaksi Folin-Ciocalteu mengalami reduksi menghasilkan kompleks molibdenum blue (Singleton dan Rossi, 1965). Senyawa yang terbentuk ini dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang cahaya tampak.

Penetapan operating time bertujuan untuk mengetahui rentang waktu yang diperlukan oleh senyawa yang terbentuk agar memberikan absorbansi yang stabil, artinya semua polifenol dalam larutan telah bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu. Berdasarkan gambar 2, operating time kuersetin dengan metode Folin-Ciocalteu adalah 40-120 menit.

Gambar 2. Operating time kuersetin dengan metode Folin-Ciocalteu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(55)

Penetapan panjang gelombang serapan maksimum bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang saat senyawa memberikan absorbansi yang maksimum sehingga dapat memberikan sensitifitas yang baik untuk analisis. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan dengan larutan kuersetin konsentrasi 0,4 mg/mL.

Gambar 3. Panjang gelombang serapan maksimum kuersetin dengan metode Folin-Ciocalteu

Berdasarkan gambar dapat disimpulkan bahwa serapan maksimum kuersetin dengan metode Folin-Ciocalteu terjadi pada panjang gelombang 733,7 nm. Panjang gelombang tersebut selanjutnya digunakan dalam pengukuran absorbansi pada penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau.

Pembuatan kurva baku dan penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau dilakukan dalam 1 proses. Sebelum dilakukan penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau, terlebih dahulu dilakukan penetapan kurva baku senyawa standar pembanding kuersetin secara kolorimetri metode Folin-Ciocalteu. Pada penetapan kadar polifenol dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

ekstrak kering polifenol teh hijau diperlukan senyawa standar pembanding karena jenis senyawa polifenol dalam teh hijau sangat beragam. Kuersetin digunakan sebagai senyawa standar karena kuersetin merupakan salah satu jenis polifenol yang terdapat dalam teh hijau. Persamaan kurva baku yang diperoleh digunakan untuk perhitungan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau.

Absorbansi senyawa hasil reaksi kolorimetri seri kurva baku kuersetin yang diukur pada panjang gelombang 733,7 nm ditunjukkan pada tabel V.

Tabel V. Hasil pengukuran absorbansi senyawa hasil reaksi kolorimetri seri kurva baku standar kuersetin

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Kadar

(mg %) Absorbansi

Kadar

(mg %) Absorbansi

Kadar

(mg %) Absorbansi 0,198 0,305 0,205 0,316 0,201 0,295 0,297 0,405 0,307 0,425 0,301 0,428 0,397 0,584 0,410 0,521 0,402 0,539 0,496 0,713 0,513 0,669 0,503 0,650 0,595 0,817 0,615 0,737 0,604 0,813 0,694 0,875 0,718 0,821 0,704 0,896

r 0,989 r 0,995 r 0,998

A 0,075 A 0,118 A 0,055

B 1,214 B 1,005 B 1,212

Untuk penetapan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau, digunakan persamaan kurva baku replikasi 3 (y = 1,212x +0,055) karena kurva baku tersebut menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) paling besar di antara replikasi yang lain yaitu 0,998. Nilai r tersebut lebih besar daripada nilai r tabel signifikansi dengan derajat bebas 4 taraf kepercayaan 99 % yaitu 0,917 sehingga kurva baku tersebut mempunyai hubungan regresi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(57)

Hasil perhitungan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau dengan persamaan kurva baku terpilih ditunjukkan pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil perhitungan kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau

Replikasi Absorbansi

Kadar polifenol dalam ekstrak kering polifenol

teh hijau (% b/b)

1 0,342 58,998

2 0,348 60,104

3 0,348 58,991

4 0,347 59,440

5 0,349 59,972

6 0,358 62,052

Rata-rata 59,926 SD 1,142

Dari hasil pengukuran absorbansi dan perhitungan diperoleh kadar rata-rata polifenol dalam ekstrak kering polifenol teh hijau yaitu (59,926 ± 1,142) % b/b terhitung ekuivalen terhadap kuersetin.

