Menurut Poerwaatmadja dalam Muhammad 2004, keistimewaan bank Islam terletak pada konsep yang berorientasi pada kebersamaan
dalam hal : a
Mendorong kegiatan investasi untuk menghambat simpanan yang tidak produktif melalui sistem profit and loss sharing sebagai pengganti
bunga, baik yang diterapkan kepada nasabah maupun yang diterapkan kepada bank sendiri.
b Mengembangkan produksi, menggalakkan perdagangan dan
memperluas kesempatan kerja melalui pembiayaan yang disalurkan pada produsen, pengusaha, pedagang perantara, dan konsumen.
c Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan kerugian profit
and loss sharing baik yang diperlakukan kepada bank sebagai mudharib atau pedagang amanah maupun kepada peminjam dalam
operasi mudharabah dan musyarakah. d
Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi lemah dan tertindas melalui bantuan hibah yang diarahkan oleh bank secara
produktif.
2.2.4. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme
transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank konvensional dan
bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.
1. Akad dan Aspek Legalitas
Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasakan hukum
Islam. Nasabah seringkali berani melanggar kesepakatan perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif
belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggung jawaban hingga yaumil qitamah nanti.
Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad.
2. Lembaga Penyelesai Sengketa
Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional.
Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di pengadilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum
materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip
syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah
Indonesia atau BAMUI yang dididrikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
3. Struktur Organisasi
Bank syariah dapat memiliki stuktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur
yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi
mengawasi operasional bank dan produk – produknya agar sesuai dengan garais – garis syariah.
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank hal ini untuk menjamin
efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas
Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah ini mendapat rekomendasi dari
Dewan Syariah Nasional. 4.
Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Bisnis dan usaha yang dilakukan bank syariah, tidak terlepas dari
kriteria syarah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur – unsur yang
diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak
semua proyek atau obyek pembiayaan dapat didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah – kaidah syariah.
5. Lingkungan dan Budaya Kerja
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan
shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integrasi eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus
professional fathanah, dan mampu melakukan tugas secara team- work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi
tabligh, dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
Secara garis besar perbandingan bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3. Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi-investasi
yang halal saja. 1.
Investasi yang halal dan haram.
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,
jual beli, atau sewa. 2.
Memakai perangkat bunga.
3. Berorientasi pada keuntungan
Profit Oriented, kemakmuran, dan kebahagian dunia akhirat.
3. Profit Oriented.
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan kemitraan.
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan kreditur-debitur.
5. Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
DSN. 5.
Tidak terdapat dewan sejenis.
Sumber : Antonio dalam Atmawardhana, 2006 : 51
2.2.5 Jenis Bank