Ekstraksi Polifenol Teh Hijau

Untuk penetapan kadar air, serbuk teh hijau ditambah dengan metanol dan didiamkan selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk menarik air dari serbuk teh hijau sehingga lebih mudah bereaksi dengan pereaksi Karl Fischer. Berdasarkan hasil pengujian, kadar air dalam 1 mL blanko metanol adalah 20,89 mg dan kadar air rata-rata dalam serbuk teh hijau adalah 7,973 bb kurang dari 10 . Tabel IV. Hasil penetapan kadar air serbuk teh hijau Replikasi Kadar air serbuk teh hijau bb 1 8,206 2 7,624 3 8,089 Rata-rata 7,973

B. Ekstraksi Polifenol Teh Hijau

Ekstraksi polifenol teh hijau dilakukan dengan cara maserasi yaitu ekstraksi zat aktif menggunakan cairan pengekstraksi dengan penggojogan atau pengadukan pada suhu ruangan. Sebelum dilakukan ekstraksi, serbuk diayak dengan ayakan nomor 1220 untuk memperoleh derajat halus serbuk yang seragam. Penggunaan bahan berupa serbuk teh bertujuan untuk memperluas area kontak antara bahan dengan cairan penyari sehingga proses penyarian lebih baik. Pada maserasi, cairan pengekstraksi dapat masuk menembus dinding sel dan mengakibatkan terjadinya difusi zat aktif dari bahan ke cairan pengekstraksi. Maserasi mempunyai kelebihan yaitu reprodusibilitas yang baik karena penggunaan jumlah cairan ekstraksi yang tetap dapat mempertahankan jumlah zat aktif yang dapat terekstraksi dari bahan sehingga pengulangan proses dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menghasilkan zat aktif dalam jumlah yang sama. Alat yang digunakan untuk maserasi adalah shaker dengan kecepatan penggojogan 150 rpm. Penggojogan konstan berfungsi untuk meningkatkan efektifitas penyarian. Cairan pengekstraksi yang digunakan adalah metanol. Pemilihan metanol sebagai cairan pengekstraksi karena metanol dapat melarutkan senyawa aktif yaitu polifenol. Metanol sering dipakai untuk ekstraksi flavonoid Robinson, 1991. Maserasi dilakukan terhadap 100 g serbuk teh menggunakan metanol sebanyak 500 mL selama 48 jam. Maserat yang diperoleh dipekatkan hingga 100 mL, kemudian ditambah 100 mL kloroform dan 100 mL akuades. Kloroform digunakan untuk menghilangkan pigmen yang masih terdapat dalam maserat. Pigmen perlu dihilangkan untuk meningkatkan penerimaan konsumen terhadap hasil formulasi. Lapisan atas diambil sedangkan lapisan bawah yang mengandung pigmen tidak digunakan. Lapisan atas diekstraksi dengan etil asetat 2 x 150 mL. Etil asetat digunakan untuk menarik zat aktif dari campuran tersebut karena etil asetat merupakan pelarut yang baik untuk memisahkan katekin dari senyawa yang lebih polar seperti karbohidrat Robinson, 1991. Ekstraksi berulang dengan etil asetat bertujuan untuk mendapatkan zat aktif yang lebih banyak daripada ekstraksi tunggal. Lapisan etil asetat dikumpulkan kemudian diuapkan hingga kering. Penggunaan ekstrak kering mempunyai keuntungan yaitu adanya standarisasi bahan, stabilitas, serta mengurangi kontaminasi mikroorganisme karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kandungan air yang rendah. Organoleptis ekstrak kering polifenol teh hijau yaitu berwarna coklat, bau khas, dan warna pahit.

B. Penetapan Kadar Polifenol dalam Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau