4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan secara univariate yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov SPSS
15.0. berikut ini hasil uji Kolmogorov – Smirnov : Tabel 4.8. :
Uji Normalitas Untuk Variabel Penelitian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR X1 ROA X2
ROE X3 BOPO X4
LDR X5 N
12 12
12 12
12 Mean
15.4842 3.3842
28.7358 78.3667
81.3667 Normal
Parametersa,b Std. Deviation
3.21829 1.44256
11.05915 7.04867
12.04852 Absolute
.127 .207
.187 .131
.131 Positive
.110 .207
.107 .131
.131 Most Extreme
Differences Negative
-.127 -.170
-.187 -.116
-.097 Kolmogorov-Smirnov Z
.441 .716
.647 .453
.453 Asymp. Sig. 2-tailed
.990 .685
.796 .986
.986 a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan pada tabel 4.8. di atas uji normalitas dengan metode
Kolmogorov – Smirnov menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp Sig 2- tailed pada seluruh variabel, lebih besar dari 0,05 sig 5 dan sesuai
dengan dasar pengambilan keputusan, hal ini berarti bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini tersebut seluruhnya
berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian.
4.3.2. Analisis Diskriminan
4.3.2.1.Pengujian Hipotesis
Variabel ROA X2 dan LDR X2 digunakan untuk membedakan antara sehat atau tidaknya bank tersebut. Adapun pengelompokan kedua
grup bank tersebut seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 4.9. :
Penggolongan Bank
I
NO Nama Bank
CAR X1
ROA X2
ROE X3
BOPO X4
LDR X5
Z- Score
Kriteria
1 PT. BMI Tbk 13,055
2,105 20,128
84,073 89,875
2,11 TS
2 PT. BRI Tbk 17,913
4,663 37,343
72,66 72,858
2,183 S
Sumber : Lampiran 2 Keterangan
: Nilai dari masing – masing rasio merupakan nilai rata – rata dari tahun
2003 – 2008, sedangkan nilai Z-Score merupakan nilai Z-Score dari masing – masing bank dari tahun 2003 – 2008.
Dari tabel tersebut terdapat 1 buah bank yang termasuk kategori Bank Tidak Sehat berkinerja tidak baik yaitu PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk, sedangkan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk termasuk dalam kategori Bank Sehat berkinerja baik.
Tabel 4.10. :
Group Statistics
KINERJA KEUANGAN
Y Mean
Std. Deviation Valid N listwise
Unweighted Weighted
BMI CAR X1
13.0550 2.07425
6 6.000
ROA X2 2.1050
.47886 6
6.000 ROE X3
20.1283 8.19981
6 6.000
BOPO X4 84.0733
3.84710 6
6.000 LDR X5
89.8750 10.18635
6 6.000
BRI CAR X1
17.9133 2.07887
6 6.000
ROA X2 4.6633
.64945 6
6.000 ROE X3
37.3433 4.90103
6 6.000
BOPO X4 72.6600
4.04296 6
6.000 LDR X5
72.8583 6.47035
6 6.000
Total CAR X1
15.4842 3.21829
12 12.000
ROA X2 3.3842
1.44256 12
12.000 ROE X3
28.7358 11.05915
12 12.000
BOPO X4 78.3667
7.04867 12
12.000 LDR X5
81.3667 12.04852
12 12.000
Sumber : Lampiran 8 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, bank yang tergolong
sebagai bank tidak sehat berkinerja tidak baik yaitu BMI sebanyak 6 sampel dan bank yang tergolong sebagai bank sehat berkinerja baik yaitu
BRI sebanyak 6 sampel Pengujian
: Berdasarkan Wilk’s Lambda
a. Jika mendekati 0 maka data tiap group cenderung berbeda
b. Jika mendekati 1 maka data dari tiap group cenderung sama
Berdasarkan F test a.
Jika signifikansi hasil F test dari 0,05 berarti tidak ada perbedaan antar group
b. Jika signifikansi hasil F test dari 0,05 berarti ada perbedaan antar
group Tabel 4.11. :
Eigenvalues
Function Eigenvalue
of Variance Cumulative
Canonical Correlation
1 15.582a
100.0 100.0
.969 a First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.
