4. Virgin Coconut Oil VCO
Virgin Coconut Oil VCO merupakan minyak yang diproses dari buah
kelapa tanpa mengalami pemanasan. VCO mempunyai kenampakan bening serta mengandung banyak asam laurat. VCO mengandung asam lemak rantai menengah
Medium Chain Fatty Acid MCFA Timoti, 2005. Manfaat VCO untuk kesehatan manusia antara lain, mengurangi
menurunkan resiko kanker dan penyakit degeneratif, mencegah infeksi virus, dan membantu mengontrol diabetes. Dalam bidang kosmetik, VCO biasa digunakan
dalam krim perawatan wajah Surtiningsih, 2006.
F. Sunscreen
Sunscreen merupakan bahan kimia yang menyerap atau memantulkan
radiasi sehingga melemahkan energi ultraviolet sebelum terpenetrasi ke kulit Stanfield, 2003. Menurut Food and Drug Administration 1999, bahan aktif
sunscreen adalah bahan yang menyerap, memantulkan, atau menghamburkan
radiasi pada daerah UV dengan λ 290-400 nm.
G. Sun Protection Factor SPF
SPF merupakan tingkat perlindungan produk sunscreen terhadap sinar matahari yang dapat menyebabkan eritema Stanfield, 2003. SPF merupakan
perbandingan Minimal Erythema Dose MED pada kulit manusia yang terlindungi oleh sunscreen dengan MED tanpa perlindungan sunscreen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara in vitro, SPF dapat dihitung berdasarkan persamaan SPF = 10
A .
SPF menurut persamaan tersebut didapat dari nilai absorbansi pada panjang gelombang tunggal, biasanya merupakan puncak absorbansi. Nilai SPF yang
dihasilkan umumnya tinggi, bahkan lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Hal ini disebabkan persamaan tersebut berlaku bila radiasi yang digunakan merupakan
sinar monokromatis, padahal sinar UV matahari merupakan radiasi polikromatis. Hal ini dapat diatasi dengan memasukkan nilai area di bawah kurva dari grafik
rentang panjang gelombang λ
n
- λ
1
sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
1 n
Area SPF
Log λ
− λ
= ………………………………………...1
λ
1
= 290 nm λ
n
= panjang gelombang di atas 290 nm yang mempunyai absorbansi 0,05 Petro, 1981
Berdasarkan nilai SPF, sunscreen dapat dikelompokkan menjadi produk proteksi minimal, sedang, ekstra, maksimal, dan ultra.
Tabel I. Kategori nilai SPF
SPF Kategori 2 - 12
Proteksi minimal 12 - 30
Proteksi sedang 30 +
Proteksi tinggi Anonim, 1999
H. Spektrofotometri Ultraviolet
Spektrofotometri ultraviolet merupakan anggota teknik spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat dengan
instrumen spektrofotometer. Analisis selalu melibatkan pembacaan serapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
radiasi elektronik oleh molekul, atau radiasi elektromagnetik yang diteruskan, yang disebut serapan A tanpa satuan, dan transmitan dengan satuan persen
T. Suatu molekul dapat menyerap radiasi elektromagnetik jika mempunyai kromofor, yaitu gugus penyerap dalam molekul. Molekul yang mengandung
kromofor disebut kromogen. Pada senyawa organik, dikenal pula gugus auksokrom, yaitu gugus yang tidak menyerap radiasi namun jika terikat pada
kromofor dapat meningkatkan penyerapan oleh kromofor atau mengubah panjang gelombang penyerapan Mulja dan Suharman, 1995.
I. Uji Sifat Fisik 1. Daya Sebar
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan lubricity sediaan tersebut,
yang berhubungan langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan bertanggungjawab
untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya, dan kemudahan penggunaannya Garg, Deepika, Sanjay, dan Anil, 2002.
Untuk menilai daya sebar dari sediaan semisolid topikal, faktor-faktor yang penting dipertimbangkan meliputi karakteristik formulasi, waktu dan
kecepatan shear selama pengolesan dan suhu tempat aplikasi. Kecepatan penyebaran juga bergantung pada viskositas formulasi, kecepatan penguapan
solven dan kecepatan kenaikan viskositas karena evaporasi Garg, et al., 2002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir maka makin tinggi viskositas akan makin besar tahanannya.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi menjadi dua yaitu sistem Newton dan sistem non-Newton. Tipe alir plastik, pseudoplastik, dan
dilatant termasuk dalam sistem non-Newton Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993.
J. Metode Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan matematika Bolton, 1997. Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor
misal A dan B yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu
percobaan untuk mengetahui faktor yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap suatu respon Bolton, 1997.
Optimasi campuran dua bahan berarti ada dua faktor dengan desain faktorial two level factorial design dilakukan berdasarkan rumus:
Y = b + b
1
A + b
2
B + b
12
AB………………………………………...2 Keterangan
Y = respon hasil atau sifat yang diamati, misalnya waktu alir
A,B = level bagian A, bagian B
b , b
1
, b
2
, b
12
= koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat percobaan 2
n
=4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor, yaitu 1 A dan B masing-masing pada level rendah, a A pada level tinggi dan B pada
level rendah, b A pada level rendah dan B pada level tinggi, ab A dan B masing- masing pada level tinggi. Dari rumus 1 dan data yang diperoleh dapat
dibuat contour plot suatu respon tertentu yang sangat berguna dalam memilih kondisi yang optimum Bolton, 1997.
Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:
Tabel II. Rancangan Percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Percobaan Faktor A Faktor
B Interaksi
1 - - +
a + -
- b
- + -
ab + +
+
Keterangan: Percobaan 1 = faktor A level rendah, faktor B rendah
Percobaan a = faktor A level tinggi, faktor B rendah Percobaan b = faktor A level rendah, faktor B tinggi
Percobaan ab = faktor A level tinggi, faktor B tinggi -
= level rendah +
= level tinggi Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata
respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah Bolton, 1997. Konsep perhitungannya sebagai berikut:
Efek faktor I =
2 1
+ −
+ b
a ab
…………………...2
Efek faktor II =
2 1
+ −
+ a
b ab
…………………...3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Efek faktor Interaksi = 2
1 a
b ab
+ −
+ …………………...4.
Dari metode desain faktorial, perhitungan efek ini dapat digunakan untuk memperkirakan efek yang dominan dalam menentukan respon. Keuntungan
utama desain faktorial adalah bahwa metode ini memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing- masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor
Muth, 1999.
Keuntungan metode desain faktorial antara lain : 1.
Efisiensi yang tinggi 2.
Dapat diperoleh informasi dari adanya interaksi yang beragam 3.
Hasil percobaan dapat diaplikasikan pada rentang kondisi yang lebar
Kerugian penggunaan metode desain faktorial : 1.
Analisis statistik lebih kompleks Ostle, 1956
K. Landasan Teori