C. Penentuan Nilai SPF secara In Vitro

Scanning spektra UV yang diserap oleh larutan polifenol teh hijau bertujuan untuk melihat kemampuan polifenol dalam menyerap radiasi UV. Larutan dengan konsentrasi polifenol 6 mg % diukur serapannya pada panjang gelombang sinar UV 250-400 nm. Hasil scanning menunjukkan bahwa polifenol dapat menyerap radiasi pada panjang gelombang 250-400 nm dengan puncak absorbansi pada panjang gelombang 277 nm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

Gambar 4. Hasil scanning spektra UV polifenol teh hijau

Struktur polifenol teh hijau mengandung sistem kromofor dan gugus auksokrom yang terikat pada sistem kromofor. Adanya sistem kromofor dan gugus auksokrom yang terikat pada sistem kromofor menyebabkan polifenol teh hijau dapat menyerap radiasi UV.

epikatekin epikatekin-3-galat

Epigalokatekin epigalokatekin-3-galat

Keterangan :

: sistem kromofor

: gugus auksokrom

Gambar 5. Struktur epikatekin, epikatekin-3-galat, epigalokatekin, dan epigalokatekin-3-galat dengan sistem kromofor dan gugus auksokrom

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(59)

Penetapan nilai SPF ekstrak polifenol teh hijau secara in vitro dilakukan dengan mengukur area di bawah kurva (AUC) absorbansi terhadap panjang gelombang antara 290 nm hingga panjang gelombang di atas 290 nm yang memberikan absorbansi 0,05 (Petro, 1981). Hal ini dilakukan karena radiasi UV penyebab kerusakan kulit bersifat polikromatis. Penetapan SPF dilakukan dengan 3 seri konsentrasi larutan polifenol dalam etanol 90% yaitu 6; 12; dan 18 mg %, masing-masing dengan 3 kali replikasi. Nilai SPF secara in vitro diperoleh menggunakan persamaan :

Log SPF =

1 n

AUC

λ − λ

Dari hasil scanning spektra UV terlihat bahwa panjang gelombang serapan maksimum (277 nm) terletak di luar range panjang gelombang yang akan diukur untuk penetapan SPF (290-λn). Perhitungan AUC pada range panjang gelombang

tersebut terbatas pada daerah punggung kurva sehingga tidak diperoleh AUC maksimal.

Hasil perhitungan SPF polifenol teh hijau secara in vitro ditunjukkan pada tabel VII. Konsentrasi polifenol 6,0 mg % menghasilkan nilai SPF 2, konsentrasi 12,1 mg % menghasilkan SPF 3,687 sedangkan konsentrasi 18,1 mg % menghasilkan SPF dengan kategori nilai SPF 5,874.

Tabel VII. Hasil pengukuran SPF secara in vitro

Konsentrasi polifenol teh hijau

( mg %)

SPF rata-rata Kategori perlindungan

6,0 2 Minimal

12,1 3,687 Minimal

18,1 5,874 Minimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(60)

Pada panjang gelombang 290 nm, konsentrasi polifenol yang lebih besar daripada 18,1 mg % mempunyai absorbansi lebih dari 3,00 sehingga tidak dapat terdeteksi oleh instrumen pada penelitian ini. Penetapan nilai SPF polifenol teh hijau dengan konsentrasi lebih tinggi daripada 18,1 mg % membutuhkan instrumen yang mampu mendeteksi absorbansi yang lebih tinggi daripada 3,00 sehingga tidak dapat dilakukan pada penelitian ini. Oleh karena itu, polifenol teh hijau dengan konsentrasi 18,1 mg % dipilih sebagai konsentrasi yang digunakan dalam krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau. Konsentrasi polifenol 18,1 mg % setara dengan polifenol 0,022 % b/b.

D. Formulasi

Formula yang digunakan merupakan hasil modifikasi terhadap formula standar sunscreen basis krim (Young, 1972). Bahan-bahan yang digunakan dalam formula krim sunscreen ekstrak polifenol teh hijau meliputi asam stearat, VCO, setil alkohol, trietanolamin, akuades, asam sitrat, metil paraben, dan perfume. Asam stearat berfungsi sebagai fase minyak yang dapat mengkristal pada bentuk stabil yang dapat memberikan kenampakan yang menarik pada sediaan (Wilkinson dan Moore, 1982). VCO berfungsi sebagai fase minyak dan berfungsi sebagai emollient untuk mencegah dehidrasi pada kulit saat diaplikasikan. Trietanolamin berfungsi sebagai basa yang membantu proses pembentukan sabun, setil alkohol berfungsi untuk meningkatkan konsistensi dan stabilitas, sedangkan asam sitrat sebagai acidifying agent. Acidifying agent diperlukan untuk menjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(61)

stabilitas polifenol karena dalam suasana basa polifenol mudah teroksidasi. Metil paraben digunakan dalam formula sebagai pengawet.