Sumber : Lampiran 8 Tabel diatas terlihat pada nilai eigenvalues, angka Canonical
Correlation adalah 0,969 yang dikuadratkan menjadi 0,9692 = 0,938961. hal ini berarti model diskriminan yaitu CAR X1, ROA X2, ROE X3,
BOPO X4, dan LDR X5 hanya menjelaskan varians keputusan Bank Sehat berkinerja baik sebesar 93,90 sedangkan sisanya sebesar 6,1
dijelaskan oleh variabel lain di luar model tersebut. Tabel 4.12. :
Wilks Lambda
Test of Functions Wilks
Lambda Chi-square
df Sig.
1 .060
25.275 2
.000
Sumber : Lampiran 8 Test of Function 1 menyatakan angka akhir Wilks’ Lambda, yang
sebenarnya sama dengan angka 0,060 dalam pembuatan model diskriminan. Angka Chi Square sebesar 25,275 dengan tingkat signifikansi yang rendah
0,000 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
antara kelompok Bank Sehat berkinerja baik dengan Bank Tidak Sehat berkinerja tidak baik.
Tabel 4.13. :
Tests of Equality of Group Means
Wilks Lambda
F df1
df2 Sig.
CAR X1 .378
16.421 1
10 .002
ROA X2 .142
60.314 1
10 .000
ROE X3 .339
19.485 1
10 .001
BOPO X4 .285
25.094 1
10 .001
LDR X5 .456
11.930 1
10 .006
Sumber : Lampiran 8 Dari tabel 4.13. diatas terlihat bahwa variabel CAR X1, ROA
X2, ROE X3, BOPO X4, dan LDR X5 mempunyai nilai F sebesar 16,421; 60,314; 19,485, 25,094, dan 11,930 dengan tingkat signifikansi
dari 0,05 hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antar group variabel dalam menentukan Kriteria Bank. Dapat juga diartikan besar CAR, ROA,
ROE, dan BOPO, dan LDR adalah menjadi faktor penentu dalam menentukan kriteria Bank Sehat berkinerja baik atau Tidak Sehat
berkinerja tidak baik. Fungsi diskriminan yang terbentuk yang digunakan untuk
mengetahui bank termasuk dalam kelompok satu atau kelompok dua, dapat dilihat pada tabel canonical discriminant function coeffiecients variabel
berikut :
Tabel 4.14. :
Canonical Discriminant Function Coefficients
Function 1
ROA X2 2.068
LDR X5 -.113
Constant 2.168
Unstandardized coefficients
Sumber : Lampiran 8 Dari tabel diatas dapat dinyatakan dalam persamaan fungsi
diskriminan : Z
score
= 2,168 + 2,068 ROA – 0,113 LDR Besarnya Z yang memisahkan kedua kelompok maka dapat dilihat
pada function at group centroids pada tabel berikut ini :
Tabel 4.15. :
Functions at Group Centroids
Function KINERJA KEUANGAN
Y 1
BMI -3.603
BRI 3.603
Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means
Sumber : Lampiran 8 Oleh karena terdapat dua kelompok, maka disebut two-group
discriminant, dimana kelompok yang gagal berkinerja tidak baik mempunyai centroid negatif yaitu sebesar 3,603 dan yang sehat
berkinerja baik memiliki centroid positif yaitu sebesar 3,603. Dari kedua centroid dapat digunakan untuk menjelaskan bank dalam kategori sehat
berkinerja baik dan bank dalam kategori gagal berkinerja tidak baik, dapat ditentukan dengan rumus dimana rumus ini berasumsi jumlah
sampel kedua kelompok sama adalah sebagai berikut : Perhitungan untuk angka kritis cut off score :
2 2
1 Z
Z Zcu
f NilaiCutOf
2 183
, 2
11 ,
2
= 2,146 Tabel 4.16. :
Classification Resultsb,c
Predicted Group Membership
Total KINERJA
KEUANGAN Y
BMI BRI
BMI BMI
6 6
Count BRI
6 6
BMI 100.0
.0 100.0
Original
BRI .0
100.0 100.0
BMI 6
6 Count
BRI 6
6 BMI
100.0 .0
100.0 Cross-validateda
BRI .0
100.0 100.0
a Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case.
b 100.0 of original grouped cases correctly classified. c 100.0 of cross-validated grouped cases correctly classified.
