2.2.7.10. Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata – mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini
disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan Muhammad, 2004 : 144 :
1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah
lampau. 2.
Bersifat umum, baik dan sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak
tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata – mata dari laporan keuangan.
3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila
terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang
menghasilkan laba bersih atau aktiva yang paling kecil. 4.
Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau transaksi sesuai substansinya dan realitas ekonomi dari pada bentuk hukumnya
formalitas. 5.
Disusun dengan menggunakan istilah – istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari
informasi yang dilaporkan.
6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
7. Hanya melaporkan informasi yang material.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2.2.7.11. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bila membandingkan dua periode atau lebih dan dianalisis
lebih lajut sehingga dapat diambil data yang mendukung keputusan yang diambil
Analisis laporan keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya
yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta perkiraan terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditor serta dapat melihat ke dalam tentang bagaimana langkah –
langkah yang dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana Baridwan, 2000 : 17.
Menurut Riyanto 2001 : 329, penganalisa finansiil dalam mengadakan analisa rasio finansiil pada dasarnya dapat dilakukan dengan
dua macam cara pembandingan, yaitu : 1.
Membandingkan rasio sekarang Present Ratio dengan rasio – rasio dari waktu – waktu yang lalu Ratio Historis atau dengan rasio – rasio
yang diperkirakan untuk waktu – waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio – rasio dari suatu perusahaan rasio perusahaan
Company ratio dengan rasio – rasio semacam ini perusahaan lain yang sejenis atau industri rasio industri rasio rata – rata Ratio
Standar untuk waktu yang sama, dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan suatu bank, hal utama yang diperhatikan Muljono,
1992 : 62 adalah : 1.
Analisa Likuiditas Kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban hutang – hutangnya,
dapat membayar kembali semua depositnya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan.
2. Analisa Solvabilitas
Digunakan untuk mengukur kebutuhan modal perusahaan.
3. Analisa Rentabilitas
Digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
4. Analisa Resiko
Digunakan untuk bisnis perbankan. 5.
Efisiensi Usaha Digunakan untuk mengukur performance manajemen suatu bank.
2.2.7.12. Metode dan Teknik Analisis