E. Pengujian Tipe Krim

Pengujian tipe krim sunscreen dilakukan dengan metode warna menggunakan metilen blue. Metilen blue merupakan pewarna yang larut air. Penambahan metilen blue pada krim tipe M/A menyebabkan fase air (medium dispersi) berwarna biru dan fase minyak (fase terdispersi) tidak berwarna. Pada krim tipe A/M, penambahan metilen blue menyebabkan fase minyak (fase dispersi) tidak berwarna sedangkan fase air (fase terdispersi) berwarna biru.

Gambar 6. Hasil pengujian tipe krim sunscreen dengan metilen blue

Hasil pengujian tipe krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau menunjukkan fase kontinyu berwarna biru dan fase terdispersi tidak berwarna. Dengan demikian krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau merupakan krim tipe M/A.

Fase air Fase minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(62)

F. Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Sunscreen

Sifat fisik dan stabilitas merupakan unsur penting yang menentukan kualitas sediaan dan penerimaan sediaan oleh konsumen. Sifat fisik yang diukur dalam sediaan krim sunscreen ini adalah daya sebar dan viskositas sedangkan stabilitas sediaan dilihat dari pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama 1 bulan. Daya sebar yang baik menjamin pemerataan sediaan saat diaplikasikan pada kulit sedangkan viskositas menunjukkan kemampuan krim untuk mempertahankan matriks semisolid. Pergeseran viskositas yang kecil selama penyimpanan 1 bulan menunjukkan sediaan mempunyai stabilitas yang baik. pH akhir sediaan adalah 4-5 sesuai dengan pH kulit (4,5-6) (Siegenthaler, 2005).

Hasil pengukuran sifat fisik krim sunscreen :

Tabel VIII. Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas krim sunscreen

Formula Daya sebar (cm)

Viskositas (d Pa.s)

Pergeseran Viskositas (%) 1 5,93 ± 0,08 33 ± 2,45 8,59 ± 1,24 a 4,06 ± 0,09 70,83 ± 2,04 0,86 ± 0,48 b 9,47 ± 0,16 7,5 ± 0,55 60 ± 0 ab 4,38 ± 0,07 67,5 ± 2,74 7,16 ± 2,91

Dalam penelitian ini, faktor yang dominan antara asam stearat, VCO, atau interaksi antara keduanya dalam menentukan daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas krim sunscreen diketahui dari perhitungan, yaitu :

1. Desain faktorial, yaitu efek rata-rata dari setiap faktor maupun interaksinya untuk melihat pengaruh tiap faktor dan interaksinya terhadap besarnya respon. Perhitungan ini memuat arah respon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

1 b a ab A- A+ Replikasi

B- B+ B- B+

1 30 7 70 65

2 35 8 70 65

3 35 7 70 70

4 35 8 70 70

5 30 8 70 65

6 33 7 75 70

2 y

Σ = total sum of squares 2

y

Σ =

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

302+ 352+ 352 + 352 + 30 2+ 332 + 7 2 + 82+ 7 2+

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

82+ 8 2+ 7 2+ 702+ 702 + 70 2+ 702+ 702 + 752 +

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (

)

24 1073 70

65 70 70 65 65

2 2

2 3 2 2

2 + + + + +

= 64,403 – 47972,04

= 16430,96

Ryy = replicate sum of squares

Ryy =

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (

)

24 1073 4

185 173

183 182

178

172 2 + 2+ 2+ 2+ 2+ 2 2

= 48008,75 – 47972,04 = 36,708333

Tyy = treatment sum of squares

=

( ) ( ) ( ) ( ) (

)

24 1073 6

405 425

45

1982 + 2+ 2+ 2 2

= 64313,17 – 47972,04 = 16341,13


(2)

Eyy = experimental error sum of squares = 16430,96 – 36,708333 – 16341,13 = 53,125

Ayy = sum of squares associated with the different levels of a =

( ) ( ) (

)

24 1073 12

830

2432 + 2 2

= 62329,08 – 47972,04 = 14357,04

Byy = sum of squares associated with the different levels of b =

( ) ( ) (

)

24 1073 12

450

623 2+ 2 2

= 49219,08 – 47972,04 = 1247,042

Abyy = sum of squares associated with the interaction of the two factor a and b = 16341,13 - 14357,04 - 1247,042