Sumber : Lampiran 8 Tabel Classification Results dinyatakan, bahwa pada bagian
Original, terlihat bahwa yang pada awal adalah tergolong dalam kategori tidak sehat berkinerja tidak baik, dan dari klasifikasi fungsi diskriminan
tetap pada kategori tidak sehat berkinerja tidak baik adalah sebanyak 6 sampel, sedangkan dengan model diskriminan sampel yang awalnya
masuk dalam kategori sehat berkinerja baik, ternyata tetap masuk dalam kategori sehat berkinerja baik dengan 100 ketepatan.
Oleh karena angka ketepatan termasuk tinggi yaitu 100, maka model diskriminan diatas sebenarnya dapat digunakan untuk Analisis
Diskriminan, atau penafsiran tentang berbagai variabel diatas valid untuk digunakan.
4.3.2.2.Analisa Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah “Bahwa terdapat kecenderungan atas kinerja perbankan syariah dengan perbankan
konvensional sehat atau tidak, jika dilihat dari masing – masing rasio keuangan bank”.
Guna membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.9, dimana PT. BMI Tbk mempunyai nilai Z-Score 2,11
nilai cut off 2,146 masuk dalam kategori tidak sehat berkinerja tidak baik, sedangkan PT. BRI Tbk mempunyai nilai Z-Score 2,183 nilai
cut off 2,146 masuk dalam kategori sehat. Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai Chi-Square sebesar 25,275
dan tingkat signifikansinya sebesar 0 lebih kecil dari α 5. Hal ini
membuktikan bahwa variabel pembeda tingkat kinerja bank adalah ROA dan LDR, dimana kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan sebagai pembeda tingkat kinerja bank.
Pengaruh variabel ROA dan LDR pada tingkat kinerja bank ditunjukkan oleh nilai kuadrat dari canonical correlation, yaitu sebesar
0,938961 0,969
2
atau 93,90 tabel 4.11.. nilai ini berarti bahwa variabel ROA mampu memberikan pengaruh signifikan sebagai pembeda
tingkat kinerja bank sebesar 93,90. Dengan demikian hipotesis “ Bahwa terdapat kecenderungan atas
kinerja perbankan syariah dengan perbankan konvensional sehat atau tidak, jika dilihat dari masing – masing rasio keuangan bank” dapat
dibuktikan kebenarannya meskipun hanya dua variabel independen yang mampu menjadi pembedanya.
Guna mengetahui kontribusi masing – masing variabel independent sebagai pembeda tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan
menggunakan kriteria penilaiaan multivariate F-ratio dan tingkat signifikansi. Perhitungan statistik yang menghasilkan nilai F-ratio dan
tingkat signifikansi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.17. :
Tests of Equality of Group Means
Wilks Lambda
F df1
df2 Sig.
CAR X1 .378
16.421 1
10 .002
ROA X2 .142
60.314 1
10 .000
ROE X3 .339
19.485 1
10 .001
BOPO X4 .285
25.094 1
10 .001
LDR X5 .456
11.930 1
10 .006
Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel yang
mempunyai kemampuan pembeda terbesar dengan menghasilkan nilai F
terbesar dan nilai Wilk’s Lambda terkecil serta memiliki tingkat signifikansi dari 5 ditunjukkan oleh variabel ROA dan LDR yang
menghasilkan nilai F terkecil dan nilai Wilk’s Lamda terbesar serta memiliki nilai tingkat signifikansi 5.
Sedangkan model diskriminan yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat kegagalan dan keberhasilan suatu bank syariah dan
bank konvensional sebesar 100. Model tersebut dapat digunakan oleh pihak perusahaan perbankan sebagai dasar dalam membangun sistem
pengawasan dini, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis perbankan dimasa depan.
4.3.3. Independent Sampel t-Test