= 737,0417

Source of Variation

Degrees of Freedom

Sum of Squares

Mean Square F

Replicates 5 36,708333 7,3416666

Treatment 3 16,341 5,447

a 1 14357,04 14357,04 4053,752

b 1 1247,042 1247,042 352,106

ab 1 737,0417 737,0417 208,1059

Experimental

error 15 53,125 3,541666667

Total 23


(3)

1 b a ab A- A+ Replikasi

B- B+ B- B+

1 9,09 60 0,24 9,63

2 6,06 60 1,17 6,67

3 9,09 60 0,24 3,7

4 9,09 60 1,17 9,63

5 9,09 60 1,17 9,63

6 9,09 60 1,17 3,7

2 y

Σ = total sum of squares 2

y

Σ =

(

) (

2 +

) (

2 +

) (

2+

) (

2 +

) (

2+

) ( ) ( ) ( )

2 + 2 + 2+ 2 + 60 60 60 09 , 9 09 , 9 09 , 9 09 , 9 06 , 6 09 , 9

( ) ( ) ( ) (

2+ 2 + 2 +

) ( ) (

2 + 2+

) ( ) ( ) ( )

2+ 2 + 2+ 2 + 17 , 1 17 , 1 17 , 1 24 , 0 17 , 1 14 , 0 60 60 60

(

) (

) ( ) (

) (

) ( ) (

)

24 26 , 856 7 , 3 63 , 9 63 , 9 7 , 3 67 , 6 63 , 9 2 2 2 3 2 2

2 + + + + +

= 22405,53 – 8802,489

= 13603,041

Ryy = replicate sum of squares

Ryy =

(

) (

) (

) (

) (

) (

) (

)

24 26 , 856 4 96 , 73 89 , 79 89 , 79 03 , 73 9 , 73 96 ,

78 2 2 2 2 2 2 2

− + + + + +

= 8816,045 – 8802,489 = 13,556

Tyy = treatment sum of squares

=

(

) ( ) ( ) (

) (

)

24 26 , 856 6 96 , 42 360 16 , 5 51 ,

51 2 + 2+ 2 + 2 2

= 22354,24 – 8802,489 = 13551,751


(4)

Eyy = experimental error sum of squares = 13603,041 – 13,556 – 13551,751 = 37,734

Ayy = sum of squares associated with the different levels of a

=

(

) (

)

24 26 , 856 12

12 , 48 ) 51 , 411

( 2 + 2 2

= 14304,668 – 8802,489 = 5502,179

Byy = sum of squares associated with the different levels of b =

(

) (

) (

)

24 26 , 856 12

96 , 402 67

,

56 2 2 2

− +

= 13799,02 – 8802,489 = 4996,531

Abyy = sum of squares associated with the interaction of the two factor a and b = 13551,751 - 5502,179 - 4996,531

= 3053,0414

Source of Variation

Degrees of Freedom

Sum of Squares

Mean Square F

Replicates 5 13,556 2,7112

Treatment 3 13551,751 4517,250333

a 1 5502,179 5502,179 2187,223326

b 1 4996,531 4996,531 1986,218397

ab 1 3053,0414 3053,0414 1213,643425

Experimental

error 15 37,734 2,5156

Total 23


(5)

Teh hitam

Teh hijau

Maserasi dengan shaker

Vaccum rotary evaporator

Pemisahan dengan corong pisah Ekstrak kering polifenol teh hijau

Formula 1 dan b

Formula a dan ab


(6)

BIOGRAFI PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 15 November 1985 di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Lahir dari Ayah bernama Yakobus Mulyono dan Ibu bernama Agnes Ngatinah, memiliki dua saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Penulis telah menyelesaikan masa studinya di TK Santa Agnes Beji pada tahun 1990 sampai tahun 1992, SD Kanisius Beji pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1998, SLTP Negeri 2 Playen pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan sekolah di SMUN I Wonosari pada tahun 2001 sampai tahun 2004 dan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mulai tahun 2004 sampai tahun 2007. Mempunyai pengalaman kerja sebagai asisten praktikum Kimia Dasar (2005), Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid (2006), dan Formulasi dan Teknologi Sediaan Semisolid-Liquid (2007). Selain itu penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di Universitas Sanata Dharma antara lain Pharmacy Performance 2006, Dies Natalis XI Fakultas Farmasi USD, Pelepasan Wisudawan/wati Fakultas Farmasi USD angkatan XVII, Temu Alumni Fakultas Farmasi USD 2007, dan Manager Divisi Teknologi & Informasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Farmasi periode 2007.